Anda di halaman 1dari 14

TUGAS IMUNOLOGI

PEMERIKSAAN CRP

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Imunologi


Dosen Pembimbing : dr. Hotman Sinaga, SpPK

Disusun oleh:

Nama : Anita Carolina


NIM : 40.01.12.0002

PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERDHAKI
CHARITAS PALEMBANG
2014/2015

1
KATA PENGHANTAR

Puji syukur, penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat

dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun makalahk Imunologi. Pelajaran Imunologi

merupakan salah satu mata kuliah penunjang dalam menjadikan seorang mahasiswa

program studi analis menjadi seorang teknologi laboratorium yang professional.. Maka dari

itu penulis menyajikan makalah yang berisikan tentang alkali phospatase . Makalah ini

berisikan tentang pemeriksaan CRP dengan metodeyang di aplikasikan dengan beberapa

faktor yang mempengaruhi kenakikan dan penurunan kadar CRP dalam pemeriksaan. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dr. Hotman Sinaga, SpPK

selaku pembimbing. Disisi lain penulis pun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik

dari para pembaca untuk perbaikan makalah ini.

Palembang, 27 Desember 2014

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2

1.3 Tujuan.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian CRP ......................................................................................3

2.2 Peranan CRP ............................................................................................3

2.3 Faktor yang menyebabkan pemeriksaan CRP ........................................6

2.4 Langkah-langkah pemeriksaan CRP .....................................................7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Blakang

PJK (Penyakit Jantung Koroner) adalah suatu keadaan abnormal yang disebabkan

oleh disfungsi jantung dan pembuluh darah. Penyumbatan pada arteri koroner ini dapat

sebagian maupun total dari satu atau lebih arteri koroner dan atau cabang-cabangnya. Salah

satu marker yang dapat digunakan untuk melihat adanya inflamasi adalah C-Reactive

Protein (CRP). Pemeriksaan CRP dapat mendeteksi adanya inflamasi akut dan kerusakan

jaringan yang berat. Pada PJK stabil dimana terjadi inflamasi derajat rendah dan kerusakan

jaringan yang terjadi hanya sedikit, tidak mengakibatkan peningkatan kadar CRP yang

tinggi, melainkan berada dalam rentang konsentrasi yang rendah (< 10 mg/L) sehingga

dikembangkan suatu pemeriksaan yang disebut high sensitivity - C Reactive Protein (hs-

CRP). Pemeriksaan hs-CRP dapat digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya proses

inflamasi pada PJK karena dapat mengukur kadar CRP dalam kuantitas yang sangat kecil

dan diukur dengan metode yang sangat sensitif.11 Pada tahun 2003, American Heart

Association dan Centers for Disease Control (AHA/CDC) merekomendasikan bahwa hs-

CRP dapat digunakan sebagai marker untuk menilai resiko kejadian kardiovaskular dan

merupakan prediktor independen yang kuat untuk penyakit kardiovaskular dan berperan

aktif dalam perkembangan plak aterosklerosis. Dalam rekomendasi tersebut, nilai cut off >

3 mg/dL dianggap sebagai resiko tinggi untuk terjadinya PJK

Test C-Reaktive Protein (CRP) pertama kali ditemukan sebagai bahan dalam serum

pasien dengan peradangan akut yang bereaksi dengan polisakarida C-(kapsuler) dari

pneumococcus. Ditemukan oleh Tillet dan Francis Pada tahun 1930. Pada awalnya

4
diperkirakan bahwa CRP adalah sekresi pathogen seperti peningkatan CPR pada orang

dengan berbagai penyakit termasuk kanker. Namun penemuan sintesis hati menunjukan

bahwa CPR adalah protein asli. Gen CRP terletak pada pertama kromosom (1q21-Q23).

CRP adalah protein 224-residu dengan massa molar dari monomer 25.106 Da. Protein ini

merupakan disc pentametric annular dalam bentuk dan anggota dari kecil family pentraxins

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian dari CRP ?

2. Peranan CRP ?

3. Faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penurunana pemeriksaan CRP ?

4. Bagaimana langkah kerja pemeriksaan CRP ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah itu CRP

2. Mahasiswa/i dapat mengetahui peranan CRP

3. Mahasiwa/i dapat mengetahui apa kelebihan dan kekurangan pemeriksaan CRP

4. Mahasiswa juga dapat mengetahui bagaimana cara kerja dalam pemeriksaan

CRP

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian CRP

CRP Adalah suatu protein fase akut yang diproduksi oleh hati sebagai respon

adanya infeksi, inflamasi atau kerusakan jaringan. Inflamasi merupakan proses dimana

tubuh memberikan respon terhadap injury. C-Reaktive Protein (CRP) adalah protein yang

ditemukan dalam darah yang meningkat sebagai respon terhadap peradangan. Peran

fisiologinya adalah untuk mengikat fosfokolin yang di ekspresikan pada permukaan sel-sel

mati atau sekarat (dan beberapa jenis bakteri) untuk mengaktifkan system pelengkap

melalui kompleks C1q. CRP disintesis oleh hati odalam menanggapi factor yang dilepaskan

oleh makrofag dan sel-sel lemak (adipocytes).

CRP diklasifikasikan sebagai reaktan fase akut, yng berarti bahwa tingkat protein akan

naik sebagai respon terhadap peradangan.Reaktan umum lainnya adalah fase akut termasuk

tingkat sedimentasi eristosit (ESR) dan jumlah trombosit darah

2.2 Peranan CRP

CPR memiliki peran sebagai responfase akut yang berkembang dalam berbagai

kondisi inflamasi akut dan kronis seperti bakteri, infeksi virus, atau jamur, penyakit

inflamasi rematik dan lainnya. Keganasan, dan cedera jaringan atau nekrotis. Kondisi ini

menyebabkan pelepasan sitokin interleukin-6 dan lainnya yang memicu sintesis CRP dan

fibrinogen oleh hati. Selama respon fase akut, tingkat CRP meningkat pesat dalam waktu 2

jam dari tahap akut dan mencapai puncaknya pada 48 jam. Dengan resolusi dari respon fase

akut, CRP menurun  dengan relatif pendek selama 18 jam. Mengukur tingkat CRP

6
merupakan jendela dalam melihat untuk penyakit menular dan inflamasi. Secara tepat,

peningkatan ditandai di CRP terjadi dengan nekrosis peradangan, infksi, trauma, dan

jaringan, keganasan dan gangguan autoimun. Sejumlah besar kondisi berbeda yang dapat

meningkatkan produksi CRP, peningkatan tingkat CRP juga tidak dapat mendiagnosa

penyakit tertentu. Peningkatan tingkat CRP dapat memberikan dukungan untuk kehadiran

penyakit inflamasi seperti rheumatoid arthritis, polimyalgia rheumatica atau raksasa-sel

arteritis.

      Peran fisiologis CRP adalah untuk mengikat fosfokolin diekspresikan pada permukaan

sel-sel mati atau sekarat (dan beberapa jenis bakteri) untuk mengaktifkan system

pelengkap. CRP mengikat fosfokolin pada mikroba dan sel-sel rusak dan meningkatkan

fagositosis oleh makrofag. Dengan demikian, CRP berpatisipasi dalam pembersihan sel

nekrotik dan apoptosis.

      CRP merupakan anggota dari kelas fase akut reaktan, sebagai tingkat yang meningkat

secara dramatis selama proses inflamasi yang terjadi dalam tubuh. Kenaikan ini disebabkan

oleh kenaikan konsentrasi plasma IL-6, yang diproduksi terutama oleh makrofag serta

adipocytes. CRP mengikat fosfokolin pada mikroba yang berguna untuk membantu dalam

melengkapi mengikat sel-sel asing dan rusak dan meningkatkan fagositosis oleh makrofag

(opsonin fagositosis dimediasi), yang mengekspresikan reseptor untuk PRK. Hal ini juga

diyakini memainkan satu peran penting dalam kekebalan bawaan, sebagai sistem

pertahanan awal terhadap infeksi. CRP naik sampai 50.000 kali lipat dalam peradangan

akut, seperti infeksi. Keadaan ini naik diatas batas normal dalam waktu 6 jam, dan

puncaknya pada 48 jam. Sel yang setengah hidup adalah konstan, dank arena itu tingkat

terutama ditentukan oleh tingkat produksi (tingkat keparahan penyebab pancetus).

7
2.3 Faktor yang menyebabkan pemeriksaan CRP

Secara umum, penyebab utama CRP meningkat dan penanda peradangan lainnya

adalah luka bakar, trauma,infeksi,peradangan,aktif inflamasi arthritis dan kanker tertentu.

Jumlah CRP akan meningkat tajam beberapa saat setelah terjadinya inflamasi dan selama

proses inflamasi sistemik berlangsung. Sehingga pemeriksaan CRP kuantitatif dapat

dijadikan petanda untuk mendeteksi adanya inflamasi/infeksi akut. Saat ini telah tersedia

pemeriksaan High Sensitive CRP (Hs-CRP) yaitu pemeriksaan untuk mengukur kadar CRP

yang lebih sensitif dan akurat dengan menggunakan metoda LTIA (Latex Turbidimetry

Immunoassay), dengan range  pengukuran : 0.3 – 300 mg/L. Berdasarkan penelitian,

pemeriksaan Hs-CRP dapat mendeteksi adanya inflamasi lebih cepat dibandingkan

pemeriksaan Laju Endap Darah (LED). Terutama pada pasien anak-anak yang sulit untuk

mendapatkan jumlah sampel darah yang cukup untuk pemeriksaan LED.

1. Aktivitas / latihan yang berlebihan

Aktivitas yang berlebihan dapat menimbulkan cidera jaringan. Selain itu latihan

atau aktivitas yang berlebihan dapat meningatkan panas tubuh di mana kemungkinan

terburuk adalahterjadinya heat stroke.

2. Penggunaan terapi hormone

Dengan menggunakan kontrasepsi oral yaitu terapi untuk mencegah kehamilan

dengan mengubah siklus reproduksi. Terapi ini bisanya memberiksan hasil positif palus

pada pemeriksaan CRP.

3. Penggunaan IUD

Pemasangan laat kontrasepsi dalam rahim biasanya akan menibulkan reaksi

peradangan karena masuknya benda asing dalam tubuh akan merangsang respon inflamasi,

sehingga kadar CRP dalam darah akan meningkat.

8
4. Hamil

Reaksi hormonal yang terjadi pada wanita hamil akan dikenali sabagai reksi

inflamasi. Sehingga pada pemeriksaan CRP kadarnya akan meningkat. Range kadar CRP

pada wanita hamil <20 mg/L

5. Obesitas

Obesitas berhubungan dengan hipertensi dan penyakit jantung. Pemeriksaan CRP

sangat sensitive terhadap penyakit jantung

6. Penggunaan obat-obat anti inflamasi

Obat-obat tersebut akan menekan respon peradangan

7. Penggunaan pravastin

Profil lemak dalam darah sangat berhubungan dengan resiko dengan penyakit

jantung koroner dan stroke d mana sangat berhubungan dengan reaksi peradangan.

Pengunaan obat-obat penurun kolestrol menurunkan resiko penyakit jantung

koroner dan stroke, sehingga kadar CRP dalam darah juga berkurang.

Cara pemeriksaan CRP sebelum di lakukan pemerikasaan CRP, pasien harus

berpuasa selama 12jam. Spesimen di ambil dari darah vena ± 5 ml, di kumpulkan dalam

boto; tanpa antikoagulan. Sealanjutnya segera di kirimkan ke laboratorium patologi klinik

atau laboratorium khususnya immunology. Imunologi sepsis berikatan dengan sindroma

respon radang sistemin (SRRS). Sekarang diduga bahwa SRRS di sebabkan oleh sepsis

akibat dari cidera jaringan pasca respon hospes terhadap produk-produk bakteri misalnya

endotoksin dari bakteri gram negative dan kompleks asam lipoteikoat-peptidoglikan dari

bakteri gram positif. Manifestasi kardiopolmunal pada sepsis gram negative (e.coli,

pseudomonas) dapat di tiru dengan injeksi endoktoksin atau faktor nekrosis tumor.

9
2.4 Langkah-langkah pemeriksaan CRP

Tujuan :

Untuk mengetahui CRP dalam serum pasien

Persiapan pasien :

Tidak ada persiapan kusus

Pengumpulan bahan pemeriksaan :

Pengambilan darah vena

 Alat-alat yang diperlukan disiapkan diatas meja.

 Ditentukan vena yang akan ditusuk, pada orang gemuk atau untuk vena yang tidak

terlihat dibantu dengan palpasi

 Tempat penusukan didesinfeksi dengan Alkohol 70 % dan dibiarkan kering

 Tourniquet dipasang pada lengan atas (bagian proximal lengan) 6 – 7 cm dari lipatan

tangan.

 Tegakkan kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak bergerak

 Dengan lubang jarum menghadap keatas, kulit ditusuk dengan sudut 45 o – 60o sampai

ujung jarum masuk lumen vena yang ditandai dengan berkurangnya tekanan dan

masuknya darah keujung semprit.

 Holder ditarik perlahan-lahan sampai volume darah yang diinginkan.

 Torniquet dilepas, kapas diletakkan diatas jarum dan ditekan sedikit dengan jari kiri,

lalu jarum ditarik.

 Pasien diinstruksikan untuk menekan kapas selama 1 – 2 menit dan setelah itu bekas

luka tusukan diberi plester hansaplast.

10
 Jarum ditutup lalu dilepaskan dari sempritnya, darah dimasukkan kedalam botol atau

tabung penampung melalui dinding secara perlahan. Bila menggunakan

anticoagulant, segera perlahan-lahan dicampur.

Pengelolahan bahan pemeriksaan :

Darah dalam tabung disentrifus 5 menit dengan keepatan 3000rpm untuk

mendapatkan serum.

Metode pemeriksaaan : Kualitatif

Prinsip :

Pengujian CRP dilakukan dengan menguji suspensi partikel lateks dilapisi dengan

antibodi anti CRP-manusia terhadap serum yang belum diketahui. adanya aglutinasi

menunjukan peningkatan tingkat crp ke tingkat klinis yang signifikan.

Indikasi klinik : -

Reagensia :

- Larutan latex

Control :

 Control positif

 Control negatif

Standar : -

Alat-alat :

- Tangkai pengaduk

- Pipet autometik

- Yellow dan blue tip

- Slide aglutination

11
Procedure kerja :

1. Masukkan 1 tetes CRP latex pada slide dan tambahkan kontrol positif 40µl kemudian

homogenkan.

2. Masukkan 1 tetes CRP latex pada slide dalam lingkaran yangberbeda dan tambahkan

kontrol negatif 40µl kemudian homogenkan

3. Masukkan 1 tetes CRP latex pada slide dalam lingkaran yang berbeda dan tambahkan

sampel yakni serum 40µl kemudian homogenkan

4. Goyangkan dan lakukan pengamatan aglutinasi didepan cahaya dalam waktu 2 menit.

Perhitungan : -

Hasil periksaan :

(+) positif dengan terbentuknya aglutinasi

Kriteria keberterimaan hasil :

Terbentuk reaksi aglutinasi di dalam tes CRP

Nilai Rujukan :

 Nilai rujukan normal CRP dengan metode sandwich imunometri adalah < 5 mg/L.

Nilai rujukan ini tentu akan berbeda di setiap laboratorium tergantung reagen dan metode

yang digunakan

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemeriksaan CRP sangat umum digunakann untuk mendiagnosa dan memonitor

aktivitas peradangan dan keadaan infeksi. Kadar CRP berkurang pada kondisi dengan terapi

kortikosteroid atau terapi lain yang mendepresi sistem imun. CRP juga dapat di gunakan

untuk memonitor pada pemberian terapi kanker dan infeksi karena kadarnya dapat

meningkat dan kembali normal dengan cepat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ermin, Tatty. Penatalaksanaan Syok Septik Pada Anak. Dalam : Simposium Nasional

Perinatologi Dan Pediatri Gawat Darurat. Banjar Masin :IDAI Kalimantan Selatan,

2005

Gyuton. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC, 1997

14

Anda mungkin juga menyukai