PENDAHULUAN
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
mandiri, dengan staf yang khusus danmengancam nyawa atau potensial
mengancam nyawa (Setyawati A. 2017). Kondisi yang sering terjadi pada
pasien di ICU adalah hemodinamik yang tidak stabil yang ditandai dengan
peningkatan MAP, denyut jantung, dan frekuensi pernafasan, serta
penurunan saturasi oksigen (Gattinoni L.2013). Hemodinamik yaitu
pemeriksaan aspek fisik sirkulasi darah, fungsi jantung dan karakteristik
fisiologis vascular perifier (Jevons. 2009).Penilaian hemodinamik dapat
dilakukan secara invasive dan non invasive. Nadi dan tekanan darah
merupakan komponen pemantauan hemodinamik. Denyut jantung
merupakan hasil dari aktivitas listrik jantung yang dipengaruhi oleh sistem
konduksi dan elektrolit, indikator perfusi perifer; CRT, warna kulit,
kelembaban dan suhu badan. Organ vital lain seperti paru-paru, otak, dan
ginjal juga dapat berperan dalam perubahan hemodinamik(Gattinoni
L.2013).
Rumah Sakit dalam menyikapi terapi non farmakologis yang efefktif untuk
Dr.Soegiri Lamongan.
2) Bagi profesi keperawatan: Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi
farmaologis.
3) Bagi peneliti: Kegunaan untuk peneliti adalah bahwa penelitian ini
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
sudah lebih dari 3000 tahun yang lalu dan digunakan dalam pencegahan dan
tubuh kita. Setiap organ dalam tubuh terhubung ke titik refleksi tertentu
memberikan tekanan pada meridian berbeda dan garis energi di telapak dan
menjadi zona vertikal dan horisontal, dan membuat hubungan antara organ-
organ yang terletak di setiap zona dengan daerah-daerah tertentu dari tangan
dan kaki. Dia menggambarkan teorinya dalam sebuah buku berjudul Terapi
1917.
2.1.2 Sejarah dalam perkembangan massage secara umum dan foot
massage
pijat juga. Dalam masa kejayaannya antara 300 dan 700 AD, budaya Indian
Seperti untuk pengetahuan kita, buku pertam pada topik di Eropa diterbitkan
oleh Dr Adamus dan Dr Atatis di 1582 Pada saat itu, teknik foot-massage
menjadi zona vertikal dan horisontal, dan membuat hubungan antara organ-
organ yang terletak di setiap zona dengan daerah-daerah tertentu dari tangan
dan kaki. Dia menggambarkan teorinya dalam sebuah buku berjudul Terapi
1917.
seluruh tubuh, termasuk otak. Penyakit kritis terjadi manakala aliran darah
oksigen yang cukupi sehingga otak berfungsi dengan baik dan dapat
paru-paru, dan jantung yang otomatis berdampak pada normalnya nadi dan
a. Melancarkan sirkulasi
dirugikan dengan penggunaan sepatu yang ketat dan tidak nyaman. Foot
resiko cedera dimasa yang akan datang dan mempercepat pemulihan cedera
yang ada.
keadaan santai dan rileks selama pemijatan. Salah satu bukti yang signifikan
penderita telah mengatakan bahwa gejala sakit. kepala dan migraine mereka
Tekanan darah tinggi (hipertensi) saat ini sudah menjadi masalah bagi
wanita dan pria. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti stres dan diet
yang tidak sehat. Beberapa kasus ditemukan bahwa penderita tekanan darah
runtuh. Hal ini dapat menyebabkan efek besar bagi penderitanya, seperti
akan merasa sakit kaki disebabkan oleh peradangan atau kerusakan plantar
fasciitis (jaringan ikat yang mendukung lengkungan kaki). Foot massage
Gejala paling umum yang sering diderita selama PMS adalah perasaan
sedih, tidak bahagia, cepat marah, cemas, tegang, insomia, cepat lelah, sakit
kepala, dan perubahan suasana hati. Menopause juga memiliki gejala yang
hampir sama, namun ditambah dengan mengalami hot flashes (gejala yang
tersebut.
pergelangan kaki. Hal ini sangat umum pada wanita hamil, terutama pada
trimester terakhir. Kondisi ini dapat diatasi dengan foot-massage setiap hari,
panas dan tidak terlalu dingin, penerangan yang cukup, permukaan tempat
massage yang rata dan nyaman jika diperlukan gunakan karpet dengan busa
b) Menyeimbangkan diri
Ketenangan dan kenyamanan diri adalah hal yang penting jika ingin
gerak saat memijat, rilekskan diri dengan meletakkan kedua tangan dibawah
pusar dan rasakan hangat tangan masuk memasuki daerah pusar kemudaian
c) Effeurage
meratakan minyak untuk pijat dan menghangatkan otot agar lebih rileks.
sedikit tekanan mendorong kaki maju. Ulangi prosedur ini sekitar lima
kali.
5) Tarik seluruh kaki. Gerakan ini dimaksudkan untuk meregangkan
seluruh kaki.
9) Selipkan tangan di setiap sisi kaki dan getarkan. Hal ini akan
tulang prominences.
12) Terapkan sapuan melingkar secara mendalam disepanjang bawah
14) Tarik kari kaki dengan gerakan memutar dimulai dari jari kelingking
menuju jempol.
15) Gesekkan diatas telapak kaki keseluruh permukaan kaki secara bolak
bertahap.
18) Ketika gerakan mencapai lutut lepaskan tekanan dan luncurkan
pergelangan kaki
21) Ulangi urutan massage dengan kaki yang yang satunya.
22) Handuk lembab untuk menyelimuti kaki. Gunakan handuk lembab
pada kedua kaki untuk mengompres kaki, mulai dari lutut hingga
talapak kaki.
23) Gunakan handuk untuk menyerap kelebihan minyak setelah tindakan
massage
24) Perawatan ini diakhiri dengan pendinginan untuk masing-masing kaki.
merasa rileks.
Tekanan dan gesekan harus dihindari pada luka dan memar serta pada
kondisi kulit seperti ruam, luka bakar, dan sengatan matahari. Gerakan
membantu menormalkan jaringan tubuh dan organ, oleh karena itu hal-hal
potensi bahaya ke daerah tubuh yang lain. Efek fisikologis memberi rasa
2.2 Hemodiamik
2.2.1 Definisi Heodinamik
Hemodinamik adalah pemeriksaan aspek fisik, sirkulasi darah, fungsi
dapat dilakukan tindakan yang tepat terhadap bantuan sirkulasi (Hinds dan
hemodinamik berupa gangguan fungsi organ tubuh yang bila tidak ditangani
secara cepat dan tepat akan jatuh ke dalam gagal fungsi organ multipel
(Erniody, 2013).
setiap waktu. Unit standar untuk pengukuran tekanan darah adalah milimeter air
tahanan vaskuler perifer, volume darah, viskositas darah dan elastisitas arteri.
Menurut WHO, di dalam guidelines terakhir tahun 2009, batas tekanan darah yang
masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih
dari 140/90 mmHG dinyatakan sebagai hipertensi; dan di antara nilai tsb disebut
turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg.
Factor Efek
umum.
klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau
Faktor Efek
Peningkatan Frekuensi
fisiologis. Saturasi oksigen adalah rasio antara jumlah oksigen aktual yang
(pulse oximetry) yaitu alat dengan prosedur non invasive yang dapat
dipasang pada cuping telinga, jari tangan, ataupun hidung. Pada alat ini akan
terdeteksi secara kontinue status SaO2. Alat ini sangat sederhana, akurat,
transmisi cahaya infrared melalui aliran darah arteri pada lokasi dimana alat
gejala klinis muncul, seperti warna kehitaman pada kulit atau dasar kuku.
Adapun kisaran SaO2 normal adalah 95- 100% dan SaO2 dibawah 70%
pergantian volume plasma atau dengan telinga bagian dalam sebagai respon
posisi. Pasien kritis biasanya memiliki irama detak yang lemah, tidak
lebih baik untuk diberikan intervensi dari pada ditinggalkan dalam posisi
1) Suhu tubuh
kadar oksigen yang juga akan meningkat, karenanya suhu tubuh khususnya
2) Anemia
Anemia adalah nilai sel darah merah dan zat besi yang menurun.
menurun dan hal ini akan membuat nilai saturasi oksigen menjadi menurun.
Jadi klien dapat menderita anemia berat dan memiliki oksigen yang tidak
adekuat untuk persediaan jaringan sementara oksimetri nadi akan tetap pada
nilai normal
3) Hipoksemia
darah arteri dengan nilai PaO2 kurang dari 5mmHg. Hipoksemia dapat
saturasi oksigen. Oksimetri tidak akan memberikan bacaan yang akurat jika
pada respon manusia pada masalah yang mengancam hidup seperti trauma
sistem tubuh, sistem yang lain terlibat dalam upaya mengatasi adanya
mandiri, dengan staf yang khusus dan pelengkapan yang khusus yang
penyakit akut, cedera atau penyulit yang mengancam nyawa atau potensial
staf dalam mengelola keadaan tersebut. Saat ini di Indonesia, rumah sakit
pasien.
Adapun beberapa kriteria pasien yang memerlukan perawatan di ICU
adalah:
1. Pasien berat, kritis, pasien tidak stabil yang memerlukan terapi intensif
lainnya.
3. Pasien yang memerlukan terapi intensif untuk mengatasi komplikasi
akut, sekalipun manfaat ICU sedikit, contoh pasien dengan tumor ganas
nafas.
Sedangkan pasien yang tidak perlu masuk ICU adalah:
1. Pasien mati batang otak (dipastikan secara klinis dan laboratorium).
2. Pasien yang menolak terapi bantuan hidup.
3. Pasien secara medis tidak ada harapan dapat disembuhkan lagi, contoh
vegatatif.
Semua jenis ICU tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengelola
pasien yang sakit kritis sampai yang terancam jiwanya. ICU di Indonesia
Unit dialisis dan neonatal ICU. Alasan utama untuk hal ini adalah segi
2. Tujuan ICU
Berikut adalah tujuan ICU :
a. Menyelamatkan kehidupan
Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui
lanjut.
b. Meningkatkan kualitas pasien dan mempertahankan kehidupan.
c. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien.
d. Mengurangi angka kematian pasien kritis dan mempercepat proses
penyembuhan pasien.
2.3.3 Jenis-Jenis ICU
Pelayanan ICU dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu:
a. ICU Primer
Ruang Perawatan Intensif primer memberikan pelayanan pada pasien
lain tetapi tidak terlalu kompleks. Kekhususan yang dimiliki ICU sekunder
adalah:
1. Ruangan tersendiri, berdekatan dengan kamar bedah, ruang darurat dan
care atau bila tidak tersedia oleh dokter spesialis anestesiologi, yang
hidup lanjut)
5. Memiliki tenaga keperawatan lebih dari 50% bersertifikat ICU dan
tahun
6. Kemampuan memberikan bantuan ventilasi mekanis beberapa lama dan
penunjang hidup
7. Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratorium tertentu,
RI, 2006).
c. ICU Tersier
Ruang perawatan ini mampu melaksanakan semua aspek perawatan
atau bantuan hidup multi system yang kompleks dalam jangka waktu yang
dokter ahli konsultan intensif care yang lain, yang bertanggung jawab
secara keseluruhan. Dan dokter jaga yang minimal mampu resusitasi
berpengalaman kerja di unit penyakit dalam dan bedah selama tiga tahun
6. Mampu melakukan semua bentuk pemantuan dan perawatan intensif baik
RI, 2006).
2.3.4 Indikasi Masuk Dan Keluar ICU
Apabila sarana dan prasarana ICU di suatu rumah sakit terbatas
dan atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil. Sebagai
akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi
dikeluarkan dari ICU agar fasilitas terbatas dapat digunakan untuk pasien
prioritas 1,2,3. Sebagai contoh: pasien yang memebuhi kriteria masuk tetapi
menolak terapi tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi perawataan
yang aman saja, pasien dengan perintah “Do Not Resuscitate”, pasien dalam
namun hanya karena kepentingan donor organ, maka pasien dapat dirawat di
untuk donasi.
c. Kriteria Keluar
Penyakit pasien telah membaik dan cukup stabil, sehingga tidak
atau tidak memberi hasil yang berarti bagi pasien. Apalagi pada waktu itu
pasien tidak menggunakan alat bantu mekanis khusus (Kemenkes RI, 2011).
2.3.5 Alur Pelayanan ICU
intensif meliputi:
1. Mengelola pasien mengacu pada standar keperawatan intensif dengan
konsisten
2. Menghormati sesama sejawat dan tim lainnya
3. Mengintegrasikan kemampuan ilmiah dan ketrampilan khusus serta
diikuti oleh nilai etik dan legal dalam memberikan asuhan keperawatan
4. Berespon secara terus menerus dengan perubahan lingkungan
5. Menerapkan ketrampilan komunikasi secara efektif
6. Mendemonstrasikan kemampuan ketrampilan klinis yang tinggi
7. Menginterpretasiakan analisa situasi yang kompleks
8. Mengembangkan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga
9. Berpikir kritis
10. Mampu menghadapai tantangan
11. Mengembangkan pengetahuan dan penelitian
12. Berpikir ke depan
13. Inovatif
2.3.7 Peran Perawat Kritis
Keperawatan kritis adalah suatu bidang yang memerlukan perawatan
pasien yang berkualitas tinggi dan komprehensif. Untuk pasien yang kritis,
waktu adalah sesuatu hal yang vital. Proses keperawatan memberikan suatu
pada respon manusia pada masalah yang mengancam hidup seperti trauma
melindungi klien dari efek yang tidak diinginkan yang berasal dari
2010).
BAB 3
METODE PENELITIAN
series design pada penelitian ini terdiri dari satu rangkaian waktu yang
adalah parameter hemodinamik non invasif yang terdiri dari MAP, denyut
hemodinamik non invasif diamati kembali dan dicatat sebagai data (pretest
Keterangan :
X0 : Kontrol selama 30 menit
X1 : Perlakuan foot massage selama 30 menit
O1 : Pengamatan parameter hemodinamik pretest1
O2 : Pengamatan parameter hemodinamik pretest2
O3 : Pengamatan parameter hemodinamik posttest
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang ICU RSUD dr. Soegiri Lamongan
aktifitas ilmiah mulai dari penerapan populasi, sampel dan seterusnya yaitu
Penyajian Data
Penarikan kesimpulan
3.4.2 Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat
untuk diteliti (Nursalam, 2014). Adapun kriteria insklusi dari penelitian ini
adalah:
1. Pasien yang menggunakan ventilator mode kontrol sebagian
sehingga frekuensi pernafasan yang dihasilkan merupakan usaha
nafas spontan pasien.
2. Pasien yang memiliki MAP > 70 mmHg, denyut jantung > 60 kali
per menit, frekuensi pernafasan > 12 kali per menit, dan saturasi
oksigen ≤ 100% karena tujuan penelitian ini untuk mengetahui
penurunan MAP, denyut jantung, dan frekuensi pernafasan, serta
peningkatan saturasi oksigen.
3. Pasien yang sudah tidak mendapatkan sedasi dan / atau muscle
relaxant.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependent dan
independent.
3.5.2 Variabel Penelitian
Menurut Budiman (2011) Variabel Penelitian adalah perilaku atau
Invasif.
3.6 Definisi Operasional Variabel
DefinisiOpera
Variabel Indikator AlatUkur Skala Skor
sional
Praktis, 2016).
Dalam mini riset ini melewati beberapa tahapan, melalui persetujuan
pasien dari jumlah sampel yaitu 15 pasien yang berada di ruang ICU RSUD
sebagai data awal (pretest). Setelah itu akan dilakukan observasi lagi setelah
pemberian Food Massage pada pasien pre dan post akan ditabulasi.
transkrip wawancara, data hasil observasi, data dan daftar isian serta materi
lain untuk selanjutnya diberi makna, baik secara tunggal maupun simulan
(Nursalam, 2016).
3.8.2.1 Uji Statistika
SPSS. Syarat untuk bisa dilakukan uji friedman yakni uji komparasi,
experiment dengan pre dan post tanpa adanya pembanding (control), skala
ordinal (Sugiyono,2013).
maka digunakan uji Paired T-test dan jika sebaran data tidak normal maka
sehingga penarikan kesimpulan hasil uji statistic adalah jika P sign <0,05
lunak komputer Statistical Product and Service Solution atau SPSS for
windows.
memaksa diri.
3.8.2 Anonimity atau Tanpa Nama
Untuk menjaga kerahasiaan subyek, peneliti tidak mencantumkan
nama subyek pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi kode
tertentu.
3.8.3 Confidentiality atau Kerahasiaan
Kerahasiaan informasi subyek dijamin oleh peneliti, hanya tertentu
Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil pengumpulan data pasien
pada pasien ICU sebelum dan sesudah diberikan Foot Massage serta
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ruang ICU RSUD
oleh dr. Eka Ari, Sp.An dan kepala ruang oleh Ns. Mustadi, S.Kep serta
6 bed untuk perawatan intensif regular dan 1 bed untuk perawatan isolasi.
Penelitian ini dilakukan kepada seluruh pasien yang dirawat di Ruang ICU
2) Karakteristik Responden
Responden yang diambil adalah pasien yang masuk ICU pada tanggal
(1) Umur
berumur <30 tahun, sebagian kecil atau 13,3% berumur 30-45 tahun, hampir
separuhnya atau 33,3% berumur 46-60 tahun, sebagian besar atau 53,3%
berumur 61-75 tahun dan tidak satupun atau 0% berumur >57 tahun.
46,6% bejrenis kelamin laki-laki, dan sebagian besar atau 53,4% berjenis
kelamin perempuan.
(3) Kesadaran
sebagian kecil atau 20% pasien memiliki kesadaran apatis yakni rentang
GCS 12-13, sebagian kecil lain atau 6,6% memiliki kesadaran samnolen
yakni GCS 10-11, sebagian kecil atau 6,6 kesadaran delirium yakni rentang
GCS 7-9, sebagian kecil atau 6,6% memiliki kesadaran sopor atau rentang
GSC 4-6 dan sebagian kecil lain atau 13,3% memiliki kesadaran koma atau
total GCS 3.
Dari gambar 4.2 diatas menunjukkan sebagian kecil atau 6,6% pasien
berpendidikan SD, seagian kecil lain atau 26,4 berpendidikan SMP, hampir
separuh atau 46,6% berpendidikan SMA, dan sebagian kecil atau 13,4%
berpendidikan PT.
4.1.2 Data Khusus
Parameter Jumlah ∑
MAP 15
< 60 1
60-100 6
>100 7
NADI 15
< 60 0
60-100 2
>100 13
RESPIRASI 15
<16 1
16-20 2
>20 12
SPO2 15
<90 0
90-100 15
Parameter Hemodinamik
Mean Maksimum Minimum
dan Respiratorik
mengalami kenaikan rata-rata kecuali pada data SPO2 yang menurun. Hal
Parameter Hemodinamik
Mean Maksimum Minimum
dan Respiratorik
antara pretest 1 dan pretest 2 yang cederung mengalami peningkatan. Hal ini
Parameter Hemodinamik
Mean SD P
dan Respiratorik
antara pretest 1 dan pretest 2 serta antara pretest 2 dan posttest. Perbedaan
penurunan MAP. Selain itu, terdapat pula perbedaan rerata denyut jantung
secara signifikan antara pretest 1 dan pretest 2 serta pretest 2 dan posttest.
perbedaan tersebut menunjukkan terdapat peningkatan rerata nadi permenit
dari pretest1 ke pretest 2 dan penurunan rerata nadi permenit dari pretest 2
permenit dari pretest1 ke pretest 2 dan penurunan rerata nadi permenit dari
4.2 Pembahasan
nadi, pernafasan dan penurunan terhadap rerata SPO2 antara pretest1 dan
Lamongan Sebelum diberikan Foot Massage. Dapat dilihat pada tabel 4.2
bahwa rerata MAP pada pretest1 adalah (118,89 mmHg) dan pada pretest2
rerata SPO2 yang mengalami penurunan antara pretest1 dan pretest2, yakni
nadi, pernafasan dan peningkatan terhadap rerata SPO2 antara pretest1 dan
Lamongan setelah diberikan Foot Massage. Dapat dilihat pada tabel 4.4
bahwa rerata MAP pada pretest2 adalah (122,06 mmHg) dan pada posttest
rerata SPO2 yang mengalami penurunan antara pretest1 dan pretest2, yakni
Lamongan.
Sadikin Bandung.
Penelitian ini terdiri dari tiga pengamatan yaitu pretest1, pretest2 dan
posttest, yang mana antara pretest 1 dan pretest 2 tidak dilakukan foot
massage sementara antara pretest2 dan posttest dilakukan foot massage. Hal
122.06 mmHg dan pada posttest adalah 120.82 mmHg. Hal ini menunjukkan
MAP. Rerata denyut jantung pada kelompok pretest2 – posttest juga lebih
pernafasan pada pretest2 adalah 24.47 dan pada posttest adalah 23.67 Hal
SPO2 pada pretest 2 adalah 96.27 dan pada posttest adalah 97.20 Hal ini
hal ini yang membuat pasien mengalami peningkatan MAP, denyut jantung,
sentuhan pada tubuhnya. Teori Jin Shin Jyutsu menyatakan bahwa dinamika
Oleh karena itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Foot Massage
melaksanakan foot massage dimana kami hanya belajar teknik ini melalui
modul dan youtube tanpa ada tutor yang mengajarkan secara langsung,
kurang sigifikan pada semua parameter. Selain itu kendala yang kami temui
adalah perburukan kondisi dari pasien dimana hal tersebut dimana pasien