(LES)/(SLE)
Kelompok 4
1. Dewi Retno Rahmawati
2. Nur Aisyah
3. Endah Yuniatri
DEFINISI
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan
penyakit rematik autoimun yang ditandai dengan adanya
inflamasi tersebar luas, yang mempengaruhi setiap organ
atau sistem dalam tubuh. Penyakit ini berhubungan
dengan deposisi autoantibody dan kompleks imun,
sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan (Sudoyo
Aru, 2009).
Lupus Eritematosus sistemik (LES) merupakan
kelainan multisistem, yang dapat menyerang kulit,
persendian, jantung, pericardium, paru-paru, ginjal, otak
dan sistem hemopoietik (Robin Graham-Brown, 2005).
ETIOLOGI
1. Faktor genetic
Kejadian LES yang lebih tinggi pada kembar monozigotik (25%) dibandingkan dengan kembar
dizigotik (3%), peningkatan frekuensi LES pada keluarga penderita LES dibandingkan dengan
control sehat dan peningkatan prevalensi LES pada kelompok etnik tertentu, menguatkan dugaan
bahwa faktor genetic berperan dalam pathogenesis LES.
2. Faktor hormonal
LES merupakan penyakit yang lebih banyak menyerang perempuan. Serangan pertama kali jarang
terjadi pada usia prepubertas dan setelah menopause.
3. Autoantibody
Antibody ini ditunjukkan kepada self molekul yang terdapat pada nucleus, sitoplasma, permukaan
sel, dan juga terdapat molekul terlarut seperti lgG dan faktor koagulasi.
Lanjutan…
4. Faktor lingkungan
a. Faktor fisik/kimia
- Amin aromatic
- Hydrazine
- Obat-obatan (prokainamid, hidralazin, klorpromazin, isoniazid, fenitoin, penisilamin)
b. Faktor makanan
- Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan
- L-canavanine (kuncup dari elfalfa)
c. Agen infeksi
- Retrivirus
- DNA bakteri/endotoksin
.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan darah
Leukopeni/limfopeni, Anemia, Trombositopenia, LED meningkat
2. Imunologi
- ANA (antibody anti nuclear)
- Anti bodi DNA untai ganda (ds DNA) meningkat
- Kadar komplemen C3 dan C4 menurun
- Tes CRP (C-reactive protein) positif
3. Fungsi ginjal
- Kreatinin serum meningkat
- Penurunan GFR
- Protein uri (>0.5 gram per 24 jam)
- Ditemukan sel darah merah dan atau sedimen granular
4. Kelainan pembekuan yang berhubungan dengan antikoagulan lipud
- APTT memanjang yang tidak membaik pada pemberian plasma normal
5. Serologi VDRL (sifilis)
- memberikan hasil positif palsu
6. Tes vital lupus
- Adanya pita Fg 6 yang khas dan atau deposit lg M pada persambungan dermoepidermis pada kulit
yang terlibat dan yang tidak
PENATALAKSANAAN
1. Medis
a. Antiinflamasi non-steroid; untuk pengobatan simptomatik artralgia nyeri sendi
b. Antimaria; diberikan untuk lupus discoid. Pemakaianjangka panjang memerlukan evaluasi
retina setiap bulan
c. Kortikosteroid; dosis rendah untuk mengatasi gejala klinis seperti demam, dermatitis, efusi
pleura. Diberikan selama 4 minggu minimal sebelum dilakukan penyapihan. Dosis tinggi
untuk mengatasi krisis lupus, gejala nefritis, SSP, nefritis difus dan anemia hemolitik.
d. Obat imunosupresan/sitostatika; imunosupresan diberikan pada SLE dengan keterlibatan
SSP, nefritis difus dan membranosa, anemia hemolitik akut, dan kasus yang resisten
terhadap pemberian kortikosteroid.
e. Obat antihipertensi; atasi hipertensi pada nefritis lupus dengan agresif.
f. Diet; restriksi diet ditentukan oleh terapi yang diberikan. Sebagian besar pasien memerlukan
kortikosteroid, dan saat itu diet yang diperolehkan adalah yang mengandung cukup kalsium,
rendah lemak, dan rendah garam. Pasien disarankan berhati-hati dengan suplemen
makanan dan obat tradisional.
g. Aktivitas; pasien lupus sebaiknya tetap beraktivitas normal. Olahraga diperlukan untuk
mempertahankan densitas tulang dan berat badan normal. Tetapi tidak boleh berlebihan
karena lelah dan stress sering dihubungkan dengan kekambuhan. Pasien disarankan untuk
menghindari sinar matahari, bila harus terpaksa harus terpapar matahari harus
menggunakan krim pelindung matahari (waterproof sunblock) setiap 2 jam.
LANJUTAN...
h. Kalsium; semua pasien LES yang mengalami arthritis serta mendapat terapi prednison
berisiko untuk mengalami osteopenia, karenanya memerlukan suplementasi kalsium.
i. Penatalaksanaan infeksi; pengobatan segera bila ada infeksi terutama infeksi bakteri. Setiap
kelainan urin harus dipikirkan kemungkinan pielonefritis
2. Non Medis
Adapun penatalaksanaan dengan cara non medis yaitu dengan menggunakan kunyit. Hasil
penelitian menunjukan bahwa kunyit merupakan bahan yang memiliki kandungan yang
mengandung anti inflammatory yang dapat menyembuhkan ruam-ruam pada kulit serta anti-
cancer. Selain itu jalani gaya hidup sehat seperti berolahraga, beristirahat, mengkonsumsi buah-
buahan, sayuran dan biji-bijian.
Asuhan keperawatan Pada Pasien
Lupus Eritematosus Sistemik (LES /
SLE)
PENGKAJIAN
1. Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan pada gejala
sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri, kaku,
demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien.
2. Kulit
Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher.
3. Kardiovaskuler
Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura.Lesi eritematous
papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan gangguan vaskuler terjadi di ujung
jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan.
4. Sistem Muskuloskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.
5. Sistem integument
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal
hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
LANJUTAN...
6. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
7. Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura
di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral
tangan dan berlanjut nekrosis.
8. Sistem Renal
Edema dan hematuria.
9. Sistem saraf
Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang, korea ataupun manifestasi
SSP lainnya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN