Disusun oleh :
Aisyatul Zahro ( 01 )
XI B
Secara tepat, peningkatan ditandai di CRP terjadi dengan nekrosis peradangan, infeksi,
trauma, dan jaringan, keganasan dan gangguan autoimun. Sejumlah besar kondisi
berbeda yang dapat meningkatkan produksi CRP, peningkatan tingkat CRP juga tidak
dapat mendiagnosa penyakit tertentu. Peningkatan tingkat CRP dapat memberikan
dukungan untuk kehadiran penyakit inflamasi seperti rheumatoid arthritis, polimyalgia
rheumatica atau raksasa-sel arteritis. Peran fisiologis CRP adalah untuk mengikat
fosfokolin diekspresikan pada permukaan sel-sel mati atau sekarat (dan beberapa jenis
bakteri) untuk mengaktifkan system pelengkap. CRP mengikat fosfokolin pada mikroba
dan sel-sel rusak dan meningkatkan fagositosis oleh makrofag. Dengan demikian, CRP
berpatisipasi dalam pembersihan sel nekrotik dan apoptosis. CRP merupakan anggota
dari kelas fase akut reaktan, sebagai tingkat yang meningkat secara dramatis selama
proses inflamasi yang terjadi dalam tubuh. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan
konsentrasi plasma IL-6, yang diproduksi terutama oleh makrofag serta adipocytes. CRP
mengikat fosfokolin pada mikroba yang berguna untuk membantu dalam melengkapi
mengikat selsel asing dan rusak dan meningkatkan fagositosis oleh makrofag (opsonin
fagositosis dimediasi), yang mengekspresikan reseptor untuk PRK. Hal ini juga diyakini
memainkan satu peran penting dalam kekebalan bawaan, sebagai sistem pertahanan awal
terhadap infeksi. CRP naik sampai 50.000 kali lipat dalam peradangan akut, seperti
infeksi. Keadaan ini naik diatas batas normal dalam waktu 6 jam, dan puncaknya pada 48
jam. Sel yang setengah hidup
adalah konstan, dan arena itu tingkat terutama ditentukan oleh tingkat produksi (tingkat
keparahan penyebab pancetus).
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Fungsi dan peranan CRP di dalam tubuh ( in vivo ) belum diketahui seluruhnya, banyak
hal yang masih merupakan hipotesis. Meskipun CRP bukan suatu antibodi, tetapi CRP
mempunyai berbagai fungsi biologis yang menunjukkan peranannya pada proses
peradangan dan mekanisme daya tahan tubuh terhadap infeksi. Beberapa hal yang
diketahui tentang fungsi biologis CRP ialah :
1. CRP dapat mengikat C-polisakarida (CPS) dari berbagai bakteri melalui reaksi
presipitasi/aglutinasi.
3. CRP dapat mengaktifkan komplemen baik melalui jalur klasik mulai dengan C1q
maupun jalur alternatif.
4. CRP mempunyai daya ikat selektif terhadap limfosit T. Dalam hal ini diduga CRP
memegang peranan dalam pengaturan beberapa fungsi tertentu selama proses
peradangan.
5. CRP mengenal residu fosforilkolin dari fosfolipid, lipoprotein membran sel rusak,
kromatin inti dan kompleks DNA-histon.
6. CRP dapat mengikat dan mendetoksikasi bahan toksin endogen yang terbentuk
sebagai hasil kerusakan jaringan.
dalam test diagnostik CRP digunakan terutama sebagai penanda peradangan. Selain
gagal jantung, ada factor-faktor diketahui beberapa yang mengganggu produksi CRP.
Mengukur dan mencatat nilai CRP berguna dalam menentukan perkembangan penyakit
atau efektifitas pengobatan. Darah biasanya dikumpulkan dalam tabung untuk
memisahkan serum, dianalisis dalam laboratorium medis. Berbagai metode analisis yang
tersedia untuk penentuan CRP seperti ELISA, immunoturbidimetri,cepat immunodifusi
dan visual aglutinasi. Pada test High Sensitivity CRP (hs-CRP) berguna untuk mengukur
kadar CRP rendah dengan menggunakan laser nephometry. Test ini memberikan hasil
dalam 25 menit dengan sensitivitas turun menjadi 0,04 mg/L. Konsentrasi normal dalam
serum manusia yang sehat biasanya lebih rendah dari 10 mg/L, sedikit meningkat dengan
penuaan. Tingkat yang lebih tinggi ditemukan pada akhir hamil wanita, peradangan
dengan ringan dan infeksi virus dengan nilai 10-40 mg/L, pada peradangan aktif, infeksi
bakteri memiliki 40-200 mg/L, dan untuk kasus infeksi barat oleh bakteri dan luka bakar
mendapatkan nilai >200 mg/L dalam darah. CRP memiliki refleksi lebih sensitive dan
akurat dari respon fase akut dibandingkan ESR. Oleh karena itu, kadar CRP terutama
dittentukan oleh tingkat produksi (dan karenanya tingkat keparahan penyebab pancetus).
Dalam 24 jam pertama, ESR mungkin normal dan CRP meningkat. CRP kembali normal
lebih cepat daripada ESR dalam respon terhadap terapi.
maka CRP dianggap sebagai antigen yang akan ditentukan dengan menggunakan
suatu antibodi spesifik yang diketahui (antibodyantiCRP).Dengan suatu antisera yang
spesifik, CRP (merupakan antigen yang larut)dalam serum mudah dipresipitasikan.Jadi
pada dasarnya, penentuan CRP dapat dilakukan dengan cara, yaitu:
1. Tes presipitasi: Sebagai antigen ialah CRP yang akan ditentukan, dan sebagai
antibodi adalah anti-CRP yang telah diketahui.
2. Tes aglutinasi pasif: Antibodi disalutkan pada partikel untuk menentukan adanya
antigen di dalam serum.
3. Uji ELISA: Dipakai teknik Double Antibody Sandwich ELISA. Antibodi pertama
(antibodi pelapis) dilapiskan pada fase padat, kemudian ditambahkan serum penderita.
Selanjutnya ditambahkan antibodi kedua (antibodi pelacak) yang berlabel enzim.
Akhirnya ditambahkan substrat, dan reagen penghenti reaksi. Hasilnya dinyatakan secara
kuantitatif.
5. selulosa nitrat di garis pengikat. Bila ditambahkan serum yang diencerkan sampai
ambang atas titer rujukannya pada bantalan sampel maka CRP dalam sampel akan diisap
oleh bantalan absorban menuju bantalan konjugat, dan akan diikat oleh konjugat
(antibodi monoklonal) pertama, berlabel emas koloidal. Selanjutnya CRP yang telah
mengikat konjugat
akan diisap oleh bantalan absorban menuju ke garis pengikat yang mengandung antibodi
monoklonal kedua terhadap CRP (imobile) sehingga berubah warna menjadi merah.
2.3.3 Mengukur Kadar CRP CRP diukur dengan tes darah sederhana.
yang dapat dilakukan pada saat yang sama dimana kolesterol anda diperiksa. Satu tes sejenis
ini adalah tes Creactive protein (HS-CRP, juga disebut ultra-sensitive CRP atau US-CRP)
yang sangat peka. Risiko ditentukan berdasarkan pada hasil-hasil tes anda. CRP Risiko untuk
Penyakit Kardiovaskular Kurang dari 1.0 mg/L Rendah 1.0-2.9 mg/L Menengah Lebih besar
dari 3.0 mg/L Tinggi Adalah penting untuk mencatat bahwa peradangan yang disebabkan
oleh kondisi-kondisi lain, seperti infeksi, penyakit, atau keluarnya arthritis yang serius, dapat
menaikan tingkat-tingkat CRP. Sebelum mendapatkan tes CRP, beritahukan dokter anda
kondisi-kondisi medis lain mana yang anda punya.
Ada banyak cara yang dapat dipakai untuk penentuan CRP. Beberapa cara yang sering
dikerjakan di Indonesia yaitu:
5. High Sensitivity C-Reactif Protein Konsentrasi dari CRP ditentukan secara kuantitatif
dimana dapat mengukur kadar sampai < 0,2 – 0,3 mg/L sehingga disebut dengan high
sensitivity CReactive Protein ( hs-CRP). Metode berdasarkan reaksi antara antigen dan
antibodidalamlarutan buffer dan diikuti dengan pengukuran intensitas sinar dari suatu sumber
cahaya yang diteruskan melalui proses imuno presipitasi yang terbentuk dalam fase cair.
Dalam penelitian ini memakai metode imunoturbidimetri menggunakan reagen Cardiac C-
Reactive Protein (latex) High Sensitive-Roche. Sampel yang berisi CRP (sebagai antigen)
ditambah dengan R1, buffer ) kemudian ditambah R2 ( latex antibodi anti CRP ) dan dimulai
reaksi dimana antibodi anti CRP yang berikatan dengan mikropartikel latex akan bereaksi
dengan antigen dalam sampel untuk membentuk kompleks Ag-Ab. Presipitasi dari kompleks
Ag-Ab ini diukur secara turbidimetrik
A. Kualitatif
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Ditambahkan 50 µL serum ke dalam cyrcle I.
3. Pada cyrcle II ditambahkan 1 tetes control positif.
4. Pada cyrcle III ditambahkan 1 tetes control negative.
5. Ditambahkan 1 tetes Latex pada masing – masing cyrcle.
6. Digoyang – goyangkan cyrcle dan diamati aglutinasinya.
B.Kuantitatif
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Ditambahkan 50 µL serum pada cyrcle I.
3. Pada cyrcle I, II, III, ditambahkan 50 µL Pz dan 1 tetes latex.
4. Dicampur larutan pada cyrcle I dan dipindahkan 50 µL larutan dari cyrcle ke cyrcle II.
5. 50 µL larutan dari cyrcle II dipindahkan ke cyrcle III.
6. 50 µL larutan dari cyrcle III dipindahkan ke cyrcle IV.
7. Diamati aglutinasi yang terjadi.
CRP meningkat pada penyakit Demam rematik akut, Rheumatoid arthritis, Infark Miokard
Akut, Infeksi pasca operasi, Infeksi bakteri, Infeksi virus, PenyakitChron’s, Sindrom Reiter’s,
Sindrom vaskulitis, Lupus Eritematosus, Nekrosis jaringan atau trauma.Obat-obatan yang
dapat menurunkan kadar CRP seperti colchicines dan statin. 2.6 Siapa Saja Yang Harus
Melakukan Tes CRP? tes ini dapat dilakukan oleh semua orang. Namun tes ini hanya
dianjurkan pada orang-orang yang memiliki tingkat resiko tinggi terhadap penyakit jantung,
yakni mereka yang pernah mengalami serangan jantung, memiliki keluarga dengan sejarah
penyakit jantung, memiliki kadar kolesterol dan LDL yang tinggi, wanita yang sudah
mengalami menopause, perokok, dan yang menderta diabetes dan obesitas serta kurang
melakukan aktivitas fisik.
Lantas, apa yang harus dilakukan jika ternyata kadar CRP Anda tinggi? Segera terapkan gaya
hidup sehat Anda. Atur pola makan Anda dengan mengurangi makan yang mengandung
lemak dan kolesterol tinggi. Selain itu, berolahragalah secata teratur untuk mencapai berat
badan ideal. Jika Anda perokok, segera berhenti merokok dan jauhilah minuman beralkohol.
Ingatlah bahwa bagaimanapun mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
CRP Adalah suatu protein fase akut yang diproduksi oleh hati sebagai respon adanya infeksi,
inflamasi atau kerusakan jaringan. Inflamasi merupakan proses dimana tubuh memberikan
respon terhadap injury .
Jumlah CRP akan meningkat tajam beberapa saat setelah terjadinya inflamasi dan selama
proses inflamasi sistemik berlangsung. Sehingga pemeriksaan CRP kuantitatif dapat
dijadikan petanda untuk mendeteksi adanya inflamasi/infeksi akut. Saat ini telah tersedia
pemeriksaan High Sensitive CRP (Hs-CRP) yaitu pemeriksaan untuk mengukur kadar CRP
yang lebih sensitif dan akurat dengan menggunakan metoda LTIA (Latex Turbidimetry
Immunoassay), dengan range pengukuran : 0.3 – 300 mg/L.
3.2 Saran
a. Pada saat pengambilan darah vena dan dimasukkan dalam wadah perlu dijauhkan dari
panas karena CRP mudah berubah akibat suhu.
b. Sebaiknya sebelum dilakukan pengambilan darah, pasien harus ditenangkan terlebih
dahulu.
C. Perlu dikenali setiap peningkatan CRP yang berhubungan dengan proses inflamasi akut
(misal sakit dan pembengkakan sendi, panas, merah-merah dan meningkatnya suhu tubuh).
DAFTAR PUSTAKA
Price, A. Sylvia, dkk. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :
EGC.
Robbins dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II Edisi 4. Jakarta : EGC.
http://armantonnynasution.blogspot.com/2013/01/pemeriksaan-crp-creaktif-protein.html.
diakses pada tanggal 27 Desember 2013
Touogiie.2011.Kumpulan artikel kesehatan. (online).
Wikipedia.2012.CRPC-ReaktiveProtein).(Online) http://en.wikipedia.org/wiki/C-reaktive-
protein.html . diakses pada tanggal 27 Desember 2013