DIABETES MELITUS
DISUSUN OLEH :
NAMA : Ayu Nurtanti
NIM : C1016006
PRODI : 1A-S1 ILMU KEPERAWATAN
2. ETIOLOGI
Menurut Wijayakusuma (2004), penyakit DM dapat disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu :
a. Pola Makan
Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya DM. Hal ini
disebabkan jumlah atau kadar insulin oleh sel β pankreas mempunyai
kapasitas maksimum untuk disekresikan.
b. Obesitas
Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai
kecenderungan lebih besar untuk terserang DM dibandingkan dengan
orang yang tidak gemuk.
c. Faktor genetik
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab DM dari orang tua.
Biasanya, seseorang yang menderita DM mempunyai anggota keluarga
yang terkena juga.
d. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang pankreas. Peradangan pada pankreas dapat menyebabkan
pankreas tidak berfungsi secara optimal dalam mensekresikan hormon
yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh, termasuk hormon
insulin.
3. MANIFESTASI KLINIS
a. Keluhan klasik
Banyak kencing (poliuria)
Jika insulin (insulin adalah hormon yang mengendalikan gula darah) tidak ada
atau sedikit maka ginjal tidak dapat menyaring glukosa untuk kembali ke
dalam darah. Kemudian hal ini akan menyebabkan ginjal menarik tambahan
air dari darah untuk menghancurkan glukosa. Hal ini membuat kandung kemih
cepat penuh dan hal ini otomatis akan membuat para penderita DM akan
sering kencing buang air kecil.
Keinginan untuk sering minum karena adanya rasa haus banyak terjadi pada
pasien dengan Diabetes melitus ini. Karena memang adanya juga gangguan
hormon serta juga efek dari banyak kencing diatas, maka penderita akan sering
merasakan haus dan ingin untuk sering minum.
Hal ini salah satu penyebabnya adalah terhambatnya makanan yang harusnya
didistribusikan ke semua sel tubuh untuk membuat energi tidak berjalan
dengan optimal. Karena sel tidak mendapat asupan untuk metabolisme energi
sehingga orang dengan kencing manis akan merasa cepat lelah. Pada penderita
Diabetes Mellitus tipe 2 (faktor perubahan gaya hidup), penurunan berat badan
terjadi secara bertahap dengan peningkatan resistensi insulin sehingga tidak
begitu terlihat.
b. Keluhan lain
4. PATOFISIOLOGI
Pada jenis Diabetes tipe II, terdapat dua masalah utama yaitu yang
berhubungan dengan insulin, yaitu : resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel sebagai
akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi sel resistensi insulin pada
diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intra sel ini. Dengan demikian
insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Dm tipe l Dm tipe ll
Defisiensi insulin
Katabolisme
hiperglikemi Lipolisis meningkat
protein meningkat
polipagi
Diuresis menurun poliuri
a
hiperosmola
ritas ketonuria
ketoasidosis
coma
kematian
6. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan Diabetes Mellitus adalah untuk mengatur
glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik. Jika klien berhasil
mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau
hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga
faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral
dan insulin. Penyuluhan kesehatan awal dan berkelanjutan penting dalam membantu
klien mengatasi kondisi ini.
7. KOMPLIKASI
1. Hipoglikemia
Komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita diabetes yang diobati dengan
insulin atau obat-obatan antibiotik oral. Hal ini mungkin disebabkan oleh pemberian
insulin yang berlebihan, asupan kaloriyang tidak adekuat, konsumsi alkohol,
atauolahraga yang berlebihan. Gejala hipoglikemia pada lansia dapat berkisar dari
ringan sampai berat dan tidak disadari sampai kondisinya mengancam jiwa.
2. Sindrom nonletotik hiperglikemi, hiperosmolar (hyperosmolar hyperglycemic
syndrome, HHNS) atau koma hyperosmolar
Komplikasi metabolik akut yang paling umum terlihat pada pasien yang menderita
diabetes. Sebagai kedaruratan medis, HHNS ditandai dengan hiperglikemi berat
(kadar gula darah di atas 800 mg/dl).
3. Neuropati perifer
Biasanya terjadi di tangan dan kaki serta dapat menyebabkan kebas atau nyeri dan
kemungkinan lesi kult.
4. Penyakit kardiovaskuler
Pasien lansia yang menderita diabetes memiliki insidens hipertensi 10 kali lipatdari
yang ditemukan pada lansia yang tidak menderita diabetes.
5. Infeksi kulit
Hiperglikemia merusak resistensilansia terhadap infeksi karena kandunganglukosa
epidermis dan urine mendorong pertumbuhan bakteri. Hal ini membuat lansia rentan
terhadap infeksi kulit dan saluran kemihserta vaginitis.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. KONSEP KEPERAWATAN
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerja sama antara perawat dengan klien dan keluarga, untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal dalam melakukan proses terapeutik maka perawat melakukan
metode ilmiah yaitu proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan tindakan yang
berurutan yang dilakukan secara sistematis dengan latar belakang pengetahuan
komprehensif untuk mengkaji status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah dan
diagnosa, merencanakan intervensi mengimplementasikan rencana dan mengevaluasi
rencana sehubungan dengan proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
endokrin.
A. Pengkajian
Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa
medis.
Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya
luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada kaitannya
dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit
jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat
maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga
menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi
insulin misal hipertensi, jantung.
6. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita
sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit
penderita.
Menjelaskan tentang persepsi atau pandangan klien terhadap sakit yang dideritanya,
tindakan atau usaha apa yang dilakukan klien sebelum dating kerumah sakit, obat apa
yang telah dikonsumsi pada saat akan datang kerumah sakit.
c. Pola eliminasi
Menggambarkan pola eliminasi klien yang terdiri dari frekuensi, volume, adakah
disertai rasa nyeri, warna dan bau.
g. Pemeriksaan fisik
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering
terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah
bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa
mata keruh.
Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan
pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
Sistem kardiovaskuler
Sistem gastrointestinal
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
Sistem muskuloskeletal
Sistem neurologis
h. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120
mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
Urine
Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
dengan jenis kuman.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien Diabetes Mellitus yaitu :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
b. Resiko infeksi berhubungan dengan perubahan penyakit kronis (DM)
c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit
C. Analisa data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakukan analisa serta
sintesa data. Dalam mengelompokan data dibedakan atas data subyektif dan data
obyektif dan berpedoman pada teori Abraham Maslow yang terdiri dari :
Data yang telah dikelompokkan tadi di analisa sehingga dapat diambil kesimpulan
tentang masalah keperawatan dan kemungkinan penyebab, yang dapat dirumuskan
dalam bentuk diagnosa keperawatan meliputi aktual, potensial, dan kemungkinan.
D. Rencana Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agens cedera biologis
1. Kaji nyeri komprehensif yang meliputi lokasi karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, dan faktor pencetus.
2. Monitor tanda-tanda vital.
3. Berikan obat katerolac untuk mengurangi nyeri
4. Berikan informasi mengenai nyeri
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memilih dan mengimplementasikan
tindakan penurunan nyeri sesuai kebutuhan.
b. Resiko infeksi b.d perubahan penyakit kronis
1. Dokumentasikan lokasi, ukuran dan tampilan luka
2. Monitor karakteristik luka warna, ukuran dan bau
3. Lakukan perawatan luka pada kaki kiri
4. Anjurkan klien atau keluarga tentang prosedur perawatan luka.
5. Kolaborasikan dengan tim kesehatan lain untuk mengembangkan rencana
perawatan dengan klien selanjutnya.
c. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit
1. Kaji posisi klien penyebab ketidaknyaman
2. Monitor kapasitas fisik dan mental untuk berpartisipasi dalam aktivitas
relaksasi
3. Bantu klien atau keluarga mengidentifikasi kekurangan terkait dengan
mobilitas
4. Berikan waktu yang tidak terganggu karena mungkin saja pasien tertidur
5. Kolaborasikan dengan keluarga untuk membatasi pengunjung
E. IMPLEMENTASI
a. Nyeri akut b.d agens cedera biologis
1. mengkaji nyeri komprehensif yang meliputi lokasi karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus.
2. Memonitor tanda-tanda vital.
3. Melakukan ijeksi iv obat katerolac untuk mengurangi nyeri
4. Memberikan informasi mengenai nyeri
5. Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memilih dan
mengimplementasikan tindakan penurunan nyeri sesuai kebutuhan.
b. Resiko infeksi b.d perubahan penyakit kronis
1. Mendokumentasikan lokasi, ukuran dan tampilan luka
2. Memonitor karakteristik luka warna, ukuran dan bau
3. Melakukan perawatan luka pada kaki kiri
4. Menganjurkan klien atau keluarga tentang prosedur perawatan luka.
5. Berkolaborasikan dengan tim kesehatan lain untuk mengembangkan
rencana perawatan dengan klien selanjutnya.
c. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit
1. Mengkaji posisi klien penyebab ketidaknyaman
2. Memonitor kapasitas fisik dan mental untuk berpartisipasi dalam aktivitas
relaksasi
3. Membantu klien atau keluarga mengidentifikasi kekurangan terkait dengan
mobilitas
4. Memberikan waktu yang tidak terganggu karena mungkin saja pasien
tertidur
5. Berkolaborasikan dengan keluarga untuk membatasi pengunjung
F. EVALUASI
https://www.korpusdata.com/2018/05/1723/pengertian-etiologi-patofisiologi-
manifestasi-klinik-diabetes-melitus.html
https://www.korpusdata.com/2018/05/1723/pengertian-etiologi-patofisiologi-
manifestasi-klinik-diabetes-melitus.html