Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN SYSTEMIC LUPUS


SERYTHEMATOSUS (SLE)

Nama Kelompok:
Baghase Prasetyo (202001012)
Essa Nalurita (202001023)
Luki Sari (202001032)
Novriska Aiko A (202001041)
Salsabilla Enggrita P (202001067)
Adinda Cantika P (202001069)

Dosen Pembimbing : Ns. Eko Arik Susmiatin, M. Kep.,Sp.,Kep.J


Definisi
Systemic Lupus Erythematosus adalah penyakit autoimun kronis. Pada penyakit autoimun
tubuh melakukan reaksi yang berlebihan terhadap stimulus asing dan memproduksi banyak antibodi
ataupun protein- protein yang melawan jaringan tubuh. Sistem imun ini tidak dapat membedakan antara
senyawa asing dan jaringan tubuhnya sendiri sehingga menyebabkan antibodi bereaksi menyerang
jaringan dan sel tubuhnya sendiri. Antibodi ini disebut autoantibodi yang menyebabkan terjadinya
inflamasi dan kerusakan pada sebagian besar jaringan tubuh. (Kyle, 2014).
Systemic Lupus Erythematosus merupakan salah satu dari beberapa jenis Lupus
Erythematosus. Jenis Lupus Erythematosus yaitu Discoid Lupus (DLE) yang menyerang organ bagian
dalam, serta Drug Induce Lupus (DILE) yang diakibatkan obat tanpa adanya sejarah penyakit rematik.
Sejauh ini obat- obatan yang memiliki risiko tinggi yaitu hidralazine (obat darah tinggi) sebesar 5-8%
dan prokainamide (obat penstabil detak jantung) sebesar 20%. Diantara bentuk DLE terdapat bentuk
kelainan lain, yaitu Subacute Cutaneous Erythematosus. Bentuk ini merupakan kelainan mukokutan
dengan gejala sistemik yang ringan sampai sedang. Kelainan ini ditandai oleh keterlibatan sistemik yang
ringan dan muncul ketika terjadi kelainan autoantibodi. Systemic Lupus Erythematosus menyerang
multiorgan dengan gambaran klinik yang sangat bervariasi, diantaranya sendi, kulit, ginjal,paru- paru,
jantung, pembuluh darah, sistem syaraf, otak, dan mulut serta menyebabkan kematian. (Kyle, 2014).
Klasifikasi
Menurut Hasdianah dkk (2014) ,Penyakit Systemic lupus erythematosus (SLE) dapat diklasifikasikan menjadi 4
macam, Terdapat empat klasifikasi Systemic lupus erythematosus (SLE), yaitu :
1. Systemic lupus erythematosus (SLE) merupakan jenis lupus yang paling umum dan banyak diderita.
Penyakit SLE merupakan penyakit radangan atau inflamasi multisistem yang disebabkan oleh banyak
faktor dan dikarakterisasi oleh adanya gangguan disregulasi sistem imun berupa peningkatan sistem imun
dan produksi autoantibodi yang berlebihan.Terbentuknya autoantibodi terhadap dsDNA, berbagai macam
ribonukleo protein intraseluller, sel-sel darah dan fofolipid dapat menyebabkan kerusakan jaringan melalui
mekanisme pengaktifan komplemen
2. Discoid lupus merupakan lupus yang hanya menyerang pada kulit. Lesi berbentuk lingkaran atau cakram
dan ditandai oleh batas eritema yang meninggi, skuama, sumbatan folikuler, dan telangiektasia. Lesi ini
timbul di kulit kepala, telinga, wajah lengan punggung, dan dada.
3. Drug-induced lupus merupakan lupus yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu. Lupus yang
disebabkan oleh indikasi obat tertentu khususnya pada asetilator yang mempunyai gen Human Leukocyte
Antigen DRelated (HLA DR-4) menyebabkan asetilasi obat menjadi lambat,obat banyak terakumulasi di
tubuh protein tubuh.
4. Neonatal lupus merupakan penyakit autoimun yang terjadi pada janin akibat transfer transplasenta
otoantibodi anti-SSA (anti-Ro) dan anti-SSB (anti-La) atau anti-U1RNP dari ibu ke janin. Kondisi lupus ini
sangat langkah dan hanya menginfeksi bayi pada wanita yang juga menderita penyakit lupus saja.
Etiologi
Menurut Dalami dkk, 2015, Etiologi lupus secara pasti masih belum jelas,
penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE) dapat ditimbulkan karena gangguan sistem
imun pada sel B dan sel T, atau pada interaksi antara kedua sel tersebut. Hal tersebut akan
menyebabkan aktivasi sel-sel B poliklonal, akibatnya terjadi pembentukan autoantibodi
secara berlebihan.
Autoantibodi adalah antibodi patologik yang terbentuk akibat sistem imun tubuh
tidak dapat membedakan antara “self ” dan “nonself ”. Selain itu banyak faktor lain yang
berperan terhadap timbulnya penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE), faktor lain:
• Faktor Genetik
• Faktor imunologi
• Faktor hormonal
• Faktor lingkungan
Manifestasi Klinis
Menurut (Kyle, 2014), Awal mula penyakit ini sifatnya membayakan atau
akut. Systemic Lupus Erythematosus bisa saja tidak terdiagnosis selama
beberapa tahun. Proses klinis penyakit meliputi eksaserbasi dan remisi.
1. Gejala klasik
2. Sistem integumen
3. Sistem pernapasan
4. Sistem kardiovaskuler
5. Manifestasi ginjal
6. Manifestasi gastrointestinal
7. Manifestasi hemopoetik
8. Manifestasi neuropsikiatrik
Patofisiologi
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan
peningkatan autoimun yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh
kombinasi antara factor-faktor genetic, hormonal (sebagaimana terbukti oleh awal penyakit
yang biasanya terjadi selama usia reproduktif) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar
termal). Obat obatan tertentu seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin dan
beberapa preparat antikonvulsan disamping itu makanan sepeti kecambah alfalfa turut
terlibat dalam beberapa penyakit, SLE-akibat senyawa kimia atau obat obatan. Pada SLE,
peningkatan produksi autoimun diperkirakan terjadi akibat fungsi selT-supresor yang
abnormal sehingga timbul penumpukkan kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi
akan menstimulasi antigen yang selanjtnya merangsang antibody berulang kembali
WOC

0
Pemeriksaan Penunjang
Priode aktifitas penyakit dapat sulit untuk didiagnosa. Keterlibatan ginjal sering kali disalah
artikan dengan pre-eklamsia, tetapi temuan adanya peningkatan antibody anti DNA serta
penurunan tingkat komplemen membantu mengarahkan pada ruam. Antibody fosfolipid dapat
timbul tanpa Systemic Lupus Erythematosus (SLE) tetapi menandakan resiko keguguran.
Pemeriksaan penunjang:
1. Hemoglobin, lekosit, laju endap darah (LED)
2. Urin rutin dan mikroskopik, protein kwantitatif 24 jam, dan bila diperlukan kreatinin urin
3. Kimia darah (ureum, kreatinin, fungsi hati, profil lipid)
4. PT, aPTT pada sindroma antifosfolipid
5. Serologi ANA, anti-dsDNA, KomplemeN C3 dan C4
6. Foto polos thorax
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis :
• Koetikosteroid (prednisone 1-2 mg/kg/hr s/d 6 bulan postpartum)
(metilprednisolon 1000mg/24jm dengan pulse steroid th/ selama
3hr, jika membaik dilakukan tapering off).
• AINS (Aspirin 80 mg/hr sampai 2 minggu sebelum TP).
• Imunosupresan (Azethiprine 2-3 mg/kg per oral).
• Siklofospamid, diberikan pada kasus yang mengancam jiwa 700-
1000 mg/mluaspermukaan tubuh, bersama dengan steroid selama
3 bulan setiap 3 minggu.
.
Penatalaksanaan
Penatalaksanan Keperawatan
Asuhan keperawatan untuk pasien Systemic Lupus Erythematosus (SLE) biasannya sama seperti
asuhan keperawatan untuk pasien penyakit reumatik Diagnosis keperawatan utama berfokus pada keletihan,
membuat integritas kulit gangguan citra tubuh, dan defisiensi pengetahuan.
1. Pekalah terhadap reaksi psikologis pasien akibat perubahan yang terjadi dan proses penyakit Systemic
Lupus Erythematosus (SLE) yang tidak terduga: dorong pasien untuk berpatisifasi dalam kelompok
pendukung, yang dapat memberikan informasi mengenai penyakit, tips penatalaksanaan sehari-hari, dan
dukungan sosial.
2. Ingatkan pasien untuk menghidari paparan sinar matahari dan sinar ultrapiolet atau untuk melindungi diri
mereka dengan tabir surya dan pakaiaan.
3. Karena beberapa sistem organ berisiko tinggi terkena penyakit ini, ingatkan pasien tentang pentingmya
menjalani skrinning rutin secara berkala dan juga aktifitas untuk meningkatkan kesehatan.
4. Rujuk pasien untuk menemui ahli diet jika perlu.
5. Jelaskan kepada pasien tentang pentingnya melanjutkan medikasi yang telah diterapkan, dan memahami
perubahan serta kemungkinan efek samping yang cenderung terjadi akibat penggunaan obat tersebut.
6. Ingatkan pasien tentang pentingnya menjalani pemeriksaan karena mereka rentan beresiko tinggi
megalami ganguan sistemik, termasuk pada ginjaldan kardiovaskuler.
Komplikasi
Komplikasi Systemic Lupus Erythematosus (SLE
1.Ginjal
2.Sistem Syaraf
3.Penggumpalan darah
4.Kardiovaskuler
5.Paru-paru
6.Otot dan kerangka tubuh
7.kulit
Asuhan Keperawatan
Kasus
Seorang wanita berumur 34 tahun dengan nama Ny. Ana datang ke RS dengan keadaan
badannya terlihat lemas dan pucat pada wajahnya. Ny. Ana mengatakan dia seperti tidak
bertenaga dan merasa Lelah. Ny ana mengatakan bahwa sudah 5 hari yang lalu dia merasa
sesak napas serta saat bernapas terasa sakit atau nyeri serta disertai sakit kepala. Badannya
terlihat kurus karena dia mengatakan tidak nafsu makan. Ny. Ana mengatakan sudah 5 bulan
yang lalu badan dan sendi-sendi dibagian tangan dan lutut terasa kaku saat digerakan. Terlihat
pasien tampak meringis saat perawat membantu mengerakan tanggan dan lutut.
Terdapat bintil- bintil berwarana merah di bagian wajah yaitu pipi dan hidung serta tampak
adanya peradangan pada siku dan lesi pada leher. Ny. Ana mengatakan bahwa jika bintil-bintil itu
terkena sinar maatahari akan tersa sakit. Ny. Ana juga mengatakan bahwa dia juga pernah binti-
bintil seperti itu namun kemudian dibelikan obat sembuh, lalu kemudian muncul ruam lebih parah
dari pada sebelumnya. Pasien juga mengeluhkan demam yang berkepanjangan tidak sembuh.
Juga terlihat adanya sariwan di mulut dan tenggorokan. Setelah dilakukan pemeriksaan terdapat
hasil TTV, N: 80x / menit, S: 38c, TD: 130/90, RR: 30xmenit, HB: 11gr /dl, WBC 15000 /mm. hasil
tes ANA positif dengan hasil nlebih dari 60 unit ( terdeteksi penyakit autoimun lupus ).
Pengkajian
Ekstremitas
Pemeriksaan Fisik Ekstremitas atas : terpasang infus
Keadaan umum : dalam keadaan sakit Ekstremitas bawah : tidak terdapat luka dan tidak ada odema
Tanda tanda vital : Genetalia : tidak terpasang kateter dan bersih.
Nadi : 80 x/ menit
TD : 130 / 90 mmhg
S: 38 C Pemeriksaan penunjang:
RR : 40x / menit 1. Hemoglobin, lekosit, laju endap darah (LED)
Kesadaran : composmentis 4-5-6 2. Urin rutin dan mikroskopik, protein kwantitatif 24 jam, dan bila
diperlukan kreatinin urin
Kepala: 3. Kimia darah (ureum, kreatinin, fungsi hati, profil lipid)
Wajah : tampak pucat , bnetuk wajah simestris. 4. PT, aPTT pada sindroma antifosfolipid
Hidung : bersih dikedua sisi dan Simestris dikedua sisi. 5. Serologi ANA, anti-dsDNA, KomplemeN C3 dan C4
Mulut : gigi bersih, tampak kering , terlihat adanya jmaur 6. Foto polos thorax
candida( sariawan )
Leher : terdapat ruam merah serta lesi pada leher.
Dada dan thorak:
Inspeksi : bentuk simetris dan retraksi dinding dada yang tidak
simetris.
Palpasi ; tidak ada benjolan
Perkusi : suara jantung pekak, suara paru sonor
Auskultasi : terdapat penurunan bunyi napas, dan pola napas
tidak efektif.
Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
Ds: - pasien mengatakan sudah lima bulan yang
lalu badan dan sendi-sendinya dibagian lutut dan Nyeri Kronis
tangan terasa kaku dan nyeri jika digerakan.
Do: - pasien terlihat tampak meringis saat
perawat membantu mengerakkan tangan dan
lutut

Ds: pasien mengatakan mengalami sesak napas Pola nafas tidak efektif

dan saat bernapas terasa nyeri. Pasien


mengatakan dia merasa sakit.

Do: - TTV, N: 80x / menit, TD: 130/90, RR:


40xmenit

Ds : - pasien mengatakan badannya terasa tidak Keletihan


bertenaga dan merasa Lelah

Do : - badannya terlihat lemas dan pucat


Analisa Data
Data Masalah Keperawatan

Ds : - pasien mengatakan tidak nafsu makan.


Risiko deficit nutrisi
Do : - badan pasien terlihat kurus.
Badan pasien terlihat pucat dan lemas.

Ds : -pasien mengatakan ada bintil- bintil Gangguan integritas kulit

hitam diwajahnya. Jika terkena sinar


matahari tersa sakit.
Do : - terlihat adanya ruam merah bagian
wajah yaitu pipi dan hidung serta tampak
adanya peradangan pada siku dan lesi
pada leher
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan imunitas (penyakit lupus) ditandai dengan
sendi-sendi dan seluruh badan terasa sakit dan kaku.
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan Pleurisy (radang selaput paru) ditandai
dengan sesak napas dan nyeri saat bernapas.
3. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (penyakit kronis ) ditandai dengan badan
terasa letih , lemas dan tidak bertenaga.
4. Risiko deficit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk makan ditandai dengan nafsu
makan menurun badan terlihat kurus.

5. Gangguan integritas kulit / jaringan berhubungan dengan perubahan hormonal ditandai


dengan adanya ruam merah dan lesi dibagian tubuh.
NO. SDKI SKI SLKI

1. Nyeri Kronis 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas 1. Keluhan nyeri : 5 (menurun)
Diagnosis keperawatan : Nyeri kronis nyeri 2. Meringis : 5 (menurun)
berhubungan dengan gangguan imunitas 2. Identifikasi skala nyeri 3. Sikap protektif : 5 (menurun)
Intervensi Keperawatan
(penyakit lupus) ditandai dengan sendi-sendi dan 3. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis.TENS, 4. Gelisah : 5 (menurun)
seluruh badan terasa sakit dan kaku. hipnosis, akupresur, terapi, musik, terapi pijat, aroma terapi) 5. Kesulitan tidur : 5 (menurun)
4. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
5. Jelaskan strategi meredakan nyeri

2. Pola Nafas Tidak Efektif 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas 1. Dispnea : 5 (menurun)
2. Monitor pola napas 2. Bunyi napas tambahan : 5 (menurun)
Diagnosis keperawatan : 3. Monitor adanya sumbatan jalan napas 3. Pola napas : (membaik)
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan 4. Monitor nilai AGD
Pleurisy (radang selaput paru) ditandai dengan 5. Pertahankan kepatenan jalan napas
sesak napas dan nyeri saat bernapas. 6. Berikan oksigen tambahan, jika perlu

3. Keletihan 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan 1. Verbalisasi kepulihan energi : 5
Diagnosis keperawatan : 2. Monitor pola dan jam tidur (meningkat)
Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis 3. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus 2. Kemampuan melakukan aktivitas
(penyakit kronis ) ditandai dengan badan terasa 4. Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif rutin : 5 (meningkat)
letih, lemas dan tidak bertenaga. 5. Anjurkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan 3. Verbalisasi lelah : 6 (menurun)
4. Lesu : 6 (menurun)
5. Pola istirahat : membaik (5)
4. Risiko Deficit Nutrisi 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori 1. Porsi makan yang dihabiskan : 5
Diagnosa keperawatan : 2. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien (meningkat)
Risiko deficit nutrisi berhubungan dengan 3. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, 2. Verbalisasi keinginan untuk
keengganan untuk makan ditandai dengan nafsu 4. ntlematik), jika perlu meningkatkan nutrisi : 5 (meningkat)
makan menurun badan terlihat kurus. 5. Kolaborasi dengan ahli gii untuk menentukan jumlah kalori dan jenis 3. Frekuensi makan : 5 (meningkat)
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu 4. Nafsu makan : 5 (meningkat)

5. Gangguan Integritas Kulit 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi, 1. Kerusakan jaringan : 5 (menurun)
Diagnosa keperawatan : perubaham status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan 2. Kerusakan lapisan kulit : 5
Gangguan integritas kulit / jaringan berhubungan ekstrem, penuruna mobilitas) (menurun)
dengan perubahan hormonal ditandai dengan 2. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif 3. Kemerahan : 5 (menurun)
adanya ruam merah dan lesi dibagian tubuh 3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 4. Tekstur : 5 (membaik)
4. Kolaborasi pemberian antibiotik
No. Daignosa Keperawatan Tanggal/jam Tindakan paraf
1. Nyeri Kronis 16-03-2022 1. Mengdentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Implementasi Keperawatan 09.00
2.
nyeri
Mengidentifikasi skala nyeri
3. Memerikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis.TENS,
hipnosis, akupresur, terapi, musik, terapi pijat, aroma terapi)
4. Mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri

2. Pola Nafas Tidak Efektif 16-03-2022 1. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
11.00 2. Memonitor pola napas
3. Memonitor adanya sumbatan jalan napas
4. Memonitor nilai AGD
5. Mepertahankan kepatenan jalan napas

3. Keletihan 16-03-2022 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan


13.00 2. Memonitor pola dan jam tidur
3. Menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus
4. Melakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif

4. Risiko Deficit Nutrisi. 16-03-2022 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori
15.00
2. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
3. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antlematik), jika perlu

5. Gangguan Integritas Kulit 16-03-2022 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori
17.00
2. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
3. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antlematik), jika perlu
No. Daignosa Keperawatan Tanggal/jam Catatan Perkembangan paraf

Evaluasi Keperawatan 1. Nyeri Kronis berhubungan dengan gangguan 17-03-2022 S : Pasien mengatakan nyeri pada sendi – sendi dan
imunitas (penyakit lupus) ditandai dengan sendi- seluruh badan terasa sakit dan kaku
sendi dan seluruh badan terasa sakit dan kaku O : Nyeri pada pasien sudah berkurang, skala nyeri : 4
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

2. Pola Nafas Tidak Efektif 17-03-2022 S : Pasien mengatakan sesak napas dan yeri saat
berhubungan dengan Pleurisy (radang selaput bernapas
paru) ditandai dengan sesak napas dan nyeri saat O : Sesak napas pasien sudah berkurang
bernapas. A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

3. Keletihan 17-03-2022 S : Pasien mengatakan badan terasa letih, lemas dan


berhubungan dengan kondisi fisiologis (penyakit tidak bertenaga
kronis ) ditandai dengan badan terasa letih, lemas O : Pasien sudah bisa melakukan aktivitas dengan
dan tidak bertenaga normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

4. Risiko Deficit Nutrisi berhubungan dengan 17-03-2022 S : Pasien mengeluh tidak nafsu makan
keengganan untuk makan ditandai dengan nafsu O : Nafsu makan pasien sudah membaik ditandai
makan menurun badan terlihat kurus. dengan kenaikan berat badan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

5. Gangguan Integritas Kulit 17-03-2022 S : Pasien mengatakan terdapat bintil – bintil


berhubungan dengan perubahan hormonal diwajahnya dan jika terkena sinar matahari terasa sakit
ditandai dengan adanya ruam merah dan lesi O : Ruam merah dan lesi dibagian tubuh sudah terlihat
dibagian tubuh. berkurang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Kesimpulan

Penyakit lupus merupakan salah satu penyakit berbahaya. Penyakit


ini merupakan salah satu penyakit autoimun, dimana sistem imun terbentuk
secara berlebihan sehingga kelainan ini lebih dikenal dengan nama
autoimunitas. Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti apa yang
menyebabkannya tetapi diduga yang menjadi penyebabnya adalah factor
genetik, infeksi (kuman dan virus) sinar ultraviolet, obat-obatan tertentu,
dan lingkungan. Penyakit ini menimbulkan gejala-gejala umum yang sering
dianggap sepele tetapi justru perlu untuk ditangani sejak awal agar terhindar
dari penyebaran yang berakibat fatal.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai