DISUSUN OLEH:
GERBONG 1
DISUSUN OLEH:
GERBONG 1
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kehadapan Allah SWT karena atas
berkat dan rahmat-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan laporan desiminasi
awal Praktik Profesi Keperawatan Gerontik di UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, serta bimbingan
dari berbagai pihak, sulit bagi penyusun untuk menyelesaikan tugas ini. Oleh
karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Wiwiek Liestyaningrum.,S.Kp.,M.Kep selaku ketua Stikes Hang Tuah
Surabaya.
2. BapakNuh Huda, M. Kep., Ns., Sp selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya.
3. Segenap dosen pembimbing praktik keperawatan gerontik profesi ners
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmu, koreksi, saran, dan
motivasi dengan penuh kesabaran.
4. Kepala UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya yang telah
memfasilitasi kami untuk memperdalam ilmu keperawatan gerontik.
5. Segenap perawat dan staff UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya yang
telah banyak membantu dan memotivasi kami sehingga laporan desiminasi
awal dapat terselesaikan.
6. Rekan – rekan angkatan A10 Pendidikan Profesi Ners STIKES Hang Tuah
Surabaya Gerbong 1 praktik profesi keperawatan gerontik, yang telah
banyak membantu selama proses penyusunan laporan desiminasi awal ini.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas budi baik semua pihak yang
telah memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam
menyelesaikan laporan desiminasi awal ini.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
i
KATA PENGANTAR iii...........................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
iv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................
1
1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................................................
3
1.2.1 Tujuan umum.........................................................................................................................
3
1.2.2 Tujuan khusus........................................................................................................................
3
1.3 Manfaat Penulisan................................................................................................................
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................
2.1 Pengertian Lansia.................................................................................................................6
2.2 Klasifikasi Lansia.................................................................................................................7
2.3 Tipe-tipe Lansia....................................................................................................................9
2.4 Tugas Perkembangan lansia..............................................................................................9
2.5 Masalah Pada lansia............................................................................................................
10
2.6 Upaya perawatan dan pelayanan kesehatan lansia.....................................................
15
2.7 Analisa Jurnal........................................................................................................................
17
BAB 3 HASIL PENGKAJIAN................................................................................
24
iv
3.1 Profil UPTD Griya Werdha Jambangan...............................................................
24
3.2 Data Umum..........................................................................................................
28
BAB 4 POA ( Planning Of Action)..........................................................................37
BAB 5 PENUTUP.....................................................................................................
40
5.1 Simpulan..............................................................................................................
40
5.2 Saran.....................................................................................................................
40
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
42
v
1
BAB 1
PENDAHULUAN
60 tahun atau lebih sebanyak 227,527 juta jiwa (Dinkes Kota Surabaya,
2016). Sedangkan Jumlah lansia yang berada di UPTD Griya Wredha
Jambangan Surabaya tahun 2019 sebanyak 154 lansia.
Lansia memiliki proses menua alami yang diikuti oleh penurunan
kondisi psikologis, fisik, dan sosial. Keadaan ini dapat menyebabkan
permasalahan kesehatan baik secara umum ataupun jiwa terhadap lansia
(Firdaus, 2018). Masalah yang umumnya terjadi pada lansia antara lain
gangguan penyesuaian, kehilangan, depresi, gangguan kepribadian dan lain-
lain. Menurut Ambarwati (2014) semakin tua umur seseorang, maka akan
semakin menurun kemampuan fisiknya, hal ini dapat mengakibatkan
kemunduran pada peran sosialnya dan juga akan mengakibatkan gangguan
dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya. Meningkatkan ketergantungan
yang memerlukan bantuan orang lain dengan kata lain akan menurunkan
tingkat kemandirian lansia tersebut. Kemandirian sangat penting dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh teori
Maslow tentang hierarki kebutuhan dimana tingkatan yang tertinggi (ke-5)
adalah kebutuhan aktualisasi diri (need for self Actualization) yang terkait
dengan tingkat kemandirian, kreatifitas, kepercayaan diri dan mengenal serta
memahami potensi diri sendiri. Kemandirian pada lanjut usia dapat dinilai
dari kemampuannya dalam melakukan aktivitas kesehariannya atau yang
sering disebut dengan Activity of daily living (ADL), sehingga
meminimalkan morbiditas para lanjut usia.
Keberadaan ilmu keperawatan gerontik bertujuan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara holistik dan meningkatkan usaha preventif,
promotif dalam meningkatkan kesejahteraan lansia. Untuk membina
kesehatan lanjut usia tersebut, maka diperlukan kerjasama lintas program dan
lintas sektoral yang salah satunya dengan pelayanan di Unit Pelayanan Teknis
Pelayanan Sosial Lanjut Usia (UPTDPSLU). Dalam rangka menerapkan
asuhan keperawatan tersebut, maka mahasiswa Program Pendidikan Profesi
Ners STIKES Hang Tuah Surabaya Angkatan A10 Gerbong 1 melaksanakan
praktik keperawatan gerontik di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
pada tanggal 23 Desember 2019 - 05 Januari 2020. Kegiatan ini bertujuan
mendapatkan pengalaman secara langsung untuk menemukan permasalahan
3
yang terjadi pada lanjut usia serta memberikan asuhan keperawatan baik
secara fisik, mental, sosial, spiritual dan kultural.
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan terhadap klien lanjut
usia secara profesional dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan di
UPTD Griya Werdha Jambangan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Lansia atau lanjut usia adalah suatu proses yang alami, setiap manusia
akan mengalami proses menjadi tua yang merupakan masa terakhir hidup manusia
dimana manusia akan mengalami penurunan fisik, mental, dan sosial secara
bertahap (Azizah, 2011). Lanjut usia atau yang sering disebut lansia adalah masa
dimana kemampuan fisik dan akal seseorang akan mengalami penurunan yang
ditandai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup (Basuki, 2015). Lanjut
usia adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang
No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dijelaskan bahwa lanjut usia adalah
Menurut Santrock (2011), ada dua pandangan para ahli mengenai definisi
lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia.
Orang barat mendefinisikan lansia sebagai orang yang yang telah berumur 65
tahun atau lebih, dimana usia ini akan membedakan antara orang dewasa dengan
orang usia lanjut. Berdasarkan pandangan orang Indonesia, istilah lansia pada
umumnya dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri
penuaan. Lanjut usia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang dimana
manusia tidak akan secara tiba-tiba menjadi tua, akan tetapi melalui tahapan
perkembangan mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan akhirnya menjadi
tua.
6
7
disimpulkan bahwa lansia adalah proses akhir tumbuh kembang manusia yang
dimulai dari bayi hingga akhirnya menjadi tua, dimana pada masa ini terjadi
penurunan fungsi tubuh baik secara fisik, mental, maupun sosialnya yang
mendapat motivasi yang tinggi maka kemunduran itu akan lama terjadi.
3. Orang lansia memiliki status minoritas. Hal ini dikarenakan sebagai akibat
dari sikap sosial yang kurang menyenangkan terhadap orang lansia dan
orang lain.
tersebut.
b. Masa Lansia, yaitu seseorang yang telah berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia dengan resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia 70 tahun atau
e. Lansia tidak potensial, yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah
batasan-batasan umur lansia yang dikutip dari beberapa sumber sebagai berikut:
lansia, yaitu:
Tipe lansia dibagi menjadi lima tipe yaitu tipe arif bijaksana, tipe mandiri,
tipe tidak puas, tipe pasrah dan tipe bingung (Nugroho, 2008) :
1. Tipe arif bijaksana, yaitu kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan
diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah,
rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi
panutan.
2. Tipe mandiri, yaitu menganti kegiatan yang hilang dengan yang baru,
selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi
undangan.
3. Tipe tidak puas, yaitu konflik lahir batin menentang proses penuaan
sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani,
pengkritik dan banyak menuntut.
4. Tipe pasrah, yaitu menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan
agama dan melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung, yaitu mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh
tak acuh.
N
Penelitian
No.
17
1. Peneliti :
Nurhusna, Yosi Oktarina dan Andika Sulistiawan
Judul dan Tahun :
Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi di Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi (2018)
Sampel : 28 orang yang terdiri dari 14 orang kelompok control dan 14
orang kelompok intervensi
Jenis Penelitian : Kuantitatif dengan pre experiment desain berupa
two group pre-test dan post-test
Variabel :
- Variabel Independen : Pengaruh Terapi Tertawa
- Variabel Dependen : Penurunan Tekanan Darah
Dosis Intervensi : -
Hasil Penelitian :
Hasil penelitian ini menunjukkan terapi tertawa dapat menurunkan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi terutama pada nilai
Sistolik segera setelah dilakukan terapi tertawa. Terapi ini baik untuk
diterapkan sebagai upaya perawatan penyakit hipertensi non
farmakologi.
(Nurhusna, Oktarina, & Sulistiawan, 2018)
2. Peneliti :
Surya Ferdian, Tori Rihiantoro, Ririn Sri Handayani
Judul dan Tahun :
Pengaruh Madu Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia (2015)
Sampel : 20 orang
Jenis Penelitian :
Kuantitatif dengan desain Quasi experimental one group pre-post test
design
Variabel :
- Variabel Independen : Pemberian Madu
- Variabel Dependen : Kualitas Tidur
Dosis Intervensi : 1 kali sehari (1 jam sebelum tidur malam)
Hasil Penelitian :
Manfaat madu sebagai obat untuk menyembuhkan segala macam
penyakit salah satunya gangguan tidur. Hasil penelitian menunjukkan
nilai ρ-value 0.002 ≤ α (0.05) yang berarti ada pengaruh madu terhadap
kualitas tidur pada lansia setelah diberikan intervensi. Hasil
pengukuran kualitas tidur menggunakan instrumen PSQI pada lansia
menurun. Sebelum pemberian madu rata-rata 11.55 dan sesudah
pemberian madu memiliki rata-rata 10.75. Keberhasilan intervensi ini
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, penyakit fisik,
kelelahan, gaya hidup, stres emosional, diet, merokok dan medikasi.
Oleh karena itu, pemberian madu dapat menjadi salah satu cara yang
dapat diterapkan dalam meningkatkan kualitas tidur pada lansia dengan
catatan menggosok gigi setelah meminum madu untuk mencegah sakit
gigi selain itu, meminum madu dapat menjadi alternatif atas
penggunaan obat tidur secara terus menerus yang dapat menimbulkan
efek toksisitas yang tinggi.
18
3. Peneliti :
Tabita Ma Windri, Angkit Kinasih, Theresia Pratiwi Elingsetyo
Sanubari
Judul dan Tahun :
Pengaruh Aktivitas Fisik dengan Kualitas Hidup Lansia Hipertensi di
Panti Werdha Maria Sudarsih Ambarawa (2019)
Sampel : 8 lansia yang mengalami hipertensi
Jenis Penelitian :
Penelitian eksperimen dengan rancangan pre-experiment design One
Group Pre test-post test
Variabel :
- Variabel Independen : Aktivitas fisik
- Variabel Dependen : Kualitas hidup lansia hipertensi
Dosis Intervensi : 4 kali dalam 2 minggu. Gerakan senam khusus
penderita hipertensi yang dilakukan selama 15 menit dengan tahapan 5
menit latihan pemanasan, 5 menit gerakan inti dan 5 menit gerakan
pendinginan.
Hasil Penelitian :
Hasil kualitas hidup lansia di Panti werdha Ambarawa dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa rata-rata kualitas hidup sebelum dimulai
penelitian adalah 62,8% dan meningkat menjadi 62,25%. Aktivitas fisik
senam dapat membantu menguatkan jantung. Jantung yang lebih kuat
tentu dapat memompa lebih banyak darah dengan hanya sedikit usaha.
Semakin ringan kerja jantung, maka semakin sedikit tekanan darah
pada pembuluh darah arteri, sehingga tekanan darah akan menurun.
Sehingga hasil penelitian terdapat pengaruh aktivitas fisik dengan
kualitas hidup lansia pada domain kesehatan fisik dengan didukungnya
data tensi tekanan darah yang mengalami penurunan.
(Windri, Kinasih, Pratiwi, & Sanubari, 2019)
4. Peneliti :
M. D. L. Larasati, IM. Sutajaya, NP. S. R. Dewi
Judul dan Tahun :
Alunan Musik Klasik Menurunkan Stres Dan Tekanan Darah Pada
Lansia Penderita Hipertensi Di Panti Sosial Tresna Werdha Jara Mara
Pati Buleleng Bali (2019)
Sampel : 24 sampel lansia penderita hipertensi.
Jenis Penelitian :
Eksperimental semu (quasi experimental) ini menggunakan rancangan
randomized pre and post test group design (treatment by subject
design)
19
Variabel :
- Variabel Independen : Alunan Musik Klasik
- Variabel Dependen : stress dan tekanan darah
Dosis Intervensi :
Pendataan dilakukan sebelum dan sesudah beraktivitas terhadap 24
sampel selama 6 (enam) hari pada Periode I dan Periode II. Pada
Periode I tidak diberikan alunan musik klasik dan pada Periode II
diberikan alunan musik klasik.
Hasil Penelitian :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan stres sebesar
45,58% dan tekanan darah sistolik sebesar 46,74% (p<0,05). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa alunan musik klasik dapat
menurunkan stres dan tekanan darah sistolik pada lansia penderita
hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati.
(Larasati, Sutajaya, & Dewi, 2019)
5. Peneliti :
Ananta Erfrandaua, Murtaqib, Nur Widayati
Judul dan Tahun :
Pengaruh Terapi Tawa Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia di Unit
Pelayanan Teknis Panti Sosial Lanjut Usia (UPT PSLU) Kabupaten
Jember (2017)
Sampel : 30 orang dari keseluruhan populasi 140 lansia. 30 lansia
dibagi menjadi 2 kelompok (15 kelompok perlakuan, 15 kelompok
kontrol)
Jenis Penelitian : -
Variabel :
- Variabel Independen : Terapi Tawa
- Variabel Dependen : Kualitas Tidur Pada Lansia
Dosis Intervensi : terapi diberikan 1x dalam sehari dan pemberian
selama 7 hari dengan durasi 15-20 menit.
Hasil Penelitian :
Terapi tawa (laughter therapy) dapat menurunkan sekresi ACTH dan
kadar kortisol dalam darah. Sekresi ACTH yang menurun akan
merangsang peningkatan produksi serotonin dan endorfin otak yang
mengakibatkan perasaan yang nyaman, rileks, dan senang. Persentase
kualitas tidur lansia sebelum terapi tawa dalam kelompok perlakuan
yang buruk 100%, sedangkan setelah terapi tertawa yang baik sebesar
100% yang berarti ada peningkatan kualitas tidur sebesar 100%.
Persentase kualitas tidur sebelum terapi pada kelompok kontrol yang
buruk sebesar 100%, sedangkan setelah persentase kualitas tidur yang
buruk adalah 100%, yang berarti tidak ada peningkatan kualitas tidur
pada kelompok kontrol. Dapat disimpulkan bahwa Terapi tawa dapat
meningkatkan kualitas tidur lansia di UPT PSLU Jember. Terapi tawa
dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia.
(Jember, Erfrandau, & Widayati, 2017)
20
6. Peneliti :
Miratina, Suhadi, Maryati
Judul dan Tahun :
Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Lansia Di Panti Werdha Bethany Semarang (2014)
Sampel : 14 lansia panti werdha Bethany dengan riwayat HT
Jenis Penelitian : Quasi experiment dengan rancangan one group pre-
post test
Variabel :
- Variabel Independen : Senam Lansia
- Variabel Dependen : Penurunan Tekanan Darah
Dosis Intervensi : 3x dalam 1 minggu dilakukan selama 2 minggu total
6x senam lansia
Hasil Penelitian :
Setelah dilakukan senam lansia selama 2 minggu, Hasil dari rata-
ratanya tekanan darah dengan responden (n=14) adalah tekanan darah
sistolik sebelum 147.86 sesudah 142.86 dan rata-rata tekanan darah
diastolik sebelum 91.43 sesudah 85.71. Hal ini menunjukkan gambaran
ada pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia. Pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia menunjukkan hasil terdapat penurunan tekanan darah yang
bermakna yaitu penurunan tekanan darah sistolik yang sebelumnya
pada hipertensi stage 1 yaitu 11 (78.6%) turun menjadi 7 (50.0%) dan
penurunan tekanan darah menunjukkan hasil tekanan darah sistolik
diastolik yang sebelumnya pada hipertensi stage 1 yaitu 13 (92.9%)
turun menjadi pre Hipertensi yaitu 8 (57.1%). Maka, dapat disimpulkan
bahwa pemberian senam lansia sebanyak tiga kali seminggu dalam dua
minggu dapat menurunkan tekanan darah sistole dan diastole.
(Izhar, 2017)
7. Peneliti :
Dendy sugandika, Pepin Nuhariani
Judul dan Tahun :
Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Gangguan Tidur (Insomnia)
Pada Lansia Di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto (2014)
Sampel : 20 orang yang terdiri dari 10 orang kelompok perlakuan dan
10 orang kelompok kontrol
Jenis Penelitian : jenis penelitian kuantitatif, desain yang digunakan
pre eksperimen dengan pendekatan post test only control group design
Variabel :
- Variabel Independen : senam ergonomis
- Variabel Dependen : gangguan tidur (insomnia)
Dosis Intervensi : Senam ergonomi dilakukan setiap 1 minggu 2-3x
dapat dilakukan selama 15-20 menit
Hasil Penelitian :
Responden yang tidak dilakukan senam ergonomis tidak efektif dalam
menurunkan tingkat insomnia. Responden yang tidak dilakukan senam
ergonomis tingkat insomnia sebagian besar tetap dalam tingkat skala
sedang. Secara fisiologis responden yang tidak melakukan senam
21
24
25
5. Denah Panti
6. Kapasitas Panti
Kapasitas keseluruhan Panti berjumlah 111 lansia. Sedangkan jumlah
lansia yang tinggal di 14 Wisma adalah berjumlah 154 lansia.
7. Sarana dan Prasarana
a. Bangunan perumahan
Bangunan Panti merupakan bangunan permanen dengan dinding
tembok, lantai kramik, atap genteng, ventilasi dan pencahayaan cukup
yang terdiri dari:
7. Dapur : 1 buah
8. Ruang cuci baju : 1 buah
(sumber data primer per Desember, 2019)
lansia yang memiliki keluhan dan perlunya dirujuk. Setiap 1 kali pada minggu
ketiga di Posyandu Puskesmas Kebonsari Surabaya.
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa dari 154 lansia yang terkaji 147
lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya didapatkan hasil
sebagian besar lansia berada di kamar melati (9.5 %) sejumlah 13 orang,
dan sebagian kecil berada di kamar Dahlia dan Sedap Malam (4.8 %)
sebanyak 9 orang.
Laki-Laki 57 38.8 %
Perempuan 90 61.2 %
Total 147 100.0
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa dari 154 lansia yang terkaji 147
lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya didapatkan yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 57 orang (39 %), dan yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 90 orang (61 %).
(3) Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Usia
Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Usia Menurut WHO di
UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Keterangan Frekuensi Prosentase (%)
Usia 45-59 tahun (Middle) 6 4.1 %
Usia 60-74 tahun(Eldery) 65 44.2 %
Usia 75-90 tahun(Old) 70 47.6 %
Usia >90 tahun(Very old) 6 4.1 %
Total 147 100.0%
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa dari 154 lansia yang terkaji 147
lansia UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya yang berusia 45-59
tahun sebanyak 6 orang (4.1 %), berusia 60-74 tahun sebanyak 65 orang
(44.2 %), berusia 75-90 tahun sebanyak 70 orang (47.6 %) , dan yang
berusia >90 tahun sebanyak 6 orang (4.1%).
(4) Ditribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Agama
Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Agama yang dianut di
UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Agama Frekuensi Prosentase(%)
Islam 133 90.5 %
Protestan 13 8.8 %
Katolik 0 0%
Budha 1 0.7 %
Hindu 0 0%
Kong Hu Cu 0 0%
Total 147 100.00
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa dari 154 lansia yang terkaji 147
lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya yang beragama Islam
sebanyak 133 orang (90.5 %), Protestan sebanyak 13 orang (8.8 %), dan
Budha sebanyak 1 orang (0.7%).
(5) Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Lama Tinggal
31
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa dari 154 lansia yang terkaji 147
lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya yang tinggal < 1
tahun sebanyak 36 orang (24.5%), 1-3 tahun sebanyak 81 orang
(55.1%), dan >3 tahun sebanyak 30 orang (20.4 %).
(6) Distribusi Lansia Berdasarkan Kemampuan ADL
Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Status Berdasarkan Kemampuan
ADL di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Kemampuan
ADL Frekuensi Prosentase (%)
Total 17 11.6%
Parsial 65 44.2%
Mandiri 65 44.2%
Total 147 100.0
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa dari 154 lansia yang terkaji 147
lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya menunjukkan bahwa
kemampuan ADL lansia bantuan total sebanyak 17 orang (11.6%), parsial
sebanyak 65 orang (44.2%), mandiri sebanyak 65 orang (44.2%).
(7) Distribusi Lansia Berdasarkan Status Mental Lansia
Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Status Berdasarkan Status Mental
Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Status Mental
Lansia Frekuensi Presentase (%)
Tidak Ada Gangguan
Kognitif 94 63.9%
Gangguan Kognitif
Sedang 38 25.9 %
32
Gangguan Kognitif
Berat 15 10.2 %
Total 147 100.0
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa dari 154 lansia yang terkaji 147
lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya menunjukkan bahwa
status mental lansia tidak ada gangguan kognitif sebanyak 94 orang
(63.9%), gangguan kognitif sedang sebanyak 38 orang (25.9%),
gangguan kognitif berat sebanyak 15 orang (10.2 %).
(8) Distribusi Lansia Berdasarkan depresi Lansia
Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Status Berdasarkan depresi Lansia di
UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Kecemasan Frekuensi Presentase (%)
Depresi 21 14.3 %
Tidak Depresi 126 85.7 %
Total 147 100.0
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa dari 154 lansia yang terkaji 147
lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya menunjukkan bahwa
Lansia mengalami Depresi sebanyak 20 orang (13.6%), Tidak depresi
sebanyak 127 orang (86.4%).
(9) Distribusi Lansia Berdasarkan Tes Keseimbangan Lansia
Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tes Keseimbangan
Lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya
Tes Keseimbangan Lansia Frekuensi Presentase (%)
Resiko Tinggi Jatuh 64 43.5%
Diperkirakan Jatuh dalam Kurun
Waktu 6 Bulan 25 17.0%
Diperkirakan Membutuhkan
Bantuan dalam Mobilisasi dan
Melakukan ADL 58 39.5%
Total 147 100.0
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa dari 154 lansia yang terkaji 147
lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya menunjukkan bahwa
lansia resiko tinggi jatuh sebanyak 64 orang (43.5%), diperkirakan jatuh
dalam kurun waktu 6 bulan sebanyak 25 orang (17.0%), diperkirakan
membutuhkan bantuan dalam mobilisasi dan melakukan ADL sebanyak
58 orang (39.5%).
(10) Distribusi Lansia Berdasarkan Pengkajian Kualitas Tidur
33
32
33
DO :
Hasil
tabulasi data
menunjukkan
bahwa dari
147 lansia
terdapat 20
lansia yang
mengalami
masalah
depresi
2 Berdasarkan Resiko Pemberian Bansal Et Al. (2012).
. hasil decubitus pada massage minyak Appendicitis inchildren less
than 5 years old: Influence
pengkajian lansia bedrest zaitun pada lansia
ofage and outcome. American
yang total di Unit dengan bedrest Journal of Surgery.204: 6, pp:
dilakukan Pelayanan total 1031-5.
pada tanggal Teknis Griya
24-25 Werdha Depkes RI (2013). Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta:
Desember Jambangan Badan Penelitian dan
2019 Unit Surabaya Pengembangan Kesehatan
Pelayanan Kementrian Kesehatan RI.
Teknis Griya
Werdha KemenKes RI. 2018. Masalah
Kesehatan Pada Lansia.
Jambangan Http://www.yankes.kemkes.co
Surabaya .id diakses pada tanggal 29
didapatkan: Desember 2019
DS:
Pasien Prayadni,Et Al (2012).
,Efektifitas Pemberian
mengatakan Massage Punggung Terhadap
mengalami Pencegahan Dekubitus Pada
luka area Pasien Tirah Baring Di RSUD
punggung Kajen Kabupaten
dan pantat Pekalongan‟.
DO: Rosita, Tita & Maria, Rini. Dan
Dari hasil Timbulnya Luka Tekan Pada
tabulasi data Pasien Tirah Baring.
menunjukkan Universtias Indonesia.
bahwa dari
Yolanda Et Al. 2013. Efektivitas
147 lansia Minyak Zaitun Terhadap
34
mengalami
nyeri sendi
4 Berdasarkan Resiko Distres Mendengarkan Mulyadi, Agus., putri H.T., dan
hasil Spiritual di Unit murottal sholawat Fahdi, FK., (2018). Terapi
Murrotal Terhadap
pengkajian Pelayanan Diba’
Perubahan Tekanan Darah
yang Teknis Griya Pada Lansia Penderita
dilakukan Werdha Hipertensi di Panti Sosial
pada tanggal Jambangan Rehabilitas Lanjut Usia
24-25 Surabaya Mulia Dharma Kabupaten
Kubu Raya.
Desember
2019 Unit Julianto, V., Dzulqaidah, R. P., &
Pelayanan Salsabila, S. N. (2018).
Teknis Griya Pengaruh Mendengarkan
Werdha Murattal Al Quran Terhadap
Peningkatan Kemampuan
Jambangan Konsentrasi. Psympathic :
Surabaya Jurnal Ilmiah Psikologi,
didapatkan: 1(2), 120–129.
DS: https://doi.org/10.15575/psy
Lansia .v1i2.473
mengatakan
bahwa LeMone, P., Burke, K. M., &
terkadang Bauldoff, G. (2012). Buku
kangen Ajar Keperawatan Medikal
cucunya dan Bedah Gangguan
keluarganya, Kardiovaskular (5th ed.; A.
merasa Linda, Ed.). Jakarta:
kesepian di Penerbit Buku Kedokteran
panti. EGC.
DO:
Ranggakayo. (2012). Mekanisme
Dari hasil Penanganan Nyeri dengan
tabulasi data Menggunakan Terapi
menunjukkan Musik. Surabaya: Media
bahwa dari Mustika.
147 lansia
Rilla, E. V., Ropi, H., & Sriati, A.
didapatkan: (2014). Terapi Murottal
1. Hampir Efektif Menurunkan
setengahny Tingkat Nyeri Dibanding
a (26%) Terapi Musik Pada Pasien
lansia Pascabedah. Jurnal
mempunya Keperawatan Indonesia,
i riwayat 17(2), 74–80.
hipertensi
2. Berdasarka
36
n
pengkajian
ditemukan
sebagian
kecil 13
(8%)
lansia
masih
mengalami
Stres
(Depresi)
BAB 4
PLAN OF ACTION (POA)
Waktu
Deskripsi Indikator Pelaksanaan Hasil Hambatan
No Masalah Kegiatan Tujuan dan Solusi Rekomendasi PJ
Kegiatan Keberhasilan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Tempat
Resiko Pemberian Kegiatan Setelah 1. Dekubitus Senin, 30 Seluruh 1. Kulit Kurang Memberikan Pemberian 1. Peny
1. Dekubitus massage pemberian dilakukan tidak terjadi Desember Mahasiswa lansia terbiasanya pemahaman back massage 2. Alifah
pada lansia minyak intervensi kegiatan, pada lansia 2019 Profesi Ners menjadi penggunaan kepada olive oil dapat
bedrest zaitun pada back diharapkan bedrest atau sampai Periode II lembab minyak lansia dilakukan 2
total di lansia massage dapat dengan Kamis, 2 2. Tidak zaitun sebelum kali sehari
Unit bedrest olive oil mencegah bantuan Januari muncul membuat melakukan setalah mandi
Pelayanan dengan dilakukan terjadinya ADL total 2020. tanda- lansia intevensi karena dapat
Teknis bantuan 2 kali luka Dilakukan tanda meminta tentang membuat kulit
Griya ADL total sehari decubitus 2 kali adanya untuk di beri pemberian menjadi lebih
Werdha setalah pada lansia sehari dekubitus bedak pada olive oil lembab.
Surabaya mandi. yang setelah punggung
Olive oil mengalami mandi di setelah
diratakan imobilitas Unit diolesi
pada Pelayanan minyak
punggung Teknis zaitun, selain
37
38
4.2 Murrotal
Waktu
Deskripsi Indikator Pelaksanaan Hasil Hambatan
No. Masalah Kegiatan Tujuan dan Solusi Rekomendasi PJ
Kegiatan Keberhasilan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Tempat
1. Resiko Mendengar Setelah Setelah 1. Kehadiran 1 Januari Seluruh Tekanan darah Lansia Mahasiswa Sholawat Masrur
Distres kan dilakukan dilakukan Lansia 2020 di Mahasiswa dalam rentang sebagian membantu Diba’ Suyuthi
Spiritual murottal sholat kegiatan, minimal Musholla Profesi Ners systol :120- besar tidak mencarikan dilaksanakan dan
sholawat maghrib, diharapkan 70% Pukul Periode II 130 mmHg dapat Lafal setiap satu Riska
Diba’ lansia tekanan 2. Tingkat 18.00 Dyastol:70-80 mencari lafal sholawat minggu sekali. Utama
berkumpul darah stress mmHg sholawat yang sedang
di stabil dan menurun Lansia tampak yang dilantunkan.
Musholla memberi hingga 50% Tenang dan dilantunkan
untuk efek 3. Kecemasan senang
mendengar tenang dan pada lansia membaca
39
Waktu
Deskripsi Indikator Pelaksanaan Hasil Hambatan
No. Masalah Kegiatan Tujuan dan Solusi Rekomendasi PJ
Kegiatan Keberhasilan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Tempat
1. Nyeri Pemberian Setelah Untuk 1. Kehadiran Kamis dan Seluruh Para Lansia Sebagian Memotivasi Kegiatan Dedy
sendi terapi kegiatan melancark lansia Sabtu (02 mahasiswa Mengatakan lansia ada lansia untuk senam lansia Permana
modalitas sholat an minimal dan 04 Profesi Ners bahwa nyeri yang tidak mengikuti di laksanakan Putra dan
senam subuh peredaran 70% Januari Periode II yang di mengikuti kegiatan 2x dalam Dwi
lansia berjamaah, darah dan 2. Tingkat 2020) rasakan senam senam seminggu Rizqi
para lansia pereganga nyeri pukul berkurang dan karena dengan Putri
di arahkan n otot-otot menurun 06.00- pada tubuh memiliki memberikan Wahyu
40
ke yang kaku hingga 50% 07.00 WIB terasa lebih kegiatan penjelasan Hidayati
lapangan di UPTD enak dan sendiri- mengenai
UPTD Griya bugar sendiri manfaat
griya Werdha yang
werdha Jambangan didapatkan
jambangan Surabaya bagi
untuk kesehatan.
mengikuti
senam
lansia
mulai
pukul
06.00-
07.00 yang
dipimpin
oleh
mahasiswa
41
Waktu
Deskripsi Indikator Pelaksanaan Hasil Hambatan
No. Masalah Kegiatan Tujuan dan Solusi Rekomendasi PJ
Kegiatan Keberhasilan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Tempat
1. Depresi Kegiatan 1. Setelah a. Lansia 1. Pasien Rabu 01 Kegiatan Peserta Banyak Memutarkan Sebaiknya Yurista
pada lansia pemberian sholat dapat mampu Januari diawali mengikuti peserta yang lagu sesuai kegiatan ini dan
di Unit terapi ashar, berespon menceritaka 2020, pukul dengan kegiatan kurang yang dilakukan Wahyu
Pelayanan musik dan peserta terhadap n isi lagu 15.00 mendengark dengan paham diinginkan lebih sering, Denoveta
2. Pasien
Teknis eksplorasi dikumpul stimulus setelah an musik, kooperatif dan mengenai peserta agar karena dengan
mampu
Griya perasaan kan di yang sholat ashar kemudian tidak ada yang lagu yang lebih mendengarkan
mengungka
Werdha pada lansia aula diberika Di lansia meninggalkan diputar memahami music akan
pkan
Jambangan dengan 2. Kegiatan n oleh Unit memperkena tempat pada isi lagu mengurangi
perasaannya
Surabaya masalah diawali perawat Pelayanan lkan diri, saat itu tingkat stress
.
