Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KAWASAN TANPA ASAP ROKOK (KTR


SATUAN ACARA PENYULUHAN
KAWASAN TANPA ASAP ROKOK (KTR
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KAWASAN TANPA ASAP ROKOK (KTR
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KAWASAN TANPA ASAP ROKOK (KTR)
Pokok bahasan : Kawasan tanpa rokok
Sasaran : Peserta pasien di ruang 7B RSSA
Tempat Kegiatan : Ruang 7B RSSA
Hari/ Tanggal : Jumat, 11 September 2015
Alokasi Waktu : 20 menit
Pertemuan ke : 1
Pengajar : Atikatsani Latifah, Rahmi Nurrosyid P., Prilly Priskylia,
Defi Destyawen

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
KAWASAN TANPA ASAP ROKOK (KTR)

MIRNA SAHRIANI, SKM


PUSKESMAS DARUL AZHAR
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
KAWASAN TANPA ASAP ROKOK (KTR)

Tema : Rokok

Sub Tema : Kawasan tanpa rokok

Hari/ Tanggal : Senin, 19 Maret 2019

Tempat : Kantor Kelurahan Simpang Empat

Sasaran : Kader dan Masyarakat

1. Tujuan

1.1 Tujuan Umum


Setelah dilakukan penyuluhan mengenai kawasan tanpa rokok,
diharapkan peserta dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 15 menit diharapkan peserta
penyuluha mampu:
1. Mengetahui pengertian Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
2. Mengetahui ruang lingkup Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
3. Mengetahui tujuan pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
4. Mengetahui manfaat pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
5. Mengetahui Bahaya merokok

2. Metode
2.1 Ceramah
2.2 Tanya jawab

3. Media Promosi
3.1 Laptop
3.2 Power Point

4. Rincian Kegiatan

Media yang
No Kegiatan Waktu Metode
digunakan

1 Pembukaan 2 Menit -

Penyampaian
2 8 Menit Ceramah Power Point
materi

3 Evalusi 3 Menit Tanya Jawab Power Point


4 penutup 2 Menit Power Point

5. Analisa materi
Rokok adalah silinder berisi tembakau dengan ukuran bervariasi antara 70
120mm dengan diameter sekitar 10 mm. Menurut Centre for Addiction and
Mental Health(2006) tembakau merupakan tanaman yang mengandung nikotin,
dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan telah digunakan selama
ratusan tahun diberbagai belahandunia. Tembakau merupakan tanaman yang
ditanam untuk daunnya, yang dikeringkan dandifermentasikan sebelum menjadi
produk tembakau. Tembakau mengandung nikotin dan bahan-bahan lain yang
dapat menyebabkan ketagihan. Hal ini menyebabkan orang yangterbiasa
mengkonsumsi tembakau menjadi sulit untuk berhenti (NIH, 2017)
Berhubung luasnya penggunaan tembakau dalam bentuk rokok, maka
tembakaudikategorikan sebagai zat yang dapat menyebabkan masalah kesehatan
dimasyarakat, akantetapi pengaruh buruknya relatif lebih sedikit dan
membutuhkan jumlah besar dan waktulama maka walaupun menimbulkan
ketergantungan, zat ini menjadi kurang menarik perhatian (Semiun, 2006).
Tembakau merupakan penyebab terbesar kematian yang dapat dicegah di
dunia,yang merupakan faktor resiko 6 dari 8 penyakit penyebab kematian
terbesar. Rokok merupakan penyebab kematian dari 5,4 juta orang setiap
tahunnya, jumlah ini diperkirakanmeningkat hingga 2030 sebanyak 8 juta orang
setahun (WHO, 2009).Penyakit yang banyak disebabkan oleh rokok antara lain
kanker, penyakit jantung, penyakit saluran nafas, stroke serta gangguan
kehamilan (WHO, 2009).Menurut WHO (2008) perokok adalah seseorang yang
menghisap produk tembakau, baik perokok harian maupun sesekali. Perokok
harian adalah seorang yang menghisap rokok sedikitnya satu kali sehari.
Sedangkan perokok occasional adalah seorang yang merokok tidak setiap hari.
Pengguna tembakau adalah orang yang menggunakan produk hasil olahan
tembakau, seperti merokok, menghisap, mengunyah produk tembakau apapun.
Salah satu kebijakan pengendalian tembakau adalah terlaksananya Kawasan
Tanpa Rokok (KTR).
Menurut Dinas Kesehatan (2006) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah
ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau
kegiatan memproduksi,menjual, mengiklankan dan/atau mempromosikan produk
tembakau. Oleh karena itu semuatempat yang telah ditetapkan sebagai KTR
harus bebas dari asap rokok, penjualan, produksi, promosi dan sponsor
rokok.Menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 telah mewajibkan setiap
daerahuntuk menetapkan KTR diwilayahnya masing-masing, KTR ini meliputi:
fasilitas  pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak
bermain, tempat ibadah,angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat
lain yang ditetapkan.

