Anda di halaman 1dari 15

PRA PLANING KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT

DIARE DI POSYANDU BALITA DI RW 03 KELURAHAN KENJERAN


KECAMATAN BULAK SURABAYA

Disusun Oleh:
NERS A9 GERBONG 02

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2018
PRA PLANING KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG PENYAKIT DIARE DI POSYANDU BALITA
DI RW 02 KELURAHAN KENJERAN KECAMATAN
BULAK SURABAYA

Pokok Bahasan : Penyakit Diare


Sub Pokok Bahasan : Mengatasi Diare dengan Membuat Larutan Oralit
Sasaran : Orang Tua Balita
Tempat : Balai RW 03, Kel Kenjeran
Waktu : Selasa, 11 Desember 2018-12-06
Pukul 09.00 s/d 09.30 Wib

A. Latar Belakang
Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia dan dilaporkan
terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering menyebabkan
kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita). Dalam satu tahun sekitar 760.000
anak usia balita meninggal karena penyakit ini (World Health Organization (WHO),
2013b). Didapatkan 99% dari seluruh kematian pada anak balita terjadi di negara
berkembang. Sekitar ¾ dari kematian anak terjadi di dua wilayah WHO, yaitu Afrika dan
Asia Tenggara. Kematian balita lebih sering terjadi di daerah pedesaan, kelompok
ekonomi dan pendidikan rendah. Sebanyak ¾ kematian anak umumnya disebabkan
penyakit yang dapat dicegah, seperti kondisi neonatal, pneumonia, diare, malaria, dan
measles (WHO, 2013b). Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti Indonesia karena memiliki insidensi dan mortalitas yang tinggi.
Diperkirakan 20-50 kejadian diare per 100 penduduk setiap tahunnya. Kematian
terutama disebabkan karena penderita mengalami dehidrasi berat. 70-80% penderita
adalah mereka yang berusia balita. Menurut data Departemen Kesehatan, diare
merupakan penyakit kedua di Indonesia yang dapat menyebabkan kematian anak usia
balita setelah radang paru atau pneumonia (Paramitha, Soprima, & Haryanto, 2010).
Penularan diare dapat dengan cara fekal-oral, yaitu melalui makanan atau minuman yang
tercemar oleh enteropatogen, kontak tangan langsung dengan penderita, barang-barang
yang telah tercemar tinja penderita atau secara tidak langsung melalui lalat. Cara
penularan ini dikenal dengan istilah 4F, yaitu finger, flies, fluid, field (Subagyo &
Santoso, 2012). Adapun faktor risiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen
diantaranya adalah tidak memberikan ASI secara penuh pada bayi usia 4-6 bulan, tidak
memadainya penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana
kebersihan, kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan
makanan yang tidak higienis, serta cara penyapihan yang tidak baik (Subagyo & Santoso,
2012). Kejadian diare dapat dicegah dengan memperhatikan air minum yang aman dan
sanitasi yang higienis (WHO, 2013).
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mampu memahami
tentang diare dan cara penanggulangan diare dengan cara membuat larutan oralit

C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta mampu :
1. Memahami pengertian dari Diare
2. Mengetahui faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya Diare
3. Mengetahui tanda dan gejala timbulnya Diare
4. Mengetahui cara mencegah agar tidak terjadi Diare
5. Mengetahui penanganan Diare
6. Mendemonstarasi cara pembuatan Larutan Gula Garam atau oralit

D. Waktu
Hari/Tanggal : Selasa, 11 Desmber 2018
Tempat : Balai RW 03, Kelurahan Kenjeran
Waktu : Pukul 09.00 WIB s/d selesai

E. Materi
Terlampir

F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi

G. Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik

H. Proses Kegiatan Penyuluhan


Waktu Kegoatan
NO Tahap
(menit) Penyuluh Sasaran
1 Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan a. Menjawab salam
salam b. Menyimak
b. Memperkenalkan c. Mendengarkan
diri
c. Menjelaskan tujuan
yang akan
disampaikan
d. Apersepsi
masyarakat
2 Inti 15 menit a. Menjelaskan : 1. Menyimak materi
1. Pengertian dari yang disampaikan
Diare 2. Mengajukan
2. Faktor apa saja pertanyaan
yang dapat 3. Mendengarkan
menyebabkan penyuluh
terjadinya Diare 4. Menjawab pertanyaan
3. Tanda dan gejala 5. Respon peserta baik,
timbulnya Diare tetap memperhatikan
4. Cara mencegah respon selama
agar tidak terjadi penyuluhan
Diare
5. Penanganan
Diare
6. Cara pembuatan
larutan gula
garam atau oralit
b. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya
3 Penutup 10 menit 1. Menyimpulkan 1. Bertanya
2. Evaluasi 2. Menyimak
3. Mengucapkan salam 3. Menjawab salam

I. Setting Tempat

2
4 4
1

3
4
4

Keterangan :
1= Pintu masuk
2= Moderator/ Observer/ Penyaji
3= Audience
4= Jendela
J. Pembagian Peran

1. Moderator : Ayu Dina


: Membuka dan menutup acara
Memperkenalkan anggotanya
2. Penyaji : Winarti
: Membuat acara pengajaran
Menjelaskan tentang materi kehidupan bermasyarakat
3.Observer : Zainul Abidin
: Memantau jalannya penyuluhan
3. Notulen : Lens Junedi Seu
: Menulis seluruh pertanyaan dan membuat kesimpulan
4. Fasilitator : Suheni
: Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan

K. Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Peserta dapat hadir, minimal 5 orang.
2) Kegiatan dilakukan di Balai RW 03 Kelurahan Kenjeran
3) Pengorganisasian kegiatan dilakukan sebelum dan saat kegiatan berlangsung.
b. Kriteria Proses
1. Peserta antusias terhadap materi yang diberikan.
2. Peserta konsentrasi dan fokus mendengarkan materi.
3. Peserta dapat mengajukan beberapa pertanyaan.
c. Kriteria Hasil
1. Secara verbal dapat memahami tentang pengertian diare
2. Secara verbal dapat memahami penyebab diare
3. Secara verbal dapat memahami tanda an gejala diare
4. Secara verbal dapat memahami cara pencegahan diare
5. Secara verbal dapat memahami cara penanganan diare
6. Secara verbal dapat memahami cara pembuatan oralit
MATERI
PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK

A. PENGERTIAN DIARE
Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya
defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan
perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah.Secara klinik dibedakan
tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten.
Sedangkan menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-
tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair
dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari
Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses yang berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada feses lebih
banyak daripada biasanya (Daldiyono, 1990).
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan >3 kali dalam sehari dan biasanya
berlangsung selama dua hari atau lebih, sering juga disertai kejang perut. Orang yang
mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi. Hal ini
membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa,
khususnya pada anak dan orang lanjut usia.
Diare jarang membahayakan, namun dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan
nyeri kejang pada bagian perut.Meskipun tidak membutuhkan perawatan khusus, penyakit
diare perlu mendapatkan perhatian serius, karena dapat menyebabkan dehidrasi
(kekurangan cairan tubuh).Dehidrasi dapat ditengarai dengan gejala fisik seperti bibir terasa
kering, kulit menjadi keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung, serta menyebabkan
syok.Untuk mencegah dehidrasi dengan meminum larutan oralit.Karena itu, penderita diare
harus banyak minum air dan diberi obat anti diare.

B. FAKTOR PENYEBAB DIARE


Faktor penyebab terjadinya diare, adalah sebagai berikut:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut :
1) Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
2) Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis) Adeno-
virus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
3) Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides);
protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis);
jamur (Candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis
media akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah
2 tahun.
 Keterangan:

Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus


halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar.
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding
usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat
sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja
berair pada diare.

2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa);
monosakarida (intolerasni glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak
yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang
lebih besar).

Diare selain disebabkan oleh beberapa infeksi virus dan juga akibat dari racun
bakteria, juga bisa disebabkan oleh faktor kebersihan lingkungan tempat
tinggal.Lingkungan yang kumuh dan kotor menjadi tempat berkembang bakteri
(E.coli), virus dan parasit (jamur, cacing, protozoa), dan juga lalat yang turut berperan
dalam membantu penyebaran kuman penyakit diare.
Diare juga bisa muncul akibat tangan kotor dan dapat pula karena tertular dari
binatang peliharaan, dan kontak langsung dengan feses atau marterial yang
menyebabkan diare. Namun demikian, disamping beberapa faktor yang menjadi
penyebab diare diatas, sebenarnya ada beberapa hal lagi yang menjadi faktor utama dari
terjadinya diare, yaitu:
1. Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita sehingga
timbulnya diare akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah.
2. Ketidakmampuan alat pencernaan seorang bayi untuk memproses susu dapat
menyebabkan ia mengalami diare.
3. Seorang bayi yang tidak mampu mencerna makanan yang baru dan belum dikenali.
4. Akibat alergi pada makanan tertentu.
5. Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh
akan menyebabkan penyakit sampingan berupa diare.
6. Infeksi dalam perut yang disebabkan virus, cacing, atau bakteri
7. Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan berlemak
8. Keracunan makanan

 Faktor yang meningkatkan penyebaran kuman penyebab diare:


1. Tidak memadainya penyediaan air bersih
2. Air tercemar oleh tinja
3. Pembuangan tinja yang tidak hygienis
4. Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek
5. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya
6. Penghentian ASI yang terlalu dini

C. TANDA DAN GEJALA DIARE


1. BAB encer lebih dari 3x atau anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair
atau encer
2. Muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
5. Badan terasa lemah.
6. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
7. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
8. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya defekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
9. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan bibir keringserta penurunan berat
badan.
10. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.
11. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
D. PENCEGAHAN DIARE
Diare mudah dicegah antara lain dengan cara:
1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar yaitu setelah buang air besar, sebelum &
sesudah menyiapkan makanan atau minuman.
2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara
merebus sampai mendidih ± 10-15 menit.
3. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban
dengan tangki septik.
4. Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasak dibawah air mengalir.
5. Mencuci botol susu dan tempat makan anak dengan cara mencuci di bawah air
mengalir lalu rendam dengan air panas ± 5 menit baru digunakan lagi.
6. Menjaga kebersihan diri.
7. Menjaga kebersihan lingkungan: rumah, saluran air, pengelolaan sampah yang baik
yaitu sampah dibuang pada tempatnya dan tempat sampah selalu ditutup agar
makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain), membuang
tinja termasuk tinja bayi pada jamban/WC.

E. PENANGANAN DIARE
1. Mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah dengan oralit. Cairan
oralit diberikan sedikit demi sedikit dengan sendok, dengan frekuensi sesering
mungkin. Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit sehingga dapat mengganti
elektrolit yang ikut hilang bersama cairan.
2. Berikan zinc selama 10-14 hari. Zinc berfungsi untuk memperbaiki epitel usus
supaya tidak sering diare. Caranya zinc dilarutkan dalam 1 sendok air. Pemberian
zinc untuk anak <6 bulan ½ tablet dan >6 bulan 1 tablet.
3. Pemberian ASI ataupun makanan pendamping ASI tetap diberikan agar anak tidak
kekurangan gizi( OTC DIGEST, 2011:27). Pemberian susuformula yang
mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya Bebelac FL,
Nutrilon FL, LLM, almiron atau sejenis lainnya.
4. Segera ke fasilitas kesehatan, jika kondisi tidak membaik dalam 3 hari atau buang air
besar cair bertambah sering, muntah berulang-ulang, makan atau minum sedikit,
demam dan tinja berdarah, sehingga bisa mendaptkan obat antibiotic selektif dari
dokter (OTC DIGEST, 2011:27).
5. Nasihat yang meliputi makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan serta cara
menjaga kebersihan perseorangan. Sebaiknya makanlah makanan setengah padat
(bubur) atau makanan padat (nasi tim), makanan rendah serat (tanpa buah, tanpa
sayur) dan rendah lemak.
6. Pemberian obat antidiare sebaiknya jangan karena dapat beresiko dapat
menimbulkan efek sampingyang cukup berbahaya seperti mual, muntah bahkan
yang cukup berat timbul illeus paralitik (OTC DIGEST, 2011:27).
F. DEMONSTRASI
1. Membuat Larutan Gula Garam
a. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 sdm gula
2) ¼ sdm garam
3) Segelas air putih yang telah dimasak (200 ml)
c. Cara Membuat:
1) Cucilah tangan dengan bersih
2) Tuangkan air masak ke dalam satu gelas air
3) Masukkan gula 1 sdm penuh
4) Masukkan ¼ sdm garam
5) Aduk sampai larut
6) Larutan gula garam segera minum
2. Membuat Larutan Oralit
Larutan oralit adalah larutan untuk mengobati diare.
Tujuannya: mencegah kehilangan cairan berlebih
a. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 bungkus oralit
2) Segelas air masak (200 ml)
c. Cara membuat:
1) Cuci tangan sampai bersih
2) Tuang air masak satu gelas
3) Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak
4) Aduk sampai semua bubuk larut dengan sendok

3. Kebutuhan oralit sesuai kelompok umur :

Umur Setiap Mencret Jumlah oralit yang disediakan di rumah


< 1 tahun ¹/₂ gelas 400 ml/hari (2 bungkus)
1 - 4 tahun 1 gelas 600-800 ml/hari (3-4 bungkus)
5 – 12 tahun 1 ¹/₂ gelas 800-1000 ml/hari (4-5 bungkus)
Dewasa 3 gelas 1200-2800 ml/hari (6-10 bungkus)

Catatan : 1 bungkus oralit = 1 gelas = 200 ml. Perkiraan oralit untuk kebutuhan 2 hari.
DAFTAR PUSTAKA

Soebagyo. 2008, Diare Akut pada Anak. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 ed.5. Jakarta: Interna Publishing.

Depertemen Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Ditjen
PPM dan PL.
EVALUASI
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat

1. Apakah pengertian dari Diare?


2. Sebutkan faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya Diare?
3. Sebutkan tanda dan gejala timbulnya Diare?
4. Sebutkan pencegahan Diare!
5. Sebutkan apa saja penanganan yang dapat kita lakukan ketika kita Diare?
6. Bagaimana demonstarasi pembuatan Larutan Gula Garam atau oralit?

Jawaban :
1. Pengertian Diare
Diare adalah (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari,
disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah.
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi
buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.
Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses yang
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dengan demikian kandungan air
pada feses lebih banyak daripada biasanya
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan >3 kali dalam sehari dan
biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih, sering juga disertai kejang perut.

2. Faktor Penyebab Diare


a. Faktor infeksi
1) Infeksi enteral (infeksi bakteri, virus dan parasite)
2) Infeksi parenteral (otitis media akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis,
bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya)
b. Faktor malabsorbsi (malabsorbsi karbohidrat, protein dan lemak)
c. Faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan)
d. Faktor psikologis (rasa takut dan cemas)
e. Faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal (lingkungan yang kumuh dan kotor)

3. Tanda dan Gejala Diare


1) BAB encer lebih dari 3x
2) Muntah
3) Demam
4) Nyeri perut
5) Badan terasa lemah
6) Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang
7) Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
8) Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet
9) Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan bibir keringserta
penurunan berat badan
10) Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun
11) Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

4. Pencegahan Diare
1) Mencuci tangan pakai sabun dengan benar
2) Meminum air minum yang telah diolah
3) Membuang air besar dan air kecil di jamban
4) Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasak
5) Mencuci botol susu dan tempat makan anak
6) Menjaga kebersihan diri
7) Menjaga kebersihan lingkungan

5. Demonstrasi pembuatan larutan gula garam dan oralit


1) Membuat Larutan Gula Garam
a. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 sdm gula
2) ¼ sdm garam
3) Segelas air putih yang telah dimasak (200 ml)
c. Cara Membuat:
1) Cucilah tangan dengan bersih
2) Tuangkan air masak ke dalam satu gelas air
3) Masukkan gula 1 sdm penuh
4) Masukkan ¼ sdm garam
5) Aduk sampai larut
6) Larutan gula garam segera minum

2) Membuat Larutan Oralit


Larutan oralit adalah larutan untuk mengobai diare.
Tujuannya: mencegah kehilangan cairan berlebih
a. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 bungkus oralit
2) Segelas air masak (200 ml)
c. Cara membuat:
1) Cuci tangan sampai bersih
2) Tuang air masak satu gelas
3) Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak
4) Aduk sampai semua bubuk larut dengan sendok
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

No Nama Tanda Tangan

1 1.

2 2.

3 3.

4 4.

5 5.

6 6.

7 7.

8 8.

9 9.

1 10.
11.

12.

13.

1 14.

1 15.

1 16.

1 17.

Anda mungkin juga menyukai