PENDAHULUAN
Pada awalnya, benda keton didiagnosis dan dievaluasi menggunakan tes berdasarkan
metode nitroprusside (dalam darah atau urine). Namun, tes tersebut tidak dapat mendeteksi benda
keton yang utama yaitu -Hidroksibutirat. Oleh karena itulah dikembangkan suatu metode
1
kuantitatif otomatis untuk mengukur secara tepat kadar -hidroksibutirat dalam darah dengan alat
spektrofotometer atau tes POCT -hidroksibutirat.
1.3. Tujuan
Berdasarkan analisis rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan tinjauan
pustaka ini adalah :
1. Untuk mengetahui metode pemeriksaan benda keton dalam penegakan diagnosis
Ketoasidosis Diabetik.
2. Untuk mengetahui keunggulan pemeriksaan -hidroksibutirat darah bila
dibandingkan dengan pemeriksaan keton urine pada pasien Ketoasidosis Diabetik.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
KAD
Parameter Ringan Sedang Berat
Gula darah (mg/dl) >250 >250 >250
pH arteri 7,25-7,30 7,00-7,24 <7,00
Serum bikarbonat/ 15-18 10- (<15) <10
HCO3 - (mEq/l)
Keton urine + +
Keton serum + +
Osmolalitas serum efektif variabel variabel variabel
(mOsm/kg)
Anion gap >10 >12 >12
Perubahan sensorial atau Stupor/ Koma
mental obtundation Alert Alert/ Drowsy
Catatan : - Pengukuran keton serum dan urine memakai metode reaksi nitroprusida
- Osmolalitas serum efektif (mOsm/kg) = 2 X Na (mEq/l)+ Glukosa (mg/dl)/18
- Anion gap = Na+ (Cl-+HCO3- ) (mEq/l)
2.2. Patofisiologi Ketoasidosis Diabetik dan Terbentuknya Benda Keton
4
Defisiensi Insulin Absolut
atau
Counterregulatory Hormon
Glukagon Kortisol
Katekolamin Growth Hormon
Substrat Glukoneogenesis
Hiperglikemia
Ketogenesis
5
Benda Keton berperan dalam homeostasis metabolik pada kondisi kelaparan yang
berkepanjangan. Otak tidak dapat menggunakan asam lemak untuk menghasilkan energi dan
biasanya tergantung pada glukosa untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Pada
kondisi puasa atau kelaparan, Benda Keton menjadi bahan bakar utama bagi sel-sel otak,
mencegah asam amino dikatabolisme menjadi prekursor glukoneogenesis yang akan
digunakan untuk memasok kebutuhan energi otak. Setelah kondisi kelaparan yang
berkepanjangan, benda keton dapat menyediakan energi dua pertiga dari kebutuhan energi
otak. 3
Benda Keton adalah asam organik yang kuat yang sepenuhnya berdisosiasi dalam
darah. Ketika produksi Benda Keton dalam tubuh menjadi tak terkendali, sistem penyangga
(buffer) akan menjadi jenuh, dan pH darah menurun. Kondisi inilah yang dikenal sebagai
ketoasidosis. 3
Istilah Benda Keton menggambarkan 3 molekul yaitu : Asetoasetat,
-Hidroksibutirat, dan Aseton. Asetoasetat diproduksi oleh metabolisme Asetil-CoA, -
Hidroksibutirat merupakan hasil dari reduksi Asetoasetat dengan bantuan enzim -
Hidroksibutirat Dehidrogenase, dan Aseton diproduksi oleh dekarboksilasi spontan
Asetoasetat. 3
Komposisi terbanyak dari benda keton yaitu -Hidroksibutirat (sekitar 78%),
diikuti Asetoasetat (20%), dan sisanya Aseton (2%). 2
Asetoasetat dan -Hidroksibutirat dilepaskan dari hepar dan dibawa melalui aliran
darah ke jaringan perifer seperti otot jantung dan otot rangka untuk menyuplai kebutuhan
energi. 4
6
Ketoasidosis akibat Alkohol : produksi Benda Keton dirangsang oleh perubahan status
redoks dalam mitokondria hepar.
Diet tinggi lemak
Defisiensi hormon steroid atau hormon pertumbuhan
Keracunan Salisilat
Puasa dan Kelaparan : kadar -hidroksibutirat dalam serum meningkat setelah 3 hari, naik
kemudian mendatar setelah 4 minggu kemudian.
Laktasi : produksi Benda Keton dirangsang oleh tingginya kandungan lemak dalam susu.
Diet Ketogenik : diet ini populer untuk mengontrol kejang refrakter dan berat badan pada
pasien obesitas.
Gangguan penyimpanan glikogen dan gangguan metabolisme lainnya. 3
2.3.1. -Hidroksibutirat
ADA merekomendasikan metode pengukuran kuantitatif kadar
-hidroksibutirat darah untuk mendiagnosis dan monitoring terapi
ketoasidosis diabetik. 6,7
Indikasi pengukuran -hidroksibutirat darah pada
pasien di rumah sakit yaitu :
1. Semua pasien hiperglikemia (dengan kadar glukosa > 250 mg/dL atau
14 mmol/ L) yang disertai gejala akut
2. Semua pasien diabetes yang mengalami hiperglikemia saat rawat inap
di rumah sakit
7
3. Saat pasien mengalami penyakit akut atau stres atau kadar glukosa
secara konsisten meningkat (kadar > 250 mg/dL atau 14 mmol/ L). 7
8
Level 3 5,52 0,20 3,71 4,54 0,18 3,89
2.3.2. Asetoasetat
Sejak tahun 1949, ketosis telah didiagnosis dan dievaluasi
menggunakan tes berdasarkan metode nitroprusside (spesimen bisa berupa
urine atau darah). Tes ini merupakan jenis pemeriksaan semi-kuantitatif
dimana urine diteteskan pada dipstick atau darah diteteskan pada tablet, dan
9
setelah waktu yang ditentukan, diamati perubahan warna yang terjadi secara
visual kemudian dibandingkan dengan kontrol warna. 2 Prinsip dari metode
nitroprusside ini adalah asetoasetat akan bereaksi dengan nitroprusside yang
akan menghasilkan perubahan warna ungu pada dipstick. 3
10
Untuk mengukur kadar -hidroksibutirat dengan alat spektrofotometer dapat
digunakan spesimen serum atau plasma. Volume spesimen serum atau plasma darah yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar -hidroksibutirat sebanyak 60 uL. 8
11
Prinsip :
-HBDB
D--Hidroksibutirat + -NAD > Asetoasetat + -NADH
POCT
12
Selanjutnya terjadi reaksi inhibisi kompetitif antara -Hidroksibutirat yang
diberi label biotin dan -Hidroksibutirat yang tidak diberi label (standar
atau sampel) dengan antibodi spesifik terhadap -Hidroksibutirat. Sesudah
inkubasi, konjugat yang tidak terikat dicuci. Selanjutnya, avidin yang
dikonjugasikan dengan HRP (Horseradish Peroxidase) ditambahkan ke
dalam microplate dan diinkubasi. Jumlah konjugat HRP yang terikat
berbanding terbalik dengan konsentrasi -Hidroksibutirat dalam sampel.
Sesudah penambahan larutan substrat, intensitas warna yang terbentuk
berbanding terbalik dengan konsentrasi -Hidroksibutirat dalam sampel. 18
POCT
Berdasarkan penelitian, pemeriksaan kadar -Hidroksibutirat dalam
darah dengan alat POCT StatStrip Nova tidak dipengaruhi oleh bahan
interferensi seperti hematokrit, asetoasetat, asam askorbat, dan parasetamol
(Tabel 2.3). Sedangkan, pada pemeriksaan dengan alat POCT lain yaitu
Abbott Optium Xceed hasilnya tidak akurat karena dapat dipengaruhi bahan
interferensi seperti hematokrit, asetoasetat, dan asam askorbat. 13
Bahan Interferensi
13
Abbott Ya Ya Ya Tidak
Optium
Xceed
14
Ketoasidosis akibat alkohol adalah penyebab terbanyak kedua ketoasidosis setelah
ketoasidosis diabetik. Dalam kebanyakan kasus, pasien dilaporkan mengkonsumsi alkohol
dalam jumlah yang banyak dan disertai dengan puasa. Secara biokimia, ethanol
dimetabolisme menjadi asetoasetat dan kemudian asetat akan menghasilkan sejumlah NADH.
Untuk menghasilkan NAD +, piruvat dimetabolisme menjadi laktat dan oksaloasetat
dikonsumsi untuk menghasilkan malat, sehingga menurunkan prekursor glukoneogenesis.
Pada kondisi kelaparan, kadar insulin sangat rendah dan memfasilitasi masuknya acyl-CoA
ke dalam mitokondria, menghasilkan sejumlah besar asetil-CoA yang tidak dapat
dimetabolisme dalam siklus Krebs dan dialihkan ke sintesis benda keton dalam tubuh. 3
Pada ketoasidosis akibat alkohol, rasio -hidroksibutirat dibanding asetoasetat
sangat tinggi dan kadar -hidroksibutirat mungkin bermanfaat dalam diagnosis dan
manajemen dari ketoasidosis akibat alkohol. Namun, belum ada penelitian yang
membandingkan pemeriksaan -hidroksibutirat (serum atau darah) dengan parameter
diagnostik yang lama untuk ketoasidosis akibat alkohol. Dengan demikian, tidak ada
rekomendasi yang dapat dibuat untuk mendukung atau menolak penggunaan pemeriksaan
tersebut pada kondisi ketoasidosis akibat alkohol. 3
15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Haagen AAM and Bakker JA. Accuracy of the Precision Point-of-Care Ketone Test,
Examined by LC-MS/MS in the Same Fingerstick Sample. Ned Tijdschr Klin Chem
Labgeneesk 2010; 35(3): 186-188.
13. Aitkenhead H, Marwaha K, and Evans S. Assessment of the Performance of
Handheld POC sensors for measuring 3 hydroxybutyrate. Poster Presentation,
Presented at the 23rd AACC International Symposium Critical and Point of Care
Testing September 22-25, 2010, Boston, MA, USA.
14. Taboulet Pierre, Laurent H, Raphael P, Jaffar M, Jean-Paul F, Jean-Francois G.
Urinary Acetoacetate or Capillary [Beta]-Hydroxybutyrate for the Diagnosis of
Ketoacidosis in the Emergency Department Setting. European Journal of Emergency
Medicine 2004; 11(5): 251-258.
15. Arora S, Henderson SO, Long T, Menchine M. Diagnostic Accuracy of Point-of-Care
Testing for Diabetic Ketoacidosis at Emergency-Department Triage ;
-Hydroxybutyrate versus the Urine Dipstick. Diabetes Care 2011; 34: 852-854.
16. Belzac Naturals. Ketostix Chart. Available from URL : http://www.belzacnaturals.
com/product/ketostix/ketostix-chart/.
17. Wolters Kluwer Health. Chapter 4: Chemical Analysis of Urine Graffs Textbook of
Urinalysis and Body Fluids. Lippincott Williams & Wilkins; 2011. Available from
URL : http://slideplayer.com/slide/4366028/.
18. Cloud-Clone Corp. ELISA Kit for Beta-Hydroxybutyric Acid (bHB). Available from
URL : http://www.cloud-clone.us/elisa/ELISA-Kit-for-Hydroxybutyric-Acid-Beta-
OH-b-794.htm.
18