Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL ANSIETAS

Fasilitator:

Lela Nurlela, S.Kp., M.Kes.

Oleh Kelompok:

1. Alfi Faddilatul M (1930006) 7. Novelda Febriyanti (1930062)


2. Aliffah Istiqfarin (1930007) 8. Raden M Arifin (1930070)
3. Elysabeth O Purba (1930026) 9. Selvia Kumala D (1930079)
4. Imelda Sandy W (1930043) 10. Sugeng Santoso (1930084)
5. Kharisma (1930045) 11. Yuli Nurhayati (1930093)
6. Mia Iscahyaningsih (1930052) 12. Yurista Prahesti N (1930094)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2019/2020

i
DAFTAR ISI

COVER ………………...…………………...………………………………….... i
LAPORAN PENDAHULUAN..............................................................................1
2.1 DEFINISI ANSIETAS....................................................................................1
2.2 RENTANG RESPON.....................................................................................1
2.3 POHON MASALAH......................................................................................2
2.4 PENGKAJIAN................................................................................................3
A. Faktor Predisposisi....................................................................................3
B. Faktor Presipitasi.......................................................................................4
C. Manifestasi Klinis......................................................................................5
D. Sumber Koping..........................................................................................6
E. Mekanisme Koping...................................................................................6
2.5 DIAGNOSIS....................................................................................................7
2.6 INTERVENSI..................................................................................................9
2.7 IMPLEMENTASI.........................................................................................11
2.8 EVALUASI....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
LAPORAN KASUS KEPERAWATAN JIWA.................................................14

ii
LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 DEFINISI ANSIETAS


Ansietas merupakan suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respon (penyebab tidak
spesifik). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai sinyal yang menyadarkan
tentang bahaya akan datang dan memperkuat indiividu mmengaambil tindakan
menghadapi ancaman.
Ansietas adalah perasaan was-was, khawatir,atau tidak nyaman seakan-akan
akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman Ansietas berbeda dengan
rasa takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap ssuatu yang berbahaya,
sedangkan ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut (Keliat,
2012).
Ansietas merupakan pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada objek yang
spesifik sehingga orang merasakan suatu perasaan was-was (khawatir) seolah-olah
ada sesuatu yang buruk akan terjadi dan pada umumnya disertai gejala-gejala
otonomik yang berlangsung beberapa waktu (Pieter, et al 2011)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ansietas adalah respon seseorang
berupa rasa khawatir , was-was dan tidak nyaman dalam menghadapi suatu hal
tanpa objek yang jelas.

2.2 RENTANG RESPON

Adaptif Maladaptif

Ringan Sedang Berat Panik


1. Ansietas Ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan peristiwa
kehidupan sehari-hari. Lapang persepsi melebar dan orang akan
bersikap hati-hati dan waspada. Orang yang mengalami ansietas ringan
akan terdorong untuk menghasilkan kreativitas.

1
2. Ansietas Sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang
akan mengalami perhatian yang selektif tetapi dapat melakukan sesuatu
yang lebih terarah.
3. Ansietas Berat
Pada ansietas berat lapang persepsi menjadi sangat sempit, individu
cenderung memikirkan hal-hal kecil dan mengabaikan hal-hal lain.
Individu sulit berpikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan
untuk memusatkan perhatian pada area lain.
4. Panik
Dari ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror,
serta tidak mampu melakukan apapun walaupun dengan pengarahan.
Respon panik dapat meningkatkan aktivitas motorik, menurunkan
kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang,
serta kehilangan pemikiran yang rasional.

2.3 POHON MASALAH

Gangguan Pola Pikir

Ansietas

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif

Kurang Pengetahuan

Penyakit Kronis

2
2.4 PENGKAJIAN
A. Faktor Predisposisi
1. Faktor Biologis
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini
membantu mengatur kecemasan. Penghambat GABA juga berperan
utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas
sebagaaimana halnya dengan endorphin. Ansietas mungkin disetai dengan
gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk
mengatasi stressor.
2. Faktor Psikologis
1) Pandangan Psikoanaltik. Ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepriadian – id dan superego. Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan
superego mencerminkan hati nurani seseorang menengahi tuntutan
dari elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah
meningkaykan ego bahwa ada bahaya.
2) Pandangan Interpersonal. Ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.
Ansietas berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti
perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan
spesifik. Orang yang mengalami harga diri rendah terutama mudah
mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3) Pandangan Perilaku. Ansietas merupakan produk frustasi yaitu
segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujjuan yang diinginkan. Pakar perilaku menganggap
sebagai dorongan belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk
menghindari kepedihan. Individu yang terbiasa dengan kehidupan
dini dihadapkan pada ketakutan berlebihan lebih sering
menunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya.

3
3. Faktor Sosial Budaya
Faktor sosial budaya dianalisis melalui beberapa teori yaitu
interpersonal dan sosial budaya. Teori interpersonal melihat bahwa
ansietas terjadi karena ketakutan akan penolakkan interpersonal. Teori
ini meyakini pengalaman sesorang yang sulit beadaptasi terhadap
lingkungan sosial budaya tertentu dikarenakan konsep diri dan
mekanisme koping. Stresor sosial dan budaya menjadi ancaman untuk
seseorang dan dapat mempengaruhi berkembangnya perikau
maladaptif dan menjadi onset terjadinya ansietas.
Teori ini juga menyebutkan hubungan interpersonal yang tidak
adekuat pada saat bayi akan menjadi penyebab disfungsi tugas
perkembangan seseorang sesuai dengan usia. Konsep diri negatif sejak
kecil akan menimbulkan kesulitan penyesuaian diri yang terjadi pada
individu terhadap kelompok sosial budayanya.
B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah stimulus internal maupun eksternal yang
mengancam individu. Faktor presipitasi ini disebut sebagai faktor
pencetus atas situasi yang dapat menyebabkan ansietas. Situasi tersebut
atara lain:
1. Kebutuhan dasar manusia yang tidak terpenuhi, seperti makanan,
kenyamanan, dan keamanan.
2. Sisituasi yang berkaitan dengan kerentanan yang mengancam konsep
diri individu; perubahan status dan kehormatan; kegagalan atau
kesuksesan; dilemma etik; kehilangan pengakuan dari orang lain;
konflik dengan nilainilai yang diyakini.
3. Situasi yang berkaitan dengan kehilangan orang yang dicintai akibat
kematian, perceraian, perpisahan, konflik budaya.
4. Situasi yang berkaitan dengan ancaman integritas fisik seperti kondisi
menjelang ajal, prosedur invasif, penyakit, kekerasan fisik, diagnosis
penyakit yang tidak jelas.
5. Situasi yang berkaitan dengan perubahan status sosial ekonomi
sepeti; pengangguran,, promosi jabatan, mutasi pekerjaan.

4
C. Manifestasi Klinis
1. Tanda Gejala Ansietas Ringan
a. Respon fisiologis: sesekali mengalami napas pendek, naiknya
tekanan darah dan 10 nadi, muka berkerut, bibir bergetar, dan
mengalami gejala pada lambung.
b. Respon kognitif: lapang persepsi yang melebar, dapat menerima
rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah dan dapat
menjelaskan masalah secara efektif.
c. Respon perilaku dan emosi: tidak dapat duduk tenang, tremor
halus pada tangan, suara kadangkadang meninggi.
2. Tanda Gejala Ansietas Sedang
a. Respon fisiologis: sering napas pendek, nadi dan tekanan darah
naik mulut kering, anoreksia, diare, konstipasi dan gelisah.
b. Respon kognitif: lapang persepsi yang menyempit, rangsangan
luar sulit diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatian.
c. Respon perilaku dan emosi: gerakan yang tersentak-sentak,
meremas tangan, sulit tidur, dan perasaan tidak aman.
3. Tanda Gejala Ansietas Berat
a. Respon fisiologis: nafas pendek, nadi dan tekanan darah darah
naik, banyak berkeringat, rasa sakit kepala, penglihatan kabur, dan
mengalami ketegangan.
b. Respon kognitif: lapang persepsi sangat sempit dan tidak mampu
untuk menyelesaikan masalah.
c. Respons perilaku dan emosi: terlihat dari perasaan tidak aman,
verbalisasi yang cepat, dan blocking.
4. Tanda Gejala Panik
a. Respon fisiologis: napas pendek, rasa tercekik, sakit dada, pucat,
hipotensi dan koordinasi motorik yang sangat rendah.
b. Respon kognitif: lapang persepsi yang sangat pendek sekali dan
tidak mampu berpikir logis.

5
c. Respon perilaku dan emosi: terlihat agitasi, mengamuk dan marah-
marah, ketakutan dan berteriak-teriak, blocking, kehilangan
kontrol diri dan memiliki persepsi yang kacau (Pieter, 2011).

D. Sumber Koping
Individu dapat menanggulangi stress dan kecemasan dengan menggunakan
atau mengambil sumber koping dari lingkungan baik dari sosial, intrapersonal
dan interpersonal. Sumber koping diantaranya adalah aset ekonomi,
kemampuan memecahkan masalah, dukungan sosial budaya yang diyakini.
Dengan integrasi sumber-sumber koping tersebut individu dapat mengadopsi
strategi koping yang efektif (Suliswati, 2005).
E. Mekanisme Koping
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi
merupakan faktor utama yang membuat klien berperilaku patologis atau
tidak. Bila individu sedang mengalami kecemasan ia mencoba menetralisasi,
mengingkari atau meniadakan kecemasan dengan mengembangkan pola
koping.
Pada kecemasan ringan, mekanisme koping yang biasanya digunakan
adalah menangis, tidur, makan, tertawa, berkhayal, memaki, merokok,
olahraga, mengurangi kontak mata dengan orang lain, membatasi diri pada
lingkungan.
Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang, berat dan panik
membutuhkan banyak energi. Menurut Yusuf et. al (2015) mekanisme koping
yang dapat dilakukan ada dua jenis, yaitu :
1. Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan
yang ingin dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba
menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif
ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik dan memenuhi
kebutuhan.
a Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi
hambatan pemenuhan kebutuhan.

6
b Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik
untuk memindahkan seseorang dari sumber stress.
c Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek
kebutuhan personal seseorang. 
2. Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak
selalu sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali
digunakan untuk melindungi diri, sehingga disebut mekanisme pertahanan
ego diri biasanya mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah
secara realita. Untuk menilai penggunaan makanisme pertahanan individu
apakah adaptif atau tidak adaptif, perlu di evaluasi hal-hal berikut :
a Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme
pertahanan klien.
b Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri terebut apa
pengaruhnya terhadap disorganisasi kepribadian.
c Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan
kesehatan klien.
d Alasan klien menggunakan mekanisme pertahanan.

2.5 DIAGNOSIS
Ansietas
Menurut SDKI, 2017 gejala tanda mayor dan minor ansietas antara lain:
1. Gajala dan Tanda Mayor
a. Subjektif
1) Merasa bingung
2) Merasa khawatir dengan akibat atau kondisi yang dihadapi
3) Sulit berkonsetrasi
b. Objektif
1) Tampak gelisah
2) Tampak tegang
3) Sulit tidur
2. Gejala dan Tanda Minor

7
a. Subjektif
1) Mengeluh pusing
2) Anoreksia
3) Palpitasi
4) Merasa tidak berdaya
b. Objektif
1) Frekuensi napas meningkat
2) Frekuensi nadi meningkat
3) Tekanan darah meningkat
4) Tremor
5) Diaphoresis
6) Muka tampak pucat
7) Suara bergetar
8) Berorientasi pada masa lalu
9) Kontak mata buruk

8
2.6 INTERVENSI

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan


Keperawatan
1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Bina hubungan saling percaya dengan cara
selama 3 kali kunjungan rumah
1. Mengucapkan salam terapeutik
diharapkan klien mampu:
2. Berjabat tangan dan menjelaskan tujuan
1. Mengenal ansietas 3. Membuat kontrak waktu, topik dan tempat setiap kali bertemu klien
2. Mengatasi ansietas melalui reduksi
SP 1: Bantu klien menganal ansietas dengan
(latihan teknik relaksasi)
1. Mengidentifikasi dan menguraikan perasaanya
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
2. Bantu klien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
selama 3 kali kunjungan rumah
3. Bantu klien mengenal penyebab ansietas
diharapkan keluarga mampu:
4. Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
1. Mengenal masalah ansietas pada
SP 2 : Reduksi Ansietas
anggota keluarganya
2. Mampu memahami proses terjadinya 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (misal. Kondisi, waktu,

masalah ansietas stressor)

9
3. Mampu merawat anggota keluarga 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
yang mengalami ansietas 3. Pahami situasi yang membuat ansietas dengan penuh perhatian
4. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
5. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan dan
prognosis tentang penyakit
6. Latih teknik relaksasi untuk mengurangi ketegangan

SP Keluarga:

1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien


2. Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tada dan gejala
3. Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas
4. Diskusikan cara merawat klien dengan mengajarkan teknik relaksasi
a. Mengalihkan situasi
b. Latih napas dalam
5. Diskusikan dengan keluarga perilaku klien yang perlu dirujuk dan
bagaimana merujuk klien.

10
2.7 IMPLEMENTASI

1. Tindakan Keperawatan

a. Tahap Pra-interaksi
1) Kesiapan media edukasi
2) Kesiapan diri terkait manajemen emosi diri sendiri
3) Kesiapan ketrampilan memberikan tindakan keperawatan
4) Identifikasi pasien dan identitasnya
b. Tahap interaksi
1) Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi bu? (berjabat tangan).
Perkenalkan nama saya perawat A, perawat diruangan ini. coba
sebutkan siapa nama ibu dan tanggal lahirnya? saya cek dengan
identitas di gelang ibu ya. Panggilannya ibu siapa?”
b) Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan ibu pagi ini?”
c) Kontrak
“Baiklah kita diskusikan permasalahan yang ibu rasakan tentang
kekhawatiran ibu menjelang operasi lusa ya bu? ibu ingin kita
berdiskusi berapa lama? bagaimana jika 20 menit? apakah ibu
ingin saya bantu berganti posisi yang nyaman sebelum
berdiskusi?
2) Fase Kerja
“Baiklah, tadi ibu menyampaikan merasa khawatir, gelisah, takut
apakah operasinya akan berjalan dengan baik-baik saja? Situasi
seperti apa yang membuat ibu khawatir seperti ini? nah, bagaimana
dampak yang ibu rasakan ketika perasaan cemas belum teratasi?
oke, ibu berusaha berdoa ya, ibu dapat melanjutkan hal tersebut.
Ada cara lain yang bisa ibu lakukan, caranya dengan ibu
melakukan teknik nafas dalam. Apakah ibu pernah mendengar
sebelumnya? baiklah saya berikan contohnya terlebih dahulu ya bu

11
(jelaskan sesuai SOP). Ibu dapat melatihnya 4-5 kali dan saat
perasaan cemas itu muncul. Apakah ada yang ingin ditanyakan
bu?”
3) Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
“Bagaimana perasaan ibu setelah kembali latihan relaksasi
pernafasan dan berdoa untuk mengurangi kecemasan ibu?”
b. Rencana tindak lanjut
“Ibu dapat melatihnya 4-5 kali dan saat perasaan itu muncul. Ibu
latih sampai ibu merasa lebih tenang kembali. Bagaimana jika
kita jdwalkan untuk latihan bersama ya bu?”
c. Kontrak yang akan datang
“Baiklah bu, diskusi kita hari ini sudah selesai, apakah ada yang
ingin ditanyakan bu? untuk latihan selajutnya kita akan
menggunakan teknik lain ya bu, apakah besok pagi pukul 09.00
bisa bu ?”
2.8 EVALUASI
Evaluasi dan dokumentasi dilakukan pada setiap tahapan proses
keperawatan. Perawat harus mendokumentasikan seluruh kegiatan proses
secara komperhensif. Adapun kriteria hasil yag diharapkan adalah:
1) Tingkat ansietas menurun atau tidak.
2) Kemampuan pasien tentang mengenal masalah ansietas.
3) Kemampua pasien untuk mengatasi ansietas.
4) Klien mampu meningkatkan penggunaan mekanisme koping yang
adaptif.
5) Produktifitas klien dapat dilakukan secara optimal oleh klien dan
keluarga.

12
DAFTAR PUSTAKA

Pieter., et al. 2011. Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan. Jakarta:


Kencana.

Keliat, B.A., et al. 2012. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CHMN


(basic course). Jakarta: EGC

Suliswati., et al. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

Wuryaningsih, E.W., et al. 2018. Buku Ajar Keperrawatan Kesehatan Jiwa 1.


Jember: UPT Percetakan & Penerbitan Universitas Jember.

Yusuf, Ahmad., et al. 2015. Buku Ajar Kesehatan Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

13
LAPORAN KASUS KEPERAWATAN JIWA

Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Masalah Psikososial Ansietas Di Rt


01 Rw 02 Kelurahan Sukolilo Baru Kecamatan Bulak Surabaya

Oleh Kelompok:

1. Alfi Faddilatul M (1930006) 7. Novelda Febriyanti (1930062)


2. Aliffah Istiqfarin (1930007) 8. Raden M Arifin (1930070)
3. Elysabeth O Purba (1930026) 9. Selvia Kumala D (1930079)
4. Imelda Sandy W (1930043) 10. Sugeng Santoso (1930084)
5. Kharisma (1930045) 11. Yuli Nurhayati (1930093)
6. Mia Iscahyaningsih (1930052) 12. Yurista Prahesti N (1930094)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

14
2019/2020

1. KASUS
Ny.S berumur 30 tahun BB 64 Kg, TB 165 cm mengatakan merasa khawatir
tentang kondisinya yang sewaktu-waktu harus melakukan transfusi darah dan
rawat inap. Ny S juga merasa kadang-kadang jantung berdebar dan nafas terasa
berat saat mengingat sakit yang dideritanya. Klien mengatakan menjadi kader
Balita dan aktif dalam kegiatan dimasyarakat, namun klien ingin mengundurkan
diri dari kader karena merasa kondisinya yang mudah lelah (HB sering turun)
sehingga pekerjaannya tidak optimal. Tapi untuk saat ini belum ada warga yang
mau menggantikan posisinya. Hasil observasi TTV TD :100/70 mmHg, N :
90x/menit, RR : 22x/menit, S : 36,8o C

15
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
MASALAH PSIKOSOSIAL

INFORMASI UMUM
Inisial Klien : Ny.S
Usia : 35 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Bahasa Dominan : Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sukolilo Baru
Tanggal Masuk : 4 Oktober 2019
Tanggal Pengkajian : 4 Oktober 2019
Ruang Rawat :-
Nomor Rekam Medik : -
Diagnosa Medis : CKD, Anemia Defisiensi Asam Folat
Riwayat Alergi : Tidak ada riwayat alergi
Diet : Tidak ada

KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan merasa khawatir tentang kondisinya yang sewaktu-waktu harus
melakukan transfusi darah dan rawat inap. Ny S juga merasa kadang-kadang
jantung berdebar dan nafas terasa berat saat mengingat sakit yang dideritanya.

