Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN U DENGAN ORIF

FRACTUR CLAVIKULA DIRUANG MAWAR 2 RSUD


SOESELO

Disusun oleh
DEWI PISPITASARI, S.Kep

STIKES BHAMADA SLAWI PENDIDIKAN PROFESI NERS


TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
FRAKTUR KLAVIKULA

A.    DEFENISI
Clavikula (tulang selangka) adalah tulang menonjol di kedua sisi di bagian depan bahu
dan atas dada. Dalam anatomi manusia, tulang selangka atau clavicula adalah tulang yang
membentuk bahu dan menghubungkan lengan atas pada batang tubuh.serta memberikan
perlindungan kepada penting yang mendasari pembuluh darah dan saraf. Tulang clavicula
merupakan tumpuan beban dari tangan, sehingga jika terdapat beban berlebih akan menyebabkan
beban tulang clavicula berlebih, hal ini bias menyebabkan terputusnta kontinuitas tulang tersebut
(Dokterbujang.2012).
Clavicula merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial melengkung lebih
besar dan menuju anterior, lengkungan bagian lateral lebih kecildan menghadap ke posterior.
Ujung medial clavicula disebut ekstremitas sternalis, membentuk persendian dengan sternum,
dan ujung lateral disebut ekstremitas acromalis, membentuk persendian dengan akromion.
Shoulder komplek merupakan sendi yang paling kompleks pada tubuh manusia, karena memiliki
5 sendi yang saling terpisah. Shoulder komplek terdiri dari 3 sendi synovial dan 2 sendi non
synovial.Tiga sendi synovial adalah sternoclavicular joint, acromioclavicular joint, dan glenohu-
meral joint.2 sendi non-sinovial adalah suprahumeral joint dan scapulothoracic joint (Sulhaerdi,
2012).
Fraktur Clavicula merupakan 5% dari semua fraktur sehingga tidak jarang terjadi. Fraktur
clavicula juga merupakan cedera umum di bidang olahraga seperti seni bela diri, menunggang
kuda dan balap motor melalui mekanisme langsung maupun tidak langsung. Tidak menutup
kemungkinan fraktur clavicula yang terjadi disertai dengan trauma yang lain, karena letaknya
yang berdekatan dengan leher, setiap kejadian fraktur clavicula harus dilakukan pemeriksaan
cervical. Fraktur clavicula biasa bersifat terbuka atau tertutup, tergantung dari mekanisme
terjadinya (Dokterbujang, 2012).
B.     ETIOLOGI
Penyebab utama/primer dari fraktur adalah trauma, bisa karena kecelakaan kendaran
bermotor, olahraga, malnutrisi . Trauma ini bisa langsung/tidak langsung (kontraksi otot, fleksi
berlebihan). 
Fraktur klavikula dapat terjadi sebagai akibat dari jatuh pada tangan yang tertarik berlebihan,
jatuh pada bahu atau injury secara langsung.Sebagian besar fraktur klavikula sembuh sendiri,
bidai atau perban digunakan untuk immobilisasi.Yang komplit, walaupun tidak umum, mungkin
menggunakan ORIF.

C.    MANIFESTASI KLINIS


Tanda dan Gejala yang sering dijumpai pada pasien fracture clavikula Kemungkinan akan
mengalami sakit, nyeri, pembengkakan, memar, atau benjolan pada daerah bahu atau dada atas.
Tulang dapat menyodok melalui kulit, tidak terlihat normal.Bahu dan lengan bisa terasa lemah,
mati rasa, dan kesemutan. Pergerakan bahu dan lengan juga akan terasa susah. Anda mungkin
perlu untuk membantu pergerakan lengan dengan tangan yang lain untuk mengurangi rasa sakit
atau ketika ingin menggerakan (Medianers, 2011).

D.    PATOFISIOLOGI
Patah Tulang selangka ( Fraktur klavikula) umumnya disebabkan oleh cedera atau trauma.
Hal ini biasanya terjadi ketika jatuh sementara posisi tangan ketika terbentur terentang atau
mendarat di bahu.Sebuah pukulan langsung ke bahu juga dapat menyebabkan patah tulang
selangka / fraktur klavikula.
Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya gaya
dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic, patologik. Kemampuan otot
mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan
mengakibatkan pendarahan, maka volume darah menurun. COP (Cardiac Out Put) menurun
maka terjadi peubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi
menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh.
Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan
ganggguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi revral vaskuler
yang menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggau. Disamping itu fraktur
terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi dan kerusakan
jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan integritas kulit. Fraktur adalah patah tulang,
biasanya disebabkan oleh trauma gangguan metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau
tertutup. Baik fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut syaraf yang dapat
menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selaian itu dapat mengenai tulang sehingga akan
terjadi neurovaskuler yang akan menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu,
disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi
infeksi terkontaminasi dengan udara luar. Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun
tertutup akan dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah
dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh. (Sylvia, 1995 : 1183, dalam keperawatansite,
2013).
E.     PATHWAYS

Jaringan yang ditembus oleh fragmen


tulang

Terbentuknya barier pertahanan


sekunder

Kontaminasi dengan lingkungan luar

Resiko Infeksi

 
F.     KOMPLIKASI
Komplikasi akut :
-            Cedera pembuluh darah
-            Pneumouthorax
-            Haemotorax
Komplikasi Lambat :
- Mal union : Proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu semestinya
namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.
- Non Union : kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan.

G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG


1.    CT scan.
Sebuah mesin x-ray khusus menggunakan komputer untuk mengambil gambar dari klavikula
Anda. Anda mungkin akan diberi pewarna sebelum gambar diambil. Pewarna biasanya
diberikan dalam pembuluh darah Anda (Intra Vena).Pewarna ini dapat membantu petugas
melihat foto yang lebih baik.Orang yang alergi terhadap yodium atau kerang (lobster,
kepiting, atau udang) mungkin alergi terhadap beberapa pewarna.Beritahu petugas jika Anda
alergi terhadap kerang, atau memiliki alergi atau kondisi medis lainnya.
2.    Magnetic resonance imaging scan:
Disebut juga MRI.MRI menggunakan gelombang magnetik untuk mengambil gambar tulang
selangka /klavikula, tulang dada, dan daerah bahu. Selama MRI, gambar diambil dari tulang,
otot, sendi, atau pembuluh darah. Anda perlu berbaring diam selama MRI.
3.    X-ray
X-ray digunakan untuk memeriksa patah tulang atau masalah lain. X-ray dari kedua
klavikula Anda terluka dan terluka dapat diambil.

H.       PENATALAKSAAN
Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengantindakan bedah atau
operative treatment dan tindakan non bedah atau konsevatif.
Pada orang dewasa dan anak-anak biasanya pengobatannya konservatif tanpa reposisi, yaitu
dengan pemasangan mitela. Reposisi tidak diperlukan,apalagi pada anak karena salah-sambung
klavikula jarang menyebabkangangguan pada bahu, baik fungsi maupun keuatannya. Kalus yang
menonjolkadang secara kosmetik mengganggu meskipun lama-kelamaan akan hilangdengan
proses pemugaran. Yang penting pada penggunaan mitela ialah letak tangan lebih tinggi daripada
tingkat siku, analgetik, dan latihan gerak jari dantangan pada hari pertama dan latihan gerak bahu
setelah beberapa hari.
Tidakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut :
1. Fraktur terbuka.
2. Terdapat cedera neurovaskuler.
3. Fraktur comminuted.
4. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.
5. Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).
6. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya(malunion)

I.    DIAGNOSA KEPERAWATAN


Masalah keperawatan / kolaboratif pada pasien dengan frakture clavikula :
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen Cidera Fisik
2. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kerusakan integritas strukture tulang.
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan post op pembedahan invasif

J.    INTERVENSI
1. Diagnosa Keperawatan 1
Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera fisik
NOC : Setelah dilakukan tindakan selama … x 24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi
dengan kriteria hasil:
a. Skala nyeri berkurang
b. Klien mengatakan nyeri mulai berkurang
c. Ekspresi wajah klient rileks
d. Tidak adanya laporan nyeri

NIC :
a. Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya, lokasinya dan lamanya.
b. Catat kemungkinan patofisiologis yang khas, misalnya adanya infeksi, trauma servical
c. berikan tindakan kenyamanan, misal pedoman imajinasi, viskalisasi, latihan nafas dalam,
berikan aktivitas hiburan, kompres.

2.      Diagnosa Keperawatan 2


Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang
NOC : Setelah dilakukan tindakan selama …x 24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
a. Tidak adanya kontraktur / footdrop
b.   Ada peningkatan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang sakit
c. Mampu mendemonstrasikan aktivitas yang dilakukan.
NIC :
a. Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada kerusakan yang terjadi
b. berikan bantu untuk latihan rentang gerak
c. bantu pasien dalam program latihan alat imobilisai. Ingatkan aktivitas dan partisipasi
dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan

3.      Diagnosa Keperawatan 3


Resiko Infeksi berhubungan dengan post op pembedahan invasif
NOC : Setelah dilakukan tindakan selama …x 24 jam diharapkan Resiko Infeksi dapat
teratasi dengan kriteria hasil:
a. Mampu mengidentifikasi derajat infeksi
b. Tidak ada resiko infeksi
c. Keluarga dapat mencegah dan menangani resiko infeksi secara mandiri
NIC :
a. Kaji TTV ( mengetahui adanya tanda-tanda inflamasi)
b. Bersihkan luka secara teratur 3 hari sekali
c. Ajarkan keluarga tetntang perawatan secara mandiri
d. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat antibiotic bila perlu
DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjad C. Trauma. In: Pengantar ilmu bedah ortopedi. 6th ed. Jakarta: Yarsif
Watampone, 2009, p. 355-356.
2. Pecci M, Kreher JB. Clavicle fracture. [Cited] January, 1st2008. Availablefrom:
URL: http://www.aafp.org/afp/2008/0101/p65.html.
3. Rubino LJ. Clavicle Fracture. [Cited] March, 7th 2012. Available from:
URL:http://emedicine.medscape.com/article/1260953-overview#a0199.
4. Sjmsuhidajat R, Jong WD. Sistem muskuloskeletal. In: Buku ajar ilmu bedah.2nd ed.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004, p. 841.
5. Abbasi D. Clavicle Fractures. [Cited] November, 9th 2012. Available
from:URL:http://www.orthobullets.com/trauma/1011/clavicle-fractures
6. Wibowo DS, Paryana W. Anggota gerak atas. In: Anatomi Tubuh Manusia.Bandung:
Graha Ilmu Publishing, 2009, p.3-4.
7. Wright M. Clavicle Fracture. [Cited] April, 20th 2010. Available from:
URL:http://www.patient.co.uk/doctor/Fractured-Clavicle.htm
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN U DENGAN ORIF FRAKTUR KLAVIKULA
DIRUANG MAWAR 2 RSUD SOESELO

Nama Perawat : DEWI PUSPITA SARI S.Kep


PENGKAJIAN : Asuhan Keperawatan pada Tn. U dengan Orif Fracture Clavikula
Ruang : Mawar 2 RSUD SOESELO    
Tanggal pengkajian  : Rabu 11November 2020 jam 14.30 WIB

1. Identitas Pasien
Nama : Tn. U
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Tanggal / Jam Masuk Ruang : 09 November 2020 / Pukul : 09.36 WIB
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Alamat : Kajen Rt 02 /Rw 05 Lebaksiu Tegal
Diagnosa Medis : Orif fracture clavicula

2. IdentitasPenanggung Jawab
Nama : Ny. R
Umur : 55 tahun
Alamat : Kajen Rt 02 /Rw 05 Lebaksiu Tegal
Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
A. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Klien mengeluh Nyeri Bahu Kanan Pasca jatuh dari pohon
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dari ruangan pada tanggal  09 November 2020pukul 09.36WIB dengan
rencana pemasangan ORIF dengan fraktur Clavicula. Terdapat luka lecet di bahu kanan,
dan tidak terdapat jejas di dada. pasien post kecelakaan jatuh dari pohon, terasa nyeri P:
Nyeri bertambah ketika bergerak ,nyeri berkurang saat diimobilisasi, Q: Nyeri seperti
tertusuk, S: 6 , T: hilang timbul mulai sampai diimobilisasi.
3. Riwayat Dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami kecelakaan dan mengalami luka lecet, belum
pernah menjalani operasi sebelumnya, klien tidak punya riwayat alergi, klien pernah
menjalani pengobatan TBC selama 6 bulan dan dinyatakan sembuh.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada yang mempunyai penyakit seperti DM, Hipertensi ataupun
seperti TBC yang dialami.
5. Riwayat lingkungan
Pasien mengatakan dilingkungan rumahnya selalu bersih karena setiap hari dibersihkan
6. Pola Fungsional fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan bahwa ia dan keluarganya sangat memperhatikan masalah
kesehatan,jika ada anggota keluarga yang sakit segera diberi obat atau diperiksakan ke
puskemas atau mantra.
b. Pola aktifitas dan latihan
Pasien mengatakan sehari hari bekerja sebagai buruh untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dan selama sakit aktifitas kadang dibantu oleh keluarga.
c. Pola nutrisi dan metabolic
Sebelum Sakit: Pasien biasa makan sehari 3x / hari dengan nasi lauk dan sayur,
minum 6 – 8 x /hari (1200 cc).
Saat Sakit :  Pasien dipuasakan 7 jam untuk memenuhi persyaratan operasi.
d. Pola toleransi dan koping terhadap stress
Sebelum sakit : Bila ada masalah,pasien menceritakan kepada keluarga dan
diselesaikan secara musyawarah
Selama sakit : Pasein mengatakan berusaha bersabar,pasrah dan menerima
keadaannya serta mnyerahkan kepada tuhan dengan keadaannya saat
ini,serta menyerahkan pengobatannya kepada tim medis
e. Persepsi diri /konsep diri
- Gambaran diri : Pasien mengatakan sedih dengan keadaanya saat ini,tetapi pasien
bisa menerima kondisinya saat ini karena masih banyak orang
yang menderita.
- Harga diri : Pasien mengatakan tidak malu/rendah diri dengan keadaan
sekarang ini ,keluarga dan sahabat selalu memberi semangat
menjalani hidup
- Peran : Pasien mengatakan perannya sebagai ayah,kepala keluarga dan
pencari nafkah.Sekarang pasien tidak bisa lagi bekerja karena
kondisi pasien yang sedang sakit.
- Identitas : Pasien mengatakan bahwa dirinya sebagai seorang ayah yang
berumur 41 th dan beragama islam
- Ideal diri : Pasien berharap cepat sembuh sehingga dapat beraktifitas seperti
sediakala sebelum sakit dan dapat berkumpul dengan keluarga,
saudara dan sahanbat.
f. Pola seksual dan reproduksi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada keluhan alat genetelianya.Pasien
mengatakan masih melakukan hubungan seksual dengan istrinya
2kali dalam seminggu.
Selama sakit : Pasien mengatakan tidak ada keluhan dengan genetalianya.Pasien
mengatakan selama dirinya dirawat di RSUD SOESELO pasien
belum melakuan hubungan seksual dengan istrinya .
g. Pola nilai dan keyakinan
Sebelum sakit : Pasien mengtakan selalu rajin beribadah (solat) bersama istri dan
anaknya.
Selama sakit : Pasien mengatakan tidak bisa menjalankan ibadah karena keadaanya
sekarang ini tetapi pasien selalu berdoa kepada Tuhan agar cepat
diberi kesembuhan.

7. Pemeriksaan fisik
a. Survey umum
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos metis
Tanda Tanda vital
- Tekanan darah : 120/90 MmHg
- Nadi : 86 x/menit
- Suhu : 36,2C
- Respirasi : 20 x/ menit
Antropometri
- TB : 160 cm
- BB : 60 kg
b. Kulit, rambut dan kuku
Kulit : Sawo matang
Rambut : Lurus
Kuku : bersih tidak ada kotoran
c. Kepala dan leher
Kepala : Mesochepal,tidak terdapat lesi
Mata : Simetris,konjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterik, tidak ada gangguan
penglihatan,pupil isochor
Telinga : Simetris, bersih,tidak ada gangguan pendengaran ,tidak ada serumen
Hidung : Simetris, bersih,tidak aada polip,tidak ada ganggaun penciuman
Mulut : Mulut berbau,Gigi tidak carier,lidak kotor,tidak ada stomatitis,membrane
mucosa lembab
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,simetris.
d. Thorax dan paru
Thorax : simetris
Jantung
Inspeksi : IC (ictus cordis ) tidak nampak
Palpasi : IC (ictus cordis ) tidak kuat angkat
Perkusi : Pekak ,batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal terdengar lupdup,bising negative,tidak ada
suara tambahan
Paru – paru
Inspeksi : Pengembangan paru kanan dan kiri simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan ,gerakan focal fremitus antara kanan dan kiri sama
Perkusi : Bunyi paru resonan
Auskultasi : Suara dasar paru normal,terdengar vesikuler , tidak ada wheezing
e. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada asites, tidak ada nodul , bentuk simetris, kontur kulit lentur,tidak
ada benjolan / masa
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak ada masa
Perkusi : Tidak ada pembesaran dalam hati ,tidak ada nyeri tekan,suara tympani
Auskultasi : Bising usus 16x/menit
f. Genetalia
Pasien tidak terpasang kateter, untuk BAB dan BAK menggunakan pispot
g. Rektum dan anus
Tidak ada benjolan di rectum dan anus,normal
h. Ekstermitas
Extermitas atas : pundak Tangan kanan bila digerakan terasa nyeri
 P(paliatif ) ;pundak sebelah kanan ,nyeri jika untuk bergerak
 Q (Quality ) : nyeri seperti ditusuk tusuk
 R (regio) : pundak sebelah kanan
 S (Scale) : Skala nyeri 6
 T(time) : Terus menerus berhenti jika posisi enak dan tidak bergerak
Tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm (tetes permenit)    
Extermitas bawah : Kaki kanan dan kiri normal,tidak ada lecet ,sendi sendi kaki bisa
digerakan.

8. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 09 Januari 2020
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Leukosit 6,8 10^3 /uL 3.80- 10.60
Eritrosit 5.3 10^6/Ul 4.40- 5.90
Hemoglobin 15.9 g/dL 13.2- 17.3
Hematokrit 46 % 40-52
APTT TEST 43.0 DETIK 25.5 – 42.1
MCH 12.6 DETIK 9.3 – 11.4
Golongan darah A - -
Trombosit 209 10^3/uL 150-400
GDS 86 g/dl 75-105
HBSAg Negatif - Negataif
b. Pemeriksaan Diagnostik
Foto Clavikula
Kesan : Fracture complit dengan avulsi pada 1/3 distal os clavikula dextra dengan
displacement fragmen distal ke lateral aposisi dan aligamen kurang baik.
Foto Thorax
Kesan : Jantung tak tampak membesar
Pulmo tak tampak kelainan

9. Obat – obatan yang diberikan


1). Infus RL 20 tpm (tetes permenit)
2). Injeksi ketorolac 3x1 ampul
3). Injeksi Tramadol 3x1 ampul
4). Injeksi Ceftriaxon 2 x 1 gram
5). Injeksi Omeprazole 1x 1 gram

a. Analisa Data
No Tgl/jam Data fokus Etiologi Masalah TTD
1 11 Nov 20  DS : Agen cedera fisik Nyeri Akut
(14.30 Pasien  mengatakan bahu
WIB) Kanannya sakit post jatuh
dari pohon
P: Nyeri bertambah ketika
bergerak, nyeri berkurang
saat diimobilisasi,
Q: Nyeri seperti ditusuk,
R: Regio bahu Sinistra
S: 6
T: hilang timbul
DO:
Px rogten fraktur klavikula
TD         : 120/90 mmHg
S            : 36,20C
N           : 86 x/mnt
R           : 20 x/mnt
2 11 NOV 20  DS : klien mengeluh Kerusakan Hambatan
(14.30) kesulitan dalam melakukan integritas mobilitas
aktivitas structure tulang fisik
DO : klien tampak
11nov 2020 lemah,aktifitas dibantu oleh
(14.30) keluarga.

3 DS: Pasien mengatakan ada Pot op Resiko

luka jaitan post pembedahan infeksi

operasi,nyeri invasif

DO : klien tampak
kesakitan,tampak luka jaitan
dipundak kanan

b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan integritas structure tulang
3. Resiko infeksi berhubungan dengan post op pembedahan invasif
c. Penatalaksanaan/ Intervensi Keperawatan
No Dx kep Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi TTD
1 Nyeri akut NOC: a. Kaji KU pasien
berhubungan Setelah dilakukan tindakan terhadap nyeri
dengan agen keperawatan selama 15 b. Kaji PQRST nyeri
cidera fisik menit nyeri klien bias pasien
berkurang dengan KH: c. Ajarkan teknik nafas
indikator IR E dalam
R
d.      Kaji TTV dan KU
Skala nyeri 2 4
berkurang pasien
Menggunak 2 4
an teknik
relaksasi
untuk
menurunkan
Nyeri
Keterangan :
1. Tidak pernah
menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang-kadang
menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Selalu menunjukan
2 Gangguan NOC: 1. kaji secara teratur
mobilitas fisik Setelah dilakukan fungsi motorik
b/d penurunan intervensi selama 3x 24 2. kaji derajat imobilisasi
kekuatan otot jam,gangguan mobilitas yang dihasilkan oleh
fisik dapat diminimalisasi cedera dan perhatikan
KH: persepsi klien terhadap
-    Klien menunjukkkan imobilisasi
kemampuan untuk 3. dorong partisipasi pada
melakukan aktivitas aktivitas terapeutik /
relaksasi
4. dorong penggunaan
latihan
5. instrukturkan dan
bantu pasien dalam
rentang gerak pasien
6. kolaborasi dengan ahli
terapi fisik
/okupasi/spesialis
rehabilitasi

3. Resiko infeksi NOC 1. monitor tanda dan


b/d post op Setelah dilakukan tindakan gejala infeksi
pembedahan selama 3x 24 jam 2. pertahankan tehnik
invasive. diharapkan resiko infeksi aseptic pada pasien
dapat teratasi dengan yang beresiko
kriteria hasil : 3. inpeksi kulit dan
- Mampu memebran mukosa
mengidentifikasi akan adanya
derajat infeksi kemerahan,hangat
- Tidak ada resiko atau drainae
infeksi 3. Ajarkan keluarga
- Keluarga dapat tentang cara
mencegah dan menghindari infeksi
menangani resiko 4. Kolaborasi dengan
infeksi secara mandiri dokter pemberian obat
antibiotic bila perlu
d. Implementasi Keperawatan

No Tanggal/ jam Tindakan Respon TTD


dx
1 11 Nov 20  a.   Mengkaji KU pasien Pasien menganggap nyeri nya
(14.30) terhadap nyeri wajar dan pasien bersabar
terhadap rasa nyeri yang
dialami

b.  Mengkaji PQRST Pasien mengatakan


nyeri pasien P: Nyeri, bertambah ketika
bahu di gerakan dan di angkat,
nyeri berkurang saat
diimobilisasi,
Klien tampak meringis
kesakitan ketika bahu
digerakan,
Q: Nyeri seperti ditusuk
S: 5
T: hilang timbul sampai
diimobilisasi

Mengajarkan teknik Pasien kooperatif dan


nafas dalam untuk melakukan
memberikan rasa

mengkaji TTV dan TD: 120/90mmHg, N:86x/m,


KU pasien RR: 20x/m, S: 36,2C

2. 11 Nov Mengkaji secara Pasien mengatakan tangannya


2020(jam teratur fungsi masih nyeri bila digerakan
14.40) motorik

Mendorong/ Pasien kooperatf dan mau


mengajurkan melakukan
berpartisipasi pada
aktifitas terapeutik/
relaksasi
Pasien dibantu aktifitasnya
Membantu pasien dalam latihan gerak
dalam rentang gerak
Pasien kooperatif
Kolaborasi dengan
ahli fisoterapi
3. 11 Nov 2020 Pasien mengatakan lukanya
(16.00) Memonitir tanda dan selalu ditutup perban dan tidak
gejala ada nanah
infeksi(rubor,color,d
olor,fungsiolesa
Pasien mengatakan bila
Mempertahankan lukanya akan dibersihkan
tehnik aseptic pada perawat selalu cuci tangan
luka pasien
Pasien amengatakan sangat
Mengajarkan senang diajarkan tata cara
keluarga tentang cara menghindari infeksi
menghindari infeksi

Memberikan injeksi Injeksi sudah diberikan 1gram


ceftriakson 1 gram iv
No Tanggal/ jam Tindakan Respon TTD
dx
1. 12 nov 2020(jam a.       Mengkaji KU pasien Pasien mengatakan
14.00) terhadap nyeri nyeri nya berkurang
dan pasien bersabar
terhadap rasa nyeri
yang dialami

b.      Mengkaji PQRST nyeri Pasien mengatakan


pasien P: Nyeri, bertambah
ketika bahu di gerakan
dan di angkat ,nyeri
berkurang saat
diimobilisasi,
Klien tampak meringis
kesakitan ketika bahu
digerakan,
Q: Nyeri seperti
ditusuk
S: 4
T: hilang timbul
sampai diimobilisasi

c.       Mengajarkan teknik Pasien kooperatif dan


nafas dalam untuk melakukan
memberikan rasa
nyaman

e. Mengkaji TTV dan TD: 120/90mmHg,


KU pasien. N:86x/m, RR: 20x/m,
S: 36

2 12 nov 2020(jam Mengkaji secara teratur Pasien mengatakan


15.00) fungsi motoric tangannya masih nyeri
bila digerakan

Membantu pasien dalam Pasien dibantu


rentang gerak aktifitasnya dalam
latihan gerak

3 12 Nov 2020 (jam Memonitir tanda dan Pasien mengatakan


15.30) gejala lukanya selalu ditutup
infeksi(rubor,color,dolor perban dan tidak ada
,fungsiolesa nanah

Melakukan ganti balut Pasien mengatakan


lukanya sudah
dibersihkan,tampak
luka bersih dan tidak
ada nanah

Memberikan injeksi Injeksi sudah


ceftriakson 1 gram diberikan 1gram iv

No Tanggal/ jam Tindakan Respon


dx
1 13 NOV 20  (14.30)a.       Mengkaji KU pasien Pasien mengatakan
terhadap nyeri nyerinya sudah
berkurang.

b.      Mengkaji PQRST nyeri Pasien mengatakan


pasien P: Nyeri, bertambah
ketika bahu di gerakan
dan di angkat ,nyeri
berkurang saat
diimobilisasi,
Klien tampak meringis
kesakitan ketika bahu
digerakan,
Q: Nyeri seperti
ditusuk
S: 2
T: hilang timbul
sampai diimobilisasi

c.      Mengajarkan teknik Pasien kooperatif dan


nafas dalam untuk melakukan
memberikan rasa
nyaman

f. Mengkaji TTV dan TD: 120/90mmHg,


KU pasien N:86x/m, RR: 20x/m,
S: 36

2 13 Nov 2020 (jam Mengkaji secara Pasien mengatakan


15.00) teratur fungsi tangannya bila
motoric digerakan nyerinya
berkurang.

3 13 nov 2020(jam Melakukan ganti Luka kering tidak ada


16.00) balut pus.

Melakukan injeksi Injeksi 1 gram per iv


ceftriaxone 1gram

e.       Evaluasi Keperawatan


No dx Tanggal/ jam Evaluasi TTD
1 11 nov 2020 jam S: Pasien mengatakan nyeri berkurang Skala
20.00 nyeri 5
O:Pasien tampak meringis kesakitan ketika
bahunya
digerakkan,TD:120/90mmHg,N:86x/m,RR:20x/
m S: 36,2 c
A: Masalah belum teratasi
P:Lanjut intervensi.

2 12 nov 2020 jam S: Pasien mengatakan nyeri berkurang Skala


20.00 nyeri 4
O:Pasien tampak meringis kesakitan ketika
bahunya digerakkan, TD: 120/90 mmHg,
N: 86x/m, RR: 20x/m, S: 36 c
A: Masalah belum teratasi
P:Lanjut intervensi.

3 13 Nov 2020(jam S: Pasien mengatakan nyeri berkurang Skala


20.00) nyeri 2
O:Pasien tampak meringis kesakitan ketika
bahunya digerakkan, TD: 120/90 mmHg,
N: 86x/m, RR: 20x/m, S: 36 c
A: Masalah teratasi
P: Hentikan inervensi pasien BLPL
DAFTAR PUSTAKA

Difayana, Aditya. 2013. Laporan Pendahuluan Fraktur. http://adityadifayana.blogspot.com


/2013/01/laporan-pendahuluan-fraktur.html. Diakses 20 Januari 2014.

Anonim.2013. Askep Post Fraktur Klavikula.http://keperawatansite.blogspot.com/2013/


 06/askep-post-fraktur-klavikula.html.  Diakses 20 Januari 2014.

Putra, Yongke. 2013. Askep Fraktur Clavicula.http://yongke-putra.blogspot.com/2013/09/askep-


fraktur-clavicula.html. Diakses 20 Januari 2014.
Anonim. 2011. Penatalaksanaan Patah Tulang Selangka.
http://medianers.blogspot.com/2011/09/penatalaksanaan-patah-tulang-selangka.html. Diakses 20
Januari 2014.

Anonim. 2012.  Fraktur Klavikula. http://dokterbujang.wordpress.com/2012/09/08/fraktur-


klavikula/. Diakses 20 Januari 2014.

Anda mungkin juga menyukai