Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

OLEH :
TEDY BAYU ADI PRATAMA
NUR INTAN KOMALA SARI
STEVANI OCTAVIA RATU
SINTA MARDIAH
MELINDA FUTRI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM


SATUAN ACARA PENYULUHA (SAP)

KAWASAN TANPA ASAP ROKOK (KTR)

Tema : Rokok

Sub Tema : Kawasan tanpa rokok

Hari/ Tanggal : Kamis, 23 februari 2024

Tempat : Ruang Tondano, RSSA Malang

Sasaran : pasien dan keluarga pasien

1. Tujuan
1.1 Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan mengenai kawasan tanpa rokok,


diharapkan peserta dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 15 menit diharapkan peserta
penyuluha mampu:
1. Mengetahui pengertian Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
2. Mengetahui ruang lingkup Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
3. Mengetahui tujuan pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
4. Mengetahui manfaat pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
5. Mengetahui Bahaya merokok

2. Metode
2.1 Ceramah
2.2 Tanya jawab

3. Media Promosi
3.1 Leaflet
4. Pengorganisasian
1. Leader : Stevani octavia ratu
2. Co Leader : Tedy bayu adi pratama
3. Fasilitator : Nur intan komala sari
4. Observer : sinta mardiah dan Melinda futri
5. Pembagian Tugas
1. Leader : Stevani octavia

Peran Leader
a. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya
b. Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
c. Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan
2. Co Leader : Tedy bayu adi putra

Peran Co Leader
a. Mengidentifikasi issue penting dalam proses
b. Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
c. Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok yang
akan datang
d. Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya
3. Fasilitator : Nur intan komala sari

Peran Fasilitator
a. Mempertahankan kehadiran peserta
b. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun
dari dalam kelompok
6. Rencana Kegiatan
No Kegiatan
Waktu
. Pembicara Peserta
1. 5 menit Pembukaan
1. Memberi salam 1) Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2-5) Mendengarkan
3. Menyampaikan topik dan Memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
5. Melakukan kontrak waktu
15 menit Isi
1. Mengetahui pengertian
Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) 1) Mendengarkan dan
2. Mengetahui ruang lingkup memperhatikan
Kawasan Tanpa Rokok
(KTR)
3. Mengetahui tujuan
pelaksanaan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR)
4. Mengetahui manfaat
pelaksanaan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR)
5. Mengetahui Bahaya
merokok

3. 10 menit Evaluasi
1. Memberikan kesempatan 1) Bertanya
pada peserta untuk bertanya
2. Menanyakan kembali pada 2) Menjawab
peserta tentang materi yang
disampaikan
4. 5 menit Penutup
1) Menyimpulkan materi 1) Mendengarkan
2) Memberi salam 2) Menjawab salam

7. Analisa materi
Rokok adalah silinder berisi tembakau dengan ukuran bervariasi antara 70
120 mm dengan diameter sekitar 10 mm. Menurut Centre for Addiction and
Mental Health(2006) tembakau merupakan tanaman yang mengandung
nikotin, dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan telah
digunakan selama ratusan tahun diberbagai belahandunia. Tembakau
merupakan tanaman yang ditanam untuk daunnya, yang dikeringkan
dandifermentasikan sebelum menjadi produk tembakau. Tembakau
mengandung nikotin dan bahan-bahan lain yang dapat menyebabkan
ketagihan. Hal ini menyebabkan orang yangterbiasa mengkonsumsi tembakau
menjadi sulit untuk berhenti (NIH, 2017)
Berhubung luasnya penggunaan tembakau dalam bentuk rokok, maka
tembakaudikategorikan sebagai zat yang dapat menyebabkan masalah
kesehatan dimasyarakat, akantetapi pengaruh buruknya relatif lebih sedikit dan
membutuhkan jumlah besar dan waktulama maka walaupun menimbulkan
ketergantungan, zat ini menjadi kurang menarik perhatian (Semiun, 2006).
Tembakau merupakan penyebab terbesar kematian yang dapat dicegah di
dunia,yang merupakan faktor resiko 6 dari 8 penyakit penyebab kematian
terbesar. Rokok merupakan penyebab kematian dari 5,4 juta orang setiap
tahunnya, jumlah ini diperkirakanmeningkat hingga 2030 sebanyak 8 juta
orang setahun (WHO, 2009).Penyakit yang banyak disebabkan oleh rokok
antara lain kanker, penyakit jantung, penyakit saluran nafas, stroke serta
gangguan kehamilan (WHO, 2009).Menurut WHO (2008) perokok adalah
seseorang yang menghisap produk tembakau, baik perokok harian maupun
sesekali. Perokok harian adalah seorang yang menghisap rokok sedikitnya satu
kali sehari. Sedangkan perokok occasional adalah seorang yang merokok tidak
setiap hari. Pengguna tembakau adalah orang yang menggunakan produk
hasil olahan tembakau, seperti merokok, menghisap, menguyah produk
tembakau apapun. Salah satu kebijakan pengendalian tembakau adalah
terlaksananya Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Menurut Dinas Kesehatan (2006) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah
ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau
kegiatan memproduksi,menjual, mengiklankan dan/atau mempromosikan
produk tembakau. Oleh karena itu semuatempat yang telah ditetapkan sebagai
KTR harus bebas dari asap rokok, penjualan, produksi, promosi dan sponsor
rokok.Menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 telah mewajibkan setiap
daerahuntuk menetapkan KTR diwilayahnya masing-masing, KTR ini
meliputi: fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat
anak bermain, tempat ibadah,angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan
tempat lain yang ditetapkan.
8. Evaluasi
8.1 Evaluasi Terstruktur
a. Seluruh peserta mengikuti kegiatan penyuluhan
b. Kesiapan peserta meliputi kesiapan menerima materi dan tenang saat
pemberian materi.
8.2 Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi dan memperhatikan saat pemberian
materi.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat saat pemberian materi.
Peserta mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan
konselor.
c. Peserta dapat menjelaskan kembali topik pembahasan.
8.3 Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menjelaskan Kembali tentang Kawasan tanpa rokok
b. Peserta dapat menjelaskan kembali tentang ruang lingkup Kawasan Tanpa
Rokok (KTR)c
a. Peserta dapat menjelaskan kembali tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
b. Peserta dapat menjelaskan kembali tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
c. Peserta dapat menjelaskan kembali tentang Bahaya merokok
9. Materi
9.1 Pengertian KTR
Salah satu kebijakan pengendalian tembakau adalah terlaksananya Kawasan
Tanpa Rokok (KTR). Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area
yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi dan
atau penggunaan rokok.Upaya bentuk pengendalian tembakau telah berhasil di
laksanakan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Dengan Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Dimana pasal 113 menyatakan
bahwatembakau mengandung zat adiktif. Dan pasal 115 mengatur
tentangKawasan Tanpa Rokok.Adapun ruang lingkup Kawasan Tanpa Rokok
(KTR )yang ditetapkan dalam peraturan bersama ini sesuai dengan
yangdiatur oleh UU No.36 Tahun 2009, antar lain fasilitas pelayanankesehatan,
tempat belajar mengajar, tempat ibadah, tempat bermain anak ,angkutan umum,
tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.
Dalam Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Nomor 188/ Menkes/ Pb/I/
2011. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 dibuat dengan tujuan untuk
memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan KTR, memberikan
perlindungan yang efektif dari bahaya asap rokok, memberikan ruang dan
lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat, dan melindungi kesehatan
secara umum dari dampak buruk merokok baik secara langsung maupun tidak
langsung, Menurunkan angka kesakitan dan/atau angka kematian dengan cara
mengubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat, Meningkatkan produktivitas
kerja yang optimal, Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih, bebas dari
asap rokok, Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula,
Mewujudkan generasi muda yang sehat.
9.2 Ruang Lingkup KTR
Adapun ruang lingkup Kawasan Tanpa Rokok menurut Kemenkes
RI (2011), yaitu
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/ atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat.
2. Tempat Proses Belajar Mengajar Tempat proses belajar Mengajar
adalah gedung yang digunakan untuk kegiatan belajar, mengajar,
pendidikan dan/ atau pelatihan.
3. Tempat Anak Bermain Tempat anak bermain adalah area tertutup
maupun terbuka yang digunakan untuk kegiatan bermain anak-anak.
4. Tempat Ibadah Tempat ibadah adalah bangunan atau ruang tertutup
yang memiliki ciri-ciri tertentu yang khusus dipergunakan untuk
beribadah bagi para pemeluk masing masing agama secara permanen,
tidak termasuk tempat ibadah keluarga.
5. Angkutan Umum Angkutan umum adalah alat angkutan bagi
masyarakat yang dapat berupa kendaraan darat, air, dan udara biasanya
dengan kompensasi.
6. Tempat Kerja Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja,
atau yang dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya

7. Tempat Umum Tempat umum adalah semua tempat tertutup yang dapat
diakses oleh masyarakat umum dan/ atau tempat yang dapat
dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan masyarakat yang dikelola
oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat.
8. Tempat Lainnya yang Ditetapkan Tempat lainnya yang ditetapkan
adalah tempat terbuka yang dapat dimanfaatkan bersama-sama untuk
kegiatan masyarakat. Pemimpin atau penanggung jawab tempat-tempat
sebagaimana yang telah ditetapkan wajib menetapkan dan menerapkan
KTR. Fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar,
tempat anak bermain, tempat ibadah dan angkutan umum merupakan
ruang lingkup KTR yang dilarang menyediakan tempat khusus untuk
merokok dan merupakan KTR yang bebas dari asap hingga batas
terluar. Sedangkan tempat kerja, tempat umum, dan tempat lainnya
yang ditetapkan dapat menyediakan tempat khusus untuk merokok

9.3 Tujuan KTR


Tujuan penetapan kawasan dilarang merokok, adalah:
1. Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih bebas dari asap rokok.
2. Merubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat
3. Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula
4. Mewujudkan generasi muda yang sehat
5. Meningkatkan produktivitas kerja yang optimal
6. Menurunkan angka kesakitan dan/ atau angka kematian;
7. Melindungi anak-anak dan bukan perokok dari risiko terhadap kesehatan;
8. Mencegah rasa tidak nyaman, bau dan kotoran dari ruang
rokok; Pengaturan pelaksanaan KTR bertujuan untuk:
1. Memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan KTR;
2. Memberikan pelindungan yang efektif dari bahaya asap rokok;
3. Memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi
masyarakat;
4. Melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk
merokok baik langsung maupun tidak langsung (Kemenkes RI, 2011).
9.4 Manfaat KTR
Manfaat secara umum dari adanya kawasan tanpa rokok adalah
Penetapan Kawasan Tanpa Rokok merupakan upaya perlindungan untuk
masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena
lingkungan tercemar asap rokok. Penetapan
Kawasan Tanpa Rokok ini perlu diselenggarakan di fasilitas pelayanan
kesehatan, tempat proses belajar mengajar , tempat anak bermain, tempat
ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang
ditetapkan.
a. Manfaat di tempat-tempat umum
1. Menciptakan tempat umum yang sehat, nyaman, dan, aman
2. Pengunjung tidak terganggu oleh asap rokok
3. Menegakkan etika merokok
4. Memberi citra yang positif
b. Manfaat di tempat kerja
1. Karyawan tidak terganggu asap rokok
2. Mengurangi resiko terjadinya kebakaran
3. Biaya pemeliharaan kesehatan untuk karyawan berkurang
4. Meningkatkan produktifitas kerja dan menurunkan tingkat absensi
karyawan

5. Membantu karyawan berhenti merokok

9.5 Bahaya Merokok


Kerugian yang di timbulkan oleh rokok sangat banyak bagi kesehatan.
Berikut beberapa bahaya rokok yang perlu diketahui yaitu:
a. Efek racunnya terhadap perokok dibandingkan yang tidak merokok
1. 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
2. 4x menderita kanker esophagus
3. 2x kanker kandung kemih
4. 2x serangan jantung
b. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan
pemicu kanker di udara, dan 50 kali lipat mengandung bahan pengiritasi
mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar
racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi asap
rokok adalah tempat yang lebih berbahaya dari pada polusi dijalan raya
yang macet.
c. Sesorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok
bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang
perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang
dimilikinya terbatas.
d. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang
tregolong miskin, sehingga dana kesejahtraan dan kesehatan
keluarganya sering diahlikan untuk membeli rokok.

e. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok
untuk merokok agar dapat merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu
terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada
yang secara sengaja merokok ditempat umum agar asap rokok yang
dihembuskan dapat terhirup oleh orang lain, sehingga orang lain akan terkena
kanker.
DAFTAR PUSTAKA

Huang, Henry., 2017. /PROPOSAL-KEGIATAN-SOSIALISASI-KAWASAN-


TANPA-ROKOK-docx https://id.scribd.com/document/365525145
Kemenkes RI 2011., promosi-kesehatan/pedoman-ktr.pdf.
http://www. go.id/resources/download/
Latifah Atikatsani, dkk 2015., sap-kawasan-tanpa-
rokok. https://dokumen.tips/documents/.html

Anda mungkin juga menyukai