Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN POSTPARTUM BLUES DI RUANG

MELATI RSUD DR.SOEGIRI LAMONGAN

PEMBIMBING AKADEMIK

DIAH EKO MARTINI, S.Kep., Ns., M.Kep

PEMBIMBING KLINIK :

KUSRINI, S.ST

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11

DIYAH AYU PUTRI PRATAMA (19.02.03.1631)

IRO MAISAROH (19.02.03.1643)

ELVATIARA AGHNIA ROBBANI (19.02.03.1674)

ENY RACHMAWATI (19.02.03.1675)

HASBI ASHIDIQI (19.02.03.1717)

MA’UNAH (19.02.03.1730)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) PostPartum Blues

Telah disetujui untuk dilaksanakan pada tanggal 21 september 2019. Untuk memenuhi
tugas Praktik Keperawatan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Lamongan
di Ruang Melati RSUD Dr.Soegiri Lamongan

Lamongan, 21 September 2019

Mengetahui,

Pembimbing Klinik

Pembimbing Akademik Ruang Melati RSUD Dr.SoegiriLamongan

Diah Eko Martini, S.Kep., Ns., M.Kep. Kusrini, S.ST

Kepala Ruangan

Melati RSUD Dr.SoegiriLamongan

Kusrini, S.ST.

2
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
POSTPARTUM BLUES

Tempat : Ruang Melati RSUD Dr.Soegiri Lamongan

Sasaran : Keluargadan Pasien Melati RSUD Dr.SoegiriLamongan


Hari / Tanggal : S21eptember 2019

Alokasiwaktu : 20 menit

1. LatarBelakang

Post-partum blues sendiri sudah dikenal sejak lama. Depresi setelah


melahirkan sudah dikenali sejak 460 tahun sebelum Masehi, lewat pengungkapan oleh
Hippocrates. Deskripsi lebih lengkap kemudian dikembangkan dari waktu ke waktu,
namun baru sekitar 15 tahun terakhir ini muncul banyak informasi seputar ini. Savage
pada tahun 1875 telah menulis referensi di literature kedokteran mengenai suatu
keadaan disforia ringan pascasalin yang disebut sebagai ‘milk fever ‘ karena gejala
disforia tersebut muncul bersamaan dengan laktasi.

Post-partum blues atau sering juga disebut maternity blues atau baby blues
merupakan suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu
pertama setelah persalinan.

Post-partum blues ini dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang


ringan oleh sebab itu sering tidak dipedulikan sehingga tidak terdiagnosis dan tidak
ditatalaksanai sebagaimana seharusnya, akhirnya dapat menjadi masalah yang
menyulitkan, tidak menyenangkan dan dapat membuat perasaan perasaan tidak
nyaman bagi wanita yang mengalaminya, dan bahkan kadang-kadang gangguan ini
dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis pasca-
salin, yang mempunyai dampak lebih buruk, terutama dalam masalah hubungan
perkawinan dengan suami dan perkembangan anaknya.

2. Tujuan Penyuluhan
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, klien dan keluarga dapat
memahami tentang cara mencegah dan penanganan Post Partum di harapkan dapat
meningkatkan pengetahuan keluarga pasien terhadap Post Partum
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

3
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, klien dan keluarga dapat:
1. Menyebutkan pengertian dari definisi Post Partum Blues
2. Menyebutkanetiologi dan faktor predisposisi Post Partum Blues
3. Menyebutkan tanda dan gejala Post Partum Blues
4. Menyebutkan komplikasi Post Partum Blues
5. Dapat memahami pentingnya cara pencegahan Post Partum Blues
3. Pokok Bahasan
a. Definisi Post Partum Blues
b. Etiologi Post Partum Blues
c. Tanda dan gejala Post Partum Blues
d. Komplikasi Post Partum Blues
e. Cara pencegahan Post Partum Blues
f. Penanganan Post Partum Blues
4. Sasaran
Keluarga dan klien dengan Post Partum Blues di Wilayah RSUD Dr. Soegiri
Lamongan.
5. Metode
Ceramah dan diskusi
6. Strategi Penyuluhan
a. Hari/Tanggal : Sabtu, 21 September 2019
b. Pukul : 09.00 – 09.20 WIB
c. Tempat : Ruang Tunggu Melati RSUD Dr.SoegiriLamongan
Moderator : Elvatiara Aghnia Robbani
Penyaji : 1) Iro Maisaroh
2) Diyah Ayu Putri
Notulen : Eny Rachmawati
Observer : Hasbi Ashidiqi
Fasilitator : Ma’unah
7. Pengorganisasian
a. Moderator :
- Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
- Mengatur proses dan lama penyuluhan
- Menutup acara penyuluhan
b. Penyaji :

4
- Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta
- Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan
c. Notulen :
- Mencatat pertanyaan yang diajukan oleh peserta
- Mencatat hasil penyuluhan
d. Observer :
- Mencatatnama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
- Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
- Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan
- Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan
e. Fasilitator :
- Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
- Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta
- Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
- Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta

8. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyaji

: Moderator

: Notulen

: Observer

: Fasilitator

: Audience

9. Media Penyuluhan
Materi SAP dan Leaflet
10. Kegiatan Penyuluhan

5
NO KEGIATAN KEGIATAN MEDIA WAKTU
PENYULUHAN PESERTA
1. Pembukaan a. Menjawab salam. - 3 menit
a. Memberi Salam b. Mendengarkan dan
b. Perkenalan memperhatikan apa
c. Menjelaskan Tujuan yang disampaikan.
Penyuluhan c. Mengerti tujuan dari
d. Menyebutkan Materi penyuluhan.
d. Memahami materi
yang telah
disampaikan.
2. Kegiatan Inti Penyampaian Klien menyimak,
materi tentang: memperhatikan apa Leaflet 10 menit
a. Definisi Post Partum Blues yang dijelaskan.
b. Etiologi dan Post Partum
Blues
c. Tanda dan gejala Post
Partum Blues
d. Komplikasi Post Partum
Blues
e. Cara pencegahan Post
Partum Blues

3. Penutup : Evaluasi dan a. Klien bertanya - 7 Menit


Terminasi mengenai
a. Memberi kesempatan penjelasan yang
pada klien untuk bertanya belum dipahami
b. Memberi pertanyaan b. Klien menjawab
kepada klien berkaitan pertanyaan yang
dengan materi yang telah diberikan
disampaikan. c. Klien mengerti
c. Menyimpulkan materi materi yang telah
yang telah disampaikan. disampaikan
d. Mengakhiri pertemuan d. Klien menjawab
dengan mengucapkan salam
terimakasih serta salam
penutup.

11. Kriteria Evaluasi


a. Evaluasi Struktur
1) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Tunggu Melati RSUD
Dr.SoegiriLamongan
2) Waktu penyelenggaraan penyuluhan disepakati bersama sebelumnya
b. Evaluasi Proses
1) Klien antusias terhadap materi penyuluhan.

6
2) Klien tidak meninggalkan tempat saat penyuluhan dilakukan.
3) Klien mengajukan pertanyaan dan menjawab secara benar.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga dan klien mengetahui tentang
a Definisi Post Partum Blues
b Etiologi Post Partum Blues
c Tanda dan gejala Post Partum Blues
d Komplikasi Post Partum Blues
e Cara pencegahan Post Partum Blues
2) Kehadiran keluarga dipertahankan sampai penyuluhan selesai.

7
Lampiran

MATERI PENYULUHAN
POST PARTUM BLUES
A. Pengertian
Post Partum Blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan,
biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak
kelahiran bayi.
Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran
barunya sebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan,
baik dari segi fisik maupun segi psikologis. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri
dengan baik, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami
gangguan-gangguan psikologis, salah satunya yang disebut Postpartum Blues
B. Etiologi
1. Beberapa penyebab Postpartum Blues diantaranya :
a.
Perubahan Hormon
b.
Stress
c.
ASI tidak keluar
d.
Frustasi karena bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh
e.
Kelelahan pasca melahirkan, dan sakitnya akibat operasi.
f.
Suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun persoalan
lainnya dengan suami.
g. Problem dengan Orangtua dan Mertua
h. Takut kehilangan bayi.
i. Sendirian mengurus bayi, tidak ada yang membantu.
j. Takut untuk memulai hubungan suami istri (ML), anak akan terganggu.
k. Bayi sakit
l. Rasa bosan si Ibu.
m. Problem dengan si Sulung.
C. Tanda dan Gejala
1. Tanda Post Partum Blues diantaranya adalah
a. reaksi depresi, atau sedih
b. disforia
c. menangis
d. mudah tersinggung (iritabilitas)
e. cemas
f. labilitas perasaan
g. cenderung menyalahkan diri sendiri
h. gangguan tidur dan gangguan nafsu makan.
2. Gejala post partum blues
a. Cemas tanpa sebab
b. Menangis tanpa sebab

8
c. Tidak sabar
d. Tidak percaya diri
e. Sensitive
f. Mudah tersinggung
g. Merasa kurang menyayangi bayinya

Gejala-gejala ini mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan
menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun pada beberapa
minggu atau bulan kemudian, bahkan dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat.
Post-partum blues ini dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang ringan oleh
sebab itu sering tidak dipedulikan sehingga tidak terdiagnosis dan tidak ditatalaksanai
sebagaimana seharusnya, akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan, tidak
menyenangkan dan dapat membuat perasaan perasaan tidak nyaman bagi wanita yang
mengalaminya, dan bahkan kadang-kadang gangguan ini dapat berkembang menjadi
keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis pasca-salin, yang mempunyai dampak
lebih buruk, terutama dalam masalah hubungan perkawinan dengan suami dan
perkembangan anaknya.

D. Penanganan

Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai
berikut:

1. Fase Taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu terutama pada
dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya.
Hal ini membuat cenderung inu menjadi pasif terhadap lingkungannya.
2. Fase taking hold Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.
Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung
jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini
merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam
merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
3. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
verlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri,
merawat diri dan bayinya sudah meningkat.

Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua
cara yaitu :

1. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik


Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan
dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :

a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi

b. Dapat memahami dirinya

c. Dapat mendukung tindakan konstruktif.

9
2. Dengan cara peningkatan support mental
Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga diantaranya
adalah:
a. Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan pekerjaan
rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu dll.
b. Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi
kesibukan merawat bayi
c. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian
terhadap istrinya
d. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir
e. Memperbanyak dukungan dari suami
f. Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan
g. Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan
h. Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu
i. mengganti suasana, dengan bersosialisasi
j. Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya

Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues pun dapat dilakukan pada
diri klien sendiri, diantaranya dengan cara :
a. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi
b. Tidurlah ketika bayi tidur
c. Berolahraga ringan
d. Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
e. Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
f. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
g. Bersikap fleksibel
h. Kesempatan merawat bayi hanya datang 1 x
i. Bergabung dengan kelompok ibu

E. Pencegahan
Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko Postpartum Blues
yaitu :
1. Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai Postpartum Blues, sehingga Anda sadar
terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka Anda akan segera mendapatkan bantuan
secepatnya.
2. Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan
dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode postpartum dan kehamilan.

10
3. Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan peregangan selama 15
menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat Anda merasa lebih baik dan
menguasai emosi berlebihan dalam diri Anda.
4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah atau
pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara sederhana dan
menghindari stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah menyembuhkan postpartum
yang diderita.
5. Beritahukan perasaan
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang Anda inginkan dan
butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri. Jika memiliki masalah dan merasa tidak
nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang terdekat.
6. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan
Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai selama melahirkan, sangat
diperlukan. Ceritakan pada pasangan atau orangtua Anda, atau siapa saja yang bersedia
menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa mereka akan selalu berada di
sisi Anda setiap mengalami kesulitan.
7. Persiapkan diri dengan baik
Persiapan sebelum melahirkan sangat diperlukan.
8. Senam Hamil
Kelas senam hamil akan sangat membantu Anda dalam mengetahui berbagai informasi
yang diperlukan, sehingga nantinya Anda tak akan terkejut setelah keluar dari kamar
bersalin. Jika Anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan
akan dapat dihindari.
9. Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikitnya dapat membantu Anda melupakan golakan perasaan
yang terjadi selama periode postpartum. Kondisi Anda yang belum stabil, bisa Anda
curahkan dengan memasak atau membersihkan rumah. Mintalah dukungan dari
keluarga dan lingkungan Anda, meski pembantu rumah tangga Anda telah melakukan
segalanya.
10. Dukungan emosional
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga, akan membantu Anda dalam
mengatasi rasa frustasi yang menjalar. Ceritakan kepada mereka bagaimana perasaan
serta perubahan kehidupan Anda, hingga Anda merasa lebih baik setelahnya.

11
11. Dukungan kelompok Postpartum Blues
Dukungan terbaik datang dari orang-orang yang ikut mengalami dan merasakan hal
yang sama dengan Anda. Carilah informasi mengenai adanya kelompok Postpartum
Blues yang bisa Anda ikuti, sehingga Anda tidak merasa sendirian menghadapi
persoalan ini.
F. Komplikasi
Beberapa masalah yang dapat timbul pada klien yang mengalami Postpartum Blues
diantaranya :
1. Menangis dan ditambah ketakutan tidak bisa memberi asi
2. Frustasi karena anak tidak mau tidur
3. Ibu merasa lelah, migraine dan cenderung sensitive
4. Merasa sebal terhadap suami
5. Masalah dalam menghadapi omongan ibu mertua
6. Menangis dan takut apabila bayinya meninggal
7. Menahan rasa rindu dan merasa jauh dari suami
8. Menghabiskan waktu bersama bayi yang terus menerus menangis sehingga
membuat ibu frustasi
9. Perilaku anak semakin nakal sehingga ibu menjadi stress
10. Adanya persoalan dengan suami
11. Stress bila bayinya kuning
12. Adanya masalah dengan ibu
13. Terganggunya tidur ibu pada malam hari karena bayinya menangis
14. Jika ibu mengalami luka operasi, yang rasa sakitnya menambah masalah bagi ibu.
15. Setiap kegiatan ibu menjadi terbatas karena hadirnya seorang bayi
16. Takut melakukan hubungan suami isteri karena takut mengganggu bayi
17. Kebanyakan para ibu baru ingin pulang ke rumah orangtuanya dan berada didekat
ibunya

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai