PEMBIMBING AKADEMIK
PEMBIMBING KLINIK :
Kusrini., SST
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
MA’UNAH (19.02.03.1730)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Telah disetujui untuk dilaksanakan pada tanggal 14 september 2019. Untuk memenuhi
tugas Praktik Keperawatan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Lamongan
di Ruang Melati RSUD DR. Soegiri Lamongan
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
Kepala Ruangan
Kusrini., SST
2
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA NIFAS
Tempat : Ruang Tunggu Melati di RSUD DR. Soegiri Lamongan
Alokasiwaktu : 20 menit
1. LatarBelakang
Pasca melahrkan masa nifas merupakan masa atau keadaan selama enam minggu
atau 40 hari. Pada masa ini, ibu mengalami perubahan fisik dan alat-alat reproduksi
yang kembali keadaan sebelum hamil, masa laktasi menyusui, maupun perubahan
psikologis menghadapi keluarga baru.
Pada wanitaatauibunifas,penjelasanmengenaitanda-tanda bahaya masanifas sangat
pentingdan perlu, oleh karenamasih banyak ibu atau wanita yangsedang
hamilataupadamasanifasbelummengetahuitentang tanda-
tandabahayamasanifas,baikyangdiakibatkanmasuknyakumankedalam alat
kandungansepertieksogen (kuman datang dari luar),autogen (kuman
masukdaritempatlain dalamtubuh)danendogen(darijalanlahirsendiri).Hingga
saatinipenyebabinfeksinifasdiantaranya adalahpersalinanberlangsung
lamasampaiterjadipersalinanterlantar, tindakan operasi persalinan, tertinggalnya
plasenta, selaput ketuban dan
bekuandarah,ketubanpecahdiniataupadapembukaanmasihkecilmelebihi
6jam,keadaanyang dapatmenurunkankeadaanumumyaituperdarahan antepartum dan
post partum, anemia pada saatkehamilan, malnutrisi, kelelahan, dan ibu
hamildenganpenyakitinfeksi (Mochtar, 2012).
2. Tujuan Penyuluhan
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menittentang Tanda Bahaya Nifas
diharapkan klien yang merupakan para ibu hamil trimester III dan pendamping mengerti
dan memahami dapat memahami hal-hal mengenai tanda bahaya masa nifas dan
pencegahannya.
3
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, klien dan keluarga dapat:
1. Peserta mengerti tanda bahaya di masa nifas
2. Peserta mengerti dan memahami secara dini tanda dan gejala bahaya masa
nifas
3. Peserta mengerti dan memahami pencegahan bahaya yang mungkin terjadi di
masa nifas
3. Pokok Bahasan
a. Definisi Tanda bahaya masa nifas
b. Tanda dan gejalah bahaya masa nifas
c. pencegahan bahaya yang mungkin terjadi di masa nifas
4. Sasaran
Keluarga dan pasiendi ruangan melati RSUD DR. Soegiri Lamongan
5. Metode
Ceramah dan diskusi
6. Strategi Penyuluhan
a. Hari/Tanggal : sabtu 14 September 2019
b. Pukul : 09.00 – 09.20 WIB
c. Tempat : Ruang melati RSUD DR. Soegiri Lamongan
Moderator :EnyRachmawati
Penyaji : 1) IroMaisaroh
2) DiyahAyuPutri
Notulen :ElvatiaraAghniaRobbani
Observer :Ma’unah
Fasilitator :HasbiAshidiqi
7. Pengorganisasian
a. Moderator :
- Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
- Mengatur proses dan lama penyuluhan
- Menutup acara penyuluhan
b. Penyaji :
- Menjelaskanmateripenyuluhandenganjelas dan denganbahasa yang
mudahdipahamiolehpeserta
- Memotivasipesertauntuktetapaktif dan memperhatikanprosespenyuluhan
4
c. Notulen :
- Mencatat pertanyaan yang diajukan oleh peserta
- Mencatat hasil penyuluhan
d. Observer :
- Mencatatnama, alamat dan jumlahpeserta,
sertamenempatkandirisehinggamemungkinkandapatmengamankanjalannyapr
osespenyuluhan
- Mengevaluasihasilpenyuluhandengarencanapenyuluhan
- Menyampaikanevaluasilangsungkepadapenyuluh yang
dirasatidaksesuaidenganrencanapenyuluhan
- Mengamatiperilaku verbal dan non verbal pesertaselamaprosespenyuluhan
e. Fasilitator :
- Mengevaluasipesertatentangkejelasanmateripenyuluhan
- Ikutbergabung dan dudukbersama di antara peserta
- Memotivasipesertauntukbertanyamateri yang belumjelas
- Menginterupsipenyuluhtentangistilah/hal-hal yang
dirasakurangjelasbagipeserta
8. Setting Tempat
Keterangan :
: Penyaji
: Moderator
: Notulen
: Observer
: Fasilitator
: Audience
9. Media Penyuluhan
Materi SAP dan Leaflet
10. Kegiatan Penyuluhan
NO KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA WAKTU
PENYULUHAN
1. Pembukaan a. Menjawab salam. - 3 menit
a. Memberi Salam b. Mendengarkan dan
b. Perkenalan memperhatikan apa
5
c. Menjelaskan Tujuan yang disampaikan.
Penyuluhan c. Mengerti tujuan dari
d. Menyebutkan Materi penyuluhan.
d. Memahami materi
yang telah
disampaikan.
2. Kegiatan Inti Penyampaian Klien menyimak,
materi tentang: memperhatikan apa yang Leaflet 10 menit
a. DefinisiTanda bahaya dijelaskan.
masa nifas
b. Tanda dan gejalah
bahaya masa nifas
c. pencegahan bahaya
yang mungkin terjadi
di masa nifas
6
3) Klien mengajukan pertanyaan dan menjawab secara benar.
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga dan klien mengetahui tentang
a Definisi Tanda bahaya masa nifas
b Tanda dan gejalah bahaya masa nifas
c pencegahan bahaya yang mungkin terjadi di masa nifas
2) Kehadiran keluarga dipertahankan sampai penyuluhan selesai.
7
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
TANDA BAHAYA NIFAS
1. Pengertian
Tanda bahaya nifas adalah tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang
perlu diketahui oleh ibu post partum terutama yang dapat mengancam keselamatan
ibu. Pengetahuan tentang tanda bahaya nifas adalah pengetahuan ibu tentang tanda
bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu diketahui karena dapat mengancam
keselamatan ibu. (Rustam
Mochtar, 2002)
2. Tujuan Penyuluhan
Tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian tanda bahaya nifas
2. Untuk mengetahui jenis jenis bahaya nifas
3. Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya Nifas
3. Jenis-jenis Tanda Bahaya Nifas
Tanda-tanda bahaya masa nifas antara lain:
1) Perdarahan postpartum
Menurut Bahiyatun, (2009) perdarahan per vaginam yang melebihi 500 ml
setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan parca persalinan.Terdapat
beberapa masalah mengenai perdarahan per vaginam, antara lain:
a. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya,
kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur
cairan amnion atau urine. Darah tersebar pada spon, handuk, dan kain di
dalam ember dan lantai.
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi. Kekuatan darah dapat
diketahui dari kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar hb
normal dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang
mungkin dapat menyebabkan anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak
anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
c. Perdarahan postpartum dapat terjadi secara lambat dalam jangka waktu
beberapa jam dan kondisi ini mungkin tidak dikenali hingga terjadi
syok.
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan terjadinya
perdarahan pascapersalinan. Oleh sebab itu penanganan aktif kala III
8
sebaiknya di lakukan pada semua wanita bersalin. Karena hal ini dapat
menurunkan insiden perdarahan pascapersalinan akibar atonia uteri. Oleh
karena itu semua ibu nifas harus dipantau ketat untuk kemungkinan
persalinan. Penanganan yang dapat dilakukan kepada pasien adalah
menstabilkan terlebih dahulu dengan memberikan cairan, menghentikan
perdarahan dan rujukan.
9
2) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih
banyak karena kontraksi uterus dengan cepat.
3) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga
lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.
3) Subinvolusi uterus
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat
rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu
kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub-
involusi (Mochtar, 2012). Sub involusi merupakan istilah yang digunakan
untuk menunjukkan kemunduran yang terjadi pada setiap organ dan saluran
reproduktif,kadang lebih banyak mengarah secara spesifik pada
kemunduran uterus yang mengarah ke ukurannya (Varney, 2007). Faktor
penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis,
adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2010). Tanda dan gejala
a) Letak fundus uteri tetap tinggi atau penurunan fundus uteri lambat
b) Pengeluaran lochea seringkali gagal berubah
c) Terdapat bekuan darah
d) Lochea berbau menyengat
e) Uterus tidak berkontraksi
f) Terlihat pucat
g) Tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
h) lemah
4) Nyeri pada perut dan pelvis
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas
seperti: Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium, peritonitis
umum dapat menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian karena infeksi.
Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang merupakan pembungkus
visera dalam rongga perut. Menurut Rustam Mochtar (2012) gejala klinis
peritonitis dibagi 2 yaitu:
a. Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis
Tanda dan gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah tetapi keadaan
umum tetap baik, pada pemeriksaan dalam kavum daugles menonjol
karena ada abses.
b. Peritonitis umum
10
Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut nyeri
tekan, pucat muka cekung, kulit dingin, anorexsia, kadang-kadang
muntah.
11
h) Kesepian yang tidak dapat digambarkan; merasa bahwa tidak
seorang pun mengerti
i) Serangan cemas
j) Merasa takut
k) Berpikir obsesif
l) Hilangnya rasa takut
m) Control terhadap emosi hilang
12
demam di masa puerperium yang berkaitan dengan persalinan dibagi
menjadi 2 yaitu penyebab infeksius dan non infeksius.
Penyebab Infeksius:
a. Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genetalia yang terjadi
setiap saat pada awitan pecah ketuban (rupture membrane) atau
persalinan dan lebih dari 42 jam postpartum atau lebih dimana terdapat
2 atau lebih gejala berikut:
1) Nyeri pelvic
2) Demam 38,5 C atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja.
3) Cairan-vagina yang abnormal
4) Cairan vagina yang berbau busuk
5) Keterlambatan dalam kecepatan penurunan uterus
6) Infeksi pada payudara, seperti mastitis atau stadium lanjut, abses
payudara
7) Infeksi saluran kemih
8) Infeksi luka ( jaringan parut pada SC)
9) Gangguan pada tromboembolik , temasuk tromboflebitis superficial
dan thrombosis vena dalam
Penyebab Non-infeksius:
Peningkatan suhu badan yang tidak banyak merupakan hal yang sangat
umum selama periode post partum terutama dalam 24 jam pertama.
Penyebab demam seperti antara lain dehidrasi, luka/ trauma pada jaringan,
reaksi terhadap protein janin, pembengkakan payudara. Meskipun demam
yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan dianggap tidak
berkaitan dengan infeksi, suhu sekitar 38,5⁰C atau lebih selama 24 jam
pertama harus menyiagakan bidan akan kemungkinan terjadinya sepsis
puerperalis.
a) Istirahat baring
b) Rehidrasi peroral/ infuse\
c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu
d) Jika ada syok segera beri pengobatan, untuk menilai berkala karena
kondisi ini dapat memburuk dengan cepat (WHO, 2012)
13
8) Pembengkakan wajah, tangan, kaki
Bila terjadi gejala ini, periksa adanya varises, periksa kemerahan pada betis,
dan periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki, atau kaki mengalami
oedema (Bahiyatun, 2009). Udem adalah tertimbunnya cairan dalam
jaringan, akibat adanya gannguan keseimbangan. Udem dapat terjadi oleh:
a. Adanya tekanan hidrostatik yang sangat tinggi pada pembuluh kapiler
seperti misalnya bila aliran darah vena tersumbat
b. Tekanan osmotik terlalu rendah, karena kadar protein plasma, terutama
albumin sangat rendah
c. Sumbatan pada aliran limfe
Kerusakan dinding kapiler sehingga plasma dapat merembes keluar dan
masuk ke dalam jaringan serta menimbulkan tekanan osmotik yang
melawan tekanan osmotik protein dalam aliran darah Udem juga terlihat
pada adanya trombosis pada vena – vena betis yang terletak dalam,
biasanya merupakan komplikasi berbahaya akibat berbaring yang terlalu
lama, yang menyebabkan aliran dalam darah vena menjadi lambat sehinga
membeku
14
b. Mastitis dan abses mamae
Adalah suatu peradangan pada payudara yang disebabkan kuman,
terutama staphylococcus aureus melalui luka pada puttimng susu, atau
melalui peredaran darah. Mastitis yang tidak segera diobati akan
menyebabkan abses payudara yang bisa pecah ke permukaan kulit dan
menimbulkan borok yang besar. Keluhannya adalah payudara
membesar, keras, nyeri kulit memerah, dan membisul (abses), dan
akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan nanah bercampur
dengan air susu. Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia
mudah mengalami infeksi. Gejala gangguan ini meliputi:
1) Bengkak dan nyeri pada seluruh payudara atau local
2) Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya local
3) Payudara keras dan berbenjol-benjol
4) Panas badan dan rasa sakit umum
Gangguan ini dapat diatasi dengan:
15
susu, atau teh yang bergula. Apabila ibu menghandaki makanan, berikan
makanan yang sifatnya ringan. walaupun dalam persalinan lambung dan alat
pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses persalinan, tetapi
sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses persalinannya. Sehingga alat
pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaannya kembali. Oleh
karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyak nya
walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya
kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun terganggu sehingga ibu tidak
ingin makan sampai kehilangan itu hilang. (Sunarsih,2011)
Penyebab hilangnya nafsu makan pada si ibu, yaitu:
a) Ibu post partum blues
b) kurangnya dukungan dari keluarga (terutama suami)
c) Ibu mengidap suatu penyakit dlam pencernaan atau anggota tubuh
d) Kedaan ekonomis yang tidak mendukung
e) Kurang istirahat
Penatalaksanaan:
16
Lampiiran 2
DAFTAR HADIR
NO NAMA ALAMAT TANDATANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
Kusrini., SST
17
SURAT KETERANGAN
TELAH DILAKSANAKAN PENYULUHAN
Telah penyuluhan dI Ruang Melati RSUD Dr. Soegiri Lamongan pada hari Sabtu, 14
september 2019 pukul 08.00 WIB.
Demikian surat ini, harap digunakan sebagaimana mestinya.
Kusrini., SST
18