Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAHAYA MEROKOK

Dosen Pengampu:
Siti Fatonah,S.Kp.,M.Kes.

Pembimbing Lahan:
Ns. Windayani,S.kep.

Disusun oleh Kelompok 2

1. Rara Suci Ariyati (2314901059)


2. Ummi Salamah (2314901084)
3. Salsabila Indah P (2314901098)
4. Nailah Gifiria Apchatika (2314901048)
5. Evitha Adhe Rahma E (2314901023)
6. Riska Amilia (2314901063)
7. Gustia Mega Nanda (2314901028)
8. Alita Merinda Anggraini (2314901093)
9. M. Alfan Alkausar (2314901042)
10. Soni Arifan Jaya (2314901074

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2024
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Merokok


Sub Pokok Pembahasan : Bahaya Merokok
Sasaran : Siswa/i kelas XII SMA Tri Sukses Natar
Hari/Tanggal : Selasa, 23 Januari 2024
Jam /Waktu : 09.30 sd selesai
Tempat : SMA Tri Sukses
Penyuluh : Mahasiswa/i Profesi Ners Keperawatan Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang

A. Analisa Situasi
Perilaku merokok menjadi masalah kesehatan yang ditemui hampir pada
setiap negara di dunia. Penggunaan tembakau membunuh hampir lebih dari 8 juta
orang setiap tahunnya, dimana 7 juta diantaranya adalah perokok aktif dan 1,2 juta
adalah perokok pasif. Tingkat prevalensi perokok di dunia terus mengalami
peningkatan, pada tahun 2019 prevalensi perokok di dunia sebesar 19.6%. Sebanyak
26% atau seperempat populasi perokok di dunia berada di SouthEast Asia Regional
(SEAR) atau Regional Asia Tenggara. Selain itu, Regional Asia Tenggara menjadi
wilayah penghasil tembakau terbesar di dunia. Indonesia merupakan wilayah Asia
Tenggara yang belum menetapkan WHO-Framework Convention on Tobacco Control
(WHO FCTC). Prevalensi perokok di Indonesia cukup besar yaitu sebesar 33.8%
dengan prevalensi pe- rokok muda sebesar 12.8%.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi
merokok usia lebih dari 15 tahun adalah 28.8%. Prevelensi perokok kelompok usia
10-18 tahun juga mengalami kenaikan setiap tahun dari 7.2% pada tahun 203 menjadi
9.1% di tahun 2018. Prevalensi perokok di Indonesia diprediksi akan terus meningkat
menjadi 90 juta orang atau 45% dari jumlah populasi sampai tahun 2025. Bappenas
memproyeksikan angka perokok usia 10-18 tahun juga akan terus meningkat menjadi
16% atau 6,8 juta perokok remaja pada tahun 2030.6 Hal tersebut mengakibatkan
target penurunan prevalensi perokok usia 10-18 tahun menjadi 5.4% pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2020-2024 semakin jauh dari
harapan.
Perilaku merokok pada remaja mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hasil
temuan Global Youth Tobacco Survey tahun 2019 mencatat bahwa prevalensi
perokok pelajar berusia 13-15 tahun dalam 5 tahun terakhir melonjak signifikan dari
18.3% pada tahun 2014 menjadi 19.2% pada tahun 2019.7 Usia pertama kali merokok
tertinggi pada usia 15-19 tahun yaitu sebesar 52.1%. Diperkuat hasil temuan lain,
remaja sudah merokok sejak usia sekolah dasar dan sekolah menengah pertama,
bahkan sebanyak 2.5% telah mero kok sejak berusia 5-9 tahun. Merujuk pada data
tersebut, Indonesia dijuluki sebagai Baby Smokers Countries dikarenakan banyaknya
perokok muda.8 Prevalensi perokok elektronik usia 10-18 tahun juga meningkat dari
1.2% pada tahun 2016 menjadi 10.9% pada tahun 2018. Angka perokok elektronik di
kalangan remaja melonjak jauh lebih tinggi, jika dibandingkan dengan prevalensi
perokok elektrik di kalangan dewasa pada periode yang sama.
Dari hasil survey yang dilakukan di RT 02 Dusun Induk Desa Pemanggilan
sebanyak 88 KK didapatkan hasil bahwa Berdasarkan hasil data yang didapatkan 11
(9%) orang ingin mendapatkan pembinaan kesehatan remaja. Berdasarkan hasil data
yang didapatkan sebanyak 65,4% remaja di RT 02 tidak pernah mendapatkan
penyuluhan mengenai bahaya merokok.Berdasarkan hasil data yang didapatkan
sebanyak 80% remaja di RT 02 tidak pernah mendapatkan penyuluhan mengenai seks
bebas dan sebanyak 75% remaja di RT 02 tidak pernah mendapatkan penyuluhan
mengenai bahaya narkoba.

Perilaku merokok dapat disebabkan dari dalam diri individu maupun faktor
lingkungan. Penelitian di Kota Palopo menyatakan bahwa perilaku merokok pada
remaja berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan kemudahan mengakses rokok.
Hasil temuan lain menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan perilaku
merokok adalah pengetahuan, sikap, kemudahan mengakses rokok, dukungan teman
sebaya, dukungan keluarga, dan promosi iklan rokok.
Berdasarkan hasil uraian diatas mendasari kelompok untuk mengadakan
kegiatan penyuluhan tentang faktor risiko merokok di SMA Tri Sukses. Selain itu,
kebiasaan merokok dapat menjadi pemicu terjadinya penyimpangan seks bebas dan
narkoba. Oleh karena itu sebagai pendukung hal tersebut, kelompok juga akan
mengadakan penyuluhan mengenai narkoba dan seks bebas.Kegiatan penyuluhan ini
diharapkan dapat membantu masyarakat khususnya remaja dalam mengurangi
kebiasaan merokok bagi peserta penyuluhan
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional umum.
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit di SMA Tri Sukses diharapkan
pengetahuan audiens mengenai bahaya merokok meningkat.
2. Tujuan Instruksional Khusus.
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 45 menit, diharapkan audiens mampu :
1. Menyebutkan dengan benar pengertian merokok.
2. Menyebutkan dengan benar bahaya merokok.
3. Mampu menyebutkan dengan benar penyakit-penyakit akibat merokok.
4. Mampu menyebutkan dengan benar upaya pencegahan merokok.
5. Mampu menyebutkan dengan benar tips berhenti merokok.

C. Isi materi (Terlampir)


1. Pengertian merokok.
2. Bahaya merokok.
3. Penyakit-penyakit akibat merokok.
4. Upaya pencegahan merokok.
5. Tips berhenti merokok.

D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

E. Media
1. Proyekor.
2. PPT.
3. Leaflet.
4. Sound System
F. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan Metode / Media
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Petugas
Kegiatan Sasaran Penyuluhan
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
2. Memperkenalkan salam
diri 2. Mendengarkan Moderator
3. Menyampaikan dan menyimak Ceramah /
1 Pembukaan 5 menit
tujuan pokok materi 3. Bertanya jika Lisan Dokumen-
4. Menyampaikan ada yang tator
pokok pembahasan kurang jelas
5. Kontrak waktu
1. Menjelaskan 1. Mendengarkan
pengertian merokok. dan menyimak
2. Menjelaskan bahaya 2. Mendengarkan
Penyuluh
merokok dan menyimak
3. Menjelaskan 3. Mendengarkan
Ceramah Moderator
penyakit-penyakit dan menyimak
Penyajian PPT
2 25 menit akibat merokok. 4. Mendengarkan
Materi Laptop Fasilitator
4. Menjelaskan upaya dan menyimak
Sound system
pencegahan
Dokumen-
merokok.
tator
5. Menjelaskan tips
untuk berhenti dari
kebiasaan merokok.
1. Mengadakan tanya 1. Bertanya/
jawab untuk menjawab
mengetahui seberapa pertanyaan
jauh pemahaman
peserta mengenai 2. Mendengarkan Moderator
materi yang telah dan menyimak
disampaikan Narasumber
Diskusi
2. Menyimpulkan hasil 3. Menjawab
3 Penutup 15 menit Tanya Jawab /
penyuluhan salam Fasilitator
Lisan
3. Mengucapkan terima
kasih dan salam 4. Menerima Dokumen-
penutup leaflet tator
4. Membagikan leaflet
5. Foto bersama 5. Mengikuti foto
bersama

G. Pengorganisasian
Pelindung : Siti Fatonah, S.Kp., M.Kes
Dwi Agustanti,M.Kep.,Sp.Kom
Ketua Pelaksana : Rara Suci Ariyati
Sekretaris : Gandes Zahra
a. Sie Acara :
Moderator : Rara Suci Ariyati
Pemateri : 1. Na’ilah Gifiria Apchatika
2. Yuza Haura Salsabella
Fasilitator :
Kelompok 2
1. Salsabila Indah P
2. Riska Amilia
Kelompok 3
1. Serli Era Tania
2. Marisa Yusro Asri
Notulensi
& observer : Gustia Mega Nanda
Sila Restu Ria
b. Sie Perlengkapan : M. Alfan Alkausar
Soni Arifan Jaya
Augy Alfandito
Dhimas Okthavian A.
c. Sie Konsumsi : Alita Merinda
Ummi Salamah
Syari Mutiara
Nica Maharani
d. Sie Dokumentasi : Evitha Adhe Rahma Efendi
Tasya Dwinta

H. Kriteria Evaluasi
1. Peserta diharapkan mampu menyebutkan pengertian merokok.
2. Peserta diharapkan mampu memahami bahaya merokok
3. Peserta diharapkan mampu memahami penyakit-penyakit akibat merokok.
4. Peserta diharapkan mampu memahami upaya pencegahan merokok.
5. Peserta diharapkan mampu memahami tips berhenti merokok.
I. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Merokok.
Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok baik dalam bentuk konvensional
(lintingan tembakau) ataupun dalam bentuk elektrik yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari, dan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang
mengalami kecenderungan terhadap rokok. Rokok merupakan salah satu bahan adiktif
artinya dapat menimbulkan ketergantungan bagi pemakainya. Sifat adiktif rokok
berasal dari nikotin yang dikandungnya. Setelah seseorang menghirup asap rokok,
dalam 7 detik nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). Menurut data WHO,
Indonesia merupakan Negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah
Cina dan India. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada makin tingginya beban
penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Tahun 2030
diperkirakan angka kematian perokok di dunia akan mencapai 10 juta jiwa dan 70%
di antaranya berasal dari negara berkembang.

2. Bahaya Merokok
Rokok mengandung 4000 zat kimia dengan 200 jenis di antaranya bersifat
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini didapatkan pada
asap utama yaitu asap rokok yang terhisap langsung masuk keparu-paru perokok
maupun asap samping yaitu asap rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok yang
terbakar, misalnya karbon monoksida, benzopiren, dan amoniak (KPAI, 2013). Asap
rokok mengandung susunan senyawa gas dan partikel yang menakjubkan. Ini
termasuk karbon dioksida, air, karbon monoksida, partikulat (kebanyakan tar),
nikotin, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, formaldehida, fenol dan puluhan
lainnya senyawa beracun terkenal. Beberapa komponen ini hadir dalam konsentrasi
yang sangat tinggi. Misalnya asap rokok mengandung konsentrasi karbon monoksida
yang lebih tinggi dibandingkan auto knalpot dari kendaraan yang terawat baik.
Konsentrasi karbon monoksida akan mematikan jika dihirup terus menerus selama 30
menit. (Chavasse, 1999). Merokok juga berdampak buruk bagi perekonomian
keluarga. Jika seseorang mengeluarkan biaya untuk rokok rata-rata 20 ribu rupiah per
hari dan memutuskan berhenti merokok, maka per bulan dapat diperoleh tambahan
penghasilan sebesar 600 ribu rupiah. Hal tersebut berbahaya bagi keluarga sebab uang
yang seharusnya dapat dialokasikan ke hal yang lebih esensial seperti dana
pendidikan, dana usaha, ataupun dana operasional keluarga menjadi tidak mampu
terpenuhi.

3. Penyakit-Penyakit Akibat Kebiasaan Merokok


a. Serangan Jantung, Stroke dan Penyakit Kardiovaskular Lainnya.
b. Penyakit Paru Obstruktif kronis (PPOK)
c. Tuberculosis
d. Kanker Mulut, Kanker Tenggorokan, Kanker Paru dan Kanker lainnya.
e. Diabetes Tipe 2
f. Demensia
g. Menurunnya tingkat kesuburan pada laki-laki dan perempuan.
h. Lambatnya pertumbuhan Janin, Janin lahir prematur, atau kematian janin secara
mendadak.
i. Penurunan penglihatan dan pendengaran.
j. Kelemahan tulang dan kerusakan kulit

4. Upaya Pencegahan Kebiasaan Merokok.


a. Hindari berkumpul dengan teman-teman yang sedang merokok.
b. Lakukan hal yang positif lainnya, seperti berkebun, membaca, olahraga atau
kebiasaan positif lainnya.
c. Hindari sesuatu yang terkait tentang rokok (sponsor, iklan, poster, rokok gratis)
d. Perbanyak informasi tentang bahaya merokok.
e. Jangan malu mengatakan bahwa diri kita bukan perokok
f. Meyakinkan bahwa rokok bukan merupakan satu-satunya sarana pergaulan
g. Mengawasi pergaulan dan selalu mengedukasi anak tentang bahaya merokok

5. Tips Berhenti Dari Kebiasaan Merokok.


a) Berhenti Seketika
Metode ini dilakukan dengan menghentikan perilaku merokok secara seketika.
Apabila hari ini seseorang masih merokok, besok harus berhenti sama sekali. Untuk
kebanyakan orang, cara ini yang paling berhasil. Untuk perokok berat, mungkin
dibutuhkan bantuan medis untuk mengatasi efek ketagihan.
 Penundaan.
Menunda saat mengisap rokok pertama, 2 jam setiap hari dari hari sebelumnya.
Jumlah rokok yang dihisap tidak dihitung. Misalnya kebiasaan menghisap rokok
pertama rata-rata 07.00 pagi, berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari. Maka
rokok pertama ditunda waktunya, yaitu : Hari 1 : jam 09.00 Hari 2 : jam 11.00 Hari
3 : jam 13.00 Hari 4 : jam 15.00 Hari 5 : jam 17.00 Hari 6 : jam 19.00 Hari 7 : jam
21.00 – terakhir
 Pengurangan
Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan
jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari yang ditetapkan. Misalnya rata-rata
menghisap 28 batang rokok per hari. Berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari.
Hari 1 : 24 batang Hari 2 : 20 batang Hari 3 : 16 batang Hari 4 : 12 batang Hari 5 : 8
batang Hari 6 : 4 batang Hari 7 : 0 batang
 Modifikasi Perilaku
Ulas kembali alasan berhenti merokok ▪ Identifikasi Pemicu ▪ Rencanakan strategi
mengatasi pemicu ▪ Ubah kebiasaan ▪ Minta dukungan (beritahu semua orang!) ▪
Berikan apresiasi pada diri sendiri ▪ Buat komitmen tertulis untuk berhenti merokok
DAFTAR PUSTAKA

Umbas, I. M., Tuda, J., & Numansyah, M. (2019). Hubungan Antara Merokok
Dengan Hipertensi Di Puskesmas Kawangkoan. Jurnal Keperawatan, 7(1).

WHO. (2018). Tubuh Tembakau. WHO, 53(207), 243–243.

Wahyudi, Isnan. 2019. Bahaya Merokok. Jakarta: RSGM Maranatha. Diakses Pada 28
November 2022.

P2PTM Kemenkes RI. 2018. Cara Menghindari Pengaruh Untuk Merokok. Jakarta:
Kemenkes RI. Diakses pada 28 November Pukul 18.30.

Anda mungkin juga menyukai