Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pendahuluan

Post Orif Left Clavicle


A. Definisi
Post orif adalah suatu jenis operasi dengan pemasangan internal fixasi
yang dilakukan ketika fraktur tersebut tidak dapat direduksi secara cukup
dengan close reduction atau ketika plaster gagal untuk mempertahankan posisi
yang tepat pada fragmen fraktur ( Adams, 1992 ).
Left clavicle ( clavikula kiri ) atau lebih dikenal dengan sebutan tulang
selangka bagian kiri adalah tulang panjang yang membentang antara tulang
belikat kiri dan tulang dada. Tulang ini terletak di bagian atas dada antara leher
dan bahu sebelah kiri yang berfungsi menjaga tulang belikat tetap pada
posisinya.
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
yang ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya yang biasanya disebabkan
oleh rudapaksa atau tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat
diserap oleh tulang (Apley dan Solomon, 2017)
Fraktur klavikula adalah putusnya hubungan tulang klavikula yang
disebabkan oleh trauma langsung dan tidak langsung pada posisi lengan
terputar atau tertarik keluar (outtretched hand), dimana trauma dilanjutkan dari
pergelangan tangan sampai klavikula, trauma ini dapat menyebabkan fraktur
klavikula (Apley dan Solomon, 2017).
B. Etiologi
Etiologi fraktur klavikula adalah trauma secara langsung maupun tidak
langsung pada tulang klavikula. Trauma dapat terjadi akibat jatuh atau
kecelakaan lalu lintas di mana bagian samping bahu langsung mengenai
bagian yang keras. Etiologi lain yang dapat menyebabkan fraktur klavikula
adalah jatuh dengan tangan terentang.
Etiologi Fraktur left clavicle adalah trauma secara langsung maupun tidak
langsung pada tulang klavikula bagian kiri. Traua dapat terjadi akibat :
1. Terjatuh dengan posisi bahu mendarat terlebih dahulu atau dengan posisi
kedua lengan terbuka lebar
2. Hantaman langsung pada bahu kiri akibat olahraga yang melibatkan
kontak fisik, seperti rugby atau judo
3. Benturan pada tulang selangka (klavikula) bagian kiri akibat kecelakaan
lalu lintas
4. Cedera lahir selama proses persalinan

C. Patofisiologi
Patofisiologi fraktur klavikula berkaitan dengan karakteristik anatominya
yang memang rentan fraktur. Klavikula adalah tulang berbentuk S yang
merupakan penghubung osseus antara ekstremitas atas dan trunkus. Pada
klavikula, terdapat artikulasi secara distal dengan akromion pada sendi
akromioklavikular dan artikulasi secara proksimal dengan sternum pada sendi
sternoklavikula. Banyaknya artikulasi ini adalah salah satu faktor yang
menyebabkan klavikula mudah fraktur.
Fraktur klavikula bisa disebabkan oleh trauma energi tinggi atau oleh
cedera multipel. Oleh karena itu, dokter perlu melakukan pemeriksaan
terkait fraktur iga, skapula, dan tulang lain yang berkaitan dengan bahu.
Dokter juga perlu mempertimbangkan adanya kontusio paru, pneumothorax,
dan hemothorax.

D. Manifestasi klinis
Menurut Helmi (2012), tanda dan gejala fraktur klavikula yaitu keluhan
nyeri pada bahu depan, adanya riwayat trauma pada bahu atau jatuh dengan
posisi tangan yang tidak optimal, dan penderita mengeluh kesulitan dalam
menggerakkan bahu. Temuan pada pemeriksaan fisik lokalis yang biasa
muncul adalah
1. Look yaitu pada fase awal cidera klien terlihat mengendong lengan pada
dada untuk mencegah pergerakan. Suatu benjolan besar atau deformitas
pada bahu depan terlihat dibawah kulit dan kadang-kadang fragmen yang
tajam mengancam kulit.
2. Feel didapatkan adanya nyeri tekan pada bahu depan. Nyeri terjadi akibat
adanya luka insisi operasi serta oedem di area fraktur menyebabkan
tekanan pada jaringan interstitial sehingga akan menekan noiceptor dan
menimbulkan nyeri.
3. Move karena ketidakmampuan mengangkat bahu ke atas, keluar, dan
kebelakang thoraks akibat oedem dan nyeri pada luka fraktur maupun luka
insisi menyebabkan pasien sulit bergerak, sehingga akan menimbulkan
ganguan atau penurunan lingkup gerak sendi.

E. Klasifikasi
Fraktur klavikula biasanya diklasifikasikan berdasarkan posisi dari
fraktur oleh Allman menjadi proximal (Group I), middle (Group II), dan distal
(Group III) third fractures. Pembagian secara general berhubungan dengan
pendekatan klinis yang akan dikerjakan.
Karena tingginya tingkat delayed union and non-union pada fraktur 1/3
distal, Neer membaginya menjadi tiga subklasifikasi berdasarkan kondisi
ligamentum dan derajat pergeseran. Neer tipe I (ligamentum korakoklavikular
masih intak), Neer tipe II (ligamentum korakoklavikular robek atau lepas dari
fragmen medial tetapi ligamentum trapezoid tetap intak dengan segmen
distal), dan Neer tipe III (intraartikular). Neer tipe II disubklasifikasikan
menjadi dua oleh Rockwood menjadi tipe IIA: konoid dan trapezoid melekat
pada fragmen distal dan tipe IIB: konoid lepas dari fragmen medial.
F. Komplikasi
Awal
Meskipun klavikula bagian proksimal terletak dekat dengan struktur vital,
kejadian pneumotoraks, ruptur pembuluh darah subklavia, dan cedera pleksus
brachialis jarang terjadi.
Lanjut
Non-union
Pada fraktur shaft yang mengalami pergeseran, non-union terjadi pada 1-
15% kasus. Fraktur risiko meliputi usia yang bertambah tua, besar pergeseran,
komunitif fraktur, dan pasien perempuan, namun prediksi akurat mengenai
fraktur yang akan mengalami non-union sulit dikerjakan.
Non-union yang simptomatik diterapi dengan fiksasi plat dan graft tulang
jika diperlukan. Tindakan ini biasanya memuaskan dan memiliki tingkat union
yang tinggi. Fraktur klavikula 1/3 lateral mempunyai tingkat non-union yang
tinggi (11,5-40%). Pilihan terapi untuk non-union simptomatik adalah eksisi
bagian lateral dari klavikula (bila fragmen kecil dan ligamentum
korakoklavikular intak) atau reduksi terbuka, fiksasi interna dan graft tulang
bila fragmen besar. Implan yang digunakan adalah locking plates and hooked
plates.
Malunion
Semua fraktur yang mengalami pergeseran akan sembuh dengan posisi
non-anatomis dengan pemendekan dan angulasi, meskipun tidak menunjukkan
gejala. Beberapa akan mengalami nyeri periskapular, yang biasanya terjadi
pada pemendekan lebih dari 1,5 cm. Pada kasus ini, operasi osteotomi korektif
dan pemasangan plat dapat dipertimbangkan.
Kekakuan bahu
Hal ini sering terjadi namun biasanya hanya sementara.
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada fraktur left clavicle dibutuhkan untuk
mengonfirmasi fraktur, menilai komplikasi, dan mengonfirmasi setelah
tindakan. Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa
1. Rontgen klavikula
2. Rontgen toraks
3. CT scan
4. Arteriografi
5. USG

H. Penatalaksanan
Beberapa metode penanganan patah tulang selangka yang dapat dilakukan
oleh dokter adalah:
1. Penggunaan arm sling
Pada patah tulang selangka yang tergolong ringan, pasien akan
direkomendasikan untuk menggunakan penyangga lengan berbentuk
segitiga (arm sling). Arm sling berfungsi untuk mencegah bagian tulang
yang patah bergerak dan membantu pasien agar merasa lebih nyaman.
2. Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen dan
paracetamol. Jika nyeri cukup parah, dokter akan memberikan obat pereda
nyeri jenis lain.
3. Operasi
Operasi dilakukan jika cedera yang terjadi cukup parah, misalnya patahan
tulang menembus kulit atau posisi tulang menjadi tidak sejajar dan
tumpang tindih. Pada patah tulang selangka, operasi yang umum
dilakukan adalah pemasangan pen, untuk menyatukan dan menahan posisi
tulang agar tetap stabil.
4. Fisioterapi
Setelah menjalani perawatan dengan arm sling, pasien akan dianjurkan
untuk menjalani fisioterapi. Tujuannya adalah untuk mengembalikan
kekuatan dan kelenturan otot di sekitar tulang selangka yang patah.

Anda mungkin juga menyukai