PENAMPILAN UMUM DAN PERILAKU MOTOR


FISIK
Berat Badan : 64 kg
Tinggi Badan : 165 cm
Tanda tanda vital : TD 100/80 mmHg

16
N 90x/menit
RR 22x/menit
S 36,0o C
Riwayat Pengobatan Fisik : Transfusi darah jika HB kurang dari 7 gr/dl
Hasil Pemeriksaan Laboratorium/ visum/ dll
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

TINGKAT ANSIETAS
Tingkat ansietas (lingkari tingkat ansietas dan check list perilaku yag ditampilkan
oleh klien)
Ringan Sedang Berat Panik
Perilaku √ Perilaku √
Tenang Menarik Diri
Ramah Binggung √
Pasif Disorientasi
Waspada Ketakutan √
Merasa membenarkan Hiperventilasi √
lingkungan
Kooperatif Halusinasi/delusi
Gangguan perhatian Depersonalisasi
Gelisah √ Obsesi
Sulit berkonsentrasi √ Kompulsi
Waspada berlebihan √ Keluhan somatik
Tremor Hiperaktivitas
Bicara cepat √ Lainnya :

Masalah Keperawatan : Ansietas tingkat sedang

KELUARGA
Genogram

17 35
40
12 35

Keterangan :
= laki-laki
= perempuan

X = meninggal
................. = tinggal satu rumah
= klien

Tipe Keluarga
Klien mengatakan tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Tipe keluarga klien
adalah nuklear family
Pengambilan Keputusan
Klien mengatakan apabila ada permasalahan dalam keluarga keputusan diambil
melalui musyawarah oleh kepala keluarga.
Hubungan Klien Dengan Kepala Keluarga
Klien mengatakan dirinya adalah seorang istri dan ibu dengan 2 orang anak.
Kebiasaan Yang Dilakukan Bersama Keluarga
Klien mengatakan kebiasaan yang dilakukan bersama keluarga adalah menemani
anak bermain dan menonton televisi bersama.

Kegiatan Yang Dilakukan Keluarga Dalam Masyarakat


Klien mengatakan menjadi kader Balita dan aktif dalam kegiatan dimasyarakat,
namun klien ingin mengundurkan diri dari kader karena merasa kondisinya yang

18
mudah lelah ( HB sering turun ) sehingga pekerjaannya tidak optimal. Tapi untuk
saat ini belum ada warga yang mau menggantikan posisinya.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

RIWAYAT SOSIAL
Pola Sosial
Teman / Orang Terdekat
Klien mengatakan akrab dengan tetangga dan semua warga di Sukolilo baru.
Peran serta dalam Kelompok
Klien mengatakan menjabat sebagai kader Balita.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan kondisi fisiknya yang mudah lelah, jantung berdebar-debar dan
nafas terasa berat.
Obat Obatan Yang dikonsumsi
Adakah Obat Herbal / Obat lain yang dikonsumsi diluar resep:
Klien mengatakan mengkonsumsi tonikum syrup sesuai resep dari dokter
Puskesmas. Karena pembiayaan dengan BPJS jumlah resep terbatas, maka klien
membeli sendiri di apotek.
Obat Obatan Yang dikonsumsi klien saat ini:
Asam folat, Tonikum, Ciprofloxacin.
Apakah Klien Menggunakan Obat Obatan dan Alkohol untuk mengatasi
masalahnya:
Klien mengatakan tidak pernah menkonsumsi alkohol atau obat-obatan untuk
mengatasi masalahnya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

STATUS MENTAL DAN EMOSI


Penampilan
1. Cacat Fisik

19
Ada, Jelaskan:
Tidak Ada, Jelaskan : Ny S bisa melakukan aktifitas sehari-hari tanpa bantuan
2. Kontak Mata
Ada, Jelaskan :
Tidak Ada, Jelaskan : Klien menjaga kontak mata dengan perawat saat
berkomunikasi.
3. Pakaian
Tidak rapi, jelaskan :
Penggunaan tidak sesuai, jelaskan: Klien tampak berpakaian rapi
4. Perawatan Diri
Jelaskan: Klien mengatakan mandi 2 kali sehari.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Tingkah Laku
Tingkah Laku √ Jelaskan
Resah √ Klien mengatakan merasa
khawatir dengan kondisinya
Agitasi
Letargi
Sikap √ Klien kooperatif
Ekspresi Wajah √ Klien tampak cemas dan gelisah
saat ditanya tentang penyakitnya
Lain Lain

Masalah Keperawatan : Ansietas

Pola Komunikasi
Pola Komunikasi √ Pola Komunikasi √
Jelas √ Aphasia
Koheren √ Perseverasi
Bicara Kotor Rumination
Inkoheren Tangensial
Neologisme Banyak
Bicara/dominan
Asosiasi Longgar Bicara Lambat
Flight Of ideas Sukar Berbicara :

20
Lainnya :

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawata


Mood dan Afek
Perilaku √ Jelaskan
Senang
Sedih √ Klien mengatakan merasa sedih dengan
kondisinya yang menurut penjelasan dokter
tidak bisa disembuhkan
Patah Hati
Putus Asa
Gembira
Euforia
Curiga
Lesu
Marah/Bermusuhan
Lain Lain

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan


Proses Pikir
Perilaku √
Jelas √
Logis √
Mudah diikuti √
Relevan √
Binggung
Bloking
Delusi
Arus Cepat
Asosiasi Lambat
Curiga
Memori Jangka Pendek Health : Utuh : √
Memori Jangka Panjang Health : Utuh : √

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan


Persepsi
Perilaku √ Jelaskan
Halusinasi Klien mengatakan tidak
melihat,mendengar,hal-hal yang tidak
tampak/nyata

21
Ilusi Klien mengatakan tidak ada hal-hal
yang membuatnya berilusi
Depersonalisasi Klien mengatakan tidak pernah merasa
dirinya adalah wanita cantic
Derealisasi Klien mengatakan sudah menerima
kenyataan bahwa sakit yang dideritanya
merupakan ujian dari Allah

Halusinasi √ Jelaskan
Pendengaran Klien mengatakan tidak mendengarkan
atau tidak ada yang membisikinya
Penglihatan Klien mengatakan hanya melihat
keluarga dan tetangga yang klien kenal
Perabaan Klien mengatakan tidak merasakan
tidak ada yang meraba-rabanya dan
mengganggunya
Pengecapan Klien mengatakan tidak merasakan ada
yang aneh pada indera pengecapan
Penghidu Klien mengatakan tidak mencium bau
apa apa yang dapat mengganggunya
Lain Lain Tidak ada

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

22
Kognitif
1. Orientasi Realita
Waktu :Klien mampu mengatakan (hari dan jam yang tepat saat ditanyai
oleh perawat) orientasi waktu yang sesuai.
Tempat : Klien mampu mengatakan sekarang ia sedang ada di rumah
Orang : Klien mampu mengingat semua nama perawat yang melakukan
pengkajian
Situasi : Klien mengatakan mampu mengatasi masalahnya dengan baik

2. Memori

Gangguan √ Jelaskan
Gangguan daya ingat jangka Klien masih dapat mengingat
panjang kenangan masa lalu saat anak
pertamanya lahir, klien dan
suami merasa bahagia
Gangguan daya ingat jangka Klien tidak ada gangguan daya
pendek ingat jangka pendek dimana
klien mengatakan terakhir
transfuse tanggal 9 September
2019
Gangguan daya ingat saat ini Klien tidak ada gangguan daya
ingat saat ini
Paramnesia Klien tidak mengalami
paramnesia karena klien masih
dapat mengingat semuanya
Hipermnesia Klien tidak mengalami
hipermnesia karena klien
masih dapat mengingat
semuanya
Amnesia Klien tidak mengalami
amnesia.

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

3. Tingkat Konsentrasi dan berhitung

Tingkatan √ Jelaskan
Mudah beralih Klien hanya berfokus pada
dirinya sendiri
Tidak mampu berkonsentrasi Klien mampu berkonsentrasi
dan menjawab secara koheren
Tidak mampu berhitung sederhana Klien mampu berhitung dan
dapat menjawab 15+10=25

23
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
Ide Ide Bunuh Diri
Ide ide merusak diri sendiri / orang lain
Ya Tidak
Jelaskan : Klien mengatakan tidak putus asa dan berusaha mencari
informasi dan pengobatan
Kultural dan spiritual
Agama Yang dianut
2. Bagaimana kebutuhan klien terhadap spiritual dan pelaksanaanya ?
Klien mengatakan melaksanakan sholat 5 waktu
3. Apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan kegiatan
spiritualnya setelah mengalami kekerasan atau penganiayaan ?
Tidak
4. Adakah pengaruh spiritual terhadap koping individu ?
Klien mengatakan bila penyakitnya adalah ujian dari Allah dan harus sabar.

Budaya Yang diikuti


Apakah Ada budaya yang memepengaruhi terjadinya masalah ?
Tidak ada
Tingkat perkembangan saat ini
Klien mengatakan merasa perannya sebagai seorang istri dan ibu kurang
maksimal karena kondisi fisiknya yang lemah.
Masalah Keperawatan: HDR

24
POHON MASALAH

HDR Situasional

Disfungsi Peran

Ansietas

Tuntutan Peran Keluarga dan Organisasi

Kurangnya Pengetahuan

Penyakit Kronis

25
ANALISA DATA

No Data Subjektif dan Objektif Interprestasi Masalah


. (Etiologi) Keperawatan
1. Ds : Stressor ANSIETAS
(Fisik : penyakit kronis)
1. klien mengatakan (Psikologis : disfungsi
khawatir tentang peran)
kondisinya yang
sewaktu-waktu harus
melakukan transfuse
darah dan rawat inap
2. klien mengatakan
khawatir jika
kondisinya semakin
memburuk
3. klien mengatakan
terkadang merasa
bedebar-debar dan
nafas terasa berat saat
mengingat sakit yang
dideritanya.

Do :

1. klien tampak gelisah

2. klien sulit
berkonsentrasi

3. klien tampak
ketakutan saat ditanya
tentang penyakitnya

4. klien selalu menjawab


pertanyaan dengan
cepat

26
2. Ds: Gangguan peran sosial HDR
1. Klien mengatakan Situasional
merasa perannya
sebagai seorang istri
dan ibu kurang
maksimal

2. Klien mengatakan
masih aktif dalam
kader, namun ingin
mengundurkan diri
karena dengan
kondisinya saat ini
kerjanya menjadi tidak
maksimal.

Do:
1. Klien tampak bingung

2. Klien mengungkapkan
perasaan negative
tentang diri

II. PRIORITAS MASALAH


1. Ansietas

27
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Klien Dengan Masalah Psikososial Ansietas

Nama Klien : Ny.S DX Medis ;


RM No :

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional


. Keperawata
n
1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan Bina hubungan saling percaya dengan cara 1) Membantu klien untuk terbuka
keperawatan selama 3 kali sehingga dapat mendiskusikan
4. Mengucapkan salam terapeutik
kunjungan rumah diharapkan dan menghadapinya.
5. Berjabat tangan dan menjelaskan tujuan
klien mampu:
6. Membuat kontrak waktu, topik dan tempat setiap
3. Mengenal ansietas kali bertemu klien
2) Untuk mengetahui sejauh mana
4. Mengatasi ansietas
SP 1: Bantu klien menganal ansietas dengan tingkat kecemasan yang
melalui reduksi (latihan
dirasakan oleh klien.
teknik relaksasi) 5. Mengidentifikasi dan menguraikan perasaanya
6. Bantu klien menjelaskan situasi yang
Setelah dilakukan tindakan
menimbulkan ansietas
keperawatan selama 3 kali 3) Untuk mengubah respon klien
7. Bantu klien mengenal penyebab ansietas
kunjungan rumah diharapkan terhadap stresor
8. Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
keluarga mampu:
SP 2 : Reduksi Ansietas

28
4. Mengenal masalah 7. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (misal.
ansietas pada anggota Kondisi, waktu, stressor)
keluarganya 8. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
5. Mampu memahami proses 9. Pahami situasi yang membuat ansietas dengan
terjadinya masalah penuh perhatian
ansietas 10. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa
4) Dukungan yang terus menerus
6. Mampu merawat anggota yang akan datang
mugkin membantu klien
keluarga yang mengalami 11. Informasikan secara factual mengenai diagnosis,
mengurangi ansietas / rasa takut
ansietas pengobatan dan prognosis tentang penyakit
ke tingkat yang dapat diatasi
12. Latih teknik relaksasi untuk mengurangi
ketegangan

SP Keluarga:

6. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga


dalam merawat klien
7. Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas
serta tada dan gejala
8. Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari
ansietas
9. Diskusikan cara merawat klien dengan
mengajarkan teknik relaksasi

29
c. Mengalihkan situasi
d. Latih napas dalam
10. Diskusikan dengan keluarga perilaku klien yang
perlu dirujuk dan bagaimana merujuk klien.

30
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. S RM No:

No Hari & Tanggal Implementasi Evaluasi TTD

Pukul
1. Jumat, 4 Oktober Fase Orientasi 1. S:
2019 - Klien menjawab “Selamat pagi, Waalaikum Salam”
1. Membina hubungan saling percaya
- Klien mengatakan bisa ditemui/ mempunyai waktu
Pukul 16.00 WIB a. Mengucapkan salam terapeutik dan
longgar diatas jam 18.00
berjabat tangan
- Klien mengucapkan terimakasih sudah dibantu mengatasi
b. Menjelaskan tujuan interaksi
masalahnya
c. Membuat kontrak waktu, topik dan
tempat setiap kali bertemu klien O : Klien tampak sangat kooperatif

A : Masalah teratasi

P : Kontrak waktu untuk melaksanakan fase kerja


2. Sabtu, 5 Oktober Fase Kerja 1. S:
2019
- Klien mengatakan khawatir / takut dengan kondisi
1. Membantu klien mengenal ansietas
Pukul 18.00 WIB sakitnya, karena anaknya masih kecil-kecil
a. Membantu klien mengidentifikasi
- Klien mengatakan cemas sewaktu-waktu datang, karena
dan menguraikan perasaanya
masih kepikiran perkataan dokter yang mengatakan penyakitnya

31
b. Membantu klien menjelaskan tidak bisa sembuh
situasi yang menimbulkan ansietas - Klien mengatakan mengerti bahwa dirinya mengalami
c. Membantu klien mengenal kecemasan
penyebab ansietas - Klien mengatakan kadang sulit konsentrasi saat
d. Membantu klien menyadari melakukan aktivitas sehari-hari
perilaku akibat ansietas - Klien mengatakan kadang jantung terasa berdebar-debar
dan nafas terasa berat

O:

- Kognitif :
Klien tampak memahami bahwa dirinya mengalami
ansietas.
- Afektifr:
Klien sangat kooperatif dan antusias terhadap
intervensi yang diberikan
Klien aktif bertanya
- Psikomotor:
Klien mampu mengenal dan menyadari prilaku
akibat ansietas
A : Masalah teratasi sebagian

32
P : Lanjutkan intervensi SP 2 (Cara mengatasi
ansietas)

2. S:
- Klien mengatakan mampu mengambil keputusan
terhadap masalah yang dialaminya
- Klien mengatakan akan mencari “Second Opinion”
terhadap sakit yang dideritanya
- Klien mengatakan masih berusaha mencari informasi
sebanyak-banyaknya terkait kondisinya
- Klien mengatakan mampu mengatasi ansietas bila
sewaktu-waktu muncul, salah satunya teknik relaksasi nafas
2. Mengajarkan cara mengatasi
dalam
ansietas
a. Mengidentifikasi saat ansietas O:
berubah
b. Mengidentifikasi kemampuan klien - Kognitif :

dalam mengambil keputusan Klien tampak memahami tentang cara mengatasi

c. Mendiskusikan perencanaan ansietas

realitas tentang peristiwa yang akan datang Klien tampak memahami tentang informasi yang

33
d. Menginformasikan tentang diberikan
penyakit dan penatalaksanaannya - Afektifr:
e. Melatih teknik relaksasi untuk Klien sangat kooperatif dan antusias terhadap
mengatasi ansietas intervensi yang diberikan
Klien aktif bertanya
- Psikomotor:
Klien mampu melakukan teknik relaksasi
A: Masalah Teratasi Sebagian
P: Kontrak Waktu untuk pertemuan yang akan datang
dalam melakukan intervensi SP keluarga
Sabtu, 5 Oktober
2019

Pukul 19.00 WIB


3. Minggu, 6 Oktober 1. Mendiskusikan masalah yang 3. S:
2019
dirasakan keluarga dalam merawat klien - Klien dan suami mengatakan mengerti tentang kondisi
Pukul 18.00 WIB 2. Mendiskusikan tentang proses Ny S dan bagaimana cara merawat klien dirumah
tejadinya ansietas serta tanda gejalanya - Klien dan suami mengatakan mengerti tentang tanda
3. Mendiskusikan cara merawat gejala ansietas serta proses terjadinya
pasien dengan teknik relaksasi - Klien dan suami mengatakan mengerti kapan klien perlu
4. Mendiskusian teknik merujuk dirujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih lengkap fasilitasnya
pasien - Klien dan suami mengatakan cemas tampak berkurang
setelah diberikan informasi

34
Fase Terminasi O:

1. Bertanya kembali kepada pasien - Kognitif :


dan keluarga tentang proses terjadinya Klien dan keluarga tampak paham dan mampu
ansietas, tanda gejala ansietas, serta cara menjelaskan kembali informasi yang sudah
mengatasi ansietas diterimanya
- Afektif:
Klien dan keluarga sangat kooperatif dan antusias
terhadap intervensi yang diberikan
Klien dan keluarga aktif bertanya
- Psikomotor:
Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa
yang telah ditanyakan.
A: Masalah Teratasi Sebagian

P: Intervensi dihentikan

35
36

Anda mungkin juga menyukai