IMUNOSEROLOGI
“Pemeriksaan CRP (C-Reactiv Protein)”
Kelas: B, 2022
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Prinsip
B. Pra Analitik
C. Analitik
D. Pasca Analitik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
CRP merupakan sala satu dari beberapa protein yang sering disebut sebagai
protein fase akut dan digunakan untuk memantau perubahan-perubahan dalam
fase inflamasi akut yang dihubungkan dengan banyak penyakit infeksi dan
penyakit autoimun. Beberapa keadaan dimana CRP dapat dijumpai meningkat
adalah radang sendi (rheumatid arthritis), demam rematik, kanker payudara,
radang usus, penyakit radang panggung (pelvic inflammatory diseade, PID),
penyakit Hodokin, SLE, dan infeksi bakterial. CRP juga meningkat pada
kehamilan trimester terakhir, pemakaian alat kontrasepsi intrauterus dan
pengaruh obat kontrasepsi oral.
C-reactiv protein (CRP) dibuat oleh hati dan dikeluarkan ke dalam aliran
darah. CRP berdasar dalam dara selama 6-10 jam setelah proses inflamasi akut
dan destruksi jaringan. Kadarnya memuncak dalam 48-72 jam. Seperti halnya
uji laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate). CRP merupakan uji non-
spesifik tetapi keberadaan CRP mendahului peningkatan LED selama
inflamasi dan nekrotis lalu segera kembali ke kadar nromalnya.
B. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui CRP dalam serum pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C-Reactiv Protein (CRP) merupakan suatu protein fase akut yang terdapat
dalam serum normal dalam jumlah yang sangat sedikit (1 mg/L). Dalam kondisi
tertentu, misalnya reaksi inflamasi kerusakan jaringan kaibat infeksii maupun non
infeksi, kadar CRP dapat meningkat sampai 100 kali. Sintesa CRP di hati
berlangsung sangat cepat setelah ada sedikit rangsangan, konsentrasu serum
meningkat diatas 5mg/L selama 6-8 jam dan mencapai puncak sekitar 24-48 jam.
Kadar CRP akan menurun tajam bila proses peradangan atau kerusakan jaringan
mereda dan dalam waktu sekitar 24-48 jam telah mencapai nilai normal kembali.
CRP mempunyai sifat stabil dalam jangka lama pada waktu penyimpanan.
Mempunyai half life yang panjang, tidak dipengarui variasi diurnal, tidak
dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Untik penyebab infeksi bakteri/ virus,
trauma, pembedahan, luka bakar, penyakit keganasan, kerusakan jaringan maupun
penyakit autoimun, kadar CRP biasanya mencapai >10mg/L. Kadar CRP juga
meningkat pada penyakit hipertensi, diabetes, dislipidemia, merokok maupun
adanya riwayat penyakit jantung. CRP sangat berguna untuk menegakkan
diagnostik inflamasi maupun penyakit infeksi (Pramonodjati,dkk. 2019).
Fungsi dari peranan CRP didalam tubuh (in vivo) belum diketahui
seluruhnya, banyak hal yang masih merupakan hipotesis. Meskipun CRP bukan
sesuatu antibodi, tetapi CRP mempunyai berbagai fungsi biologis yang
menunjukkan peranannya pada proses keradangan, dan mekanisme daya tahan
tubuh terhadap infeksi (Bastian, dkk. 2022).
METODE PENELITIAN
A. Prinsip
Direct aglutinasi C-Reactiv Protein dengan partikel Ab latex sebagai Ag
membentuk kompleks Ag Ab yang membentuk aglutinasi. Aglutinasi terlihat
dalam waktu 2 menit.
B. Pra Analitik
1. Alat: a. Centrifuge d. Jarum vacutainer
b. Mikropipet e. Torniquet
c. Batang pengaduk f. Holder
C. Analitik
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Dilakukan pengambilan darah vena dengan vacutainer.
3. Diinkubasi sampel dara selama beberapa menit, kemudian dicentrifuge
dengan kecepatan 3000rpm selama 3 menit.
4. Diteteskan 1 tetes/ 50µ sampel serum, control positiv, dan control negatif
pada masing-masing bulatan slide test.
