Anda di halaman 1dari 34

REFERAT

FRAKTUR CLAVICULA

Desi Karina Wardhani


(01.211.6361)

Pembimbing
Letkol CKM dr. Basuki Widodo, Sp.OT
C L AV I C U L A
FRAKTUR

terputusnya kontinuitas jaringan


tulang yang umumnya disebabkan
oleh rudapaksa
FRAKTUR CLAVICULA

cedera yang sering terjadi akibat jatuh


atau hantaman langsung ke bahu.
ETIOLOGI
 Fraktur clavicula sering terjadi akibat
trauma dengan posisi lengan terputar atau
tertarik keluar (outstreched hand) dimana
trauma dilanjutkan dari pergelangan
tangan sampai ke clavicula. Penyebab lain
fraktur clavicula disebabkan oleh
hantaman langsung ke bahu atau adanya
tekanan yang keras pada bahu akibat
trauma atau terkena pukulan benda keras.
Beberapa penyebab fraktur clavicula
yaitu:
 Bayi baru lahir akibat tekanan pada
bahu oleh simphisis pubis
 Kecelakaan

 Kompresi pada bahu dalam jangka


waktu lama
 Proses patologik
KLASIFIKASI

Allman dan Neer


Grup I – Fraktur 1/3 Tengah Clavicula (80-85%)
Nondisplaced - Displacement < 100% Nonoperatif

Displaced - Displacement >100% & Nonunion 4,5% Operatif

Grup II –Fraktur 1/3 Lateral Clavicula (10-15%)


Tipe I - Fraktur terjadi di lateral sampai ligament coracoclavicular (trapezoid, conoid) Nonoperatif
atau interligamen
- Biasanya terjadi displacement minimal
Tipe IIA - Fraktur terjadi di medial sampai ligament conoid dan trapezoid intak Operatif
- Clavicula medial tidak stabil
Tipe IIB - Fraktur terjadi diantara ruptur ligamen conoid dan intak ligamen trapezoid atau Operatif
di lateral sampai kedua ligament
- Clavicula medial tidak stabil
Tipe III - Fraktur intraartikular sampai ke AC joint Nonoperatif
- Ligamen conoid dan trapezoid intak kemudian terjadi cedera clavicula stabil

Tipe IV - Fraktur fiseal yang terjadi pada tulang yang immatur Nonoperatif
- Displacement clavicula lateral yang terjadi pada periosteum yang tipis
- Ligamen conoid dan trapezoid menempel ke periosteum dan bentuk fraktur
secara keseluruhan stabil

Tipe V - Fraktur kominutif & Clavicula medial tidak stabil Operasi


- Ligamen conoid dan trapezoid menempel pada fragmen kominutif
Grup III – Fraktur Clavicula 1/3 Medial (5-8%)
Displace anter - Jarang menimbulkan gejala Nonoperatif

Displace poste - Sering dislokasi-fraktur fiseal (usia <25 tahun) Operatif


- Kestabilan tergantung pada ligamen costoclavicular
LATERAL CLAVICULAR FRACTURES
DIAGNOSIS
 Gejala Klinis
 mekanisme cedera
 lokasi adanya ekimosis,
deformitas, krepitasi.
 nyeri setelah terjadinya
kecelakaan tersebut dan
sulit untuk
mengangkat lengan
dan bahu
 Inspeksi: bahu biasanya asimetris,
agak jatuh kebawah, lebih
kedepan ataupun lebih ke
belakang
 Diagnosis pasti : pemeriksaan
radiologi
X RAY

 Proyeksi AP
 AC joint, SC
joint.
 Proyeksi AP
miring 20-60o
cukup baik 
meminimalisir
struktur thorax
yang bisa
mengganggu
pembacaan.
DD
 Fraktur kosta
Penyebab paling sering pada fraktur kosta adalah trauma tumpul
pada dinding dada, tergantung lokasi yang mengalami trauma bisa
menyebabkan fraktur 1 tulang costa atau lebih. Pada pasien dengan
fraktur kosta bisa menyebabkan terjadinya pneumothorax,
hemathorax karena perdarahan atau cedera pada pleksus brachialis
untuk fraktur kosta I-III. Untuk fraktur kosta I-III gejala dan tanda bisa
mirip dengan fraktur clavicula, harus bisa dibedakan dengan
seksama pada pemeriksaan radiologi.
 Fraktur sternum

Fraktur sternum paling sering karena trauma pada dada, biasanya


disertai dengan trauma pada jantung dan paru-paru. Untuk
mendiagnosis fraktur sternum biasanya dipakai plain photo proyeksi
lateral.
 Dislokasi sendi bahu

Paling sering adalah anterior dislocation sekitar 85% dari semua


dislokasi sendi bahu. Pasien dengan dislokasi sendi bahu juga bisa
mengeluh nyeri, bengkak ataupun susah menggerakkan lengan.
PENATALAKSANAAN
 NONOPERATIF
 Imobilisasi sling dengan latihan ROM
bertahap 2-4 minggu
 Indikasi:
 Nondisplacement Grup I (1/3 tengah)
 Fraktur Grup II stabil (tipe I, III, IV)
 Nondisplacement Grup III (1/3 medial)
 Fraktur clavicula distal pediatrik (tulang
immatur)
 Sling atau figure-of-eight
 Merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di
sekitar tulang yang patah. Balutan berbentuk angka
8 atau strap clavicula dapat digunakan untuk
mereduksi fraktur. Hal ini akan menarik bahu ke
belakang dan mempertahankan dalam posisi ini.
Bila dipergunakan strap clavicula maka ketiak
harus diberi bantalan yang memadai untuk
mencegah cedera kompresi pada plexus brachialis
dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf
kedua lengan harus dipantau.
OPERATIF

Open Reduction
Internal Fixation
 Fraktur grup II tidak stabil (tipe IIA, IIB, V)
 Fraktur terbuka
 Fraktur displaced dengan penonjolan di
kulit
 Cedera arteri dan vena subclavia
 Penonjolan bahu fraktur clavicula dan
collum scapula
 Nonunion
 Fraktur grup III displacement posterior
 Grup I displacement dengan shortening
> 2 cm.
 Penurunan neurologis progresif
 Relatif
 Cedera pleksus brachialis (66% bisa kembali spontan)
 Cedera kepala tertutup
 Kejang
 Multitrauma
 Fraktur bilateral
 Fraktur extremitas atas ipsilateral
Kelebihan Dan Kekurangan Nonsurgical
Treatment vs Surgical Treatment
KOMPLIKASI
 Malunion
 Nonunion

 Komplikasi neurovaskular

 Refraktur

fraktur berulang pada clavicula yang mengalami fraktur


sebelumnya
 Pneumothorax

didapatkan pada pasien dengan fraktur clavicula terutama


yang mengalami multiple traumatik, diakibatkan oleh
karena robeknya lapisan pleura sehingga masuk udara
pada ruang potensial antara pleura visceral dan parietal.
 Malunion
 Malunion adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya,
tetapi terdapat deformitas yang terbentuk angulasi, varus / valgus,
rotasi, kependekan atau union secara menyilang misalnya pada
fraktur radius dan ulna.

 Etiologi
 Fraktur tanpa pengobatan

 Pengobatan yang tidak adekuat

 Reduksi dan imobilisasi yang tidak baik

 Pengambilan keputusan serta teknik yang salah pada awal

pengobatan
 Osifikasi premature pada lempeng epifisis karena adanya trauma
 Pada foto rontgen terdapat
penyambungan fraktur tetapi pada
posisi yang tidak sesuai dengan
keadaan yang normal.
 Konservatif

 Dilakukan refrakturisasi dengan pembiusan umum dan


imobilisasi sesuai dengan fraktur yang baru. Apabila ada
kependekan anggota gerak dapat digunakan sepatu
orthopedic.

 Operatif
 Osteotomi koreksi (osteotomi Z) dan bone graft disertai dengan
fiksasi interna
 Osteotomi dengan pemanjangan bertahap, misalnya pada anak
– anak
 Osteotomi yang bersifat baji
NONUNION
 Disebut nonunion apabila fraktur tidak menyembuh antara 6 – 8 bulan
dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga didapat pseudoarthrosis
(sendi palsu).

 Beberapa jenis nonunion terjadi menurut keadaan ujung – ujung


fragmen tulang :
 Hipertrofik
 Ujung – ujung tulang bersifat sklerotik dan lebih besar dari normal yang
disebut gambaran elephant’s foot. Garis fraktur tampak dengan jelas.
Ruangan antar tulang diisi dengan tulang rawan dan jaringan ikat
fibrosa.

 Atrofik (Oligotrofik)
 Tidak ada tanda – tanda aktivitas seluler pada ujung fraktur. Ujung
tulang lebih kecil dan bulat serta osteoporotik dan avaskular.
 Gambaran klinis
 Nyeri ringan atau sama sekali tidak ada

 Gerakan abnormal pada daerah fraktur yang membentuk sendi palsu yang disebut pseudoarthrosis.

 Nyeri tekan atau sama sekali tidak ada.

 Pembengkakan bisa ditemukan dan bisa juga tidak terdapat pembengkakan sama sekali
 Pada perabaan ditemukan rongga diantara kedua fragmen.

 Pemeriksaan radiologist
 Terdapat gambaran sklerotik pada ujung – ujung tulang

 Ujung – ujung tulang berbentuk bulat dan halus

 Hilangnya ruangan meduler pada ujung – ujung tulang


 Salah satu ujung tulang dapat berbentuk cembung dan sisi lainnya cekung (psedoarthrosis)

 Pengobatan
 Fiksasi interna rigid dengan atau tanpa bone graft

 Eksisi fragmen kecil dekat sendi. Misalnya kepala radius, prosesus stiloid ulna

 Pemasangan protesis, misalnya pada fraktur leher femur

 Stimulasi elektrik untuk mempercepat osteogenesis.


PROGNOSIS
 Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit
banyak bergantung pada berat ringannya
trauma yang dialami, bagaimana penanganan
yang tepat dan usia penderita.
 Pada anak prognosis sangat baik karena proses
penyembuhan sangat cepat, sementara pada orang
dewasa prognosis tergantung dari penanganannya,
jika penanganan baik maka komplikasi dapat
diminimalisir. Fraktur clavicula disertai multple
trauma memberi prognosis yang lebih buruk
daripada prognosis fraktur clavicula murni.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai