Anda di halaman 1dari 16

Laporan Pendahuluan

Dyspepsia
Di Ruang Puspa
Rumah Sakit TK. III 03.06.01 Ciremai Cirebon

Nama : Haryani
Nim : CKR0170188

PROGRAM PROFESI NERS REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
DYSPEPSIA

I. Definisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
yang ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya yang biasanya disebabkan oleh
rudapaksa atau tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap
oleh tulang (Apley dan Solomon, 2017).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2007).
Fraktur klavikula adalah putusnya hubungan tulang klavikula yang disebabkan
oleh trauma langsung dan tidak langsung pada posisi lengan terputar atau tertarik
keluar (outtreched hand), dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan
sampai klavikula, trauma ini dapat menyebabkan fraktur klavikula (Apley dan
Solomon, 2017).
Fraktur klavikula dextra adalah patah tulang selangka pada bahu bagian
kanan. Hal ini sering disebabkan akibat jatuh dengan posisi lengan terputar,
tertarik, posisi jatuh bertumpu ke bahu atau pukulan langsung ke klavikula.

II. Anatomi fisiologi


Tulang klavikula relatif tipis, bagian paling lebar adalah sisi medial dan
lateral tempatnya berartikulasi dengan sternum dan akromion. Tulang ini
mempunyai dua lengkungan, yang lebih besar adalah bagian koronal yang
memberi bentuk huruf s (konveks anterior sisi medial dan konkaf anterior sisi
lateral). Bentuk topografik anatomi dari klavikula ini diperlukan untuk
menentukan implan yang akan digunakan dengan tepat. Pada bagian diafisis
yang tipis merupakan tulang kortikal yang keras, implan yang digunakan adalah
cortical screw : lunak, digunakan larger pitch cancellous screws yang dapat di
insersi tanpa tapping.

III. Manifestasi Klinis


Kemungkinan akan mengalami sakit, nyeri, pembengkakan, memar, atau
benjolan pada daerah bahu atau dada atas. Tulang dapat menyodok melalui kulit,
tidak terlihat normal. Bahu dan lengan bisa terasa lemah, mati rasa, dan
kesemutan. Pergerakan bahu dan lengan juga akan terasa susah. Pasien mungkin
perlu untuk membantu pergerakan lengan dengan tangan yang lain untuk
mengurangi rasa sakit atau ketika ingin menggerakkan.
Gambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang
dengan keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan
diperparah dengan setiap gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik pasien akan
terasa nyeri tekan pada daerah fraktur dan kadang-kadang terdengar krepitasi
pada setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang menonjol akibat desakan dari
fragmen patah tulang. Pembengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan
warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang
mengikuti fraktur. Untuk memperjelas dan menegakkan diagnosis dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang.

IV. Etiologi
Secara umum tulang bersifat relatif rapuh namun mempunyai cukup
kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan (Lewis, 2000).
Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu:
1. fraktur akibat peristiwa trauma.
2. Fraktur akibat kelelahan atau tekanan
3. Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang
Selangka juga disebut klavikula, adalah tulang dari atas dada yang berada
di antara tulang dada (sternum) dan tulang belikat (scapula). Sangat mudah
untuk merasakan klavikula, karena tidak seperti tulang lain yang dibungkus
dengan otot tapi tulang ini hanya tertutup oleh kulit yang mencakup sebagian
besar tulang klavikula. Fraktur klavikula sangat umum, patah tulang dapat
terjadi pada bayi (biasanya pada proses kelahiran), anak-anak dan remaja
(karena klavikula tidak sepenuhnya mengeras atau mengembang sampai akhir
remaja), atlet (karena risiko dipukul atau jatuh) atau diakibatkan oleh kecelakaan
dan jatuh.

V. Patofisiologi
Patah Tulang selangka (fraktur klavikula) umumnya disebabkan oleh
cedera atau trauma. Hal ini biasanya terjadi ketika jatuh sementara posisi tangan
ketika terbentur terentang atau mendarat di bahu. Sebuah pukulan langsung ke
bahu juga dapat menyebabkan patah tulang selangka atau fraktur klavikula.
Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan
adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolik,
patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun
tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan pendarahan, maka
volume darah menurun. COP (Cardiac Out Put) menurun maka terjadi
perubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi
menjadi edem local maka penumpukan di dalam tubuh.
Fraktur tebuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat
menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang
dan dapat terjadi revral vaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga
mobilitas fisik terganggau. Disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai
jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi dan kerusakan jaringan
lunak akan mengakibatkan gangguan integritas kulit/jaringan. Fraktur adalah
patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan metabolik, patologik
yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Baik terbuka atau tertutup akan mengenai
serabut syaraf yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri.
Kelainan itu dapat mengenai tulang sehingga akan terjadi neurovaskuler
yang akan menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu,
disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan
dapat terjadi infeksi terkontaminasi dengan udara luar. Pada umumnya pasien
fraktur terbuka maupun tertutup akan dilakukan immobilitas yang
bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan
tetap padatempatnya sampai sembuh.
Pathway
PATHWAYS FRAKTUR KLAVIKULA

Trauma langsung Trauma tidak langsung

Fraktur

Diskontinuitas tulang pergeseran fragmen tulang

Perubahan jaringan sekitar Nyeri Akut

Pergeseran fragmen tulang

Deformitas

Gangguan fungsi

Gangguan Mobilitas Fisik Laserasi kulit

Gangguan Integritas Kulit/Jaringan

VI. Komplikasi
Komplikasi fraktur klavikula meliputi trauma saraf pada pleksus
brakhialis, cedera vena atau arteria subklavia akibat fragmen tulang, dan mal
union (penyimpangan penyatuan). Komplikasi akut meliputi cedera pembuluh
darah, pneumothorax, haemothorax. Komplikasi lambat dapat meliputi, mal
union adalah proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu
semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal. Sedangkan non
union adalah kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan.
VII. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang sering dilakukan pada fraktur adalah:
1. Laboratorium
Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui: Hb, hematokrit sering
rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan
jaringan lunak sangat luas.
2. Scan tulang
Memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi kerusakan jaringan
lunak.
3. Arteriogram
Dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler.
4. Hitung Darah Lengkap
Hemokonsentrasi mungkin meningkat, menurun pada perdarahan,
peningkatan leukosit sebagai respon terhadap peradangan.

VIII. Pengobatan (obat-obatan atau intervensi bedah)


Tindakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut :
1. Fraktur terbuka.
2. Terdapat cedera neurovaskuler.
3. Fraktur comminuted.
4. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.
5. Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).
6. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya
(malunion)
Melakukan dengan cara terapi :
1. Obat-obatan
Obat-obatan dapat diberikan untuk meringankan rasa sakit. Pasien juga
mungkin perlu obat antibiotik atau suntikan tetanus jika terdapat luka robek
di kulit.
2. Sling atau selempang
Ada beberapa jenis sling yang dapat digunakan untuk mencegah klavikula
patah dari kerusakan lebih lanjut. Sling di ikatkan di lengan dan
digantungkan ke leher untuk kenyamanan dan keamanan.
3. Terapi pendukung
Es batu dapat ditempatkan pada klavikula yang patah untuk mengurangi
pembengkakan, nyeri, dan kemerahan. Latihan yang meningkatkan
jangkauan gerak dapat dilakukan setelah rasa sakit berkurang. Hal ini
membantu untuk membawa kembali kekuatan dan kekuatan bahu dan
lengan.

IX. Rencana Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
a. Identitas: Nama, jenis kelamin, umur, alamat dan no rekam medik.
b. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama: Kaji apa alasan klien membutuhkan pelayanan
kesehatan.
- Riwayat kesehatan sekarang: Kaji kondisi klien saat dilakukan
pengkajian.
- Riwayat kesehatan dahulu: Kaji apa ada riwayat penyakit yang di
derita oleh klien sebelumnya.
- Riwayat kesehatan keluarga: Kaji apakah keluarga klien mempunyai
penyakit yang sama.
- Riwayat psikososial: Kaji bagaimana hubungan klien dengan
keluarganya.
- Pemeriksaan fisik:
1. Aktivitas (istirahat)
Tanda: Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang
terkena (mungkin segera fraktur itu sendiri atau terjadi secara
sekunder dari pembengkakan jaringan nyeri).
2. Sirkulasi
Tanda: Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon
terhadap nyeri) atau hipotensi (kehilangan darah), takikardia
(respon stress, hipovolemia), penurunan/tidak ada nadi pada
bagian distal yang cedera: pengisian kapiler lambat, pucat pada
bagian yang terkena pembengkakan jaringan atau massa
hepatoma pada sisi cedera.
3. Neurosensori
Gejala: Hilang sensasi, spasme otot, kebas/kesemutan
(panastesis)
Tanda: Deformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan,
rotasi, krepitasi, spasme otot, terlihat kelemahan/hilang fungsi,
agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri atau trauma).
4. Nyeri/kenyamanan
Gejala: Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin
terlokalisasi pada area jaringan/kerusakan tulang: dapat
berkurang pada imobilisasi, tidak ada nyeri akibat kerusakan
saraf, spasme/kram otot (setelah imobilisasi).
5. Keamanan
Tanda: Laserasi kulit, avulse jaringan, perubahan warna,
pendarahan, pembengkakan lokal (dapat meningkat secara
bertahap atau tiba-tiba.
- Pemeriksaan penunjang: Laboratoirum, scan tulang, arteriogram dan
hitung darah lengkap.
B. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Nyeri Akut
2. Gangguan Mobilitas Fisik
3. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
C. Perencanaan

Diagnosa Tujuan Intervensi


No Rasional
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
1. Nyeri Akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri  Kaji lokasi, karakteristik,
(D. 0077) (L. 08066) (I. 08238) durasi, frekuensi, kualitas,
Setelah dilakukan Observasi: intensitas nyeri klien.
tindakan  Identifikasi lokasi,  Kaji tingkat nyeri klien
keperawatan selama karakteristik,  Kaji respons nyeri non
1x24 jam durasi, frekuensi, verbal saat nyeri pada
diharapkan tingkat kualitas, intensitas klien.
nyeri menurun. nyeri.
Dengan kriteria  Identifikasi skala  Gunakan pendekatan
hasil: nyeri dengan lingkungan yang
 Keluhan nyeri  Identifikasi respons menenangkan
menurun nyeri non verbal.
 Meringis Terapeutik:  Teknik non farmakologi
menurun  Kontrol lingkungan dapat mengurangi rasa
yang memperberat nyeri klien
rasa nyeri
Edukasi  Pemberian analgetik dapat
 Ajarkan teknik mengurangi rasa nyeri
non farmakologis klien
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu

2. Gangguan Mobilitas fisik Dukungan mobilisasi  Kaji jika ada nyeri atau
(L. 05042) (I. 05173) keluhan fisik lainnya pada
Mobilitas
Setelah dilakukan Observasi: klien
Fisik tindakan  Identifikasi adanya  Kaji toleransi fisik saat
keperawatan selama nyeri atau keluhan melakukan pergerakan
(D. 0054)
1x24 jam fisik lainnya  Kaji kondisi umum klien
diharapkan  Identifikasi selama mobilisasi
mobilitas fisik toleransi fisik
meningkat. Dengan melakukan  Beri alat bantu untuk
kriteria hasil: pergerakan mempermudah klien
 Pergerakan  Monitor kondisi melakukan mobilisasi
ekstremitas umum selama
meningkat melaksanaakan  Mobilisasi dini
 Kekuatan otot mobilisasi berpengaruh terhadap
meningkat Terapeutik: kesembuhan pasca
 Rentang gerak  Fasilitasi aktivitas pembedahan
(ROM) mobilisasi dengan
meningkat alat bantu
Edukasi:
 Anjurkan
mobilisasi dini

3. Gangguan Integritas kulit dan Perawatan luka  Kaji karakteristik luka


Integritas jaringan (I. 14564) klien
Kulit/Jaringan (L. 14125) Observasi:  Kaji tanda-tanda infeksi
(D. 0129) Setelah dilakukan  Monitor klien
tindakan karakteristik luka
keperawatan selama  Monitor tanda-  Lepaskan balutan dengan
1x24 jam tanda infeksi perlahan pada klien
diharapkan Terapeutik:  Beri cairan Nacl untuk
integritas kulit dan  Lepaskan balutan membersihkan luka klien
jaringan meningkat. dan plester secara  Beri balutan yang baru
Dengan kriteria perlahan pada klien
hasil:  Bersihkan dengan  Gunakan teknik steril saat
 Kerusakan cairan Nacl perawatan luka pada klien
jaringan  Pasang balutan
menurun sesuai jenis luka
 Kerusakan  Pertahankan teknik
lapisan kulit steril saat
menurun melakukan
 Nyeri menurun perawatan luka
DAFTAR ISI

Apley, A. G and Solomon, L. (2017) System of Orthopaedics and Trauma : Principles


of Factures. 10 th edn. Florida : CRS Press.

Lewis et al. (2000) Medical Surgical Nursing: Assesment and Management Of


Clinical Problem. (5 th edition). Philadelphia : Mosby.

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta : Media


Aesculapius.
Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Tn. A Dengan
Fraktur Klavikula Dextra
Di Ruang Yudha
Rumah Sakit TK. III 03.06.01 Ciremai Cirebon

Nama : Haryani
Nim : CKR0170188
PROGRAM PROFESI NERS REGULER
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2022

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Biodata
a. Identitas klien
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 47 Tahun
Alamat : Ds. Cirebon Girang
Tgl. Masuk Rs : 23 November 2022
Tgl. Pengkajian : 24 November 2022
Diagnosa medis : Fraktur Klavikula Dextra
No medrek : 136511
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. E
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 45 Tahun
Alamat : Ds. Cirebon Girang
Hub. Dengan klien : Istri
B. Riwayat Sakit dan Kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri pada bahu kanan.
2. Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit apapun sebelumnya.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota yang mengalami penyakit yang
sama.
4. Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi.
5. Aktivitas dasar
1 2 3 4
Aktifitas Dibantu Orang Dibantu
Dibantu Total Mandiri
dan Alat sebagian
Makan dan Minum √
Toileting √
Personal Hyegine √
Berpakaian √
Mobilisasi Tempat Tidur √
Berpindah √
Ambulasi √

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmentis
3. GCS : (E: 4, M: 6, V: 5)
4. Tanda-tanda vital
TD : 110/80
S : 36,4 OC
N : 89x/menit
RR : 18x/menit
5. Berat badan : 67 Kg
6. Tinggi Badan : 172 cm
7. Head to too/kepala sampai kaki

No Jenis Inspeksi Palpasi Auskultasi Perkusi


1 Kepala  Bentuk kepala oval  Tidak ada nyeri - -
 Rambut hitam bersih tekan
tidak ada ketombe
2 Wajah  Bentuk simetris antara  Tidak ada nyeri
kanan dan kiri tekan - -
 Tidak ada polip
 Hidung  Tidak ada lesi  Tidak ada nyeri
tekan
 Mata  Simetris antara kanan  Tidak ada edema
dan kiri

 Telinga  Simetris antara kanan  Tidak ada nyeri


dan kiri tekan
 Tidak ada udem
 Tidak ada lesi
 Tidak ada serumen

3 Leher  Tidak ada lesi - - -


 Tidak ada
pembengkakan
kelenjar tiroid
4 Dada  Simetris antara kiri
dan kanan
 Paru-  Naik turun dada Pengembangan Whezing (-) -
paru sama dada kiri dan Rhonki (-)
RR 18x/menit kanan sama

 Jantung
 Bunyi jantung normal

5 Abdomen Perut tampak datar Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan bising usus gas/cairan

6 Ekstremit  Ada luka yang dibalut  Adanya nyeri tekan - -


as perban
a. Atas
 Tidak ada lesi  Tidak ada nyeri
b. Bawah tekan
7 Genetalia  Tidak terpasang - - -
kateter
 Tidak ada lesi
 Tidak ada polip

D. Pemeriksaan Penunjang

NO TANGGAL JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL


23-11-2022 HEMATOLOGI
1. 14,5 g/dl Pria 12,0-16,5 g/dl
Haemagolobin

Leukosit 12,4 ribu/mm3 4,0-10,0 ribu/mm3

Erytrosit 4,89 juta/mm3 Pria 4,5 juta/mm3

Haematokrit 44,7% Pria 40-48%

Thrombosit 202 ribu/mm3 150-390 ribu/mm3

KIMIA KLINIK
SGOT 21,1 u/L 37 C: Pria sampai 37 u/L

SGPT 20,2 u/L 37 C: Pria sampai 41 u/L

UREUM 31,3 mg% 10-50 mg%

CREATNIN 0,79 mg/dl Pria 0,9-1,3 mg/dl

Glukosa Darah Sewaktu 110 mg/dl <150,0 mg/dl

PEMERIKSAAN SWAB Negatif Negatif


Rapid Tes Antigen SARS-
COV.2
E. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. Ds: Adanya trauma Nyeri akut b.d
 Pasien mengatakan nyeri Agen cedera
bahu kanan Pergeseran fisik
Do: fragmen tulang
 Keadaan umum lemah
 Pasien tampak meringis Nyeri Akut
 Skala nyeri : 3
2. Ds: Adanya trauma Gangguan
 Pasien mengatakan bahu mobilitas fisik
kanannya tidak bisa Terputusnya b.d Gangguan
bergerak kontinuitas musculoskeletal
Do: tulang
 Pasien tampak lemas
Perubahan
jaringan sekitar

Pergeseran
fragmen tulang

Deformitas

Gangguan
fungsi

Gangguan
mobilitas fisik

3. Ds: Adanya trauma Gangguan


 Pasien mengeluh integritas
kesakitan pada bagian Terputusnya kulit/jaringan
bahu kanan kontinuitas b.d Imobilitas
Do: tulang fisik
 Bahu yang terkena
cidera terlihat ada luka Perubahan
dan pucat jaringan sekitar

Laserasi kulit

Gangguan
integritas
kulit/jaringan

F. Diagnosa Keperawatan Sesuai Dengan Prioritas


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal
3. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan imobilitas fisik
G. Rencana Asuhan Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai