Anda di halaman 1dari 6

CARA MEMBUAT RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah adalah tulisan singkat berupa pertanyaan yang biasanya terletak di awal laporan
atau proposal dan biasanya terletak setelah latar belakang yang dijelaskan dalam laporan tersebut.
Rumusan masalah digunakan untuk menjelaskan masalah atau isu yang dibahas dokumen tersebut
kepada para pembaca. Secara umum, suatu rumusan masalah akan menggarisbawahi fakta-fakta
dasar dari masalahnya, menjelaskan alasan masalah itu penting, dan menentukan solusi secepat
dan selangsung mungkin. Rumusan masalah sering digunakan di dunia bisnis untuk kepentingan
perencanaan tapi dapat juga diperlukan dalam situasi akademis sebagai bagian dari laporan yang
bergaya seperti laporan atau proyek tulisan.

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan


dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini
peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.

Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan


keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.

Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat


menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk
hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif.

Adapun langkah – langkah dalam membuat suatu rumusan masalah adalah sebagai berikut :

Menulis Rumusan Masalah Sendiri. Jelaskan keadaan “ideal”. Ada banyak cara yang berbeda
untuk menulis rumusan masalah — beberapa sumber referensi merekomendasikan untuk langsung
membahas masalah itu sendiri, sementara sumber lainnya merekomendasikan memberikan
konteks latar belakang terlebih dahulu agar masalah (dan solusinya) lebih mudah untuk dipahami
oleh pembaca. Jika Anda begitu tidak yakin bagaimana harus memulai, pilihlah opsi kedua.
Walaupun keringkasan adalah sesuatu yang harus ditujukan oleh setiap tulisan yang praktis,
pemahaman yang baik lebih penting lagi. Mulailah dengan menjelaskan bagaimana seharusnya
hal-hal bekerja. Sebelum Anda menyebutkan masalah Anda, jelaskan dalam beberapa kalimat
bagaimana berlangsungnya hal-hal jika tidak ada masalah.
Pertanggungjawabkan pernyataan Anda. Tidak peduli berapa banyak uang yang Anda klaim
dikuras masalah Anda terhadap perusahaan Anda, jika Anda tidak dapat
mempertanggungjawabkan klaim Anda dengan bukti yang masuk akal, Anda mungkin tidak
dianggap serius. Segera setelah Anda mulai membuat klaim spesifik tentang seberapa serius
masalah Anda, Anda harus mulai mendukung pernyataan Anda dengan bukti. Dalam beberapa
kasus, ini mungkin dari penelitian Anda sendiri, dari data dari penelitian atau proyek terkait, atau
bahkan dari sumber pihak ketiga terkemuka.
Usulkan solusi. Ketika Anda sudah menjelaskan apa masalahnya dan mengapa begitu penting,
lanjutkan menjelaskan bagaimana Anda mengusulkan untuk mengurusnya. Seperti dengan
pernyataan awal dari masalah Anda, penjelasan solusi Anda harus ditulis agar sejelas dan
seringkas mungkin. Tetaplah pada konsep-konsep besar, penting, konkret dan tinggalkan rincian
kecil untuk nanti — Anda akan memiliki banyak kesempatan untuk masuk ke setiap aspek kecil
dari solusi yang Anda usulkan dalam badan proposal Anda.
Jelaskan manfaat dari solusi. Sekali lagi, sekarang Anda sudah memberitahu pembaca Anda apa
yang harus dilakukan soal masalah ini, ide yang sangat baik adalah menjelaskan mengapa solusi
ini adalah ide yang baik. Karena bisnis selalu berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan
mendapatkan lebih banyak uang, Anda akan ingin fokus terutama pada dampak keuangan dari
solusi Anda — biaya yang mana yang akan terkurangi, bentuk-bentuk baru dari pendapatan yang
bagaimana yang akan dihasilkan, dan sebagainya. Anda juga bisa menjelaskan manfaat non-nyata,
seperti kepuasan pelanggan yang meningkat, tetapi penjelasan total tidak boleh lebih panjang dari
beberapa kalimat untuk satu paragraf.
Simpulkan dengan meringkas masalah dan solusi. Setelah Anda telah mempresentasikan visi ideal
untuk perusahaan Anda, mengidentifikasi masalah yang menhalangi Anda dari mencapai
idealisme ini, dan menyarankan solusi, Anda hampir selesai. Yang tersisa untuk dilakukan adalah
menyimpulkan dengan ringkasan argumen utama Anda yang memungkinkan Anda dengan mudah
transisi ke dalam tubuh utama dari proposal Anda. Tidak perlu untuk membuat kesimpulan ini lagi
daripada yang seperlunya — cobalah untuk menyatakan, hanya dalam beberapa kalimat, inti dasar
dari apa yang telah dijelaskan dalam pernyataan masalah Anda dan pendekatan yang Anda niatkan
untuk diambil dalam badan artikel.
Ingat “lima W”. Rumusan masalah harus seinformatif mungkin dengan kata-kata sesedikit
mungkin, tetapi tidak harus menyelidiki rincian kecil. Jika Anda pernah ragu-ragu tentang apa
yang harus disertakan dalam rumusan masalah Anda, ide yang cerdas adalah mencoba untuk
menjawab lima W (siapa/who, apa/what, di mana/where, kapan/when, dan mengapa/why), plus
bagaimana/how. Mengatasi lima W memberikan pembaca Anda pengetahuan tingkat dasar yang
baik untuk memahami masalah dan solusi tanpa merantau ke tingkat detail yang tidak perlu.
Selalu mengoreksi kesalahan. Ini merupakan keharusan untuk semua bentuk tulisan yang serius —
tidak ada draft pertama sepanjang sejarah yang tidak bisa memperoleh keuntungan dari mata yang
hati-hati dan dari pengkoreksi yang baik. Setelah Anda menyelesaikan rumusan masalah Anda,
bacalah dengan cepat. Apakah “alurnya” tampak benar? Apakah menyajikan ide-idenya dengan
koheren? Apakah tampaknya teratur dengan logis? Jika tidak, buat perubahan ini sekarang. Saat
Anda akhirnya puas dengan struktur rumusan masalah Anda, periksa ejaan, tata bahasa, dan
kesalahan format.

Rumusan Masalah Penelitian yang Baik

Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:

Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.
Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan
agama.
Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.
Rumusan masalah harus mengandung unsure data yang mendukung pemecahan masalah
penelitian.
Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis).
Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut:

Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi
sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak
berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis
data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang
perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah
peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang
tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di
dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.

Contoh rumusan masalah deskriptif komparatif dan asosiatif


3 jenis perumusan masalah penelitian
Dalam perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sugiyono (2000)
menyebutkan ada tiga bentuk masalah yaitu masalah deskriptif, komparatif, dan masalah asosiatif.

Rumusan Masalah deskriptif


Masalah deskriptif yaitu masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel
mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam
peneltian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari
hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini selanjutnya dinamakan
penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri berbadan hukum?
Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga?
Seberapa tinggi tinggi tingkat kepuasan konsumen dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan
pemerintah daerah di bidang kesehatan?

Rumusan Masalah komparatif


Masalah komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu
yang berbeda.
Contoh rumusan masalahnya sebagai berikut:
Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri dengan swasta? (satu variabel pada
dua sampel)
Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta nasional dan perusahaan
asing? (dua variabel pada dua sampel)
Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota, desa dan gunung? (satu
variabel pada tiga sampel)
Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antar murid yang berasal dari keluarga Guru,
Pegawai Swasta, dan Pedagang? (dua variabel pada tiga sampel)
Adakah perbedaan kompetensi profesional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan SLTA ?
(satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sampel)

Rumusan Masalah asosiatif


Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel
atau lebih. Hubungan tersebut bisa simetris, kausal, maupun hubungan timbal balik.

1) Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya
bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal ataupun interaktif.
Contoh Rumusan Masalah Asosiatif - hub. Simetris
Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah?
Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan?

2) Hubungan kausal adalah hubungan yanga bersifat sebab akibat. Dalam hal ini ada variabel
independen (variabel bebas) dan variabel dependen. Variabel independen mempengaruhi variabel
dependen.
Contoh Rumusan Masalah Asosiatif - Hubungan kausal
Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan?
Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak? (pendidikan orang tua
merupakan variabel independen dan prestasi belajar merupakan variabel dependen)
Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh
pekerjaan? (kepemimpinan merupakan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan
merupakan variabel dependen)

3) Hubungan timbal balik atau interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak
diketahui mana variabel dependen dan variabel independen..
Contoh Rumusan Masalah Asosiatif - Hubungan timbal balik atau interaktif
Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi
prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.
Hubungan antara kecerdasan dengan kakayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian
juga orang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
demikian sekilas materi Metodelogi Pemenilitan tentang Contoh rumusan masalah deskriptif
komparatif dan asosiatif, semoga bermanfaat.
Diposting oleh budi mahend di 15.48
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest

Contoh rumusan masalah deskriptif komparatif dan asosiatif


3 jenis perumusan masalah penelitian
Dalam perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sugiyono (2000)
menyebutkan ada tiga bentuk masalah yaitu masalah deskriptif, komparatif, dan masalah asosiatif.

Rumusan Masalah deskriptif


Masalah deskriptif yaitu masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel
mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam
peneltian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari
hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini selanjutnya dinamakan
penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri berbadan hukum?
Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga?
Seberapa tinggi tinggi tingkat kepuasan konsumen dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan
pemerintah daerah di bidang kesehatan?

Rumusan Masalah komparatif


Masalah komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu
yang berbeda.
Contoh rumusan masalahnya sebagai berikut:
Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri dengan swasta? (satu variabel pada
dua sampel)
Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta nasional dan perusahaan
asing? (dua variabel pada dua sampel)
Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota, desa dan gunung? (satu
variabel pada tiga sampel)
Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antar murid yang berasal dari keluarga Guru,
Pegawai Swasta, dan Pedagang? (dua variabel pada tiga sampel)
Adakah perbedaan kompetensi profesional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan SLTA ?
(satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sampel)
Rumusan Masalah asosiatif
Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel
atau lebih. Hubungan tersebut bisa simetris, kausal, maupun hubungan timbal balik.

1) Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya
bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal ataupun interaktif.
Contoh Rumusan Masalah Asosiatif - hub. Simetris
Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah?
Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan?

2) Hubungan kausal adalah hubungan yanga bersifat sebab akibat. Dalam hal ini ada variabel
independen (variabel bebas) dan variabel dependen. Variabel independen mempengaruhi variabel
dependen.
Contoh Rumusan Masalah Asosiatif - Hubungan kausal
Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan?
Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak? (pendidikan orang tua
merupakan variabel independen dan prestasi belajar merupakan variabel dependen)
Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh
pekerjaan? (kepemimpinan merupakan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan
merupakan variabel dependen)

3) Hubungan timbal balik atau interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak
diketahui mana variabel dependen dan variabel independen..
Contoh Rumusan Masalah Asosiatif - Hubungan timbal balik atau interaktif
Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi
prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.
Hubungan antara kecerdasan dengan kakayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian
juga orang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
demikian sekilas materi Metodelogi Pemenilitan tentang Contoh rumusan masalah deskriptif
komparatif dan asosiatif, semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai