Anda di halaman 1dari 4

Interpretasi Hasil :

 Hasil negatif : tidak terbentuk aglutinasi, kadar CRP < 6 mg/L


 Hasil positif : terbentuk aglutinasi, kadar CRP > 6 mg/L

Pembahasan :

Berdasarkan hasil praktikum menunjukkan bahwa reagen kontrol positif


yang diuji pada plate ke-1 terbentuk gumpalan-gumpalan putih (aglutinasi) se-
hingga menunjukkan hasil positif dan dapat diketahui bahwa kontrol mengandung
konsentrasi CRP dalam keadaan di atas kadar normal. Plate ke-2 yang ditetesi
dengan reagen kontrol negatif menunjukkan tidak terbentuk aglutinasi. Plate ke-3
yang ditetesi dengan sampel serum menunjukkan tidak terbentuk gumpalan-
gumpalan putih (tidak terjadi aglutinasi). Hasil negatif diartikan bahwa di dalam
plasma tidak mengandung konsentrasi CRP yang menandakan tidak terjadinya
peradangan infeksi atau kerusakan jaringan.

Kadar CRP dalam tubuh akan meningkat seiring dengan terjadianya in-
feksi dan peradangan. Proses peradangan akan mengaktifkan makrofag terutama
di dalam sinovium untuk mensintesa Interleukin-6 (IL-6). IL-6 akan merangsang
sel hati untuk mensintesa protein fase akut yaitu C-Reactive Protein (CRP), se-
hingga kadar dalam darah akan meningkat sampai 10 kali lipat dari normal. Pem-
bentukan CRP akan meningkat dalam 4 sampai 6 jam setelah terjadi peradangan,
jumlahnya bahkan berlipat dua dalam 8 jam setelah peradangan. Konsentrasi pun-
cak akan tercapai dalam 36 jam sampai 50 jam setelah inflamasi. Kadar CRP akan
terus meningkat seiring dengan proses inflamasi yang akan mengakibatkan
kerusakan jaringan. Apabila terjadi penyembuhan akan terjadi penurunan kadar
CRP secara cepat karena CRP memiliki masa paruh 4 sampai 7 jam. Apabila ter-
jadi penyembuhan atau perbaikan pada sel-sel yang mengalami inflamasi atau
kerusakan, maka kadar CRP akan normal kembali setelah 2 minggu.

1
Pemeriksaan CRP merupakan uji laboratorium yang dapat membantu un-
tuk menentukan derajat beratnya suatu penyakit. Pemeriksaan CRP dapat di-
lakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pemeriksaan CRP secara kualitatif yaitu
pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi keberadaan CRP dalam sampel
tanpa mengetahui besarnya kadar CRP, contoh pemeriksaan CRP secara kualitatif
yaitu metode aglutinasi atau metode lain yang lebih maju, misalnya sandwich
imunometri. Berbeda dengan pemeriksaan CRP secara kualitatif, pemeriksaan
CRP secara kuantitatif yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui be-
sarnya kadar CRP dalam sampel, contoh pemeriksaan ini yaitu menggunakan
metode ELISA (Enzim Linked Immunosorbent Assay).
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi sumber kesalahan pada pemeriksaan
CRP, yaitu :
 Harus dibaca selambat-lambatnya dalam waktu 5 menit sebab aglutinasi non-spe-
sifik dapat terjadi bila test mengering
 Serum yang lipemik dapat menyebabkan hasil yang positif palsu.
 Reagensia latex CRP harus disimpan pada suhu 2ºC-8ºC dan dikocok dengan baik
sebagai dipakai.
 Botol reagensia CRP harus ditutup rapat, sebab dapat mengakibatkanterjadinya
flokulasi reagen mengering.(Boedina, S. K. 2001)

2
Kesimpulan

CRP Adalah suatu protein fase akut yang diproduksi oleh hati sebagai re-
spon adanya infeksi, inflamasi atau kerusakan jaringan. Inflamasi merupakan
proses dimana tubuh memberikan respon terhadap injury.

Jumlah CRP akan meningkat tajam beberapa saat setelah terjadinya infla-
masi dan selama proses inflamasi sistemik berlangsung. Sehingga pemeriksaan
CRP kuantitatif dapat dijadikan petanda untuk mendeteksi adanya inflamasi/in-
feksi akut.

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan


bahwa :

 Hasil praktikum menunjukkan bahwa pada reagen kontrol positif


yang diuji pada plate 1 terbentuk aglutinasi, pada plate ke-2 yang
ditetesi dengan reagen kontrol negatif menunjukkan tidak terben-
tuk aglutinasi, plate ke-3 yang ditetesi dengan sampel serum me-
nunjukkan tidak terbentuk aglutinasi.
 Hasil positif pada pemeriksaan CRP secara kualitatif mendiagnosa
kadar CRP dalam sampel > 6 mg/L namun kadar CRP secara pasti
dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan CRP secara kuan-
titatif.

3
DAFTAR PUSTAKA

Nadia, A. (2017). “Laporan C-Reaktice Protein . Sekolah Tinggi Analis Bakti


Asih Bandung

Anda mungkin juga menyukai