di tubuh. Orang sehat umumnya memiliki kadar CRP yang rendah. Sebaliknya, kadar
CRP yang tinggi bisa menjadi pertanda adanya penyakit atau infeksi di dalam tubuh.
Kadar CRP atau C-reactive protein di dalam darah dapat diperiksa dengan pemeriksaan CRP.
Pemeriksaan ini telah banyak digunakan untuk mendiagnosis penyakit yang berhubungan dengan
peradangan.
Peradangan merupakan respons kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu atau luka. Ada
berbagai kondisi atau penyakit yang dapat menimbulkan peradangan, antara lain infeksi,
penyakit kardiovaskular, penyakit autoimun, hingga kanker.
Selain berbagai kondisi di atas, peningkatan kadar CRP juga bisa terjadi pada pasien yang baru
menjalani operasi, perokok berat, dan wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal.
Kadar CRP yang tinggi memang menandakan bahwa tubuh sedang mengalami peradangan.
Namun, pemeriksaan CRP tidak bisa menunjukkan penyebab atau lokasi peradangan di tubuh.
Oleh karena itu, untuk memastikan diagnosis dan menentukan penyebab meningkatnya kadar
CRP di tubuh Anda, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang lain, seperti tes
darah lengkap, tes urine, pemeriksaan antibodi, dan pemeriksaan radiologi, misalnya USG, foto
Rontgen, CT scan, atau MRI.
Pemeriksaan untuk mengukur kadar CRP bisa dilakukan sebagai bagian dari medical check-
up rutin atau ketika Anda merasakan gejala tertentu, seperti demam, nyeri, bengkak-bengkak di
tubuh, atau penurunan kesadaran.
Selain itu, pemeriksaan tersebut juga bisa dilakukan oleh dokter untuk mengevaluasi kondisi
seseorang yang memiliki penyakit penyerta sebelumnya, misalnya HIV, diabetes, dan penyakit
ginjal.
Hasil pemeriksaan CRP yang rendah umumnya menandakan bahwa kondisi tubuh Anda sehat.
Namun, jika hasil pemeriksaan CRP Anda tinggi, konsultasikan ke dokter untuk mengetahui
kemungkinan penyebab terjadinya peningkatan kadar CRP tersebut.
Hal ini juga penting dilakukan agar dokter dapat melakukan pemeriksaan lain dan memberikan
penanganan yang tepat sesuai penyakit Anda