PENDAHULUAN
Ketoasidosis diabetikum lebih sering terjadi pada usia <65 tahun. Ketoasidosis
diabetikum lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Surveillance
Diabet Nasional Program Centers for Disease Control (CDC) memperkirakan bahwa ada
115.000 pasien pada tahun 2003 di Amerika Serikat, sedangkan pada tahun 1980
jumlahnya 62.000. Disisi lain, kematian KAD per 100.000 pasien diabetes menurun antara
tahun 1985 dan 2002 dengan pengukuran kematian terbesar diantara mereka yang
berusia 65 tahun atau lebih tua dari 65 tahun. Kematian di KAD terutama disebabkan oleh
penyakit pengendapan yang mendasari dan hanya jarang komplikasi metabolik
hiperglikemia atau ketoasidosis.
Perawatan pada pasien yang mengalami KAD antara lain meliputi rehidrasi,
pemberian kalium lewat infus, dan pemberian insulin. Beberapa komplikasi yang mungkin
terjadi selama pengobatan KAD adalah edema paru, hipertrigliseridemia, infrak miokard
akut, komplikasi iotrogenik. Komplikasi iotrogenik tersebut ialah hipoglikemia,
hipokalemia, edema otak, dan hipokalsemia.
1.2 TUJUAN UMUM
Adapun tujuan umum dari penulisan ini adalah agar mahasiswa mampu
menerapkan asuhan keperawatan pada pasien penderita katoasidosis Diabetikum.
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik yang
ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi
insulin absolutatau relatif. KAD merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang serius
dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresis osmotik, KAD biasanya
mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai menyebabkan syok. Katoasidosis
diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes militus yang ditandai dengan
dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari
defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidart dan
lemak. Keadaan ini merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes
ketergantungan insulin. KAD adalah keadaan yang ditandai dengan asidosis metabolik
akibat pembentukan keton yang berlebihan, sedangkan SHH ditandai dengan hiperos
molalitas berat dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD murni
(American Diabetes Association, 2004)
Katoasidosis diabetikum adalah merupakan trias dari hiperglekimia, asidosis, dan
ketosis yang terlihat terutama pada pasien dengan diabetes tipe-1 (Samijean Nordmark
2008).
Salah satu kendala dalam laporan mengenai insidensi, epidemiologi dan angka
kematian KAD adalah belum ditemukannya kesepakatan tentang definisi KAD. Sindroma
ini mengandung triad yang terdiri dari hiperglikemia, ketosis dan asidemia. Konsesus
diantara para ahli dibidang ini mengenai kriteris diagnostik untuk KAD adalah pH arterial <
7,3, kadar bikarbonat < 15 mEq/L, dan kadar glucosa darah > 250 mg/dl disertai
ketonemia dan ketonuria moderate (kitabchi dkk).
Gejala klinis biasanya berlangsung cepat dalam waktu kurang dari 24 jam. Poliuri,
polidipsi dan penurunan berat badan yang nyata biasanya terjadi beberapa hari
menjelang KAD, dan sering disertai mual-muntah dan nyeri perut. Nyeri perut sering
disalah-artikan sebagai 'akut abdomen'. Asidosis metabolik diduga menjadi penyebab
utama gejala nyeri abdomen, gejala ini akan menghilang dengan sendirinya setelah
asidosisnya teratasi.
Sering dijumpai penurunan kesadaran, bahkan koma (10% kasus), dehidrasi dan syok
hipovolemia (kulit/mukosa kering dan penurunan turgor, hipotensi dan takikardi). Tanda
lain adalah :
Sekitar 80% pasien DM ( komplikasi akut )
Pernafasan cepat dan dalam ( Kussmaul )
Dehidrasi ( tekanan turgor kulit menurun, lidah dan bibir kering
Kadang-kadang hipovolemi dan syok
Bau aseton dan hawa napas tidak terlalu terciuDidahului oleh poliuria, polidipsi.
Riwayat berhenti menyuntik insulin
Demam, infeksi, muntah, dan nyeri perut
(Dr. MHD. Syahputra. Diabetic ketosidosis. http://www.library.usu.ac.id )
Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang measuki sel akan berkurang pula.
Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali. Kedua faktor ini
mengakibatkan hiperglikemia. Dalam upaya untuk menghilangkan glukosa yang
berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan mengekskresikan glukosa bersama-sama air dan
elektrolit (seperti natrium dan kalium). Diuresis osmotik ditandai oleh urinasi berlebih
(poliuri) ini akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektolit. Penderita ketoasidosis
yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 liter air dan sampai 400 hingga 500 mEg
natrium, kalium serta florida selama periode waktu 24 jam.
Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam-asam
lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi benda keton oleh hati
pada ketoadidosis diabetik terjadi produksi benda keton yang berlebihan sebagai akibat
dari kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah timbulnya keadaan tersebut. Benda
keton bersifat asam, dan bila bertumpuk dalam sirkulasi darah, benda keton akan menimbulkan
asidosis metabolik.
2.5 PATWAY
Produksi insulin
Glukagon
meningkat
Katabolisme Lipolisis
protein meningkat
Hiperglikemi Hiper Osmolalitas
meningkat
60>140mg/dl
Asam lemak
bebas
koma
BUN meningkat Asam amino glukosuri meningkat
meningkat
Diuretik Osmotik Kalori keluar
Hipolisis Asam lemak
meningkat Asam laktat teroksidasi
meningkat Poli uri Rasa lapar
Resiko infeksi
3.1 KASUS
3.2 PENATALAKSANAAN
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1. http://kasendaadhd.blogspot.com/2008/10/asuhan-keperawatan.KAD.html
2. Smeltzer suszanne, C. (1997). Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Vol 3. Jakarta: EGC.
BAB I .................................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................... 2
A. PENGERTIAN .............................................................................................................. 2
3.2 PENATALAKSANAAN................................................................................................. 7
BAB IV ................................................................................................................................ 10
PENUTUP ....................................................................................................................... 10