Anda di halaman 1dari 31

Clavicle Fracture

Fraktur Clavikula

Aufa Amira R (208003)

Aulia Nur A (208004)


Apa itu Fraktur

Clavicula ?
Patah tulang selangka atau fraktur clavicula adalah kondisi tulang selangka yang
retak atau patah. Kondisi ini umumnya terjadi akibat benturan hebat atau
kecelakaan, misalnya karena berkendara atau berolahraga. Pada bayi, patah tulang
selangka dapat dialami selama proses persalinan.

Klavikula atau tulang selangka adalah tulang melengkung yang membentuk bagian
anterior gelang bahu yang berfungsi memberi kaitan pada beberapa otot leher, bahu
dan lengan yang bekerja sebagai penompang lengan.
Anatomi Fraktur Clavicula

Tulang selangka terletak di kanan dan kiri dada bagian atas, tepat di
bawah leher. Bentuk tulang selangka memanjang dan posisinya
melintang menghubungkan tulang dada dengan lengan.

Tulang selangka atau clavicula adalah tulang yang membentuk bahu dan
menghubungkan lengan atas pada batang tubuh. Clavicula berbentuk
kurva-ganda dan memanjang. Ini adalah satu-satunya tulang yang
memanjang horizontal dalam tubuh. Terletak di atas tulang rusuk
pertama.
Anatomi Fraktur Clavicula

Otot-otot dan ligamentum yang berlekatan pada clavicula: Batas anterior:


Otot pectoralis mayor
 Permukaan superior:
Otot deltoideus pada bagian tuberculum deltoideus Otot deltoideus
Otot trapezius
 Permukaan inferior Otot sternocleidomastoid
Ligamentum conoideum (bagian medial dari ligamentum Otot sternohyoideus
coracoclaviculare) pada tuberculum conoideum
Ligamentum trapzoideum (bagian lateral dari ligamentum Otot trapezius
coracoclaviculare pada linea trapezoidea
Patoanatomi yang Berhubungan dengan Fraktur Klavikula

Anatomi Ligamentum dari Klavikula Medial


Hanya ada sedikit gerakan pada sendi sternoklavikula dan struktur jaringan lunak yang menyokongnya tebal. Di
sisi medial, klavikula dan sternum dibatasi oleh kapsul sternoklavikula, penebalan kapsul bagian posterior
merupakan jaringan lunak yang terpenting yang membatasi bagian anterior dan posterior dari klavikula.
Ligamentum interklavikular yang berjalan dari ujung medial klavikula pada aspek superior dari sternum di bagian
sternal notch, dan melekat pada ujung medial klavikula kontralateral. Ligamentum ini bekerja seperti tension wire
pada basis klavikula, yang mencegah terjadinya angulasi inferior atau translasi dari klavikula.

Lateral
Ligamentum korakoklavikular adalah trapezoid (lebih lateral) dan konoid (lebih medial) merupakan ligamentum
tebal yang berasal dari basis korakoid dan berinsersi ke tonjolan kecil di inferior klavikula (trapezoid) dan
tuberkulum konoid klavikula (konoid). Ligamentum ini sangat kuat dan merupakan penahan utama untuk
terjadinya pergeseran ke superior dari klavikula lateral
Patoanatomi yang Berhubungan dengan Fraktur Klavikula

Anatomi tulang clavicula


Tulang klavikula relatif tipis, bagian paling lebar adalah sisi medial dan lateral tempatnya berartikulasi dengan
sternum dan akromion. Tulang ini mempunyai dua lengkungan: yang lebih besar adalah bagian koronal yang
memberi bentuk huruf S (konveks anterior sisi medial dan konkaf anterior sisi lateral)

Potongan cross-sectional dan anatomi topografik dari klavikula


Patoanatomi yang Berhubungan dengan Fraktur Klavikula

Anatomi Muskulus dari Klavikula


Klavikula tidak sepenting skapula dalam hal origo muskulus, namun merupakan insersio dari beberapa muskulus
besar. Di sisi medial, muskulus pektoralis mayor berorigo di shaft klavikula anteroinferior, dan muskulus
sternokleidomastoideus berorigo di bagian superiornya. Origo pektoralis dan origo anterior deltoid bergabung di
bagian lateral, sementara insersi trapezius bergabung dengan origo deltoid. Insersio muskulus memegang peranan
yang signifikan terhadap terjadinya deformitas setelah fraktur: fragmen medial klavikula terangkat oleh tarikan
muskulus sternokleidomastoideus, sedangkan fragmen distal tertarik ke bawah oleh deltoid, dan ke medial oleh
pektoralis mayor. Di sisi bawah klavikula merupakan insersi dari muskulus subklavius, yang fungsinya sedikit,
namun merupakn soft tissue buffer pada ruang subklavikula superior dari pleksus brachialis dan pembuluh
subklavia.

Anatomi Neurovaskular dari Klavikula


Nervus supraklavikula berasal dari cabang servikal C3 dan C4 dan keluar dari common trunk di belakang batas
posterior dari muskulus sternokleidomastoideus. Terdapat tiga buah cabang besar (anterior, media, dan posterior)
yang melewati klavikula dari medial ke lateral, dan berisiko cedera saat tindakan operasi.
Anatomi
Patofisiologis

Patah Tulang selangka ( Fraktur klavikula) umumnya disebabkan oleh cedera atau
trauma. Hal ini biasanya terjadi ketika jatuh sementara posisi tangan ketika terbentur
terentang atau mendarat di bahu. Sebuah pukulan langsung ke bahu juga dapat
menyebabkan patah tulang selangka / fraktur klavikula.
Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan
ganggguan rasa nyaman nyeri. Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun
tertutup akan dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang
telah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh.
(Sylvia, 1995 : 1183, dalam keperawatansite, 2013)
Patofisiologis
Etiologi
Manifestasi Klinis

Tanda dan Gejala yang sering dijumpai pada pasien fracture clavikula kemungkinan
akan mengalami sakit, nyeri, pembengkakan, memar, atau benjolan pada daerah bahu
atau dada atas. Tulang dapat menyodok melalui kulit, tidak terlihat normal. Bahu dan
lengan bisa terasa lemah, mati rasa, dan kesemutan. Pergerakan bahu dan lengan juga akan
terasa susah. Anda mungkin perlu untuk membantu pergerakan lengan dengan tangan yang
lain untuk mengurangi rasa sakit atau ketika ingin menggerakan.
(Medianers, 2011).

Menurut Helmi (2012) adalah keluhan nyeri pada bahu depan, adanya riwayat trauma pada bahu atau
jatuh dengan posisi tangan yang tidak optimal (outstretched hand).
 Look yaitu pada fase awal cidera akan terlihat menggendong lengan pada dada untuk mencegah
pergerakan. Suatu benjolan besar atau deformitas pada bahu depan terlihat di bawah kulit dan kadang-
kadang fragmen yang tajam mengancam kulit
Manifestasi Klinis

 Feel, di dapatkan adanya nyeri tekan pada bahu depan

 Move, karena ketidakmampuan mengangkat bahu ke atas, keluar dan ke belakang


thoraks
Mekanisme Trauma

Mekanisme trauma dari fraktur klavikula terjadi karena penderita jatuh pada bahu, biasanya tangan
dalam keadaan terulur. Bila gelang bahu mendapat trauma kompresi dari sisi lateral, penopang utama untuk
mempertahankan posisi adalah klavikula dan artikulasinya. Bila traumanya melebihi kapasitas struktur ini
untuk menahan, terjadi kegagalan melalui 3 cara, Artikulasi akromioklavikular akan rusak, klavikula akan
patah, atau sendi sternoklavikular akan mengalami dislokasi. Trauma pada sendi sternoklavikular jarang
terjadi dan biasanya berhubungn dengan trauma langsung ke klavikula bagian medial dengan arah lebih
posterior (dislokasi posterior) atau trauma dari arah posterior yang langsung mengenai gelang bahu
(menyebabkan dislokasi proksimal klavikula ke anterior).
Mekanisme Trauma

Mekanisme trauma fraktur Muskulus dan gaya gravitasi yang terjadi pada fraktur
klavikula2 klavikula2
 
 
Gambaran Klinis

 Anamnesis harus bisa menggambarkan semua aspek agar penanganan pasien dapat optimal.
Selain data demografik standar, mekanisme trauma juga penting untuk diketahui. Fraktur
klavikula yang disebabkan oleh trauma ringan biasanya tidak menyebabkan cedera organ lainnya
atau trauma intra toraks. Namun, pada kecelakaan lalu lintas dan jatuh dari ketinggian, harus
dicari cedera lainnya.

 Pasien biasanya didekatkan ke dada untuk mencegah pergerakan. Biasanya dapat terlihat
adanyan penonjolan pada subkutan dan kadang-kadang ada fragmen tulang yang melukai
kulit. Adanya deformitas pada gelang bahu paling baik diperiksa saat pasien berdiri.
Klasifikasi Fraktur Clavikula
Klasifikasi Fraktur Clavikula
Fraktur klavikula biasanya diklasifikasikan berdasarkan posisi dari fraktur oleh Allman
menjadi:
I. proximal (Group I)
II. middle (Group II)
III. distal (Group III) third fractures.

Pembagian secara general berhubungan dengan pendekatan klinis yang akan dikerjakan. Karena tingginya tingkat delayed union and
non-union pada fraktur 1/3 distal, Neer membaginya menjadi tiga subklasifikasi berdasarkan kondisi ligamentum dan derajat pergeseran.
I. Neer tipe I (ligamentum korakoklavikular masih intak), Fraktur pada bagian tengah clavicula (lokasi yang paling sering
terjadi fraktur)
II. Neer tipe II (ligamentum korakoklavikular robek atau lepas dari fragmen medial tetapi ligamentum trapezoid tetap intak
dengan segmen distal), Fraktur pada bagian distal clavicula (lokasi paling sering kedua mengalami fraktur setalah
midclavicula)
III. Neer tipe III (intraartikular). Fraktur pada bagian proksimal clavicula (fraktur yang paling jarang terjadi dari semua jenis
fraktur clavicula, indeks nya hanya 5%)
Neer tipe II disubklasifikasikan menjadi dua oleh Rockwood menjadi tipe IIA: konoid dan trapezoid melekat pada fragmen distal dan tipe
IIB: konoid lepas dari fragmen medial.
Klasifikasi Fraktur Clavikula
Klasifikasi yang lebih detail untuk fraktur midshaft dibuat oleh Robinson, yang berguna untuk pengolahan data dan membandingkan
hasil klinis.
Komplikasi

Awal
Menurut De Jong (2010),
o Kerusakan arteri
o Sindrom kompartemen
o Fat Embolism Syndrome
o Infeksi

Non-union
Pada fraktur shaft yang mengalami pergeseran, non-union terjadi pada 1-15% kasus. Fraktur risiko meliputi usia yang bertambah tua, besar
pergeseran, komunitif fraktur, dan pasien perempuan, namun prediksi akurat mengenai fraktur yang akan mengalami non-union sulit
dikerjakan.
Non-union yang simptomatik diterapi dengan fiksasi plat dan graft tulang jika diperlukan. Tindakan ini biasanya memuaskan dan memiliki
tingkat union yang tinggi. Fraktur klavikula 1/3 lateral mempunyai tingkat non-union yang tinggi (11,5- 40%). Pilihan terapi untuk non-
union simptomatik adalah eksisi bagian lateral dari klavikula (bila fragmen kecil dan ligamentum korakoklavikular intak) atau reduksi
terbuka, fiksasi interna dan graft tulang bila fragmen besar. Implan yang digunakan adalah locking plates and hooked plates.
Komplikasi

Malunion
Semua fraktur yang mengalami pergeseran akan sembuh dengan posisi non- anatomis dengan pemendekan dan angulasi,
meskipun tidak menunjukkan gejala. Beberapa akan mengalami nyeri periskapular, yang biasanya terjadi pada pemendekan
lebih dari 1,5 cm. Pada kasus ini, operasi osteotomi korektif dan pemasangan plat dapat dipertimbangkan.
 
Kekakuan bahu
Hal ini sering terjadi namun biasanya hanya sementara.
Penatalaksanaan & intervensi

― Irene M. Pepperberg
Penatalaksanaan

Fraktur Klavikula 1/3 Tengah


Penatalaksanaan pada fraktur klavikula 1/3 tengah yang non-displaced dapat dilakukan secara nonoperatif. Sebagian
besar kasus akan mengalami union yang baik, dengan kemungkinan non-union <5%.[14,15]
Manajemen nonoperatif meliputi pemakaian simple sling untuk kenyamanan. Sling ini dilepas setelah nyeri hilang
(umumnya dalam 1–3 minggu) dan pasien disarankan untuk mulai menggerakkan tangannya. Penggunaan figure-of-eight
bandage pada fraktur klavikula jenis ini belum terbukti membawa manfaat (bahkan dilaporkan meningkatkan insiden
terjadinya luka akibat penekanan fraktur, mencederai saraf, dan meningkatkan risiko non-union).
Belum ada kesepakatan mengenai manajemen fraktur 1/3 tengah. Penggunaan simple splintage pada fraktur dengan
pemendekan >2 cm dipercaya bisa meningkatkan risiko malunion simtomatik dan non-union. Oleh karena itu, para ahli
mengembangkan teknik fiksasi internal pada fraktur klavikula yang mengalami pergeseran berat, fragmentasi, atau
pemendekan. Metode yang dikerjakan adalah pemasangan plat dan fiksasi intramedular.
Penatalaksanaan

Fraktur Klavikula 1/3  Distal


Penatalaksanaan pada fraktur klavikula 1/3 distal umumnya bersifat nonoperatif karena pergeseran biasanya minimal dan
ekstraartikular. Ligamentum korakoklavikula yang intak bisa mencegah pergeseran lebih jauh. Penatalaksanaan meliputi
pemakaian sling selama 2–3 minggu sampai nyeri menghilang, dilanjutkan dengan mobilisasi perlahan sesuai nyeri yang
dapat ditoleransi pasien.
Fraktur klavikula 1/3 distal yang displaced berhubungan dengan robeknya ligamentum korakoklavikula dan merupakan
cedera yang tidak stabil. Banyak studi menyebutkan fraktur jenis ini mempunyai tingkat nonunion yang tinggi bila ditata
laksana secara nonoperatif. Pembedahan untuk stabilisasi fraktur direkomendasikan.
Teknik operasi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan plate dan screw korakoklavikular, fiksasi plat hook, jahitan
dan sling techniques dengan graft ligamen Dacron, serta yang terbaru adalah locking plates klavikula.

Fraktur Klavikula 1/3 Proksimal


Fraktur klavikula 1/3 proksimal jarang terjadi. Kebanyakan fraktur jenis ini bersifat ekstra artikular. Mayoritas
penatalaksanaan yang dilakukan bersifat nonoperatif, kecuali jika pergeseran fraktur mengancam struktur mediastinum.
Fiksasi fraktur bisa berhubungan dengan komplikasi, seperti migrasi implan ke mediastinum, terutama pada penggunaan K-
wire.
Penatalaksanaan

Tindakan konservatif diberikan eksternal fiksasi dengan: Eight verband (figure of eight method), ring
verband
Setelah difiksasi ditambah mitella untuk support lengan un tuk kurangi keluhan/nyeri.

A. Figure of eight method


Merupakan fiksasi berbuntuk angka delapan yang dibuat dari plester/gips dengan persilangan pada bagian
belakang. Metode ini merupakan pilihan ffiksasi paling disarankan.
B. Ring verband method
Fiksasi berbentuk ring/gelang dipasang pada kedua gelang bahu kemudian pada bagian belakang saling
dihubungkan/diikat.
C. Hand cherchif method
Merupakan bentuk ransel verband yang dibuat dari dua buah sapu tangan dilipat sedemikian rupa,
dipasang pada kedua gelang bahu dan di hubungkan, sehingga posisi shoulder girdle retraksi, selama
kurang lebih 2-3 minggu.
Fisioterapi

A. Latihan pada sendi diluar bagian fraktur dapat seawal mungkin/segera diberikan. Untuk sendi bahu
latihan aktif diberikan secara toleransi setelah kondisi penderita memungkinkan.
B. Latihan aktif shoulder girdle toleransi (Abd-Add scapula dan ADL) diberikan setelah lepas eksternal
fiksasi (kurang lebih 3 minggu)
C. Disarankan adar penderita tidak melakukan aktivitas berat dan berlebihan selama 2-3 bulan.
D. Pada umumnya konsolidasi pertumbuhan callus dicapai stelah 6-8 minggu dengan catatan tanpa
komplikasi bermakna.
Operative treatment
X-ray dari fraktur communited dilakukan tindakan dengan perangkat fiksasi intramedulla. Pada kasus
yang parah, operasi diperlukan untuk menempatkan tulang di posisi normal dengan pin, dan sekrup untuk
fiksasi tulang. Kemudian, diberikan mitella selama satu minggu atau sampai nyeri berkurang/hilang.
Penggunaan arm sling
Pada patah tulang selangka yang tergolong ringan, pasien akan direkomendasikan untuk menggunakan
penyangga lengan berbentuk segitiga (arm sling). Arm sling berfungsi untuk mencegah bagian tulang
yang patah bergerak dan membantu pasien agar merasa lebih nyaman.
Fisioterapi

Setelah menjalani perawatan dengan arm sling, pasien akan dianjurkan untuk menjalani fisioterapi.
Tujuannya adalah untuk mengembalikan kekuatan dan kelenturan otot di sekitar tulang selangka yang patah.
Proses penyembuhan patah tulang selangka tergantung pada tingkat keparahannya. Pasien dewasa biasanya membutuhkan
waktu 3 bulan, sedangkan pemulihan pada anak-anak bisa sekitar 6 minggu.

Selama proses pemulihan, benjolan bisa muncul di tulang selangka. Kondisi tersebut normal dan akan membaik setelah
beberapa bulan.

Selain menjalani perawatan di atas, pasien juga akan dianjurkan untuk melakukan beberapa upaya untuk membantu proses
pemulihan, yaitu:
• Menggunakan bantal tambahan agar posisi badan lebih tegak jika sulit tidur
• Menggerakkan siku, tangan, dan jari secara teratur ketika sudah merasa nyaman
• Melepas sling arm selama beberapa jam jika area yang patah mulai membaik
• Mengompres dingin area yang bengkak atau sakit setelah menggunakan sling arm
• Tidak membawa atau mengangkat beban yang berat selama beberapa minggu
• Berkonsultasi dengan dokter sebelum kembali berolahraga atau bekerja
Referensi
1. schrock, theodore. Ilmu Bedah ( handbook of surgery ) edisi 7.
Penerbit buku kedokteran EGC : jakarta.1995.

2. Price, Sylvia and Wilson, Lorraine. Patofisiologi Konsep Klinis


Proses-Proses Penyakit 6th Edition. EGC: Jakarta.2005

3. Koval, kenneth.J. Handbook of Fracture, 3rd Edition. Lippincoot


williams and wilkins : California.2010.

4. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai