E. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan darah tepi, hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut :
1. ditemukan sel muda limfoblast
2. leukositosis (60%)
3. jumlah leukosit neutrofil sering kali rendah
4. kadar hemoglobin dan trombosit rendah
5. pemeriksaan sum-sum tulang, biasanya menunjukkan sel blast yang
dominan.
6. Biopsi hati, limpa, ginjsl, tulang untuk mengkaji keterlibatan / infiltrasi sel
kanker ke organ tersebut
7. Sitogenik : 50 60% dari pasien ALL dan AML mempunyai kelainan berupa:
8. kelainan jumlah kromosom, seperti diploid (2n), haploid (2n-a) dan
hiperloid (2n+a)
9. bertambah atau hilangnya bagian kromosom
10. terdapat murker kromososm, yaitu elemen yang secara morfologis bukan
komponen kromosom normal dari bentuk yang sangat kecil
F. Komplikasi
1. infeksi , komplikais ini yang sering ditemukan dalam terapi kanker masa anak-
anak adalah infeksi berat sebagai akibat sekunder karena neutropenia. Anak
paling rentan terhadap infeksi berat selama tiga fase penyakit berikut :
a) pada saat diagnosis ditegakkan dan saat relaps (kambuh) ketika proses
leukemia telah menggantika leukosit normal
b) selama terapi imunosepresi
c) sesudah pelaksanaan terapi antibiotic yang lama sehingga mempredisposisi
pertumbuhan mikroorganisme yang resisten.
2. perdarahan
sebelum penggunaan terapi tranfusi trombosit, perdarahan merupakan
penyebab kematian yang utama pada pasien leukemia. Kini sebagian besar
episode perdarahan dapat dicegah atau dikendalikan dengan pemberian
konsentrat trombosit atau plasma kaya trombosit.
3. Anemia
Pada awalnya, anemia dapat menjadi berat akibat penggantian total
sumsum tulang oleh sel-sel leukemia. Selama terapi induksi, tranfusi darah
mungkin diperlukan. Tindakan kewaspadaan yang biasa dilakukan dalam
perawatan anak yang menderita anemia harus dilaksanakan.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terapi :
1. tranfusi darah, biasanya dilakukan jika kadar Hb -6g %. Pada
troombositopenia yang berat dan perdarahan massif. Dapat diberikan
tranfusi trombosit dan bila terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan
heparin.
2. Kortikostioid, (prednisone, kortison, deksametason) setelah dicapai remisi
dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan
3. itostatika, selain sitostatika yang lama (6-merkatopurin atau 6-mp,
metotreksat atau MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih
poten seperti vinkristin (oncovin), rubidomisin (daunorubycine) dan
berbagai nama obat lainnya. Umumnya sitostatika diberikan dalam
kombinasi bersama-sama dengan prednisone.
4. Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat dikamar yang suci
hama)
5. Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru
Proliferasi sel kanker
Infiltrasi
Eritrosit Leukosit F Pembekuan Darah Perubahan Metabolism Tubuh Infiltrsi Ekstra Medular
Resiko Ketidakseimbangan
Nyeri
H. Rencana Asuhan Keperawatan