“TRAUMA PELVIS”
PEMBAHASAN
ANATOMI PELVIS
Pelvis (panggul) tersusun atas empat tulang: sakrum, koksigis, dan dua tulang inominata
yang terbentuk oleh fusi ilium, iskium, dan pubis. Tulang-tulang inominata bersendi dengan
sakrum pada sinkondrosis sakroiliaka dan bersendi dengan tulang inominata sebelahnya di
simfisis pubis (Cunningham, et al, 2010).
Definisi Trauma Pelvis
• Trauma pelvic merupakan 5% dari seluruh fraktur. 2/3 trauma pelvis terjadi aki
bat kecelakaan lalu lintas,10% diantaranya disertai trauma pada alat–alat dala
m rongga panggul seperti uretra, buli– buli, rektum serta pembuluh darah.
c. Perdarahan
o Urethal meatus (urethal/prostat/cedera kandung kemih)
o Vagina (Vagina/rahim/cedera kandung kemih)
o Rectal (Bowel perforation)
d. Panggul asimetris
e. Penurunan pulse (nadi) pada ekstermitas bawah
f. Penurunan atau ketidakadaan sensasi dan kekuatan pada ekstermitas bawah
g. Ketidakstabilan hemodinamik dan syok.
1. Pemeriksaan radiology
a. Setiap penderita trauma panggul harus dil
akukan pemeriksaan radiology dengan pri
oritas pemeriksaaan rongen posisi AP
b. Pemeriksaan dengan posisi oblic, rotasi in
terna dan eksterna bila keadaan umum m
emungkinkan.
2. Pemeriksaan urology
a. Catheterisasi
b. Uretrogam
c. Sistogram retrograd dan Post foiding
d. Pielogram intravena
e. Aspirasi diagnostic dengan lavase peritoneal
Komplikasi
1. Komplikasi Segera :
o Trombosis vena ilio femoral : sering ditemukan dan sangat berbahaya, berika
anti koagulan secara rutin untuk profilaktik
o Robekan kandung kemih (bladder) terjadi karena adanya disrubsi simpisis pu
bis atau tusukan dari bagian tulang panggul yang tajam
o Robekan uretra : terjadi karena adanya disrubsi simpisis pubis pada daerah ur
etra pars membranosa
o Trauma rectum dan vagina
o Trauma pembuluh darah besar yang akan menyebabkan perdarahan massif s
ampai syok
o Trauma pada saraf :
o lesi sara skiatik : dapat terjadi pada saat trauma atau pada saat operasi. apabi
la dalam jangka waktu 6 minggu tidak ada perbaikan, maka sebaiknya dilakuk
an eksplorasi
o Lesi plegsus lumbo sacralis : biasanya terjadi pada fracture sacrum yang bers
ifat ventrikal disertai pergeseran. Dapat pula terjadi gangguan fungsi seksual
apabila mengenai saraf pusat.
2. Komplikasi Lanjut :
o Pembentukan tulang heterotrofik : Biasanya terjadi setelah suatu trauma jarin
gan lunak yang hebat atau setelah suatu diseksi oprasi. Berikan endometacin
sebagai profilaksis
o Nekrosis avaskuler : dapat terjadi pada caput femur beberapa waktu setelah tr
auma
o Gangguan pergerakan sendi serta osteoarthritis skunder : apabila terjadi fract
ure pada daerah asetabulum dan tidak dilakukan reduksi yang akurat, sedang
kan sendi ini menopang berat badan, maka akan terjadi ketidaksesuai sendi y
ang akan memberikan gangguan pergerakan serta osteoarthritis di kemudian
hari.
o Scoliosis kompensator
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada trauma pelvic menurut Journal Trauma Emergencies: Maj
or Pelvis Trauma-New Guidance 2009 adalah :
1. Terapi oksigen : cedera panggul besar jatuh ke dalam kategori penyakit kritis
dan membutuhkan tingkat tinggi oksigen terlepas dari awal membaca saturas
i oksigen (SpO2).
2. Stabilisasi panggul : Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa setiap
perangkat imobilisasi panggul tertentu atau pendekatan lebih unggul dalam h
al hasil di trauma panggul dan sejumlah metode telah dilaporkan.
3. Terapi cairan : Ada sedikit bukti untuk mendukung penggunaan rutin cairan IV
pada pasien trauma dewasa; silahkan lihat pedoman terapi cairan untuk pan
duan khusus.
4. Manajemen nyeri : nyeri pasien harus dikelola dengan tepat (lihat pedoman
manajemen nyeri); analgesik dalam bentuk Entonox (lihat protokol obat Ento
nox untuk administrasi dan informasi) atau morfin sulfat mungkin tepat (lihat
protokol obat morfin untuk dosis dan informasi).
Case Study
Laki-laki usia 28 tahun pengendara sepeda motor menderita tabrakan pada malam hari saat
mengendarai sepeda melewati gundukan palang baja (penghalang jalan). Dari hasil di temuk
an kerusakan pada palang baja dengan diameter 2,5cm yang masuk ke dalam pantat kanan
dan mengimobilisasinya. Luka bagian dalam dibalut dengan balutan steril dan luka bagian lu
ar pada bagian sisi pantat. Setelah memotong palang baja untuk memungkinkan safe rescue
atau penyelamatan pasien untuk menghindari adanya manipulasi benda yang tertanam di dal
am tubuh klien, kemudian klien di bawa ke rumah sakit dengan posisi lateral kiri. Klien tidak s
adar. Pemeriksaan ekstermitas klien bisa memindahkan semua anggota badan tanpa pembat
asan namun merasakan sakit di paha kanan antero-posterior. (Zhang Peng et al, 2012)
Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Mr.X
Usia : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan saat ini :
Klien mengalami kecelakaan lalulintas pada malam hari, menabrak palang baja. Kerusakan palang baja den
gan diameter 2,5cm menancap pada pantat kanan. Klien dibawa ke Rs dengan posisi lateral kiri.
3. Pengkajian Fokus
Keadaan umum : Composmetis
TTV setelah 12 jam :
TD on palpasi : 130 mmHg
Frekuensi Nadi : 105x/menit
Saturasi Oksigen : 92%
Pemeriksaan fisik ekstermitas bawah :
a. Inspeksi :
benda baja diameter 2,5 cm masih menancap pada pelvic kanan.luka lain pada pantat bagian kiri.
Klien mampu menggerakkan semua ekstermitas tanpa adanya batasan + +
Primary Survey :
A (airway ) : klien masih sadar dengan posisi lateral kiri. Pastikan jalan nafasnya teta
p stabil.
B (Breathing) : Saturasi Oksigen pada 12 jam setelah kejadian adalah 98%. Berikan
oksigen tambahan menggunakan nasal kanul atau simple mask. Monitor respirasi hin
gga stabil (12-25x/menit)
C (Circulasi) : TD klien 12 post accident : 130mmHg dengan palpasi Frekuensi nadi :
105x/menit
D (Disability ) : Klien sadar penuh,
Pemeriksaan Penunjang :
X-Ray : adanya baja pada pelvis kanan menunjukkan jalur sepanjang dinding medial
dari ruang acetabular dan pengungsi patah tulang pada tulang kemaluan dan ramus
chial.
Analisa data
DATA ETIOLOGY PROBLEM
DS : Kecelakaan lalu lintas Nyeri akut
DO :
Klien mengalami kecelakaan pada malam Adanya benda asing pada bagian tubuh
hari
Klien dalam kondisi sadar Merusak kulit
Terdapat benda asing pada pantat kanan
dengan diameter benda 2,5cm
Menekan saraf
Klien mampu menggerakkan ekstermitas
namun terasa nyeri
Nyeri
Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma yang terjadi
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan mekanisme trauma
3. Resiko perdarahan berhubungan dengan mekanisme trauma
4. Resiko Infeksi
Intervensi Keperawatan (NIC dan NOC)
NO DX NOC K.H NIC
1
Pain level, Mampu mengontrol nyeri (tahu p Pain management
Pain control, enyebab nyeri, mampu menggu - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehen
Comfort level nakan tehknik nonfarmakologi u sif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frek