PENDAHULUAN
1
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi selama pengobatan KAD
adalah edema paru, hipertrigliseridemia, infark miokard akut, dan
komplikasi iatrogenik. Komplikasi iatrogenik tersebut ialah
hipoglikemia, hipokalemia, edema otak, dan hipokalsemia.
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
2
a. Mengetahui definisi ketoasidosis diabetikum (KAD).
1.4 Manfaat
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
4
1. Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi.
2.4. Patofisiologi
5
sebagian akan dikompensasi oleh peningkatan derajad ventilasi
(peranfasan Kussmaul).
1. Hiperglikemi
6
1. Poliuri dan polidipsi (peningktan rasa haus)
3. Kelemahan
4. Sakit kepala
a. Glukosa.
Kadar glukosa dapat bervariasi dari 300 hingga 800 mg/dl. Sebagian
pasien mungkin memperlihatkan kadar gula darah yang lebih rendah dan
sebagian lainnya mungkin memiliki kadar sampai setinggi 1000 mg/dl
atau lebih yang biasanya bergantung pada derajat dehidrasi.
7
Harus disadari bahwa ketoasidosis diabetik tidak selalu berhubungan
dengan kadar glukosa darah. Sebagian pasien dapat mengalami asidosis
berat disertai kadar glukosa yang berkisar dari 100 – 200 mg/dl,
sementara sebagian lainnya mungkin tidak memperlihatkan ketoasidosis
diabetikum sekalipun kadar glukosa darahnya mencapai 400-500 mg/dl.
b. Natrium.
c. Kalium.
Ini perlu diperiksa sering, sebagai nilai-nilai drop sangat cepat dengan
perawatan. EKG dapat digunakan untuk menilai efek jantung ekstrem di
tingkat potasium.
d. Bikarbonat.
8
pH sering <7.3. Vena pH dapat digunakan untuk mengulang pH
measurements. Brandenburg dan Dire menemukan bahwa pH pada
tingkat gas darah vena pada pasien dengan KAD adalah lebih rendah dari
pH 0,03 pada ABG. Karena perbedaan ini relatif dapat diandalkan dan
bukan dari signifikansi klinis, hampir tidak ada alasan untuk melakukan
lebih menyakitkan ABG. Akhir CO2 pasang surut telah dilaporkan
sebagai cara untuk menilai asidosis juga.
g. Keton.
h. β-hidroksibutirat.
i. Urinalisis (UA)
Cari glikosuria dan urin ketosis. Hal ini digunakan untuk mendeteksi
infeksi saluran kencing yang mendasari.
j. Osmolalitas
k. Fosfor
9
Jika pasien berisiko hipofosfatemia (misalnya, status gizi buruk,
alkoholisme kronis), maka tingkat fosfor serum harus ditentukan.
m. Kadar kreatinin
2.7 Penatalaksanaan
10
Penanganan KAD (ketoasidosis diabetikum) memerlukan pemberian tiga
agen berikut:
1. Cairan.
2. Insulin.
3. Potassium.
Input saline fisiologis awal yang tinggi yakni 0.9% akan pulih kembali
selama defisit cairan dan elektrolite pasien semakin baik. Insulin
intravena diberikan melalui infusi kontinu dengan menggunakan pompa
11
otomatis, dan suplemen potasium ditambahkan kedalam regimen cairan.
Bentuk penanganan yang baik atas seorang pasien penderita KAD
(ketoasidosis diabetikum) adalah melalui monitoring klinis dan biokimia
yang cermat.
2.8 Komplikasi
Nefropati diabetik atau ginjal diabetik dapat dideteksi cukup dini. Bila
penderita mencapai stadium nefropati diabetik, didalam air kencingnya
terdapat protein. Dengan menurunnya fungsi ginjal akan disertai naiknya
tekanan darah. Pada kurun waktu yang lama penderita nefropati diabetik
akan berakhir dengan gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah.
Selain itu nefropati diabetik bisa menimbulkan gagal jantung kongesif.
12
4. Kelainan Jantung.
5. Hipoglikemia.
6. Impotensi.
13
hormon akan menjadi rusak. Bagi diabetes wanita, keluhan seksual tidak
banyak dikeluhkan.
7. Hipertensi.
8. Komplikasi lainnya.
2. Gangguan pada rongga mulut, gigi dan gusi. Gangguan ini pada dasarnya
karena kurangnya perawatan pada rongga mulut gigi dan gusi, sehingga
bila terkena penyakit akan lebih sulit penyembuhannya.
2.9 Pathway
14
BAB 3
Konsep Keperawatan
Kasus 2
Seorang perempuan umur 52 tahun, agama Kristen protestan masuk
rumah sakit pada 13 agustus 2017 dengan penurunan kesadaran. Dua
minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh luka yang tidak
kunjung sembuh pada jemput kaki kanan karena lecet menggunakan
sepatu baru. Pasien baru menyadari luka setelah luka berwarna
15
kekuningan dan sekitar luka berwarna hitam. Pasien memeriksakan
kakinya ke Puskesmas, tetapi tidak kunjung sembuh.
Keluarga pasien mengatakan 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien
mengeluh sesak nafas tidak dipengaruhi aktivitas. Sesak tidak berkurang
dengan istirahat, tidak ada batuk, demam dirasakan dan pasien minum
obat penurun panas. Pasien mengeluh badan lemah, pandangan
berkunang-kunang tidak ada, mual (+), muntah (-) nyeri ulu hati (-).
Luka pada kaki kanan belum sembuh, luka semakin membesar, bengkak,
terasa nyeri, nana ada, kulit sekitar luka berwarna kehitaman. BAB dan
BAK tidak keluhan. Pasien dalam kondisi sadar penuh, lalu dibawa ke
IGD RS Bhayangkara. Pasien kemudian dirawat selama 2 hari. Karena
merasa baikan, pasien pulang.
Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami penurunan kesadaran 3
jam SMRS. Pasien tidak merespon ketika diajak bicara, kelemahan sesisi
tubuh tidak ada, kejang tidak ada, demam tidak ada, sesak ada, mengi
tidak ada, batuk tidak ada, nyeri dada tidak ada, nyeri perut tidak ada,
mual ada, muntah tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada. BAB dan BAK
tidak ada keluhan. Selanjutnya pasien dibawa ke UGD RS.
Pasien menderita diabetes militus sejak 3 tahun yang lalu. Pasien merasa
sering lapar dan haus walau sudah banyak makan dan minum, serta
mengeluh badan sering terasa lemas. Pasien tidak minum obat rutin dan
hanya minum ramuan-ramuan tradisional. Pasien diketahui mengalami
hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, tapi pasien tidak mengkonsumsi obat
secara rutin. Diketahui ayah paseian menderita diabetes dan hipertensi.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :-
Agama : Kristen Protestan
Diagnosa Medis :
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
16
pasien mengeluh luka yang tidak kunjung sembuh pada jemput kaki
kanan karena lecet menggunakan sepatu baru.
b. Keluhan Kesehatan Saat Pengkajian
17
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
18
Daftar Pustaka
19
Jurnal Kedokteran Media Medika Indonesia FK UNDIP. Patofisiologi
Komplikasi Vaskuler Diabetes Melitus.www.mediamedika.net
(diakses pada tanggal 22 Mei 2011 pukul 19.15 WIB).
20