6. Evaluasi
6.1 Evaluasi Terstruktur
a. Seluruh peserta mengikuti kegiatan penyuluhan
b. Kesiapan peserta meliputi kesiapan menerima materi dan tenang saat
pemberian materi.
6.2 Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi dan memperhatikan saat pemberian
materi.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat saat pemberian materi.
Peserta mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan
konselor.
c. Peserta dapat menjelaskan kembali topik pembahasan.
6.3 Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menjelaskan kembali tentang kawasan tanpa rokok
b. Peserta dapat menjelaskan kembali tentang ruang lingkup Kawasan Tanpa
Rokok (KTR)c
c. Peserta dapat menjelaskan kembali tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
d. Peserta dapat menjelaskan kembali tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
e. Peserta dapat menjelaskan kembali tentang Bahaya merokok

Lampiran Materi Penyuluhan


KAWASAN TANPA ROKOK
Salah Kebijakan
pengendalian tembakau
yang lain adalah
terlaksananya Kawasan
Tanpa Rokok (KTR).
Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) adalah ruangan atau
area yang dinyatakan
dilarang untuk
kegiatan produksi, penjualan,
iklan, promosi dan atau
penggunaan rokok.
Upaya bentuk pengendalian
tembakau telah berhasil di
laksanakan, baik
di tingkat pusat
maupun daerah.Dengan
Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 Tentang
Kesehatan. Dimana pasal
113 menyatakan bahwa
tembakau mengandung zat
adiktif. Dan pasal 115
mengatur tentang
Kawasan Tanpa
Rokok.Adapun ruang
lingkup Kawasan Tanpa
Rokok
(KTR)yang ditetapkan
dalam peraturan bersama
ini sesuai dengan yang
diatur oleh UU No.36
Tahun 2009, antara lain
fasilitas pelayanan
kesehatan, tempat belajar
mengajar, tempat ibadah,
tempat bermain anak,
angkutan umum, tempat
kerja, tempat umum dan
tempat lain yang
ditetapkan.
7. Materi
KAWASAN TANPA ROKOK
7.1 Pengertian KTR
Salah satu kebijakan pengendalian tembakau adalah terlaksananya
Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah
ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan produksi,
penjualan, iklan, promosi dan atau penggunaan rokok.Upaya bentuk
pengendalian tembakau telah berhasil di laksanakan, baik di tingkat pusat
maupun daerah. Dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan. Dimana pasal 113 menyatakan bahwatembakau mengandung
zat adiktif. Dan pasal 115 mengatur tentangKawasan Tanpa
Rokok.Adapun ruang lingkup Kawasan Tanpa Rokok (KTR )yang
ditetapkan dalam peraturan bersama ini sesuai dengan yangdiatur
oleh UU No.36 Tahun 2009, antar lain fasilitas pelayanankesehatan,
tempat belajar mengajar, tempat ibadah, tempat bermain anak ,angkutan
umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.
Dalam Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Nomor 188/ Menkes/
Pb/I/ 2011. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 dibuat dengan tujuan
untuk memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan KTR,
memberikan perlindungan yang efektif dari bahaya asap rokok, memberikan
ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat, dan melindungi
kesehatan secara umum dari dampak buruk merokok baik secara langsung
maupun tidak langsung, Menurunkan angka kesakitan dan/atau angka
kematian dengan cara mengubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat,
Meningkatkan produktivitas kerja yang optimal, Mewujudkan kualitas udara
yang sehat dan bersih, bebas dari asap rokok, Menurunkan angka perokok dan
mencegah perokok pemula, Mewujudkan generasi muda yang sehat.
7.2 Ruang Lingkup KTR
Adapun ruang lingkup Kawasan Tanpa Rokok menurut Kemenkes RI
(2011), yaitu
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/ atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat.
2. Tempat Proses Belajar Mengajar Tempat proses belajar Mengajar adalah
gedung yang digunakan untuk kegiatan belajar, mengajar, pendidikan
dan/ atau pelatihan.
3. Tempat Anak Bermain Tempat anak bermain adalah area tertutup maupun
terbuka yang digunakan untuk kegiatan bermain anak-anak.
4. Tempat Ibadah Tempat ibadah adalah bangunan atau ruang tertutup yang
memiliki ciri-ciri tertentu yang khusus dipergunakan untuk beribadah bagi
para pemeluk masing masing agama secara permanen, tidak termasuk
tempat ibadah keluarga.
5. Angkutan Umum Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat
yang dapat berupa kendaraan darat, air, dan udara biasanya dengan
kompensasi.
6. Tempat Kerja Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber atau sumber-sumber bahaya.
7. Tempat Umum Tempat umum adalah semua tempat tertutup yang dapat
diakses oleh masyarakat umum dan/ atau tempat yang dapat dimanfaatkan
bersama-sama untuk kegiatan masyarakat yang dikelola oleh pemerintah,
swasta, dan masyarakat.
8. Tempat Lainnya yang Ditetapkan Tempat lainnya yang ditetapkan adalah
tempat terbuka yang dapat dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan
masyarakat. Pemimpin atau penanggung jawab tempat-tempat
sebagaimana yang telah ditetapkan wajib menetapkan dan menerapkan
KTR. Fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar,
tempat anak bermain, tempat ibadah dan angkutan umum merupakan
ruang lingkup KTR yang dilarang menyediakan tempat khusus untuk
merokok dan merupakan KTR yang bebas dari asap hingga batas terluar.
Sedangkan tempat kerja, tempat umum, dan tempat lainnya yang
ditetapkan dapat menyediakan tempat khusus untuk merokok

7.3 Tujuan KTR


Tujuan penetapan kawasan dilarang merokok, adalah:
1. Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih bebas dari asap rokok.
2. Merubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat
3. Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula
4. Mewujudkan generasi muda yang sehat
5. Meningkatkan produktivitas kerja yang optimal
6. Menurunkan angka kesakitan dan/ atau angka kematian;
7. Melindungi anak-anak dan bukan perokok dari risiko terhadap kesehatan;
8. Mencegah rasa tidak nyaman, bau dan kotoran dari ruang rokok;
Pengaturan pelaksanaan KTR bertujuan untuk:
1. Memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan KTR;
2. Memberikan pelindungan yang efektif dari bahaya asap rokok;
3. Memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi
masyarakat;
4. Melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk
merokok baik langsung maupun tidak langsung (Kemenkes RI, 2011).
7.4 Manfaat KTR
Manfaat secara umum dari adanya kawasan tanpa rokok adalah
Penetapan Kawasan Tanpa Rokok merupakan upaya perlindungan untuk
masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan
tercemar asap rokok. Penetapan
Kawasan Tanpa Rokok ini perlu diselenggarakan di fasilitas pelayanan
kesehatan, tempat proses belajar mengajar , tempat anak bermain, tempat
ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang
ditetapkan.
a. Manfaat di tempat-tempat umum
1. Menciptakan tempat umum yang sehat, nyaman, dan, aman
2. Pengunjung tidak terganggu oleh asap rokok
3. Menegakkan etika merokok
4. Memberi citra yang positif
b. Manfaat di tempat kerja
1. Karyawan tidak terganggu asap rokok
2. Mengurangi resiko terjadinya kebakaran
3. Biaya pemeliharaan kesehatan untuk karyawan berkurang
4. Meningkatkan produktifitas kerja dan menurunkan tingkat absensi
karyawan
5. Membantu karyawan berhenti merokok
7.5 Bahaya Merokok
Kerugian yang di timbulkan oleh rokok sangat banyak bagi kesehatan.
Berikut beberapa bahaya rokok yang perlu diketahui yaitu:
a. Efek racunnya terhadap perokok dibandingkan yang tidak merokok
1. 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
2. 4x menderita kanker esophagus
3. 2x kanker kandung kemih
4. 2x serangan jantung
b. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan
pemicu kanker di udara, dan 50 kali lipat mengandung bahan pengiritasi
mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun
yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi asap rokok
adalah tempat yang lebih berbahaya dari pada polusi dijalan raya yang
macet.
c. Sesorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok
bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang
perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang
dimilikinya terbatas.
d. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tregolong
miskin, sehingga dana kesejahtraan dan kesehatan keluarganya sering
diahlikan untuk membeli rokok.
e. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum
merokok untuk merokok agar dapat merasakan penderitaan yang sama
dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat.
Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok ditempat umum
agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup oleh orang lain,
sehingga orang lain akan terkena kanker
DAFTAR PUSTAKA

Huang, Henry., 2017. /PROPOSAL-KEGIATAN-SOSIALISASI-KAWASAN-


TANPA-ROKOK-docx https://id.scribd.com/document/365525145
Kemenkes RI 2011., promosi-kesehatan/pedoman-ktr.pdf. http://www.
go.id/resources/download/
Latifah Atikatsani, dkk 2015., sap-kawasan-tanpa-rokok.
https://dokumen.tips/documents/.html

Asap Rokok Orang Lain


Hak untuk menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok telah
menjadi perhatian dunia. WHO memprediksi penyakit yang berkaitan
dengan rokok akan menjadi masalah kesehatan di dunia. Dari tiap 10
orang dewasa yang meninggal, 1 orang diantaranya meninggal karena
disebabkan asap r

Anda mungkin juga menyukai