Nama Kelompok:
Baghase Prasetyo (202001012)
Essa Nalurita (202001023)
Luki Sari (202001032)
Novriska Aiko A (202001041)
Salsabilla Enggrita P (202001067)
Adinda Cantika P (202001069)
0
Pemeriksaan Penunjang
Priode aktifitas penyakit dapat sulit untuk didiagnosa. Keterlibatan ginjal sering kali disalah
artikan dengan pre-eklamsia, tetapi temuan adanya peningkatan antibody anti DNA serta
penurunan tingkat komplemen membantu mengarahkan pada ruam. Antibody fosfolipid dapat
timbul tanpa Systemic Lupus Erythematosus (SLE) tetapi menandakan resiko keguguran.
Pemeriksaan penunjang:
1. Hemoglobin, lekosit, laju endap darah (LED)
2. Urin rutin dan mikroskopik, protein kwantitatif 24 jam, dan bila diperlukan kreatinin urin
3. Kimia darah (ureum, kreatinin, fungsi hati, profil lipid)
4. PT, aPTT pada sindroma antifosfolipid
5. Serologi ANA, anti-dsDNA, KomplemeN C3 dan C4
6. Foto polos thorax
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis :
• Koetikosteroid (prednisone 1-2 mg/kg/hr s/d 6 bulan postpartum)
(metilprednisolon 1000mg/24jm dengan pulse steroid th/ selama
3hr, jika membaik dilakukan tapering off).
• AINS (Aspirin 80 mg/hr sampai 2 minggu sebelum TP).
• Imunosupresan (Azethiprine 2-3 mg/kg per oral).
• Siklofospamid, diberikan pada kasus yang mengancam jiwa 700-
1000 mg/mluaspermukaan tubuh, bersama dengan steroid selama
3 bulan setiap 3 minggu.
.
Penatalaksanaan
Penatalaksanan Keperawatan
Asuhan keperawatan untuk pasien Systemic Lupus Erythematosus (SLE) biasannya sama seperti
asuhan keperawatan untuk pasien penyakit reumatik Diagnosis keperawatan utama berfokus pada keletihan,
membuat integritas kulit gangguan citra tubuh, dan defisiensi pengetahuan.
1. Pekalah terhadap reaksi psikologis pasien akibat perubahan yang terjadi dan proses penyakit Systemic
Lupus Erythematosus (SLE) yang tidak terduga: dorong pasien untuk berpatisifasi dalam kelompok
pendukung, yang dapat memberikan informasi mengenai penyakit, tips penatalaksanaan sehari-hari, dan
dukungan sosial.
2. Ingatkan pasien untuk menghidari paparan sinar matahari dan sinar ultrapiolet atau untuk melindungi diri
mereka dengan tabir surya dan pakaiaan.
3. Karena beberapa sistem organ berisiko tinggi terkena penyakit ini, ingatkan pasien tentang pentingmya
menjalani skrinning rutin secara berkala dan juga aktifitas untuk meningkatkan kesehatan.
4. Rujuk pasien untuk menemui ahli diet jika perlu.
5. Jelaskan kepada pasien tentang pentingnya melanjutkan medikasi yang telah diterapkan, dan memahami
perubahan serta kemungkinan efek samping yang cenderung terjadi akibat penggunaan obat tersebut.
6. Ingatkan pasien tentang pentingnya menjalani pemeriksaan karena mereka rentan beresiko tinggi
megalami ganguan sistemik, termasuk pada ginjaldan kardiovaskuler.
Komplikasi
Komplikasi Systemic Lupus Erythematosus (SLE
1.Ginjal
2.Sistem Syaraf
3.Penggumpalan darah
4.Kardiovaskuler
5.Paru-paru
6.Otot dan kerangka tubuh
7.kulit
Asuhan Keperawatan
Kasus
Seorang wanita berumur 34 tahun dengan nama Ny. Ana datang ke RS dengan keadaan
badannya terlihat lemas dan pucat pada wajahnya. Ny. Ana mengatakan dia seperti tidak
bertenaga dan merasa Lelah. Ny ana mengatakan bahwa sudah 5 hari yang lalu dia merasa
sesak napas serta saat bernapas terasa sakit atau nyeri serta disertai sakit kepala. Badannya
terlihat kurus karena dia mengatakan tidak nafsu makan. Ny. Ana mengatakan sudah 5 bulan
yang lalu badan dan sendi-sendi dibagian tangan dan lutut terasa kaku saat digerakan. Terlihat
pasien tampak meringis saat perawat membantu mengerakan tanggan dan lutut.
Terdapat bintil- bintil berwarana merah di bagian wajah yaitu pipi dan hidung serta tampak
adanya peradangan pada siku dan lesi pada leher. Ny. Ana mengatakan bahwa jika bintil-bintil itu
terkena sinar maatahari akan tersa sakit. Ny. Ana juga mengatakan bahwa dia juga pernah binti-
bintil seperti itu namun kemudian dibelikan obat sembuh, lalu kemudian muncul ruam lebih parah
dari pada sebelumnya. Pasien juga mengeluhkan demam yang berkepanjangan tidak sembuh.
Juga terlihat adanya sariwan di mulut dan tenggorokan. Setelah dilakukan pemeriksaan terdapat
hasil TTV, N: 80x / menit, S: 38c, TD: 130/90, RR: 30xmenit, HB: 11gr /dl, WBC 15000 /mm. hasil
tes ANA positif dengan hasil nlebih dari 60 unit ( terdeteksi penyakit autoimun lupus ).
Pengkajian
Ekstremitas
Pemeriksaan Fisik Ekstremitas atas : terpasang infus
Keadaan umum : dalam keadaan sakit Ekstremitas bawah : tidak terdapat luka dan tidak ada odema
Tanda tanda vital : Genetalia : tidak terpasang kateter dan bersih.
Nadi : 80 x/ menit
TD : 130 / 90 mmhg
S: 38 C Pemeriksaan penunjang:
RR : 40x / menit 1. Hemoglobin, lekosit, laju endap darah (LED)
Kesadaran : composmentis 4-5-6 2. Urin rutin dan mikroskopik, protein kwantitatif 24 jam, dan bila
diperlukan kreatinin urin
Kepala: 3. Kimia darah (ureum, kreatinin, fungsi hati, profil lipid)
Wajah : tampak pucat , bnetuk wajah simestris. 4. PT, aPTT pada sindroma antifosfolipid
Hidung : bersih dikedua sisi dan Simestris dikedua sisi. 5. Serologi ANA, anti-dsDNA, KomplemeN C3 dan C4
Mulut : gigi bersih, tampak kering , terlihat adanya jmaur 6. Foto polos thorax
candida( sariawan )
Leher : terdapat ruam merah serta lesi pada leher.
Dada dan thorak:
Inspeksi : bentuk simetris dan retraksi dinding dada yang tidak
simetris.
Palpasi ; tidak ada benjolan
Perkusi : suara jantung pekak, suara paru sonor
Auskultasi : terdapat penurunan bunyi napas, dan pola napas
tidak efektif.
Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
Ds: - pasien mengatakan sudah lima bulan yang
lalu badan dan sendi-sendinya dibagian lutut dan Nyeri Kronis
tangan terasa kaku dan nyeri jika digerakan.
Do: - pasien terlihat tampak meringis saat
perawat membantu mengerakkan tangan dan
lutut
Ds: pasien mengatakan mengalami sesak napas Pola nafas tidak efektif
1. Nyeri Kronis 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas 1. Keluhan nyeri : 5 (menurun)
Diagnosis keperawatan : Nyeri kronis nyeri 2. Meringis : 5 (menurun)
berhubungan dengan gangguan imunitas 2. Identifikasi skala nyeri 3. Sikap protektif : 5 (menurun)
Intervensi Keperawatan
(penyakit lupus) ditandai dengan sendi-sendi dan 3. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis.TENS, 4. Gelisah : 5 (menurun)
seluruh badan terasa sakit dan kaku. hipnosis, akupresur, terapi, musik, terapi pijat, aroma terapi) 5. Kesulitan tidur : 5 (menurun)
4. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
5. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Pola Nafas Tidak Efektif 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas 1. Dispnea : 5 (menurun)
2. Monitor pola napas 2. Bunyi napas tambahan : 5 (menurun)
Diagnosis keperawatan : 3. Monitor adanya sumbatan jalan napas 3. Pola napas : (membaik)
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan 4. Monitor nilai AGD
Pleurisy (radang selaput paru) ditandai dengan 5. Pertahankan kepatenan jalan napas
sesak napas dan nyeri saat bernapas. 6. Berikan oksigen tambahan, jika perlu
3. Keletihan 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan 1. Verbalisasi kepulihan energi : 5
Diagnosis keperawatan : 2. Monitor pola dan jam tidur (meningkat)
Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis 3. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus 2. Kemampuan melakukan aktivitas
(penyakit kronis ) ditandai dengan badan terasa 4. Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif rutin : 5 (meningkat)
letih, lemas dan tidak bertenaga. 5. Anjurkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan 3. Verbalisasi lelah : 6 (menurun)
4. Lesu : 6 (menurun)
5. Pola istirahat : membaik (5)
4. Risiko Deficit Nutrisi 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori 1. Porsi makan yang dihabiskan : 5
Diagnosa keperawatan : 2. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien (meningkat)
Risiko deficit nutrisi berhubungan dengan 3. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, 2. Verbalisasi keinginan untuk
keengganan untuk makan ditandai dengan nafsu 4. ntlematik), jika perlu meningkatkan nutrisi : 5 (meningkat)
makan menurun badan terlihat kurus. 5. Kolaborasi dengan ahli gii untuk menentukan jumlah kalori dan jenis 3. Frekuensi makan : 5 (meningkat)
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu 4. Nafsu makan : 5 (meningkat)
5. Gangguan Integritas Kulit 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi, 1. Kerusakan jaringan : 5 (menurun)
Diagnosa keperawatan : perubaham status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan 2. Kerusakan lapisan kulit : 5
Gangguan integritas kulit / jaringan berhubungan ekstrem, penuruna mobilitas) (menurun)
dengan perubahan hormonal ditandai dengan 2. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif 3. Kemerahan : 5 (menurun)
adanya ruam merah dan lesi dibagian tubuh 3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 4. Tekstur : 5 (membaik)
4. Kolaborasi pemberian antibiotik
No. Daignosa Keperawatan Tanggal/jam Tindakan paraf
1. Nyeri Kronis 16-03-2022 1. Mengdentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Implementasi Keperawatan 09.00
2.
nyeri
Mengidentifikasi skala nyeri
3. Memerikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis.TENS,
hipnosis, akupresur, terapi, musik, terapi pijat, aroma terapi)
4. Mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri
2. Pola Nafas Tidak Efektif 16-03-2022 1. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
11.00 2. Memonitor pola napas
3. Memonitor adanya sumbatan jalan napas
4. Memonitor nilai AGD
5. Mepertahankan kepatenan jalan napas
4. Risiko Deficit Nutrisi. 16-03-2022 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori
15.00
2. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
3. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antlematik), jika perlu
5. Gangguan Integritas Kulit 16-03-2022 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori
17.00
2. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
3. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antlematik), jika perlu
No. Daignosa Keperawatan Tanggal/jam Catatan Perkembangan paraf
Evaluasi Keperawatan 1. Nyeri Kronis berhubungan dengan gangguan 17-03-2022 S : Pasien mengatakan nyeri pada sendi – sendi dan
imunitas (penyakit lupus) ditandai dengan sendi- seluruh badan terasa sakit dan kaku
sendi dan seluruh badan terasa sakit dan kaku O : Nyeri pada pasien sudah berkurang, skala nyeri : 4
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. Pola Nafas Tidak Efektif 17-03-2022 S : Pasien mengatakan sesak napas dan yeri saat
berhubungan dengan Pleurisy (radang selaput bernapas
paru) ditandai dengan sesak napas dan nyeri saat O : Sesak napas pasien sudah berkurang
bernapas. A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
4. Risiko Deficit Nutrisi berhubungan dengan 17-03-2022 S : Pasien mengeluh tidak nafsu makan
keengganan untuk makan ditandai dengan nafsu O : Nafsu makan pasien sudah membaik ditandai
makan menurun badan terlihat kurus. dengan kenaikan berat badan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan