Fraktur Clavikula
Clavicula ?
Patah tulang selangka atau fraktur clavicula adalah kondisi tulang selangka yang
retak atau patah. Kondisi ini umumnya terjadi akibat benturan hebat atau
kecelakaan, misalnya karena berkendara atau berolahraga. Pada bayi, patah tulang
selangka dapat dialami selama proses persalinan.
Klavikula atau tulang selangka adalah tulang melengkung yang membentuk bagian
anterior gelang bahu yang berfungsi memberi kaitan pada beberapa otot leher, bahu
dan lengan yang bekerja sebagai penompang lengan.
Anatomi Fraktur Clavicula
Tulang selangka terletak di kanan dan kiri dada bagian atas, tepat di
bawah leher. Bentuk tulang selangka memanjang dan posisinya
melintang menghubungkan tulang dada dengan lengan.
Tulang selangka atau clavicula adalah tulang yang membentuk bahu dan
menghubungkan lengan atas pada batang tubuh. Clavicula berbentuk
kurva-ganda dan memanjang. Ini adalah satu-satunya tulang yang
memanjang horizontal dalam tubuh. Terletak di atas tulang rusuk
pertama.
Anatomi Fraktur Clavicula
Lateral
Ligamentum korakoklavikular adalah trapezoid (lebih lateral) dan konoid (lebih medial) merupakan ligamentum
tebal yang berasal dari basis korakoid dan berinsersi ke tonjolan kecil di inferior klavikula (trapezoid) dan
tuberkulum konoid klavikula (konoid). Ligamentum ini sangat kuat dan merupakan penahan utama untuk
terjadinya pergeseran ke superior dari klavikula lateral
Patoanatomi yang Berhubungan dengan Fraktur Klavikula
Patah Tulang selangka ( Fraktur klavikula) umumnya disebabkan oleh cedera atau
trauma. Hal ini biasanya terjadi ketika jatuh sementara posisi tangan ketika terbentur
terentang atau mendarat di bahu. Sebuah pukulan langsung ke bahu juga dapat
menyebabkan patah tulang selangka / fraktur klavikula.
Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan
ganggguan rasa nyaman nyeri. Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun
tertutup akan dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang
telah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh.
(Sylvia, 1995 : 1183, dalam keperawatansite, 2013)
Patofisiologis
Etiologi
Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala yang sering dijumpai pada pasien fracture clavikula kemungkinan
akan mengalami sakit, nyeri, pembengkakan, memar, atau benjolan pada daerah bahu
atau dada atas. Tulang dapat menyodok melalui kulit, tidak terlihat normal. Bahu dan
lengan bisa terasa lemah, mati rasa, dan kesemutan. Pergerakan bahu dan lengan juga akan
terasa susah. Anda mungkin perlu untuk membantu pergerakan lengan dengan tangan yang
lain untuk mengurangi rasa sakit atau ketika ingin menggerakan.
(Medianers, 2011).
Menurut Helmi (2012) adalah keluhan nyeri pada bahu depan, adanya riwayat trauma pada bahu atau
jatuh dengan posisi tangan yang tidak optimal (outstretched hand).
Look yaitu pada fase awal cidera akan terlihat menggendong lengan pada dada untuk mencegah
pergerakan. Suatu benjolan besar atau deformitas pada bahu depan terlihat di bawah kulit dan kadang-
kadang fragmen yang tajam mengancam kulit
Manifestasi Klinis
Mekanisme trauma dari fraktur klavikula terjadi karena penderita jatuh pada bahu, biasanya tangan
dalam keadaan terulur. Bila gelang bahu mendapat trauma kompresi dari sisi lateral, penopang utama untuk
mempertahankan posisi adalah klavikula dan artikulasinya. Bila traumanya melebihi kapasitas struktur ini
untuk menahan, terjadi kegagalan melalui 3 cara, Artikulasi akromioklavikular akan rusak, klavikula akan
patah, atau sendi sternoklavikular akan mengalami dislokasi. Trauma pada sendi sternoklavikular jarang
terjadi dan biasanya berhubungn dengan trauma langsung ke klavikula bagian medial dengan arah lebih
posterior (dislokasi posterior) atau trauma dari arah posterior yang langsung mengenai gelang bahu
(menyebabkan dislokasi proksimal klavikula ke anterior).
Mekanisme Trauma
Mekanisme trauma fraktur Muskulus dan gaya gravitasi yang terjadi pada fraktur
klavikula2 klavikula2
Gambaran Klinis
Anamnesis harus bisa menggambarkan semua aspek agar penanganan pasien dapat optimal.
Selain data demografik standar, mekanisme trauma juga penting untuk diketahui. Fraktur
klavikula yang disebabkan oleh trauma ringan biasanya tidak menyebabkan cedera organ lainnya
atau trauma intra toraks. Namun, pada kecelakaan lalu lintas dan jatuh dari ketinggian, harus
dicari cedera lainnya.
Pasien biasanya didekatkan ke dada untuk mencegah pergerakan. Biasanya dapat terlihat
adanyan penonjolan pada subkutan dan kadang-kadang ada fragmen tulang yang melukai
kulit. Adanya deformitas pada gelang bahu paling baik diperiksa saat pasien berdiri.
Klasifikasi Fraktur Clavikula
Klasifikasi Fraktur Clavikula
Fraktur klavikula biasanya diklasifikasikan berdasarkan posisi dari fraktur oleh Allman
menjadi:
I. proximal (Group I)
II. middle (Group II)
III. distal (Group III) third fractures.
Pembagian secara general berhubungan dengan pendekatan klinis yang akan dikerjakan. Karena tingginya tingkat delayed union and
non-union pada fraktur 1/3 distal, Neer membaginya menjadi tiga subklasifikasi berdasarkan kondisi ligamentum dan derajat pergeseran.
I. Neer tipe I (ligamentum korakoklavikular masih intak), Fraktur pada bagian tengah clavicula (lokasi yang paling sering
terjadi fraktur)
II. Neer tipe II (ligamentum korakoklavikular robek atau lepas dari fragmen medial tetapi ligamentum trapezoid tetap intak
dengan segmen distal), Fraktur pada bagian distal clavicula (lokasi paling sering kedua mengalami fraktur setalah
midclavicula)
III. Neer tipe III (intraartikular). Fraktur pada bagian proksimal clavicula (fraktur yang paling jarang terjadi dari semua jenis
fraktur clavicula, indeks nya hanya 5%)
Neer tipe II disubklasifikasikan menjadi dua oleh Rockwood menjadi tipe IIA: konoid dan trapezoid melekat pada fragmen distal dan tipe
IIB: konoid lepas dari fragmen medial.
Klasifikasi Fraktur Clavikula
Klasifikasi yang lebih detail untuk fraktur midshaft dibuat oleh Robinson, yang berguna untuk pengolahan data dan membandingkan
hasil klinis.
Komplikasi
Awal
Menurut De Jong (2010),
o Kerusakan arteri
o Sindrom kompartemen
o Fat Embolism Syndrome
o Infeksi
Non-union
Pada fraktur shaft yang mengalami pergeseran, non-union terjadi pada 1-15% kasus. Fraktur risiko meliputi usia yang bertambah tua, besar
pergeseran, komunitif fraktur, dan pasien perempuan, namun prediksi akurat mengenai fraktur yang akan mengalami non-union sulit
dikerjakan.
Non-union yang simptomatik diterapi dengan fiksasi plat dan graft tulang jika diperlukan. Tindakan ini biasanya memuaskan dan memiliki
tingkat union yang tinggi. Fraktur klavikula 1/3 lateral mempunyai tingkat non-union yang tinggi (11,5- 40%). Pilihan terapi untuk non-
union simptomatik adalah eksisi bagian lateral dari klavikula (bila fragmen kecil dan ligamentum korakoklavikular intak) atau reduksi
terbuka, fiksasi interna dan graft tulang bila fragmen besar. Implan yang digunakan adalah locking plates and hooked plates.
Komplikasi
Malunion
Semua fraktur yang mengalami pergeseran akan sembuh dengan posisi non- anatomis dengan pemendekan dan angulasi,
meskipun tidak menunjukkan gejala. Beberapa akan mengalami nyeri periskapular, yang biasanya terjadi pada pemendekan
lebih dari 1,5 cm. Pada kasus ini, operasi osteotomi korektif dan pemasangan plat dapat dipertimbangkan.
Kekakuan bahu
Hal ini sering terjadi namun biasanya hanya sementara.
Penatalaksanaan & intervensi
― Irene M. Pepperberg
Penatalaksanaan
Tindakan konservatif diberikan eksternal fiksasi dengan: Eight verband (figure of eight method), ring
verband
Setelah difiksasi ditambah mitella untuk support lengan un tuk kurangi keluhan/nyeri.
A. Latihan pada sendi diluar bagian fraktur dapat seawal mungkin/segera diberikan. Untuk sendi bahu
latihan aktif diberikan secara toleransi setelah kondisi penderita memungkinkan.
B. Latihan aktif shoulder girdle toleransi (Abd-Add scapula dan ADL) diberikan setelah lepas eksternal
fiksasi (kurang lebih 3 minggu)
C. Disarankan adar penderita tidak melakukan aktivitas berat dan berlebihan selama 2-3 bulan.
D. Pada umumnya konsolidasi pertumbuhan callus dicapai stelah 6-8 minggu dengan catatan tanpa
komplikasi bermakna.
Operative treatment
X-ray dari fraktur communited dilakukan tindakan dengan perangkat fiksasi intramedulla. Pada kasus
yang parah, operasi diperlukan untuk menempatkan tulang di posisi normal dengan pin, dan sekrup untuk
fiksasi tulang. Kemudian, diberikan mitella selama satu minggu atau sampai nyeri berkurang/hilang.
Penggunaan arm sling
Pada patah tulang selangka yang tergolong ringan, pasien akan direkomendasikan untuk menggunakan
penyangga lengan berbentuk segitiga (arm sling). Arm sling berfungsi untuk mencegah bagian tulang
yang patah bergerak dan membantu pasien agar merasa lebih nyaman.
Fisioterapi
Setelah menjalani perawatan dengan arm sling, pasien akan dianjurkan untuk menjalani fisioterapi.
Tujuannya adalah untuk mengembalikan kekuatan dan kelenturan otot di sekitar tulang selangka yang patah.
Proses penyembuhan patah tulang selangka tergantung pada tingkat keparahannya. Pasien dewasa biasanya membutuhkan
waktu 3 bulan, sedangkan pemulihan pada anak-anak bisa sekitar 6 minggu.
Selama proses pemulihan, benjolan bisa muncul di tulang selangka. Kondisi tersebut normal dan akan membaik setelah
beberapa bulan.
Selain menjalani perawatan di atas, pasien juga akan dianjurkan untuk melakukan beberapa upaya untuk membantu proses
pemulihan, yaitu:
• Menggunakan bantal tambahan agar posisi badan lebih tegak jika sulit tidur
• Menggerakkan siku, tangan, dan jari secara teratur ketika sudah merasa nyaman
• Melepas sling arm selama beberapa jam jika area yang patah mulai membaik
• Mengompres dingin area yang bengkak atau sakit setelah menggunakan sling arm
• Tidak membawa atau mengangkat beban yang berat selama beberapa minggu
• Berkonsultasi dengan dokter sebelum kembali berolahraga atau bekerja
Referensi
1. schrock, theodore. Ilmu Bedah ( handbook of surgery ) edisi 7.
Penerbit buku kedokteran EGC : jakarta.1995.
4. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.
Thank You!