Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“DIABETES MILITUS”
DI RUANG RUBI RUMAH SAKIT LAVALETTE MALANG

Disusun Oleh : 7

Dani Banapon

Renny

Zaitun

Giantaka

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS 2019/2020


LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT DIABETES MELITUS


(DM)
Oleh:
Kelompok 7 Mahasiswa Profesi Ners Semester 1
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Telah disahkan
Pada tanggal: ....................................

Pembimbing Pendidikan, Pembimbing Klinik,

.............................................. .............................................
NIP. .......................................... NIP. ......................................

Mengetahui
Kepala Ruangan Rubbi,

................................................
NIP. ............................................
Topik : Diabetes Mellitus
Hari/tanggal : Jumat, 25 Okto 2019

Pukul : 09.00 WIB - Selesai

Waktu : 20 Menit

Tempat : Ruang Tunggu Ruang Rubbi Rumah Sakit Lavalette

I. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang Diabetes Mellitus di Ruang
Rubbi Rumah Sakit Lavallete pengunjung maupun keluarga mampu
memahami tentang penyakit diabetes mellitus.
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai megikuti penyuluhan, pengunjung mampu :
a. Mengetahui pengertian diabetes mellitus
b. Mengetahui penyebab diabetes mellitus
c. Mengetahui tipe diabetes mellitus
d. Mengetahui tanda dan gejala diabetes mellitus
e. Mengetahui komplikasi diabetes mellitus
f. Mengetahui pengelolaan diabetes mellitus

II. Sasaran
1. Pengunjung dan Keluarga Pasien
III. Materi

a. Pengertian Diabetes Mellitus


b. Penyebab Diabetes Mellitus
c. Tipe Diabetes Mellitus
d. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
e. Komplikasi Diabetes Mellitus
f. Pengolahan Diabetes Mellitus

IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media
1. Leaflet
VI. Kegiatan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 menit Pembukaan: Menyambut
1. Membuka acara dengan salam. salam dan
mendengarkan
2. Memperkenalkan diri. penyaji.
3. Menyebutkan judul materi
yang akan diberikan.
4. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan.
5. Melaksanakan kontrak waktu
dengan audiens.
6. Menggali pengetahuan
keluarga pasien.
2. 20 menit Pelaksanaan: Mendengarkan
A. Penyampaian materi : dan
memperhatikan
a. Pengertian Diabetes penjelasan
Mellitus penyaji.
b. Penyebab Diabetes
Mellitus
c. Tipe Diabetes Mellitus
d. Tanda dan Gejala
Diabetes Mellitus
e. Komplikasi Diabetes
Mellitus
f. Pengelolaan Diabetes
Mellitus

C. Tanya jawab
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya

Bertanya

3. 4 menit Evaluasi: Menjawab dan


1. Menanyakan kembali hal- menjelaskan
hal yang sudah dijelaskan pertanyaan.
mengenai materi yang
dijelaskan
2. Meminta CI atau dosen
pembimbing memberikan
tambahan, masukan dan
saran pada penyuluhan
kesehatan yang sudah
dilakukan
4. 3 menit Penutup:
1. Menutup pertemuan
Mendengarkan
dengan menyimpulkan
dan mengucap
materi yang telah dibahas
salam.
2. Memberikan salam
penutup

VII. Setting Tempat:

Keterangan:

= Peserta = Observer

= Penyaji = Fasilitator

= Moderator
VIII. Pengorganisasian

Pembimbing Ruangan :

Pembimbing Pendidikan :
Moderator :

Penyaji :

Fasilitator :

Observer :

Dokumentasi :

IX. Kriteria Evaluasi

1. Kriteria Struktur
a) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan

b) Pembuatan susunan rangkaian acara penyuluhan, leaflet


c) Peserta di tempat yang telah ditentukan dan disediakan oleh panitia
2. Kriteria Proses
a) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Puskesmas Pucang Sewu
Surabaya
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
c) Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
d) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
lengkap dan benar.

3. Kriteria Hasil
Peserta mampu:
a. Mengetahui pengertian diabetes mellitus
b. Mengetahui penyebab diabetes mellitus
c. Mengetahui tipe diabetes mellitus
d. Mengetahui tanda dan gejala diabetes mellitus
e. Mengetahui komplikasi diabetes mellitus
f. Mengetahui pengelolaan diabetes mellitus
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus, adalah kelainan metabolis kronis dan kompleks yang
disebabkan oleh banyak faktor seperti lingkungan, gaya hidup dan keturunan.
Menimbulkan gangguan multi system dan mempunyai karakteristik berupa
hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Penderita Diabetes Mellitus memerlukan pengobatan seumur hidup dengan
diet, latihan dan obat – obatan. (Carpenito, 1999; Brunner dan Sudarta, 1999;
Ernawati, 2013; Fauzi, 2014)
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa)
darah akibat defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat dan
menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati
(Arjatmo, 2002; Yuliana elin,2009).

2. Tipe - Tipe Diabetes Mellitus


MenurutCorwin (2009)American Diabetes Association’s Expert
Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus,
menjabarkan 4 kategori utama diabetes, yaitu :
a. Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)
Lima persen sampai sepuluh persen penderita diabetik adalah tipe I.
Dikenal dengan diabetes juvenile karena berkembang pada usia kurang
dari 30 tahun. Dimana Sel-sel betadari pankreas yang normalnya
menghasilkan insulin dihancurkan oleh proses autoimun. Umumya
menjurus ke defisiensi insulin absolute sehingga penderita DM tipe 1
harus selalu tergantung pada terapi insulin. untuk mengontrol kadar gula
darah.Awitannya mendadak
b. Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
Sembilan puluh persen sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II.
Tejadi pada usia 40 tahun atau lebih, khususnya pda individu dengan
obesitas. Kondisi ini diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap
insulin (resisten insulin) atau akibat penurunan jumlah pembentukan
insulin. Pengobatan pertama adalah dengan diit dan olah raga, jika
kenaikan kadar glukosa darah menetap, suplemen dengan preparat
hipoglikemik (suntikan insulin dibutuhkan, jika preparat oral tidak dapat
mengontrol hiperglikemia).
c. DM tipe lain
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat,
infeksi, antibodi, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan
karakteristik gangguan endokrin.
d. Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus (GDM)
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak
mengidap diabetes. Pada pertengahan kehamilan meningkat sekresi
hormon pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS).
Hormon ini meningkat untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke
fetus.
3. Penyebab Diabetes Mellitus
a. Diabetes Tipe 1 (IDDM)
Berkaitan dengan ketidaksanggupan, kerusakan, atau gangguan
fungsi pankreas untuk memproduksi insulin sehingga tidak dapat
menghasilkan cukup insulin. Beberapa penyebab pankreas tidak dapat
menghasilkan cukup insulin pada penderita diabetes tipe 1 ini adalah
sebagai berikut (Fauzi, 2014).
1) Keturunan atau genetik
Jika salah satu atau kedua orangtua dari seorang anak menderita
diabetes, maka anak tersebut akan beresiko terkena diabetes.
Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki
tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA
merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen
tranplantasi dan proses imun lainnya.
2) Autoimunitas
Autoimunitas adalah tubuh mengalami alergi terhadap salah satu
jaringan atau jenis selnya sendiri. Dalam kasus ini alergi yang ada
dalam pankreas. Oleh sebab itu, tubuh kehilangan kemampuan untuk
membentuk insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan
sel-sel yang memproduksi insulin.
3) Virus atau zat kimia
Virus atau zat kimia yang menyebabkan kerusakan pada pulau
langerhans tempat insulin dibuat. Semakin banyak sel pulau
langerhans yang rusak, semakin besar kemungkinan seseorang
menderita diabetes.
b. Diabetes Tipe 2 (NIDDM)
Diabetes tipe 2 disebabkan karena pankreas tidak bisa memproduksi
insulin yang cukup. Kebanyakan dari insulin yang diproduksi pankreas
dihisap oleh sel-sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak
baik. Karena pankreas tidak dapat membuat cukup insulin untuk
mengatasi kekurangan insulin sehingga kadar gula dalam darah akan
naik. Beberapa penyebab utama diabetes tipe 2 sebagai berikut (Fauzi,
2014).
1) Pola makan dan gaya hidup
Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu utama
pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara maksimal.
Mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food merupkan penyebab
utama. Kurang olahraga dan istirahat yang tidak mencukupi juga
berpengaruh terhadap munculnya penyakit ini.
2) Kadar kolesterol tinggi
Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi akan menyerap insulin
yang diproduksi oleh pankreas. Pada akhirnya, tubuh tidak dapat
menyerap insulin untuk merubahnya menjadi energi.
3) Obesitas
Obesitas atau kelebihan berat badan disebabkan oleh timbunan
lemak yang tidak positif bagi tubuh. lemak juga akan menyerap
produksi insulin pankreas secara habis-habisan sehingga tubuh tidak
kebagian insulin untuk diproduksi sebagai energi. hormon atau
hanya timbul pada saat hamil (Waspadji dan sukardji, 2004).

c. Pada diabetes jenis lain


Misalnya disebabkan oleh karena kerusakan pankreas akibat
kurang gizi, obat, hormon atau hanya timbul pada saat hamil (Waspadji
dan sukardji, 2004).
4. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
Menurut Fauzi ( 2014)tandadangejalapenderita diabetes mellitus adalah :
a. Poliuri (banyak kencing)
Gejala yang sering dirasakan penderita adalah sering kencing dengan
volume urine yang banyak kencing yang sering pada malam hari terkadang
sangat mengganggu penderita. Hal ini disebabkan oleh karena kadar
glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap
glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik
cairan dan elektrolit sehingga penderita mengeluh banyak kencing.
b. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan
banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi penderita lebih
banyak minum.
c. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel,
sehingga sel – sel mengalami starvasi (lapar). tubuh berpikir belum
mendapatkan asupan makanan sehingga mengirim sinyal lapar untuk
mendapatkan glukosa lebih banyak agar sel-sel dapat berfungsi
d. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi
glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian
tubuh yang lain yaitu lemak dan protein.
e. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol
fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat
penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan
katarak.

f. Pada ibu hamil


Mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau
dengan bayi BB lahir lebih dari 4 kg.
5. Kompikasi Diabetes Mellitus
a. Komplikasi Akut
Gangguan keseimbangan kadar gula darah dalam jangka waktu
pendek meliputi hipoglikemia, ketoasidosis diabetic dan syndrome HHNK
(Koma Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketokik) atau Hiperosmolar
Nonketokik (HONK). (Ernawati, 2013 : 87-106).
1) Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan keadaan dimana kadar gula darah
abnormal yang rendah yaitu dibawah 50 hingga 60 mg/dl.Glukosa
merupakan bahan bakar utama untuk melakukan metabolisme di otak.
Sehingga kadar glukosa darah harus selalu dipertahankan diatas kadar
kritis, yang merpakan salah satu fungsi penting system pengatur
glukosa darah. Bila glukosa darah turun terlalu rendah dalam batas 20-
50 mg/100ml lebih dari beberapa menit, timbul gejala syok
hipopolemik, ditandai oleh iritabilitas progresif yang menyebabkan
pingsan, kejang dan koma.
2) Ketoasidosis Diabetik
Ketoasidosi Diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi
kekacauan metabolic yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis
dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisensi insulin absolute atau
relative. Keadaan komplikasi akut ini memerlukan penanganan yang
tepat karena merupakan ancaman kematian bagi diabetes.
3) Syndrome Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketokik (HHNK)
Perjalanan keadaan HHNK berlangsung dalam waktu beberapa hari
hingga beberapa minggu pada pasien DM tipe 2 yang tidak mengalami
absolute defisiensi insulin namun relative defisiensi insulin. HHNK
sering terjadi pada pasien lansia yang tidak menyadari mengalami DM
atau mengalami DM dan disertai dengan penyakit penyerta yang
mengakibatkan menurunnya intake makanan salah satunya seperti
infeksi (pneumonia, sepsis, infeksi gigi).
b. Komplikasi Kronis
1) Komplikasi makrovaskuler
a) Penyakit Arteri Koroner
Penyakit arteri koroner yang menyebabkan penyakit jantung
koroner merupakan salah satu komplikas makrovaskuler yang sering
terjadi pada penderita DM tipe 1 maupun DM tipe 2. Proses terjadinya
penyakit jantung koroner pada penderita DM disebabkan oleh control
glukosa darah yang buruk dalam waktu yang lama yang disertai
dengan hipertensi, resistensi insulin, hiperinsulinemia,
hiperamilinemia, disliedemia, gangguan system koagulasi dan
hiperhomosisteinimia.
b) Penyakit serebrovaskuler
Penyakit serebrovaskuler pasin DM memiliki kesamaan dengan
pasien non DM, namun pasien DM memilki kemungkinan dua kali
lipat mengalami penyakit kardiovaskuler. Pasien yang mengalami
perubahan aterosklerotik dalam pembuluh serebral atau pembentukan
emboli ditempat lain dalam system pembuluh darah sering terbawa
aliran darah dan terkadang terjepit dalam pembuluh darah serebral.
Keadaan diatas dapat mengakibatkaan iskemi sesaat. Gejalanya
pusing, vertigo, gangguan penglihatan, bicara pelo dan kelemahan.
c) Penyakit vaskuler perifer
Pasien DM beresiko mengalami penyakit oklusif arteri perifer dua
hingga tiga kali lipat dibandingkan pasien non-DM. Hal ini
disebabkan pasien DM cenderung mengalami perubahan
aterosklerotik dalam pembuluh darah besar pada ekstermitas bawah.
Pasien dengan gangguan pada vaskuler perifer akan mengalami
berkurangnya denyut nadi perifer dan kaludikasio intermiten (nyeri
pada pantat atau betis ketika berjalan). Penyakit oklusif arteri yang
parah pada ekstermitas bawah merupakan penyebab utama terjadinya
ganggren yang berakibat amputasi pada pasien DM.
2) Komplikasi mikrovaskuler
a) Retinopati diabetik
Hiperglikemia yang berlangsung lama merupakan factor resiko
utama terjadinya retinopati diabetik.
b) Nefropati diabetik
Nefropati diabetik merupakan sindrom klinis pada pasien DM
yang ditandai dengan albuminuria menetap (<33 mg/24 jam) pada
minimal 2 kali pemeriksaan dalam waktu tiga hingga enam bulan.
Penyandang DM tipe 1 sering memperlihatkan tanda-tanda penyakit
renal setelah 15 hingga 20 tahun kemudian, sedangkan penderita DM
tipe 2 dapat menderita penyakit renal setelah menderita 10 tahun
kemudian.
Neuropati Diabetik
Menunjukan adanya gangguan klinis maupun subklinis yang terjadi
pada penderita DM tanpa penyebab neuropati perifer yang lain.
(Ernawati, 2013).
6. Pengelolaan Diabetes Mellitus
Latihan/Olahraga
1) Kegunaan olahraga
a) Meningkatkan kepekaan insulin,
b) Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore.
c) Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen.
d) Meningkatkan kadar kolesterol – high density lipoprotein
e) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang,
f) Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah
2) Prinsip Olahraga
1) Continuous
Misalnya jogging selama 30 menit, maka penderita DM melakukan
jogging tanpa istirahat selama 30 menit.
2) Rytmical
Misalnya jalan kaki, jogging, berlari, berenang, bersepeda,
mendayung, main golf, tenis atau badminton tidak memenuhi syarat
karena boleh berhenti.
3) Interval
Misalnya jalan cepat diselingi jalan lambat, jogging diselingi jalan.
4) Progressive
Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan dari
intensitas ringan hingga sedang.
5) Endurence
Seperti jalan, jogging, berenang dan bersepeda (Ernawati, 2013)

Darftar Pustaka

Kuliah Ilmu Bedah FKG UNAIR oleh dr. Heru, SpB. Panduan Kesehatan Keluarga
Edisi
1996. diskusi dng dr. Prayudi Aji .http://rosyidi.com/penanganan-luka-
bakar-yang-benar/. Tgl browse: 4 Januari 2017
http://www.mailarchive.com/dokter_umum@yahoogroups.com/msg01582.html.
Tgl browse:
4 Januari 2017
Maulana Mirza, (2012). Mengenal Lebih Mengenai Diabetes Mellitus. Yogyakarta
: Nuha Media

Anda mungkin juga menyukai