Di Susun Oleh :
RIMA WULANDARI
P2003028
A. PENGERTIAN
Clavikula (tulang selangka) adalah tulang menonjol di kedua sisi di bagian depan
bahu dan atas dada. Dalam anatomi manusia, tulang selangka atau clavicula adalah tulang
yang membentuk bahu dan menghubungkan lengan atas pada batang tubuh. serta
memberikan perlindungan kepada penting yang mendasari pembuluh darah dan saraf.
Tulang clavicula merupakan tumpuan beban dari tangan, sehingga jika terdapat beban
berlebih akan menyebabkan beban tulang clavicula berlebih, hal ini bias menyebabkan
terputusnta kontinuitas tulang tersebut (Dokterbujang.2012).
Clavicula merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial melengkung lebih
besar dan menuju anterior, lengkungan bagian lateral lebih kecildan menghadap ke
synovial dan 2 sendi non synovial. Tiga sendi synovial adalah sternoclavicular joint,
acromioclavicular joint, dan glenohu-meral joint. 2 sendi non-sinovial adalah suprahumeral
Fraktur clavicula merupakan 5% dari semua fraktur sehingga tidak jarang terjadi.
Fraktur clavicula juga merupakan cedera umum di bidang olahraga seperti seni bela diri,
menunggang kuda dan balap motor melalui mekanisme langsung maupun tidak langsung.
Tidak menutup kemungkinan fraktur clavicula yang terjadi disertai dengan trauma yang lain,
karena letaknya yang berdekatan dengan leher, setiap kejadian fraktur clavicula harus
dilakukan pemeriksaan cervical. Fraktur clavicula biasa bersifat terbuka atau tertutup,
tergantung dari mekanisme terjadinya (Dokterbujang, 2012).
B. ETIOLOGI
Penyebab utama/primer dari fraktur adalah trauma, bisa karena kecelakaan kendaran
bermotor, olahraga, malnutrisi. Trauma ini bisa langsung/tidak langsung (kontraksi otot,
fleksi berlebihan).
Fraktur klavikula dapat terjadi sebagai akibat dari jatuh pada tangan yang tertarik
berlebihan, jatuh pada bahu atau injury secara langsung. Sebagian besar fraktur klavikula
sembuh sendiri, bidai atau perban digunakan untuk immobilisasi. Yang komplit, walaupun
tidak umum, mungkin menggunakan ORIF.
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan Gejala yang sering dijumpai pada pasien fracture clavikula kemungkinan
akan mengalami sakit, nyeri, pembengkakan, memar, atau benjolan pada daerah bahu atau
dada atas. Tulang dapat menyodok melalui kulit, tidak terlihat normal. Bahu dan lengan bisa
terasa lemah, mati rasa, dan kesemutan. Pergerakan bahu dan lengan juga akan terasa
susah. Anda mungkin perlu untuk membantu pergerakan lengan dengan tangan yang lain
untuk mengurangi rasa sakit atau ketika ingin menggerakan (Medianers, 2011).
D. PATOFISIOLOGI
Patah Tulang selangka (Fraktur klavikula) umumnya disebabkan oleh cedera atau
trauma. Hal ini biasanya terjadi ketika jatuh sementara posisi tangan ketika terbentur
terentang atau mendarat di bahu. Sebuah pukulan langsung ke bahu juga dapat
Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya
gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic, patologik. Kemampuan
otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh
darah akan mengakibatkan pendarahan, maka volume darah menurun. COP (Cardiac Out
Put) menurun maka terjadi peubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi
plasma dan poliferasi menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh.
Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan
ganggguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi revral
vaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggau. Disamping itu
fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi dan
kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan integritas kulit. Fraktur adalah
patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma gangguan metabolik, patologik yang terjadi
itu terbuka atau tertutup. Baik fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut syaraf
yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selaian itu dapat mengenai tulang
sehingga akan terjadi neurovaskuler yang akan menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas
fisik terganggu, disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang
kemungkinan dapat terjadi infeksi terkontaminasi dengan udara luar. Pada umumnya pada
pasien fraktur terbuka maupun tertutup akan dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk
mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh.
E. KLASIFIKASI
1. Fraktur Tertutup (Simple Fracture).
Fraktur tertutup adalah fraktur yang fragmen tulangnya tidak menembus kulit sehingga
tempat fraktur tidak tercemar oleh lingkungan / tidak mempunyai hubungan dengan
dunia luar.
luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk from within (dari dalam), atau from
without (dari luar).
3. Fraktur dengan komplikasi (Complicated Fracture).
Fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi, misalnya mal-
union, delayed union, non-union, dan infeksi tulang.
F. PATHWAY
Jaringan tertekan
Fraktur
Operasi /
Laserasi Spasme otot
Pembedahan
kulit
Tekanan kapiler
Post Operasi
Kerusakan
integritas Edema
kulit
Perfusi jaringan
Gg perfusi jaringan
Keruskan Motorik
Gangguan Rasa Nyaman
Sebuah mesin x-ray khusus menggunakan komputer untuk mengambil gambar dari
klavikula Anda. Anda mungkin akan diberi pewarna sebelum gambar diambil. Pewarna
biasanya diberikan dalam pembuluh darah Anda (Intra Vena). Pewarna ini dapat
membantu petugas melihat foto yang lebih baik. Orang yang alergi terhadap yodium
atau kerang (lobster, kepiting, atau udang) mungkin alergi terhadap beberapa
pewarna. Beritahu petugas jika Anda alergi terhadap kerang, atau memiliki alergi atau
Disebut juga MRI. MRI menggunakan gelombang magnetik untuk mengambil gambar
tulang selangka /klavikula, tulang dada, dan daerah bahu. Selama MRI, gambar
diambil dari tulang, otot, sendi, atau pembuluh darah. Anda perlu berbaring diam
selama MRI.
3. X-ray
x-ray digunakan untuk memeriksa patah tulang atau masalah lain. X-ray dari kedua
klavikula Anda terluka dan terluka dapat diambil.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengantindakan bedah
atau operative treatment dan tindakan non bedah atau konsevatif.
1. Fraktur terbuka.
2. Terdapat cedera neurovaskuler.
3. Fraktur comminuted.
4. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.
5. Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).
6. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion).
I. PENGKAJIAN
Pengkajian pada klien fraktur menurut Doengoes, (2000) diperoleh data sebagai
berikut :
a) Aktivitas (istirahat)
Tanda : Keterbatasan / kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera
fraktur itu sendiri atau terjadi secara sekunder dari pembengkakan jaringan nyeri)
b) Sirkulasi
Tanda : Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri) atau
hipotensi ( kehilangan darah), takikardia ( respon stress, hipovolemia), penurunan / tidak
ada nadi pada bagian distal yang cedera : pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian
yang terkena pembengkakan jaringan atau massa hepatoma pada sisi cedera.
c) Neurosensori
Gejala : Hilang sensasi, spasme otot, kebas / kesemutan (panastesis)
Tanda : Deformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi, spasme otot,
terlihat kelemahan / hilang fungsi, agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri atau
trauma)
d) Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area jaringan /
kerusakan tulang : dapat berkurang pada imobilisasi ; tidak ada nyeri akibat kerusakan
saraf, spasme / kram otot (setelah imobilisasi)
e) Keamanan
f) Penyuluhan
Gejala : Lingkungan cedera
1. Pengkajian
a. Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga,
riwayat psikososial spiritual, pola hubungan dan peran, pola persepsi dan konsep
diri, pola sensori dan kognitif
2. Pemeriksaan Fisik
1) Gambaran Umum
Kesadaran penderita: apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis tergantung
pada keadaan klien.
Kesakitan, keadaan penyakit: akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada
kasus fraktur biasanya akut.
Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun
bentuk.
2) Secara sistemik dari kepala sampai kelamin
Sistem Integumen: Terdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat,
bengkak, oedema, nyeri tekan.
Kepala: Tidak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak ada
penonjolan, tidak ada nyeri kepala.
Leher: Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek menelan
ada.
Muka: Wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi
maupun bentuk. Tak ada lesi, simetris, tak oedema.
Mata: Tidak ada gangguan seperti konjungtiva tidak anemis (karena tidak
terjadi perdarahan)
Telinga: Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau
nyeri tekan.
Jantung
Inspeksi: Tidak tampak iktus jantung.
Palpasi: Nadi meningkat, iktus tidak teraba.
Auskultasi: Suara S1 dan S2 tunggal, tak ada mur-mur.
Abdomen
Inspeksi: Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
Palpasi: Tugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba.
4. Intervensi Keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Nyeri Akut b/d agens- Kontrol Nyeri Manajemen Nyeri
agens penyebab cedera Definisi : Definisi :
Definisi : Tindakan pribadi untuk Pengurangan atau reduksi
Pengalaman sensorik dan mengontrol nyeri nyeri sampai pada tingkat
emosional tidak kenyamanan yang dapat
menyenangkan dengan diterima oleh pasien.
kerusakan jaringan actual Setelah dilakukan Aktivitas-Aktivitas :
atau potensial, atau keperawatan selama 2x24 Lakukan pengkajian
digambarkan sebagai suatu jam diharapkan terjadi nyeri komprehensif yang
kerusakan; awitan yang perubahan dari kondisi meliputi lokasi,
tiba-tiba atau lambat dengan penyimpangan yang sangat karakteristik, durasi,
intensitas dari ringan hingga besar (1) sampai dengan frekuensi dan faktor
berat, terjadi konstan atau tidak ada nya penyimpangan pencetus
berulang tanpa akhir yang (5). Dengan indicator Gunakan strategi
daoat diantisipasi atau sebagai berikut : komunikasi teraupetik
diprediksi dan berlangsung Mengenali kapan nyeri untuk mengetahui
lebih dari (>3 bulan) terjadi (3) pengalaman nyeri dan
Batasan Karakteristik : Menggambarkan faktor sampaikan penerimaan
Nyeri penyebab (3) pasien terhadap nyeri
Ekspresi wajah nyeri Menggunakan tindakan Bantu keluarga dalam
Fokus pada diri sendiri pengurangan nyeri tanpa mencari dan
Hambatan kemampuan analgesic (3) menyediakan dukungan
meneruskan aktivitas Menggunakan analgesic Ajarkan prinsip-prinsip
sebelumnya yang dianjurkan (3) menajamen nyeri
Keluhan tentang Melaporkan perubahan Ajarkan pasien tekniknik
intensitas menggunakan terhadap gejala nyeri relaksas, terapi music
standar skala nyeri pada professional Libatkan keluarga dalam
Keluhan tentang kesehatan (3) modalitas penurun nyeri,
karakteristik nyeri Melaporkan gejala yang jika memungkinkan
dengan menggunakan tidak terkontrol pada
standar instrument nyeri professional kesehatan
Laporan tentang perilaku (3)
nyeri/perubahan aktivitas Melaporkan nyeri yang
Perubahan pola tidur terkontrol (3)
Faktor yang Berhubungan
:
Agens cedera
Hambatan mobilitas fisik Pergerakan Terapi latihan : mobilitas
b/d Nyeri Definisi : sendi
Definisi : Kemampuan untuk bisa Definisi :
Keterbatasan dalam gerakan bergerak bebas di tempat Penggunaan gerakan tubuh
fisik atau satu atau lebih dengan atau tanpa alat bantu baik aktif maupun pasif
ekstremitas secara mandiri untuk meningkatkan atau
dan terarah Setelah dilakukan memelihara kelenturan sendi
Batasan Karakteristik : keperawatan selama 2x24
Gangguan sikap berjalan jam diharapkan terjadi Aktifitas-Aktivitas :
Kesulitan membolak perubahan dari kondisi Dukung ROM aktif :
balik posisi penyimpangan yang sangat 2xsehari
Keterbatasan rentang besar (1) sampai dengan Lakukan ROM pasif :
gerak tidak ada nya penyimpangan 2xsehari
Ketidaknyamanan (5). Dengan indicator Lindungi pasien dari
Faktor yang Berhubungan sebagai berikut : trauma selama latihan
: Keseimbangan (3) Dukung pasien untuk
Gangguan Nyeri Cara berjalan (3) melihat gerakan tubuh
Gerakan otot (3) sebelum memulai latihan
Berjalan (3) Sediakan dukungan
Bergerak dengan mudah positif dalam melakukan
(3) latihan sendi
https://www.academia.edu/35970721/LAPORAN_PENDAHULUAN
Wahyuni, S. (2012). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat dengan Close Fraktur Clavicula 1/3
Tengah Dekstra di IBS RS.ORTOPEDI .Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/21989/1/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Nanda International Inc. Nursing Diagnoses; Definitions & Classification 2015-2017, Ed. 10