Etiologi
■ Anemia merupakan suatu keadaan kronis yang dikarakterisasi dengan penurunan hemoglobin atau sel
darah merah yang berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Selain
ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, anemia juga dikarakterisasi dengan penurunan hematokrit
atau hitung eritrosit (red cell count).
■ Anemia bisa terjadi karena:
a) Defisiensi Fe: diakibatkan oleh kegagalan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan zat besi fisiologis.
b) Defisiensi vitamin B12: akibat asupan makanan yang tidak mencukupi, gejala malabsorpsi atau absorpsi
yang menurun dan pemanfaatan yang tidak mencukupi juga dapat menimbulkan anemia.
c) Defisiensi asam folat: ketika produksi asam folat terbatas (Hyperutilization ).
d) Anemia cronic disease (ACD): merupakan respon terhadap rangsangan dari sistem kekebalan
tubuh selular oleh berbagai proses penyakit yang mendasarinya. Hal ini bisa terjadi akibat gangguan
fungsi sumsum tulang.
e) Anemia pada geriatri: faktor resiko penyebab anemia adalah ras dan etnik.
f) Anemia akibat gangguan periferal (hemolitik): akibat berkurangnya masa hidup dari RBC (Dipiro et
al., 2008)
Patofisiologi
Anemia dapat terjadi karena :
■ Kehilangan darah berlebih Terjadi pendarahan karena luka perifer atau karena
penyakit misalnya gastric ulcer dan hemorrhoid.
■ Pendarahan kronis : Pendarahan vagina , Peptic ulcer , Parasit intestinal , Aspirin
■ Destruksi berlebihan sel darah merah : Antibodi sel darah merah , Obat-obatan ,
Sequestrasi berlebihan pada limpa
■ Faktor intrakorpuskular: Hereditas, Kelainan sintesis Hb
■ Produksi eritrosit kurang
– Defisiensi nutrien (Fe, B12, asam folat, protein)
– Defisiensi eritroblas : Anemia aplastik , Antagonis asam folat , Eritroblastopenia
terisolasi, antibodi
– Kondisi infiltrasi sumsum tulang : Limfoma, Leukemia, Mielofibrosis , Karsinoma
– Abnormalitas endokrin :Hipotiroid, Insufisiensi adrenal, Insufisiensi Pituitary
– Penyakit ginjal kronis
– Penyakit inflamasi kronis : Granulomatous disease, Collagen vascular disease
– Penyakit hati
Kriteria Anemia
Kriteria Anemia menurut WHO
■ Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dL
■ Wanita dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dL
■ Wanita hamil Hb < 11 gr/dL
– Menurut WHO, dikatakan anemia bila kadar hemoglobin dibawah 11 gr/dL selama
kehamilan dan di bawah 10 gr/dL pasca melahirkan.
Gejala Klinis dan Data Klinik
Gejala klinis tergantung penyebab anemia, dan individu
1. Anemia akut: Gejala kardiorespiratori seperti takikardi, kepala terasa ringan, dan
sesak napas.
2. Anemia kronis : Rasa lelah, letih, vertigo, pusing, sensitif terhadap dingin, pucat.
3. Anemia hipokromik Rasa tak enak di lidah, penurunan aliran saliva
4. Anemia megaloblastik : Kulit pucat, ikterus, atropi mukosa gastrik.
(Dipiro, et al., 2008).
Pengujian Laboratorium Diagnosis Anemia :
Usia
Lainnya
Perdarahan
Anemia Gangguan Pembentukan eritrosit
■ Kapasitas ikatan besi total (TIBC), besi serum (serum iron/SI) dan
Ferritin digunakan untuk menentukan cadangan besi dalam tubuh
Indeks Eritrosit
Mencakup parameter eritrosit, yaitu:
1. Mean cell / corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata (VER)
MCV = Hematokrit (l/l) / Jumlah eritrosit (106/µL) Normal 80-96 fL (femtoliter)
2. Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata (HER)
MCH (pg) = Hemoglobin (g/l) / Jumlah eritrosit (106/µL) Normal 27-33 pg (pikogram)
Retikulosit adalah sel darah merah yang masih terdapat pecahan inti (RNA, organela, dan
mitokondria) yang berbentuk seperti jala untuk mengevaluasi sumsum tulang, retikulosit
meningkat menandakan eritropoiesis yang aktif
Terapi Anemia
Etiologi
Geriatri Pediatri
■ Fungsi fisiologis menurun ■ Kekurangan Hb saat lahir
■ Penyakit kronis ■ Darah abnormal
■ Defisiensi faktor instrinsik ■ Penurunan produksi EPO
■ Disregulasi sitokin proinflamasi (IL- ■ Kelahiran premature
6) -> inhibisi produksi EPO dan ■ Kehilangan darah
interaksi denganmreseptor
■ Hemolisis
Terapi Farmakologi pada Pediatri