Disusun oleh:
Melania Nurul M
4006220043
( ) ( )
2022
A. PENGERTIAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai
oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut
atau relatif. KAD dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang
serius dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresis osmotik, KAD
biasanya mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai menyebabkan syok.
Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang ditandai
dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. Ketoasidosis diabetik merupakan
akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat
dan lemak. Keadaan ini merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada
diabetes ketergantungan insulin. (Dewata, 2020)
Pathophysiology of DKA adapted from Urden: Thelan’s Critical Care Nursing: Diagnosis and
Management. 5th ed.Cited in Nursing Consult.
Pada keadaan normal kurang lebih 50 % glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10 % menjadi glikogen dan 20 % sampai 40
% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut terganggu karena
terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan metabolismenya
terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi
darah sehingga terjadi hiperglikemia.
Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon insulin. Akibat
kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula
darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini,
karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi
hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam
darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan
bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air
hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intraselluler, hal
ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus
sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi.
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel-
sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein
menjadi menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien
akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu
banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang
menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila
terlalu banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan,
akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan. Keadaan
asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetik
F. Pathway KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
1. Analisa Darah (Walid, 2019)
a. Kadar glukosa darah bervariasi tiap individu
b. PH RENDAH (6,8 – 7,3)
c. PCO2 turun ( 10 – 30 mmHg)
d. HCO3 turun (<15mEg/L)
e. Keton serum positif, BUN naik
f. Kreatinin naik
g. Ht dan Hb naik
h. Leukositosis
i. Osmolaritas serum meningkat tetapi biasanya kurang dari 300 mOsm/l
2. Elektrolit
a. Kalium dan natrium dapat rendah atau tinggi sesuai jumlah cairan yang hilang
(dehidrasi)
b. Fosfot lebih sering menurun
3. Urinalisa
a. Leukosit dalam urin
b. Glukosa dalam urin
4. EKG gelombang T naik
5. CT – Scan
6. Foto toraks
H. KOMPLIKASI
1. ARDS ( Adult respiratori distres syndrome) Patogenesisi terjadinya hal ini belum
jelas, kemungkinan akibat rehidrasi yang berlebihan, gagal jantung kiri atau
perubahan permeabilitas kapiler paru.
2. DIC ( Disseminatd intravascular coagulation)
3. Edema otak Adanya kesadaran menurun disertai dengan kejang yang terjadi terus
menerus akan beresiko terjadinya edema otak.
4. Gagal ginjal akut Dehidrasi berat dengan syok dapat mengakibatkan gagal ginjal
akut
5. Hipoglikemia dan hiperglikemia Terjadi akibat pemberian insulin dan cairan yang
berlebihan dan tanpa pengontrolan (Rinawati, P., & Chanif, C. 2020)
1. Penatalaksanaa KAD
a. Pertahankan jalan nafas
b. Pada syok berat berikatan oksigen 100% dengan masker
c. Jika syok berikan larutan isotonik (normal saline 0,9%) 20cc/kgBB d. Bila
terdapat penurunan kesadaran perlu pemasangan naso gastrik tube untuk
menghindari aspirasi lambung.
2. Penatalaksanaa Keperawatan
a. Penilaian awal : pemeriksaan fisik (BB, TD, tanda sidosis GCS,derajat dehidrasi),
dan konfimasi biokimia (analisa gas darah dan urinalisa ) , (Dunger DB, 2004)
b. Pemantauan status volume cairan : pemeriksaan TTV (termasuk memantau
perubahan ortostatik pada tekanan darah dan frekuensi jantung), pengkajian paru,
dan pemantauan asupan serta haluan cairan.
c. Pemantauan kalium
K. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesis :
a. Riwayat DM
b. Poliuria, Polidipsi
c. Berhenti menyuntik insulin
d. Demam dan infeksi
e. Nyeri perut, mual, mutah
f. Penglihatan kabur
g. Lemah dan sakit kepala
2. Pemeriksan Fisik :
a. Ortostatik hipotensi (sistole turun 20 mmHg atau lebih saat berdiri)
b. Hipotensi, Syok
c. Nafas bau aseton (bau manis seperti buah)
d. Hiperventilasi : Kusmual (RR cepat, dalam)
e. Kesadaran bisa CM, letargi atau koma
f. Dehidrasi
3. Pengkajian gawat darurat :
a. Airways : kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum atau benda asing
yang menghalangi jalan nafas
b. Breathing : kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya penggunaan otot bantu
pernafasan
c. Circulation : kaji nadi, capillary refill
4. Pengkajian head to toe
a. Data subyektif :
1) Riwayat penyakit dahulu
2) Riwayat penyakit sekarang
3) Status metabolic
Intake makanan yang melebihi kebutuhan kalori, infeksi atau penyakit-penyakit akut
lain, stress yang berhubungan dengan faktor-faktor psikologis dan social, obat-obatan
atau terapi lain yang mempengaruhi glukosa darah, penghentian insulin atau obat anti
hiperglikemik oral.
b. Data Obyektif :
1) Aktivitas / Istirahat Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot,
tonus otot menurun, gangguan istrahat/tidur
2) Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas, letargi
/disorientasi, koma
3) Sirkulasi Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama,
takikardia. Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tidak ada, disritmia, krekels, distensi vena jugularis, kulit panas,
kering, dan kemerahan, bola mata cekung.
4) Integritas/ Ego Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial
yang berhubungan dengan kondisi Tanda : Ansietas, peka rangsang
5) Eliminasi Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa
nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, nyeri tekan
abdomen, diare. Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat
berkembang menjadi oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), urin
berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising usus
lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
6) Nutrisi/Cairan Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi
diet, peningkatan masukan glukosa/karbohidrat, penurunan berat badan lebih
dari beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (Thiazid) Tanda : Kulit
kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah,
pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan
gula darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)
7) Neurosensori Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas,
kelemahan pada otot, parestesi, gangguan penglihatan Tanda : Disorientasi,
mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut), gangguan memori (baru, masa
lalu), kacau mental, refleks tendon dalam menurun (koma), aktifitas kejang
(tahap lanjut dari DKA).
8) Nyeri/kenyamanan Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
9) Pernapasan Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum
purulen (tergantung adanya infeksi/tidak) Tanda : Lapar udara, batuk
dengan/tanpa sputum purulen, frekuensi pernapasan meningkat
10) Keamanan Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit Tanda : Demam,
diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunnya kekuatan umum/rentang
gerak, parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam).
11) Seksualitas Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi) Masalah impoten pada
pria, kesulitan orgasme pada wanita
12) Penyuluhan/pembelajaran Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung,
stroke, hipertensi. Penyembuhan yang lambat, penggunaan obat sepertii
steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan
kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai
pesanan. Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam
pengaturan diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa
darah.
B. ANALISA DATA
NO Data Etiologi Masalah
1. Ds : Pola Nafas
1. Pasien mengeluh sesak nafas Tidak
Do : Efektif
1. Nafas terlihat dalam dan
lambat
2. terlihat pernafasan cuping
hidung
3. RR : 40x/menit
2. Ds: Defisit
1. Paien mengatakan haus trus Volume
menerus Cairan
2. Paisen mengeluh sakit kepala
dan mengalami mual muntah
Do:
1. Turgor kulit lambat
2. Kulit kering
3. Bola mata cekung
4. Kelemahan fisik
Faktor-faktor
yang
berhubungan :
Ketidakmampua
n pemasukan
atau mencerna
makanan atau
mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan
dengan faktor
biologis,
psikologis atau
ekonomi.
5. Kurang Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
pengetahuan Kowledge : health Behavior Berikan penilaian tentang tingkat
Kriteria Hasil : pengetahuan pasien tentang proses
Definisi : Pasien dan keluarga penyakit yang spesifik
Tidak adanya menyatakan pemahaman Jelaskan patofisiologi dari
atau kurangnya tentang penyakit, kondisi, penyakit dan bagaimana hal ini
informasi prognosis dan program berhubungan dengan anatomi dan
kognitif pengobatan fisiologi, dengan cara yang tepat.
sehubungan Pasien dan keluarga mampu Gambarkan tanda dan gejala yang
dengan topic melaksanakan prosedur biasa muncul pada penyakit,
spesifik. yang dijelaskan secara benar dengan cara yang tepat
Pasien dan keluarga mampu Gambarkan proses penyakit,
Batasan menjelaskan kembali apa dengan cara yang tepat
karakteristik : yang dijelaskan perawat/tim Identifikasi kemungkinan
memverbalisasik kesehatan lainnya. penyebab, dengna cara yang tepat
an adanya Sediakan informasi pada pasien
masalah, tentang kondisi, dengan cara yang
ketidakakuratan tepat
mengikuti Hindari jaminan yang kosong
instruksi, Sediakan bagi keluarga atau SO
perilaku tidak informasi tentang kemajuan pasien
sesuai. dengan cara yang tepat
Faktor yang Diskusikan perubahan gaya hidup
berhubungan : yang mungkin diperlukan untuk
keterbatasan mencegah komplikasi di masa
kognitif, yang akan datang dan atau proses
interpretasi pengontrolan penyakit
terhadap . Diskusikan pilihan terapi atau
informasi yang penanganan
salah, kurangnya . Dukung pasien untuk
keinginan untuk mengeksplorasi atau mendapatkan
mencari second opinion dengan cara yang
informasi, tidak tepat atau diindikasikan
mengetahui . Eksplorasi kemungkinan sumber
sumber-sumber atau dukungan, dengan cara yang
informasi. tepat
. Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal, dengan
cara yang tepat
. Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara
yang tepat
DAFTAR PUSTAKA