A. Definisi
B. Etiologi
Penyebab fraktur klavikula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat
kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor, namun kadang
dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik. Berikut beberapa penyebab pada
fraktur klavikula yaitu :
1. Fraktur klavikula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis
kelahiran presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada
tekanan keras dan langsung pada tulanghumerus oleh tulang pelvis. Jenis frakturnya
berupa greenstick atau fraktur total. Fraktur menurut Strek,1999 terjadi paling sering
sekunder akibat kesulitan kelahiran (misalnya makrosemia dan disproporsi
sefalopelvik, serta malpresentasi).
2. Fraktur klavikula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh
C. Manifestasi Klinik
Pasien dengan fraktur clavicula biasanya didasari dari mekanisme kecelakaan dan
lokasi adanya ekimosis, deformitas, ataupun krepitasi. Pasien biasanya mengeluh nyeri
setelah terjadinya kecelakaan tersebut dan sulit untuk mengangkat lengan atau bahu.
Fraktur pada bagian tengah clavicula, pada inspeksi bahu biasanya asimetris, agak jatuh
kebawah, lebih ke depan ataupun lebih ke posterior. Tanda dan gejala dapat dilihat
berdasarkan anamnesis misalnya apakah ada riwayat trauma, dan pemeriksaan fisik bisa
kita dapatkan pembengkakan daerah klavikula atau aberasi, dan akan lebih mudah terlihat
pada fraktur terbuka. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan setiap
gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah
fraktur dan kadang-kadang terdengar krepitasi pada setiap gerakan. Dapat juga terlihat
kulit yang menonjol akibat desakan dari fragmen patah tulang. Pembengkakan lokal akan
terlihat disertai perubahan warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dangangguan
sirkulasi yang mengikuti fraktur. Untuk memperjelas dan menegakkan diagnosis dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang.
2
bahu)
2. Tipe II : Fraktur 1/3 lateral klavikulaFraktur klavikula lateral dan ligament
terjadi dari semua jenis fraktur clavicula, insidensnya hanya sekitar 5%.
Mekanisme trauma dapat berupa trauma langsung dan tak langsung pada
bagian lateral bahu yang dapat menekan klavikula ke sternum. Jatuh dengan
tangan terkadang dalam posisi abduksi.
D. Patofisiologi
Klavikula
adalah
tulang
pertama
yang
mengalami
proses
pengerasan
selama perkembangan embrio minggu ke-5 dan 6. Tulang klavikula, tulang humerus
bagian proksimal dan tulang skapula bersama-sama membentuk bahu. Tulang
klavikula juga membentuk hubungan antara anggota badan atas dan Thorax. Tulang
inimembantu mengangkat bahu ke atas, ke luar, dan ke belakang thorax. Pada
3
bagian proksimal tulang clavikula bergabung dengan sternum disebut sebagai sambungan
sternoclavicular (SC). Pada bagian distal klavikula bergabung dengan acromiondari
skapula membentuk sambungan acromioclavicular (AC). Patah tulang klavikula pada
umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan tulang klavikula adalah tulang yang terletak
dibawak kulit (subcutaneus) dan tempatnya relatif di depan. Karena posisinya yang
teletak dibawah kulit maka tulang ini sangat rawan sekali untuk patah. Patah tulang
klavikula terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. Energi
tinggi yang menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan menyebabkan
fraktur. Fraktur klavikula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme kompressi
atau penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan tulang
tersebut dimana arahnya dari lateral bahu apakah itu karena jatuh, kecelakaan olahraga,
ataupun kecelakaan kendaraan bermotor. Pada daerah tengah tulang klavikula tidak di
perkuat oleh otot ataupun ligament-ligament seperti pada daerah distal dan proksimal
klavikula. Klavikula bagian tengah juga merupakan transition point antara bagian lateral
dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan kenapa pada daerah ini paling sering terjadi
fraktur dibandingkan daerah distal ataupun proksimal.
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Radiologi
rotasi.
c. Trobukulasi ada tidaknya rare fraction.
d. Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.
2. Pemeriksaan Laboratorium.
a. Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
b. Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan
mikroorganisme
kultur
dan
test
sensitivitas:
didapatkan
berlebihan.
e. Indium Imaging: pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang.
f.
F. Penatalaksaan
tulang supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk menjaga agar mereka tetap
menempel sebagaimana mestinya sehingga tidak terjadi deformitas dan proses
penyembuhan tulang yang mengalami fraktur lebih cepat.Proses penyembuhan pada
fraktur clavicula memerlukan waktu yang cukup lama.
dilakukan dengan pemasangan saling selama 6minggu. Selama masa ini pasien harus
membatasi pergerakan bahu, siku dan tangan. Setelah sembuh, tulang yang mengalami
fraktur biasanya kuat dan kembali berfungsi. Pada beberapa patah tulang, dilakukan
pembidaian
untuk
membatasi pergerakan.
atau
mobilisasi
pada
tulang
untuk
yang patah Modifikasi spika bahu (gips klavikula) atau balutan berbentuk
angka delapan atau strap klavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur
ini, menarik bahu ke belakang, dan mempertahankan dalam posisi ini. Bila
dipergunakan strap klavikula, ketiak harus diberi bantalan yang memadai
untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksus brakhialis dan arteri
aksilaris. Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau.
3. Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota,
atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang atau sering disebut open
reduction with internal fixation (ORIF).
5. Fiksasi eksternal: Immobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot
menjadi lemah dan menciut. Karena itu sebagian besar penderita perlu
menjalani terapi fisik.
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk
itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga
dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses
keperawatan sangat bergantuang pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:
a. Anamnesa.
Identitas Klien Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa
yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah,
no.register, tanggal MRS, diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri
tersebut
bisa
akut
atau
kronik
tergantung
dan
lamanya
serangan.
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:
1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang menjadi
tertentu
seperti
kanker
tulang
dan
penyakit
pagets
yang
Penyakit
keluarga
yang
berhubungan
dengan
penyakit
tulang
Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya
dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya
dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat
(Ignatavicius, Donna D, 1995).
g. Keadaan Lokal
operasi).
b) Cape au lait spot (birth mark)
c) Fistulae.
d) Warna kemerahan atau kebiruan (livide) atau hyperpigmentasi.
e) Benjolan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal yang tidak biasa
(abnormal).
f) Posisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)
g) Posisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar periksa)
2) Feel (palpasi) Pada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita
diperbaiki mulai dari posisi netral (posisi anatomi). Pada dasarnya ini
merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi dua arah, baik
pemeriksa maupun klien. Yang perlu dicatat adalah:
a) Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit.
b) Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedema
tengah, atau distal). Tonus otot pada waktu relaksasi atau kontraksi,
benjolan yang terdapatdi permukaan atau melekat pada tulang. Selain itu
juga diperiksa status neurovaskuler. Apabila ada benjolan, maka sifat
benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakan
terhadap dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang,
b. Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
dispnea,
kelemahan/keletihan,
Kurang
pengetahuan
tantang
pengobatan berhubungan
dengan
kondisi,
prognosis
keterbatasan
dan
kebutuhan
kognitif,
kurang
3. Intervensi
a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang,
skala nyeri.
c) Pertahahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring.
10
b. Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
dispnea,
kelemahan/keletihan,
dibantu.
c) Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.
3) Intervensi :
a) Rencanakan periode istirahat yang cukup.
b) Berikan latihan aktivitas secara bertahap.
c) Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan.
d) Setelah latihan dan aktivitas kaji respons pasien.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status
kerusakan
mobilitas
fisik
muskuloskletal,
berhubungan
terapi
dengan
pembatasan
nyeri/ketidaknyamanan,
aktivitas,
dan
penurunan
kekuatan/tahanan.
1) Tujuan : pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.
2) Kriteria hasil :
a) Melakukan pergerakkan dan perpindahan.
b) Mempertahankan
mobilitas
optimal
yang
dapat
di
toleransi,
luka, dll.
d) Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah,seperti
Hb dan leukosit.
e) Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.
f.
Kurang
pengetahuan
pengobatan berhubungan
tantang
dengan
kondisi,
prognosis
keterbatasan
dan
kognitif,
kebutuhan
kurang
proses pengobatan.
2) Kriteria Hasil :
a) Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu
tindakan.
b) Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam
regimen perawatan.
3) Intervensi :
13
sekarang.
c) Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya.
d) Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah
diberikan.
Page 5 of 22
Pathway Fraktur Klavikula
TraumaLangsungReaksi stress klienTrauma Tidak LangsungDiskontinuitasTulangTekanan sumsumtulang
lebih tinggidari kapiler Kondisi PatologisKerusakanFrakmen TulangPerubahan jaringansekitar
Nyeri
PergeseranFragmen TulangFraktur
LaserasiEmboliBergabung dgntrombositMemobilisasi asamlemak Melepaskankatekolamin
Kerusakanintegritas kulit
14
Pembedahan
Gangguanmobilitas fisik
DeformitasPergeseranfragmen tulang
KurangnyaPengetahuanIntoleransiaktivitas
EdemaPelepasan histaminPeningkatantekanan kapiler Spasme otot
Risiko Infeksi
Trauma jaring
\
15
Daftar Pustaka
A Graham, Appley. 1995.
Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur
. Edisi 7. Jakarta: WidyaMedikaAnderson, Sylvia Price. 2000.
Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit
.Jakarta: EGCDoenges, Marilynn E. 1999.
Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien
. Ed. 3. Jakarta: EGCJunadi, Purnawan. 1999.
Kapita Selekta Kedokteran
. Jakarta: Media AesculapiusFakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Suzanne CS & Brenda
GB. 1999.
Buku Ajar Medikal Bedah
. Edisi 8. Volume 3.Jakarta: EGCBruner dan Suddarth. 2001.
Buku Ajar Keperawatan Medikal Beda.
Jakarta: EGCSyaifuddin. 2009.
Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan
. Edisi 2.Jakarta: Salemba Medika
16