5. Diteteskan juga 1 tetes/ 50µ reagen CRP latex pada bulatan slide test.
6. Diomogenkan dengan batang pengaduk.
7. Diamati reaksi yang terjadi.
D. Pasca Analitik
Interpretasi hasil
1. Hasil negatif: Tidak terbentuk aglutinasi.
2. Hasil positif: Terbentuk aglutinasi.
BAB IV
A. Hasil
Hasil praktikum ini adalah invalid, dikarenakan tidak terjadi aglutinasi
pada slide test control positive, negatif, dan sampel.
Hasil Invalid
B. Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan C-Reactiv Protein (CRP) yang dilakukan di
laboratorium Sitohistoteknologi, DIV Teknologi Laboratorium Medis, gedung
D, lantai 2, Universitas Megarezky Makassar, pada hari Kamis 30 November
2023, pukul 08.00-10.30 wita.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui CRP dalam serum pasien. CRP
merupakan salah salah satu protein fase akut yang termasuk kedalam sistem
imun non-spesifik humoral (molekul terlarut). Kadar CRP akan meningkat
pada keadaan infeksi (peradangan dan kerusakan jaringan). Selama respon fase
akut, tingkat CRP meningkat pesat dalam waktu kurang lebih 6 jam mencapai
puncaknya pada 48 jam kadar CRP akan meningkat sampai seratus kali lipat
dari keadaan normal (kadar CRP normal 0,07-8,2 mg/dL). Kadar tertinggi
tercapai setelah lebih kurang 3 hari dan setelah 2 minggu akan kembali normal.
CRP disintesis dalam organ hati. CRP akan berinteraksi dengan protein-protein
komplemen untuk melawan infeksi.
Serum yang mengandung Ag CRP jika ditambahkan Ab CRP dalam latex
maka akan terbentuk kompleks Ag-Ab, sedangkan apabila serum tidak
mengandung Ag CRP maka tidak terbentuk kompleks Ag-Ab. Adanya ikatan
antibodi dan antibodi dapat diketahui dengan adanya reaksi aglutinasi namun,
serum darah yang diketahui berasal dari orang yang sakit yang diharapkan
mampu menghasilkan aglutinasi karena kadar CRP naik, memiliki
kemungkinan lain dimana tidak terdapat aglutinasi dari serum darah tersebut
karena kadar CRP telah menurun atau tingkat infeksi dan peradangannya tidak
terlalu tinggi.
Pemeriksaan CRP ini menggunakan metode aglutinasi lateks. Prinsip
pemeriksaan ini adalah direct aglutinasi C-Reactiv Protein dengan partikel Ab
latex sebagai Ag membentuk kompleks Ag Ab yang membentuk aglutinasi.
Aglutinasi terlihat dalam waktu 2 menit. Aglutinasi merupakan salah satu cara
yang digunakan untuk menetapkan kadar CRP. Aglutinasi menunjukkan
adanya infeksi bakteri atau peradangan yang terbentuk karena interaksi Ag-Ab
yang terjadi langsung setelah pengikatan awal atau sesudah reaksi primer yang
terikat pada satu partikel. Reaksi aglutinasi merupakan reaksi antar Ag dan Ab
yang terdapat di permukaan sel sehingga dibentuk anyaman melalui ikatan
silang antara sel-sel itu dengan perantara antibodi. Reaksi aglutinasi dipakai
untuk determinasi kuman dan untuk mengetahui tipe dari sel-sel tertentu, selain
itu dapat dipakai untuk penentuan antibodi di dalam serum bahkan titernya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan C-Reactiv
Protein (CRP) meliputi adanya infeksi, peradangan, atau kondisi medis
tertentu, seperti rheumatoid. Peningkatan level CRP juga dapat terjadi akibat
trauma atau pembedahan. Selain itu, faktor gaya hidup seperti merokok dan
obesitas juga dapat berkontribusi pada perubahan level CRP.
Pada praktikum ini didapatkan hasil invalid, dikarenakan tidak terjadi
aglutinasi pada slide test control positiv, negatif dan sampel.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini, yaitu didapatkan hasil
invalid karena tidak terbentuk aglutinasi pada slide test.
B. Saran
Adapun saran pada prakikum ini yaitu, diharapkan untuk praktikum
kedepannya praktikan dapat melakukan praktikum ini dengan teliti sesuai
dengan prosedur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, dkk. 2022. Analisa Kadar C-Reactiv Protein (CRP) Pada Sampel Darah
Kalma. 2018. Studi Kadar C-Reactiv Protein (CRP) Pada Penderita Diabetes
Vol. 9, No. 2.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Teknik sampling
Alat dan bahan flebotomi
dicentriuge
Hasil invalid