depresi. dengan yaitu Teknis Griya menceritaka lansia dan
mendenga musik. Werdha n isi lagu, menjadi salah
b. Lansia
rkan Jambangan kemudian satu hiburan
dapat
music Surabaya menceritaka bagi lansia
mengeks
3. Lansia n
presikan
memperke perasaannya
perasaan
nalkan selama di
nya
diri, panti
berupa
mencerita
42
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Hasil desiminasi awal yang dilakukan di UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya pada tanggal 24-25 Desember 2019, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil pengkajian menunjukkan distribusi lansia sebagian besar berada di
ruang Kenanga sebanyak 14 orang (9.5%) dan paling sedikit di ruangan
Sedap Malam dan Dahlia sebanyak masing-masing 7 orang (4.8%). Distribusi
lansia berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding laki-laki dengan
jumlah perempuan 86 orang dan laki-laki 61 orang. Distribusi lansia
berdasarkan usia menunjukkan sebagian besar lansia berusia >90 tahun (Very
Old)sebanyak 38 orang.
2. Masalah kesehatan yang muncul pada lansia sebagian besar mengeluh nyeri
sendi sebanyak 40 orang (27.2%), dengan riwayat penyakit hipertensi
sebanyak 39 orang (21.7%).
3. Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada lansia Panti dalam mengatasi
masalah kesehatan adalah kegiatan Murottal dan Diba’ untuk masalah resiko
distress spiritual, kegiatan permainan komunikasi kata untuk masalah
kerusakan memori, kegiatan senam lansia untuk masalah resiko depresi dan
nyeri sendi, kegiatan pemberian minyak zaitun untuk masalah gangguan
integritas kulit.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil desiminasi awal yang dilakukan, kelompok dapat
memberikan beberapa saran yang dapat disampaikan kepada pihak terkait sebagai
berikut :
1. Bagi Lansia
Diharapkan lansia dapat berperan aktif dalam kegiatan yang
diselenggarakan UPTD maupun mahasiswa praktek. Kegiatan-kegiatan tersebut
tentunya akan memberikan manfaat bagi lansia baik dari segi fisik maupun
41
psikologis. Sehingga masalah kesehatan yang dialami lansia dapat terkaji dan
diberi tatalaksana sesuai dengan kondisi lansia.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa berperan aktif dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang timbul. Mahasiswa dapat mengadakan berbagai kegiatan sesuai
dengan kondisi dan masalah yang ditemukan di panti werdha.
3. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan tenaga kesehatan maupun tenaga kerja lain yang bekerja di
UPTD dapat lebih memberikan perhatian kepada lansia. Dengan memperhatikan
kondisi dan masalah kesehatan yang dihadapi lansia.
42
DAFTAR PUSTAKA
Ferdian, S., Rihiantoro, T., & Handayani, R. S. (2019). Pengaruh Madu Terhadap
Kualitas Tidur Pada Lansia. Jurnal Keperawatan, (October 2015).
Jember, L. C., Erfrandau, A., & Widayati, N. (2017). Pengaruh Terapi Tawa
Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Di Unit Pelayanan Teknis Panti Sosial
Lanjut Usia ( Upt Pslu ) Kabupaten Jember ( The Effect Of Laughter Therapy
On Sleep Quality Of Elderly In, 5(2), 276–283.
Sitinjak, V. M., Hastuti, M. F., & Nurfianti, A. (2016). Pengaruh Senam Rematik
Terhadap Perubahan Skala Nyeri Pada Lanjut Usia Dengan Osteoarthritis
Lutut, 4, 139–150.
Windri, T. M., Kinasih, A., Pratiwi, T., & Sanubari, E. (2019). Pengaruh Aktvitas
Fisik Dengan Kualitas Hidup Lansia Hipertensi Di Panti Wredha Maria
Sudarsih Ambarawa. Jurnal Mitra Pendidikan (Jmp Online), 3(11), 1444–
1451.
Zuriati. (2017). Efektifitas Kompres Air Hangat Dan Kompres Jahe Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Pasien Asam Urat Di Puskesmas Lubuk Begalung
Tahun 2017.
44
DOKUMENTASI