Anda di halaman 1dari 28

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI, 2008

: 268).

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya,

baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak

teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).

Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan

jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).

B. ETIOLOGI

Terdapat empat etiologi utama kanker (Davey, 2006 : 334) yaitu

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

:
1. Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein

hewani.

2. Kelainan kolon

Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi

adenokarsinoma.

Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi

maligna menjadi karsinoma.

Kondisi ulserative

Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko

terkena karsinoma kolon.

3. Genetik

Anak yang berasal dari orangtua yang

menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).

C. PATOFISIOLOGI KANKER KOLON

1. Anatomi Fisiologi Kolon

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus

buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari

feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending),

kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon

sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga

pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon kanan",

sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon kiri"

(http://id.wikipedia.org).

Gambar : usus halus dan usus besar

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar atau rektum relatif umum. Pada kenyataannya, kanker kolon dan rektum sekarang adalah tipe paling

umum kedua dri kanker internal di Amerika serikat. Ini adalah penyakit budaya barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal di diagnosis di

negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibanding kan kanker rektal.

Insidensnya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan riwayat keluarga

mengalami kanker kolon, penyakit usus inflamasi kronis atau polip. Perubahan pada persentase distribusi telah terjadi pada tahun terakhir. Insidens kanker pada

sigmoid dan area rektal telah menurun, sedangkan insidens pada kolon asendens dan desendens meningkat.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira- kira setengah dari jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat

pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup di bawah lima tahun adalah 40% sampai 50%, terutama karena

terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka

menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal.

Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor resiko telah teridentifikasi, termasuk riwayat atau riwayat kanker kolon atau polip dalam

keluarga, riwayat penyakit

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak, rotein dan daging serta

rendah serat.

Hal-hal mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, komplikasi, hingga proses keperawatan kanker kolon akan dibahas pada bab selanjutnya

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Tumor adalah

suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI, 2008 : 268).

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya,

baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak

teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).

Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan

jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).

B. ETIOLOGI

Terdapat empat etiologi utama kanker (Davey, 2006 : 334) yaitu

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

3
o Endoskopi

pemeriksaan

endoskopi

perlu

dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.

o Radiologis

Pemeriksan radiologis

yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke paru.

Ultrasonografi (USG)

Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan

hati.

Histopatologi

Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.

o
Laboratorium

Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan

pasien mengalami perdarahan (FKUI, 2001 : 210).

H. PENATALAKSANAAN MEDIS

Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan

pengobatan adalah sebagai berikut :

1. Pembedahan (Operasi)

Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel

kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang

mengelilingi sekitar kanker.

2. Penyinaran (Radioterapi)

Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor,

merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung

& usus, sel darah.

Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit

dan kehilangan nafsu makan.

3. kemotherapy

Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat

chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan

efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).

I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses

keperawatan secara menyeluruh (Boedihartono,

1994 :

10).

Pengkajian pasien Post Operatif Ca Colon (Doenges,

1999) adalah meliputi :

1. Sirkulasi
Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus).

2. Integritas Ego

Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor

stress multiple, misalnya financial, hubungan, gaya

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

11

hidup.

Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka

rangsang ; stimulasi simpatis.

3. Makanan / cairan

Gejala : insufisiensi

pancreas/DM,

(predisposisi

untuk hipoglikemia/ketoasidosis) ; malnutrisi (termasuk obesitas) ; membrane mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa pra operasi).

4. Pernapasan

Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.

5. Keamanan

Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ; Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan) ;

Munculnya kanker /terapi kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi

obat-obatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse.

Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ;

demam.

6. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi, kardiotonik glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan, analgesic,

antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal,

yang mempengaruhi koagulasi

dan pilihan anastesia, dan juga potensial bagi

penarikan diri pasca operasi).

J. ANALISIS DATA, DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994 :

17).

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Post

operatif kanker kolon (Wilkinson, 2006 : 621) meliputi :

1. Pola nafas, tidak efektif berhubungan dengan imobilitas, dan

kondisi pascaanastesi.

2. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan kimia misalnya penggunaan obat-obat farmasi, hipoksia; lingkungan terapeutik yang terbatas misalnya

stimulus sensori yang berlebihan ; stress fisiologis.

3. Kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap berhubungan dengan pembatasan pemasukkan cairan tubuh secara oral, hilangnya cairan tubuh secara tidak

normal, pengeluaran integritas pembuluh darah.

4. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal, kehancuran yang terus-menerus (misalnya, lokalisasi).

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

fisik/nyeri.

6. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan.

7. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan.

8. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah.

9. Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

13 dan serat, kelemahan otot abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon.

10. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman terhadap perubahan status kesehatan, ancaman terhadap pola interaksi dengan orang

yang berarti, krisis situasi atau krisis maturasi.

11. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, efek samping penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan

penampilan.

12. Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons inflamasi tertekan, prosedur invasif dan jalur penusukkan, luka/kerusakan kulit, insisi

pembedahan.

13. Kurang pengetahuan tentang kondisi luka, prognosis dan pengobaatan berhubungan dengan kurang terpajan informasi, keterbatasan kognitif

Tujuan, Intervensi, Implementasi

Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk

menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994 : 20).


Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada

tahap perencanaan (Effendi ,1995 : 40).

Intervensi keperawatan pada pasien post Operasi kanker kolon dengan criteria NOC dan intervensi

NIC (Wilkinson, 2006) meliputi

Pola nafas, tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak member ventilasi yang adekuat

Tujuan : menetapkan pola napas yang normal/efektif dan bebas dari sianosis atau tanda-tanda hipoksialainnya.

Kriteria hasil :tidak ada perubahan pada frekuensi dan kedalaman pernapasan

rencana rasional

Pola nafas, tidak Tujuan : menetapkan Pertahankan jalan udara R : mencegah


efektif adalah pola napas yang pasien obstruksi
inspirasi dan/atau normal/efektif dan dengan jalan napas.
ekspirasi bebas dari sianosis atau memiringkan R
yang tanda-tanda kepala, :
tidak hipoksia hiperekstensi indikasi
member lainnya. rahang, aliran udara faringeal oral. adanya obstruksi oleh
ventilasi Kriteria hasil : - Auskultasi suara napas. mukus atau lidah dan
yang tidak - Observasi frekuensi dan dapat dibenahi
adekua ada kedalaman pernapasan, dengan mengubah
perubahan pemakaian posisi ataupun
pada frekuensi dan otot-otot pengisapan.
kedalaman pernapasan bantu R
pernapasan, perluasan rongga dada, : dilakukan untuk
retraksi atau pernapasan cuping memastikan
hidung, warna kulit, dan aliran efektivitas
udara. pernapasan sehingga
- Letakkan pasien pada upaya
posisi memperbaikinya
yang dapat
sesuai segerra dilakukan.
pada kekuatan pernapasan dan jenis R :elevasi kepala dan
pembedahan posisi
Lakukan latihan gerak sesegera miring
mungkin pada pasien yang reaktif akan
dan lanjutkan pada periode mencegah terjadinya
pascaoperasi. aaspirasi dari muntah,
- Lakukan pengisapan lendir jika posisi yang bena akan
diperlukan. mendorong ventilasi
- Kolaborasi, pemberian oksigen pada lobus paru
sesuai kebutuhan bagian bawah dan
menurunkan tekanan
pada diafragma
entilasi dalam yang
aktif membuka
alveolus,
mengeluarkan
sekresi,
meningkatkan
pengangkutan
oksigen, membuang
gas anastesi ; batuk
membantu
mengeluarkan
sekresi
dari sistem
pernapasan.
R :
obstruksi
jalan
napas
dapat
terjadi
karena
adanya
darah
atau
mukus
dalam
tenggorok atau
trakhea.
R:dilakukan
untuk
meningkatkan
atau
memaksimalkan
pengambilan
oksigen yang akan
diikat oleh Hb yang
menggantikan tempat
gas anastesi dan
mendorong
pengeluaran gas
terssebut melalui zat-
zat inhalasi

2. Perubahan proses ujuan : meningkatkan rientasikan kembali pasien secara : karena pasien telah
pikir tingkat kesadaran. terus menerus setelah keluar dari meningkat
adalah Kriteria pengaruh anastesi ; nyatakan bahwa kesadarannya, maka
suatu hasil operasi telah selesai dilakukan. dukungan
kondisi gangguan : - Bicara pada pasien dengan suara dan jaminan akan
aktivitas dan kerja pasien yang jelaas dan normal tanpa membantu
kognitif (misalnya, mampu membentak, sadar penuh akan apa menghilangkan
pikiran sadar, mengenali yang diucapkan. ansietas.
orientasi realita, keterbatasan - Evaluasi R : tidak dapat
pemecahan masalah, diri sensasi/pergerakkan ditentukan kapan
dan penilaian) yang dan mencari sumber ekstremitas pasien akan sadar
terjadi pada individu bantuan sesuai dan penuh, namun sensori
kebutuhan. batang pendengaran
tenggorok yang sesuai merupakan
Gunakan bantalan pada tepi kemampuan
tempat yang
tidur, pertama kali akan
lakukan pulih.
pengikatan jika diperlukan. R : pengembalian
- Periksa aliran infus, selang fungsi setelah
endotrakeal, dilakukan blok saraf
kateter, spinal atau lokal yang
bila bergantung pada jenis
dipasang atau jumlah obat yang
dan digunakan
pastikan dan
kepatenannya. lamanya
- Pertahankan lingkungan yang prosedur
tenang dan nyaman dilakukan.
:berikan keamanan
bagi
pasien
selama
tahap
darurat,
mencegah terjadinya
cedera pada kepala
dan ekstremitas bila
pasien melakukan
perlawanan selama
masa disorientasi.
R :pada pasien yang
mengalami
disorientasi, mungkin
akan
terjadi bendungan
pada aliran infus
dan
sistem
pengeluaran
lainnya,
terlepas, atau
tertekuk.
R
:stimulus
eksternal
mungkin
menyebabkan abrasi
psikis ketika terjadi
disosiasi
obat-obatan
anastesi
yang
telah
diberikan

Kekurangan Tujuan : keseimbangan Ukur dan catat pemasukan dan yang akurat akan
volume cairan tubuh adekuat. pengeluaran. membantu dalam
cairan, Kriteria Tinjau mengidentifikasi
resiko hasil ulang pengeluaran
tinggi : catatan intra operasi. cairan/kebutuhan
adalah tidak - Kaji penggantian dan
suatu ada ada tanda-tanda pengeluaran pilihan-
kondisi dehidrasi (tanda-tanda urinarius, pilihan
individu vital stabil, kualitas terutama untuk tipe prosedu yang
yang denyut nadi baik, membran mukosa lembab dan mempengaru
berisiko turgor pengeluaran urine yang sesuai) intervensi.
mengalami kulit operasi yang dilakukan. R : mungkin akan
dehidrasi normal, - Pantau tanda-tanda vital terjadi
vascular, etakkan pasien pada posisi yang penurunan
selular, sesuai, tergantung pada kekuatan ataupun
atau pernapasan dan jenis pembedahan. penghilangan
intraselular - Periksa pembalut, alat drain pada setelaha prosedur
interval reguler. Kaji luka untuk pada sistem
terjadinya genitourinarius dan
pembengkakan. atau struktur yang
- Pantau suhu kulit, palpasi berdekatan
denyut perifer. mengindikasikan
- Kolaborasi, malfungsi
berikan ataupun
cairan parenteral, produksi darah obstruksi
dan atau plasma ekspander sesuai sistem
petunjuk. Tingkatkan kecepatan IV urinarius.
jika diperluakan R: hipotensi,
takikardia,
peningkatan
pernapasan
mengindikasikan
kekurangan
kekurangan
cairan
:elevasi kepala dan
posisi
miring
akan
mencegah
terjadinya aaspirasi
dari muntah, posisi
yang benar akan
mendorong ventilasi
pada lobus paru
bagian bawah dan
menurunkan tekanan
pada diafragma.
R
:perdarahan
yang
berlebihan
dapat
mengacu
kepada
hipovolemia/hemoragi
.
R
:
kulit
yang
dingin/lembab,
denyut
yang
lemah
mengindikasikan
penurunan
sirkulasi perifer dan
dibutuhkan untuk
penggantian cairan
tambahan.
R : gantikan
kehilangan
cairan
yang
telah
didokumentasikan.
Catat waktu
penggangtian volume
sirkulasi yang
potensial bagi
penurunan
komplikasi,
misalnya
ketidak seimbangan

Nyeri adalah pasien mengatakan Evaluasi rasa sakit seccara : sediakan informasi
pengalaman sensori bahwa rasa nyeri telah reguler, mengenai
serta emosi yang terkontrol atau hilang. catat kebutuhan/efektivitas
tidak menyenangkan Kriteria hasil : pasien karakteristik, intervensi.
dan meningkat akibat tampak lokasi dan intensiitas (0-10). R : perhatikan hal-hal
adanya kerusakan rileks, - Catat yang
jaringan aktual atau dapat munculnya tidak
potensial, beristirahat/tidur rasa cemas/takut dan hubungkan diketahui
digambarkan dalam dan dengan dan/atau
istilah seperti melakukan lingkungan persiapan
kerusakan ; awitan pergerakkan dan inadekuat
yang tiba-tiba atau yang persiapan untuk prosedur. (misalnya
perlahan dari berarti - Kaji apendikstomi
intensitas sesuai tanda-tanda darurat)
ringan samapai berat toleransi. vital, dapat
dengan akhir yang perhatikan memperburuk
dapat di antisipasi takikardia, persepsi pasien akan
atau dapat hipertensi rasa sakit.
diramalkan dan dan R
durasinya kurang dari peningkatan pernapasan, bahkan :dapat
enam bulan. jika pasien menyangkal adanya rasa mengindikasikan
saki Berikan informasi mengenai rasa
sifat sakit
ketidaknyamanan, akut
sesuai kebutuhan. dan
- Lakukan ketidaknyamanan
reposisi : pahami penyebab
sesuai petunjuk, misalnya semi – ketidaknyamanan,
Fowler ; miring. sediakan
- Observasi efek analgetik. jaminan
emosional.
R :mungkin
mengurangi
Kolaborasi, rasa
pemberian sakit
analgetik dan
IV meningkatkan
sesuai sirkulasi. Posisi semi
kebutuhan – Fowler dapat
mengurangi
tegangan otot
abdominal dan otot
pungguung
artritis,
sedangkan
miring
mengurangi
tekanan
dorsa
mrespirasi mungkin
menurun pada
pemberian narkotik,
dan mungkin
menimbulkan
efek-efek sinergistik
dengan zat-zat
anastesi.
R :analgetik IV akan
dengan segera
mencapai pusat
rasa
saki, menimbulkan
penghilang yang
lebih efektif dengan
obat dosis kecil

Intolerintoleransi Tujuan : pasien Rencanakan periode istirahat :mengurangi aktivitas


aktivitas adalah suatu memiliki yang cukup. yang tidak
keadaaan seorang cukup - Berikan diperlukan, dan
individu yang tidak energi latihan energi terkumpul
cukup mempunyai untuk aktivitas dapat digunakan
energi fisiologis atau beraktivitas. secara bertahap. untuk aktivitas
psikologis Kriteria hasil: - Bantu seperlunya secar
untuk bertahan atau - perilaku pasien optimal.
memenuhi kebutuhan menampakan dalam memenuhi kebutuhan sesuai R :tahapan-tahapan
atau aktivitas sehari- kemampuan kebutuhan. yang
hari yang diinginkan untuk memenuhi Setelah diberikan
kebutuhan diri. latihan membantu proses
- pasien dan aktivitas secara
mengungkapkan aktivitas perlahan
mampu kaji dengan
untuk respons menghemat
melakukan pasien. tenaga namun tujuan
beberapa yang tepat, mobilisasi
aktivitas tanpa dibantu. dini.
- Koordinasi otot, R
tulang :mengurangi
dan pemakaian energi
anggota sampai kekuatan
gerak pasien pulih kembali
lainya baik Kmenjaga mungkinan
adanya respons
abnormal dari tubuh
sebagai akibat dari
latihan.

Hambatan
ujuan : Kaji R:mengiden
mobilitas fisik adalah
pasien akan kebutuhan tifikasi
suatu keterbatasan
menunjukkan akan pelayanan masalah,
dalam
tingkat kesehatan dan memudahka
kemandirian,
mobilitas kebutuhan n
pergerakkan
optimal. akan intervensi.
fisik
Kriteria hasil peralatan. R
yang bermanfaat dari
: - Tentukan tingkat :mempengar
tubuh atau satu
- penampilan motivasi pasien uhi
ekstremitas atau lebih
yang dalam melakukan penilaian
seimbang.. aktivitas. terhadap
- melakukan - Ajarkan kemampuan
pergerakkan dan aktivitas
dan pantau apakah
perpindahan. pasien karena
- dalam ketidakmam
mempertahan hal puan
kan penggunaan alat ataukah
mobilitas bantu. ketidakmaua
optimal yang - Ajarkan n.
dapat dan R :menilai
di dukung pasien dalam batasan
toleransi, latihan ROM aktif kemampuan
dengan dan pasif. aktivitas
karakteristik - Kolaborasi dengan optimal.
: ahli R:memperta
0 =mandiri terapi fisik atau hankan/m
penuh okupas eningkatkan
1 kekuatan
=memerluka dan
n ketahanan
alat otot.
bantu. R : sebagai
2 suaatu
=memerluka sumber
n untuk
bantuan dari mengemban
orang lain gkan
untuk perencanaan
bantuan, dan
pengawasan, mempertaha
dan nkan/me
pengajaran. ningkatkan
3 mobilitas
=membutuhk pasien
an
bantuan dari
orang
lain dan alat
bantu.
4
=ketergantun
gan;
tidak
berpartisipasi
dalam
aktivitas
7.
Kerusakan tujuan ;
Kaji kulit dan :mengetahui
integritas Mencapai identifikasi sejauh mana
kulit penyembuha pada perkembang
adalah n luka pada tahap an luka
keadaan waktu yang perkembangan luka. mempermud
kulit sesuai. - Kaji lokasi, ukuran, ah
seseorang Kriteria warna, bau, serta dalam
yang Hasil : jumlah dan tipe melakukan
mengalami - tidak ada cairan luka. tindakan
perubahan tanda-tanda - Pantau peningkatan yang tepat.
secara infeksi suhu tubuh R
tidak seperti pus. - Berikan perawatan :mengidentif
diinginkan. - luka luka dengan tehnik ikasi
bersih aseptik. Balut luka tingkat
tidak dengan kasa kering keparahan
lembab dan steril, gunakan luka
dan plester kertas. akan
tidak - Jika mempermud
kotor. pemulihan ah
- Tanda- tidak terjadi intervensi.
tanda kolaborasi tindakan R:
vital dalam lanjutan, misalnya suhu
batas normal debridement. tubuh yang
atau dapat - Setelah meningkat
ditoleransi debridement, dapat
ganti diidentifikas
balutan ikan sebagai
sesuai adanya
kebutuhan proses
peradangan.
R : tehnik
- Kolaborasi aseptik
pemberian membantu
antibiotik sesuai mempercepa
indikasi t
penyembuha
n
luka dan
kolaborasi
mencegah
pemberian
terjadinya
antibiotik sesuai
infeksi.
indikasi
agar benda
asing atau
jaringan
yang
terinfeksi
tidak
menyebar
luas pada
area
kulit
normal
lainnya.
R
:balutan
dapat
diganti satu
atau dua kali
sehari
tergantung

kondisi
parah/ tidak
nya luka,
agar tidak
terjadi
infeksi.
R :antibiotik
berguna
untuk
mematikan
mikroorgani
sme
pathogen
pada daerah
yang
berisiko
terjadi
infeksi.

Perubahan Tujuan : Kaji :menganalis


nutrisi klien mampu sejauh a
kurang mempertahan mana penyebab
dari kan dan ketidakadekuatan melaksanaka
kebutuhan meningkatka nutrisi klien n
tubuh n intake - Perkirakan/hitung intervensi.
adalah nutrisi. pemasukan kalori, R:Mengiden
keadaan Kriteria hasil jaga komentar tifikasi
individu : tentang nafsu makan kekurangan/
yang − sampai minimal. kebutuha
mengalami klien - Timbang n
kekurangan akan berat nutrisi
asupan memperlihat badan berfokus
nutrisi kan sesuai indikasi pada
untuk perilaku Anjurkan makan masalah
memenuhi mempertahan sedikit membuat
kebutuhan kan atau tapi sering. suasana
metabolik meningkatka Anjurkan kebersihan negatif
n oral dan
berat sebelum makan. mempengar
badan - Tawarkan uhi
dengan minum masukan.
nilai saat R
laboratorium makan bila toleran. :Mengawasi
normal. - Konsultasi keefektifan
− tentang secara
klien kesukaan/ diet.
mengerti ketidaksukaan Tidak
dan klien yang memberi
mengikuti menyebabkan rasa
anjuran diet. distress bosan
melaporkan .- Kolaborasi dan
peningkatan ahli pemasukan
intake gizi nutri
makanan pemberian apat
tidak ada makanan ditingkatkan
mual atau yang bervariasi .
muntah .- Kolaborasi dengan R:Mulut
dokter yang bersih
dalam meningkatk
pemberian an nafsu
suplemen makan.
dan R:Dapat
obat- obatan, serta mengurangi
kebutuhan nutrisi mual
parenteral dan
dan menghilang
pemasang pipa kan gas.
lambung. R:Melibatka
n pasien
dalam
perencanaan
,
memampuk
an pasien
memiliki
rasa kontrol
dan
mendorong
untuk
makan.
R
:Makanan
yang
bervariasi
ddapat
meningkatk
an nafsu
makan
klien.
R :menstimu
lasi nafsu
makan dan
mempertaha
nkan
intake nutrisi
yang
adekuat

Konstipasi Tujuan : pola Kaji warna dan :penting


adalah eleminasi konsistensi feses, untuk
suatu dalam frekuensi, keluarnya menilai
penurunan rentang flatus, bising usus keefektifan
frekuensi yang dan nyeri terkan intervensi,
defekasi diharapkan ; abdomen. dan
yang normal feses lembut - Pantau memudahka
pada dan tanda n rencana
seseorang, berbentuk. gejala rupture usus selanjutnya.
disertai Kriteria hasil dan/atau peritonitis. R :keadaan
dengan : Kaji ini dapat
kesulitan - klien factor menjadi
keluarnya akan penyebab penyebab
feses yang menunjukkan konstipasi kelemahan
tidak pengetahuan Ajarkan otot
lengkap atau akan program klien abdomen
keluarnya defekasi yang dalam dan
feses dibutuhkan. bantuan penurunan
yang - eleminasi peristaltic
sangat Melaporkan defekasi. usus,
KRAS dan keluarny - Anjurkan yang
kering Dengan klien dapat
dengan untuk menyebakan
berkurangny menghindari konstipasi.
a nyeri dan mengejan R
mengejan selama defekasi. :mengetahui
Dfeses - Konsultasikan pada dengan jelas
dengan ahli gizi untuk factor
berkurangny meningkatkan serat penyebab
a nyeri dan dan cairan dalam memudahka
mengejan diet. n pilihan
- Konsultasikan intervensi
dengan dokter untuk yang tepat
memberikan bantuan :akan
eleminasi, seperti : meningkatk
diet, pelembut feses, an
enema dan laksatif. pola
defekasi
yang
optimal.
R
:mencegah
terjadi
perubahan
tanda vital,
sakit
kepala
atau
perdarahan.
R
:pada
keadaan
kekurangan
serat dan
cairan.
R :merupaka
n tindakan
dependent
perawat
dalam
memberikan
bantuan
defekasi
kepada
klien.

Ansietas Kaji dan R


adalah dokumentasikan :memudahk
suatu Tujuan:ansiet tingkat an
keresahan, as kecemasan intervensi.
perasaan berkurang/ter pasien. R:
ketidaknya kontrol. - Kaji mekanisme mempertaha
manan Kriteria hasil: koping yang nkan
yang − digunakan pasien mekanisme
tidak mudah klien untuk mengatasi koping
atau dread mampu ansietas di masa adaftif,
yang merencanaka lalu. meningkatk
disertai n strategi - Lakukan an
dengan koping untuk pendekatan dan kemampuan
respons situasi- berikan motivasi mengontrol
autonomis situasi yang kepada pasien ansietas.
; membuat untuk R
sumbernya stress. mengungkapkan :pendekatan
seringkali − pikiran dan
tidak klien dan perasaan. motivasi
spesifik atau mampu - Motivasi membantu
tidak mempertahan pasien pasien
diketahui kan untuk memfokuskan untuk
oleh penampilan diri pada realita yang mengekstern
individu ; peran. ada saat ini, alisasikan
perasaan − harapan-harapan kecemasan
khawatir klien yang positif terhadap yyang
yang melaporkan terapy yang di jalani. dirasakan.
disebabkan tidak - Berikan penguatan mekanisme
oleh ada yang positif untuk koping
antisipasi gangguan meneruskan aktivitas adaftif,
terhadap persepsi ssehari-hari meningkatk
bahaya.ini sensori. meskipun dalam an
merupakan − keadaan cemas kemampuan
tanda klien anjurkan pasien mengontrol
bahya melaporkan untuk ansietas.
yang tidak menggunakan R
memperinga ada teknik :pendekatan
tkan manifestasi relaksasi. dan
bahaya yang kecemasan - Sediakan informasi motivasi
akan terjadi secara fisik. factual (nyata dan membantu
dan − benar) kepada pasien pasien
memampuk tidak ada dan untuk
an manifestasi keluarga mengekstern
individu perilaku menyangkut alisasikan
untuk akibat diagnosis, kecemasan
membuat kecemasan perawatan dan yang
pengukuran prognosis. dirasakan.
untuk - Kolaborasi R :alat
mengatasi pemberian obat anti untuk
ancaman ansietas mengidentifi
. kasi
mekanisme
koping yang
dibutuhkan
untuk
mengurangi
kecemasan.
R
:menciptaka
n
rrasa
percaya
dalam diri
pasien
bahwa
dirinya
mampu
mengatasi
masalahnya
dan
memberi
keyakinan
pada diri
sendri yang
dibuktikan
dengan
pengakuan
orang lain
atas
kemampuan
nya
R
menciptakan
perasaan
yang
tenang
dan
nyaman.
R:meningka
tkan
pengetahuan
,
mengurangi
kecemasan
mengurangi
ansietas
sesuai
kebutuhan

11.
Gangguan Tujuan : Kaji kaji dan R faktor
citra pasien dokumentasikan yang
tubuh memiliki respons verbal dan mengidentifi
adalah persepsi non verbal kasikan
konfusi yang pasien adanya
pada positif tentang gangguan
gaambaran terhadap tubuhnya. persepsi
mental dari penampilan - Kaji pada citra
fisik dan fungsi harapan tubuh.
seseorang tubuh. pasien R:mungkin
Kriteria hasil tentang gambaran realita saat
: tubuh. ini berbeda
− - Dengarkan pasien dengan yang
pasien dan keluarga secara diharapkan
melaporkan aktif, dan akui pasien
kepuasan realitas sehingga
terhadap adanya pasien tidak
penampilan perhatian menyukai
dan fungsi terhadap perawatan, keadaan
tubuh. kemajuan dan fisiknya.
− prognosis. R
memiliki - Berikan :meningkatk
keinginan perawatan dengan an
untuk cara yang tidak perasaan
menyentuh menghakimi, jaga berarti,
bagian privasi dan martabat memudahka
tubuh pasien n
yang saran
mengalami koping,
gangguan mengurangi
menggambar kecemasan.
kan R:menciptak
perubahan an suasana
actual pada saling
fungsi tubuh percaya,
meningkatk
an harga diri
dan
perasaan
berarti
dalam diri
pasien

isiko
12. r
ujuan : Pantau tanda-tanda R:
infeksi infeksi tidak vital. mengidentifi
berhubunga terjadi/ - Lakukan perawatan kasi
n terkontrol. luka tanda-tanda
dengan Kriteria hasil dengan teknik peradangan
tidak : aseptik. terutama
adekuatnya − - Lakukan bila suhu
pertahanan tidak ada Perawatan tubuh
perifer, tanda-tanda terhadap prosedur meningkat.
perubahan infeksi inpasif R:
sirkulasi, seperti pus. seperti mengendali
kadar gula − infus, kan
darah yang luka bersih kateter, penyebaran
tinggi, tidak drainase luka, dll. mikroorgani
prosedur embab dan - Jika sme
invasif tidak ditemukan patogen.
dan kotor. tanda infeksi R: untuk
kerusakan − kolaborasi untuk mengurangi
kulit Tanda-tanda pemeriksaan risiko
vital dalam darah, infeksi
batas seperti Hb dan nosokomial.
normal leukosit. R:
atau - Kolaborasi penurunan
dapat untuk Hb dan
ditoleransi pemberian antibiotik peningkatan
jumlah
leukosit dari
normal bisa
terjadi
akibat
terjadinya
proses
infeksi.
R: antibiotik
mencegah
perkembang
an
mikroorgani
sme
pathogen

113.
ujuan : klien Jelaskan pada klien R:Klien
pengetahuan dan dan keluarga tentang dapat
tentang keluarga penyakit dan memahami
kondisi, mengerti kebutuhan penyakit dan
prognosis tentang pengobatan. dapat
dan penyakit, - Menganjurkan merencanak
pengobatan prognosis aktivitas yang an
adalah suatu dan progresif dan sabar pengobatan.
keadaan kebutuhan menghadapi R:menguran
dimana pengobatan. keadaan gi
klien tidak Kriteria hasil sakit. kecemasan
memiliki : klien dan - Diskusikan dan
pengetahuan keluarga kebutuhan terapy memberikan
yang menyatakan selanjutnya, serta penerimaan
cukup pemahaman keuntungan dan pada diri
tentang tentang kerugian dari sendiri.
penyakitnya proses tindakan yang akan R:Mengerti
, penyakit dan dilakukan dan mau
dapat kebutuhan bekerja
disebabkan pengobatan. sama
karena melalui
keterbatasan teraupeutik
informasi dapat
atau mempercepa
keterbatasan t proses
kognitif penyembuha
individu. n
luasi

Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau
intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).

Evaluasi yang diharapkan pada pasien post Operatif kanker kolon

meliputi :

1 Menetapkan

pola napas yang normal/efektif dan bebas dari

sianosis atau tanda-tanda hipoksia lainnya.

2 Meningkatkan tingkat kesadaran.

3 Keseimbangan cairan tubuh adekuat.


4 Pasien mengatakan bahwa rasa nyeri telah terkontrol atau hilang.
5 Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
6 Pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.
7 Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai.
8 Klien mampu mempertahankan dan meningkatkan intake nutrisi.

9 Pola eleminasi dalam rentang yang diharapkan ; feses lembut dan

berbentuk.

10 Ansietas berkurang/terkontrol.

11 Pasien memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan

fungsi tubuh.

12 Infeksi tidak terjadi / terkontrol.

13 Klien dan keluarga mengerti tentang penyakit, prognosis dan

kebutuhan pengobatan.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

31

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul
dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).

Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus
besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan
menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).

B. SARAN

1. Dosen : kiranya setelah mahasiswa persentase materi makalah ini, sebaiknya kembali
dijelaskan agar mahasiswa lebih memahami materinya

2. Mahasiswa : agar lebih aktif dalam forum diskusi.

DAFTAR PUSTAKA
Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com

33

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat disusun dan selesai tepat waktu.

Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa I (Keparawatan Medikal
Bedah). Makalah ini berisi tentang pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium,

pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan

asuhan keperawatan pada klien dengan Ca KOlon. Makalah ini

diharapkan bisa menjadi tambahan referensi untuk mahasiswa

keperawatan.

Kami

sadar

bahwa

makalah

masih

jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun khususnya dari dosen penanggung jawab mata kuliah agar dalam pembuatan
makalah berikutnya bisa lebih sempurna.

Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat

bagi banyak orang. Terima kasih dan wassalam.

Pinrang, 14 Me

Anda mungkin juga menyukai