PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2022
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS
OLEH:
MARIA YESAFILDA NDAU
2018.01.018
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR
Surabaya, Januari 24
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Produksi insulin
Glucagon
Lipolisisis
Glukposa
hiperglikemi intrasel
Hiperosmalalitas menurun As. Lemak bebas
glukosa
Proses As. Lemak teroksidasi
Koma
pembentukan
Diuresis osmotik energi tergangu
ketonemia
polifagi
Dehidrasi Asidosis metabolisme
Rasa haus
Diagnosa Intervensi
pola nafas tidak efektif Pemantauan respirasi
Observasi
1. Monitor pola nafas
( frekuensi, kedalam,usaha
nafas)
2. Monitor adanya produksi
sputum
3. Monitor sputum
( jumlah,warna, aroma)
4. Monitor adanya sumbatan
jalan nafas
5. Auskultasi bunyi nafas
6. Monitor saturasi oksigen
7. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
8. Informasikan hasil
pemantauan
Perubahan nutrisi
Manajemen Nutrisi (I. 03119)
Observasi
Kolaborasi
A. Identitas
Nama : Ny.U
Umur : 43 Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Gresik
Golongan Darah :O
Genogram:
Ny.u
Ny.u
Ketonemia
Ketonaturi
Ketosidosis
Asidosis metabolisme
CO2 meningkat
kurang lebih 4
Nekrosis jaringan
cm
- Warna sekitar
Ulkus Diabetik
luka sedikit
menghitam
Resiko Infeksi
- Tercium bau
khas namun
tidak menyengat
- Lekosit 34,28
DS: - Factor resiko ( genetic, sering makan, Ketidak stabilan
DO: tidak pernah olahraga) kadar glukosa
1. Hiperglikemia darah
- Lelah atau lesu Sel pancreas terganggu
- Kadar glukosa \
dalam darah Produksi insulin menurun
tinggi
- Haus meningkat Glikogen meningkat
- Jumlah urin
meningkat Hiperglikemi
- Mulut kering
Tubuh gagal meregulasi hiperglikemi
- Kesulitan
berbicara
Ketidakstabilan kadar glukosa
- RR 30
- TD : 150/84
- N : 143
- Lekosit 34,28
PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik
Pada pembahasan ini akan dibahas tentang masalah yang terjadi pada
pasien dengan ketoasidosis diabetik. Hasil pemeriksaan fisik pada Ny. U adalah
B1 (Breathing) yaitu pasien mengalami sesak nafas, batuk tidak produktif, tidak
ada sianosis, tidak ada tanda hematom, ekspansi dada simetris, suara nafas tidak
teratur, dan pasien menggunakan alat bantu nafas non rebreathing, Flow 10. Pada
B2 (Blood) didapatkan data yaitu tidak ada tanda-tanda terjadi perdarahan, akral
teraba hangat 36°C, N: 100 x/menit, TD: 150/84 mmHg, CRT ˃ 3 detik, suara
jantung normal. Pada B3 (Brain) data yang didapatkan adalah pasien tidak
mengeluh nyeri, kesadaran pasien composmentis, GCS 3,2,5,reflek pupil positif,
konjungtiva berwarna merah muda, pasien susah tidur. Pada B4 (Bladder) data
yang didapatkan adalah produksi urin 600 cc/24 jam, pasien menggunakan
kateter, intake oral 2.200 cc/24 jam, dan parenteral 2.050 cc/24 jam. Pada B5
(Bowel) didapatkan data mulut bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada nyeri di
abdomen, dan nafsu makan meningkat. Pada B6 (Bone) didapatkan data
kemampuan pergerakan sendi bebas, kemampuan otot 3, tidak ada fraktur,
elastisitas kulit kulit berkurang, pasien bedrest total, dan terpasang infus
diekstremitas,kulit berwarna kehitaman di sekitar luka, terdapat luka DM + Ulkus,
Edema di kaki kanan. Sedangkan hasil pemeriksaan fisik menurut teori adalah
keluhan utama sesak, batuk, pada pola aktivitas pasien selalu lapar, , gangguan
pemenuhan kebutuhan tidur, dan hygiene personal dibantu oleh orang lain dan
terdapat luka DM. Dari penjabaran diatas dapat dilihat keluhan utama pada kasus
nyata dan teori sama yaitu pasien mengalami sesak dan batuk.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Ny. U adalah Pola nafas
tidak efektif b/d peningkatan respirasi di tandai dengan pernafasan kusmaul,
resiko Infeksi b/d kerusakan jaringan dan lapisan kulit di tandai dengan
kemerahan, nyeri, pendarahan, Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d diabetes
melitus di tandai dengan rasa haus, kesulitan berbicara, mulut kering, pusing,
kesadaran menurun, kadar glukosa darah memburuk, kadar glukosa urin menurun
Sedangkan diagnosa keperawatan secara teori yaitu pola nafas tidak efektif b/d
penurunan kemampuan bernafas, Defisit nutrisi berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme. Dari
penjabaran diatas dapat dilihat terdapat kesenjangan antara teori dan kasus nyata
yaitu diagnosa deficit nutrisi dan nyeri akut tidak muncul pada kasus nyata karena
tidak sesuai dengan data yang ada pada kasus nyata atau tidak ada pada data kasus
nyata.
Pada kasus nyata Intervensi yang di berikan papda Ny. U dengan diagnose
Pola nafas tidak efektif yaitu Monitor pola nafas ( frekuensi, kedalam,usaha
nafas), Monitor adanya produksi sputum, Monitor sputum ( jumlah,warna,
aroma), Monitor adanya sumbatan jalan nafas, Auskultasi bunyi nafas, Monitor
saturasi oksigen, Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien,Informasikan hasil pemantauan. Sedangkan intervensi keperawatan secara
teoriuntuk masalah Pola nafas tidak efektif yaitu Monitor pola nafas ( frekuensi,
kedalam,usaha nafas), Monitor adanya produksi sputum, Monitor sputum
( jumlah,warna, aroma), Monitor adanya sumbatan jalan nafas, Auskultasi bunyi
nafas, Monitor saturasi oksigen, Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien,Informasikan hasil pemantauan. Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan
bahwa intervensi untuk diagnose Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
secara teori dan kasus nyata sama.
PENUTUP
5.1. Simpulan
5.1.1. Karakteristik pasien yang menderita KAD adalah pasien mengalami sesak
nafas, batuk tidak produktif,suara nafas tidak teratur, pasien menggunakan alat
bantu nafas non rebreathing, akral teraba hangat 36°C, N: 100 x/menit, TD:
150/84 mmHg, produksi urin 600 cc/24 jam, pasien menggunakan kateter, intake
oral 2.200 cc/24 jam, dan parenteral 2.050 cc/24 jam, didapatkan data kemampuan
pergerakan sendi bebas, kemampuan otot 3, pasien bedrest total, dan terpasang
infus diekstremitas,kulit berwarna kehitaman di sekitar luka, terdapat luka DM +
Ulkus, Edema di kaki kanan
5.1.2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Ny. U adalah Pola nafas
tidak efektif b/d peningkatan respirasi di tandai dengan pernafasan kusmaul,
resiko infeksi b/d kerusakan jaringan dan lapisan kulit di tandai dengan
kemerahan, nyeri, pendarahan, Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d diabetes
melitus di tandai dengan rasa haus, kesulitan berbicara, mulut kering, pusing,
kesadaran menurun, kadar glukosa darah memburuk, kadar glukosa urin menurun
5.1.3. Pada kasus nyata Intervensi yang di berikan papda Ny. U dengan diagnose
Pola nafas tidak efektif yaitu Monitor pola nafas ( frekuensi, kedalam,usaha
nafas), Monitor adanya produksi sputum, Monitor sputum ( jumlah,warna,
aroma), Monitor adanya sumbatan jalan nafas, Auskultasi bunyi nafas, Monitor
saturasi oksigen, Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien,Informasikan hasil pemantauan
5.2. Saran