DISUSUN OLEH:
Kelompok 9
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2018
MAKALAH
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT 1
SYOK HIPOVOLEMIK
PERDARAHAN
DISUSUN OLEH:
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, berkat ridho,
rahmat, dan hidayah–Nyakami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Gawat
Darurat 1 dengan judul “Syok Hipovolemik (Perdarahan)”sebagaisyarat
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat 1 mahasiswa Program
Studi S1 KeperawatanSTIKES Hang Tuah Surabaya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini perkenankanlah kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Kolonel Laut (K/W) Wiwiek Liestyaningrum, M.Kep selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya, yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan.
2. Merina Widyastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penanggung jawab mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat 1 di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah
Surabaya yang telah bersedia mengorbankan waktu dan pikirannya untuk
bimbingannya dalam penyelesaian makalah ini.
3. Seluruh civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah
Surabaya yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
4. Teman-teman Program Studi S-1 Keperawatan Angkatan 2015, yang banyak
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami sadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, tetapi kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan sebagai perkembangan ilmu
keperawatan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kulit Luar.............................................................................................................i
Halaman Sampul.................................................................................................ii
Kata Pengantar....................................................................................................iii
Daftar Isi...............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3 Tujuan..............................................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum...............................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus..............................................................................................
1.4 Manfaat............................................................................................................
BAB 3 PEMBAHASAN......................................................................................
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan......................................................................................................
4.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
tentang syok hipovelemik perdarahan dan pertolongannya sehingga bisa
diterapkan dalam keseharian serta dapat melakukan penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat umum.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pengertian dari Syok Hipovolemik
2. Menyebutkan macam – macam klasifikasi Syok Hipovolemik
3. Menyebutkan penyebab terjadinya Syok Hipovolemik
4. Menjelaskan derajat terjadinya Syok Hipovolemik
5. Menjelaskan proses terjadinya Syok Hipovolemik
6. Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya Syok Hipovolemik
7. Menyebutkan pemeriksaan penunjang Syok Hipovolemik
8. Menjelaskan penatalaksanaan Syok Hipovolemik Perdarahan
9. Menyebutkan komplikasi akibat Syok Hipovolemik
1.4 Manfaat
Harapan penulis adalah agar makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi dirinya
sendiri, akan tetapi bermanfaat juga bagi meraka yang membutuhkan untuk
referensi ataupun bahan bacaan semata.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Syok terjadi bila jaringan tubuh tidak menerima cukup darah yang
mengandung oksigen. Syok adalah gangguan system sirkulasi yang menyebabkan
tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Bahaya syok adalah tidak
adekuatnya perfusi ke jaringan atau tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan.
Jaringan akan kekurangan oksigen dan bisa cedera. Syok hipovolemik merupakan
suatu keadaan dimana volume cairan tidak adekuat didalam pembuluh darah.
Syok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling umum ditandai dengan
penurunan volume intravascular. Syok hipovolemik terjadi jika penurunan volume
intravaskuler 15% sampai 25%. Syok hipovolemik terjadi apabila ada deficit
volume darah lebih dari 15%, sehingga menimbulkan ketidakcukupan pengiriman
oksigen dan nutrisi ke jaringan dan penumpukan sisa-sisa metabolism sel.
Berkurangnya volume intravaskuler dapat diakibatkan oleh kehilangan cairan
tubuh secara akut atau kornik, misalnya karena oligemia, hemoragi, atau
kebakaran.
Syok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling umum ditandai dengan
penurunan volume intravaskuler. Tahap syok hipovolemik ada 3 yaitu
(Ramadhani et al., 2018):
1. Tahap inisial : jaringan kekurangan perfusi oksigen, metabolisme
anaerob meningkat, asam laktat meningkat.
2. Tahap kompensasi/ reversible : sistem saraf pusat diaktivasi oleh
penurunan suplai oksigen
3. Tahap progresif : tubuh gagal melakukan kompensasi, peningkatan
vasokonstriksi, iskemik, peningkatan asam laktat, asidosis metabolik.
4. Tahap irreversible atau refraktori : nekrosis selular dan Multiple Organ
Dysfunction Syndrome (MODS) dapat terjadi hingga kematian.
2.2 Klasifikasi
Syok yang biasanya diakibatkan karena mengalami pendarahan, dapat dibagi
dalam beberapa kelas :
VARIABEL KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV
Sistolik (mmHg) >110 >100 >90 <90
Napas (x/menit) 14-20 x/menit 20-30 x/menit 30-40 x/menit >35 x/menit
2.3 Etiologi
Penyebab syok hipovolemik antara lain (Nugroho, Putri, & Putri, 2016) :
b. Kehilangan darah , mis. Perdarahan
c. Kehilangan plasma, mis. Luka bakar
d. Dehidrasi, mis. Diare
e. Cairan yang keluar banyak
2.5 Patofisiologi
Gejala pada pendarahan belum dapat terlihat jika darah masih kurang dari
10% dari total volume darah karena maish dapat di kompensasi oleh tubuh dan
kontraktifilitas otot jantung. Bila pendarahan terus menerus maka tubuh tidak
mampu mengkompensasikan dan menimbulkan gejala–gejalaklinis. Tubuh
manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan mengaktivasi system fisiologi
utama sebagai berikut(Hardisman, 2013) :
a. Sistem hematologi
Sistem hematologi merespon terhadap kehilangan darah yang berat dan
akut dengan mengaktivasi kaskade koagulasi dan vasokonstriksi pembuluh
darah (melalui pelelepasan tromboksan A2 lokal). Platelet diaktivasi (juga
melalui pelepasan tromboksan A2 lokal) dan membentuk bekuan darah
immatur pada sumber perdarahan. Pembuluh darah yang rusak menghasilkan
kolagen, yang selanjutnya menyebabkan penumpukan fibrin dan
menstabilkan bekuan darah. Dibutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk
menyempurnakan fibrinasi dari bekuan darah dan menjadi bentuk yang
sempurna.
b. Kardivaskuler
Sistem kardiovaskuler pada awalnya berespon terhadap syok hipovolemik
dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas miokard,
dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Respon ini terjadi akibat
peningkatan pelepasan norepinefrin dan penurunan ambang dasar tonus
nervus vagus (diatur oleh baroreseptor di arcus caroticus, arcus aorta, atrium
kiri, dan penbuluh darah pulmonal). Sistem kardiovaskuler juga berespon
dengan mengalirkan darah ke otak, jantung, dan ginjal dengan mengurangi
perfusi kulit, otot, dan traktus gastrointestinal.
c. System renalis
Sistem renalis berespon terhadap syok hemoragik dengan peningkatan
sekresi renin dari apparatus juxtaglomeruler. Renin akan mengubah
angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang selanjutnya akan dikonversi
menjadi angiotensin II di paru-paru dah hati. Angotensin II mempunyai 2
efek utama, yang keduanya membantu perbaikan keadaan pada syok
hemoragik, yaitu vasokonstriksi arteriol otot polos, dan menstimulasi sekresi
aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron bertanggungjawab pada
reabsorbsi aktif natrium dan akhirnya akan menyebabkan retensi air.
d. System neuroendokrin
Sistem neuroendokrin berespon terhadap syok hemoragik dengan
meningkatan Antidiuretik Hormon (ADH) dalam sirkulasi. ADH dilepaskan
dari glandula pituitari posterior sebagai respon terhadap penurunan tekanan
darah (dideteksi oleh baroreseptor) dan terhadap penurunan konsentrasi
natrium (yang dideteksi oleh osmoreseptor). Secara tidak langsung ADH
menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dan garam (NaCl) pada tubulus
distalis, duktus kolektivus, dan lengkung Henle.
2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Penanggulangan kegawatan syok hipovolemik secara umum
Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC
(Nugroho et al., 2016) :
1. Airway (Jalan nafas) harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa
endotrakeal.
2. Breathing (Pernafasan) harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan
ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%.
3. Circulation (Defisit volume peredaran darah) pada syok hipovolemik sejato
atau hipovolemia relatif harus diatasi dengan pemberian cairan intravena dan
bila perlu pemberian obat – obatan inotropik untuk mempertahankan fungsi
jantung atau obat vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer.
Langkah – langkah yang perlu dilakukan sebagai pertolongan pertama dalam
menghadapi syok (Nugroho et al., 2016):
1. Bawa penderita ke tempat teduh dan aman
2. Posisikan penderita sesuai lokasi luka, umumnya terlentang bertujuan agar
aliran darah mengalir ke organ – organ vital.
3. Apabila terdapat trauma leher atau tulang belakang jangan menggerakkan
penderita sampai petugas medis datang, kecuali pertolongan pertama
pembebasan jalan nafas.
4. Penderita dengan luka parah pada bagian bawah muka atau penderita tidak
sadar, posisikan miring ke salah satu sisi tubuh bertujuan untuk memudahkan
cairan keluar dari rongga mulut sehingga tidak menyumbat jalan nafas.
5. Penderita dengan luka pada kepala posisikan terlentang datar/ kepala agak
ditinggikan jangan samapai kepala lebih rendah dari anggota tubuh yang lain.
6. Kalau ragu – ragu memposisikan penderita lebih baik posisikan terlentang
datar.
7. Pada penderita syok hipovolemik, baringkan penderita dengan kaki lebih
tinggi 20 – 30 cm sehingga aliran darah balik ke jantung dan tekanan darah
meningkat. Tetapi bila penderita kesukaran bernafas atau kesakitan maka
turunkan kakinya kembali.
8. Pakaian dilonggarkan
9. Beri selimut
10. Tenangkan penderita
11. Pastikan jalan nafas bebas
12. Kontrol perdarahan
13. Berikan oksigen sesui SOP
14. Jangan beri makan dan minum
15. Periksa berkalan tanda vital
16. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
EBV = 70 ml x BB (kg)
2.9 Komplikasi
a. Kerusakan ginjal
b. Kerusakan otak
c. Serangan jantung
d. Syok yang berat berujung pada kematian
BAB 3
PEMBAHASAN
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Syok adalah penurunan perfusi oksigen didalam darah dan zat gizi dalam sel-
sel tubuh. Bahaya syok adalah tidak adekuatnya perfusi ke jaringan atau tidak
adekuatnya aliran darah ke jaringan. Jaringan akan kekurangan oksigen dan bisa
cedera. Syok hipovolemik merupakan suatu keadaan dimana volume cairan tidak
adekuat didalam pembuluh darah. Syok hipovolemik merupakan tipe syok yang
paling umum ditandai dengan penurunan volume intravaskuler. 3 tahapan syok
hipovolemik yaitu tahap inisial, tahap kompensasi/ reversible,tahap progresif,
tahap irreversible atau refraktori. Tanda-tanda syok adalah pernafasan cepat, kulit
pucat dingin, vena kulit kolaps, membran mukosa serta palung kuku mungkin
sianosis, kulit basah, takikardi, denyut nadi lemah dan cepat sering hampir tidak
teraba, Hipotensi, oliguria, kesadaran menjadi berkabut, penderita konfusi serta
gelisah.
Penderita syok harus mendapatkan pengobatan segera seperti Amankan
saluran pernafasan yang adekuat, Amati TTV, jika penderita hipovolemik
tinggikan tungkai sampai sudut 45 derajat untuk mendapatkan aliran balik darah
vena yang cepat dan tungkai ke jantung, longgarkan pakaian, memasang kateter
urina, pemantauan tekanan darah, frekuensi, denyut jantung, irama jantung serta
frekuensi dan kedalaman pernapasan.
4.2 Saran
Syok hipovolemik merupakan suatu keadaan dimana volume cairan tidak
adekuat didalam pembuluh darah atau tidak adekuatnya perfusi ke Jaringan.
Jaringan akan kekurangan oksigen dan bisa menyebabkan cedera sehingga
menimbulkan ketidakcukupan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan dan
penumpukan sisa-sisa metabolism sel. Secara klinis syok ditandai dengan adanya
penurunan tanda – tanda vital berupa lemahnya nadi, takikardia, hipotensi,
kecepatan pernafasan bertambah, dan penurunan kesadaranyang paling tersering
disebabkan oleh suatu trauma atau non trauma yang menyebabkan kehilangan
darah atau cairan tubuh dalam jumlah yang besar . Maka dari itu untuk
mempertahankan keseimbangan cairan diperlukannya input cairan yang sama
untuk mengganti cairan yang hilang, dan tujuan resusitasi cairan bukan untuk
kesempurnaan keseimbangan cairan, melainkan tindakan penyelamatan jiwa
untuk menekan angka kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Bandiklat PPNI. (2017). pelatihan btcls. Surabaya: Badan Pendidikan & Pelatihan
PPNI provinsi Jawa Timur.
Finifer, S. ., Vincent, Backer, J. Lo. & De, & Daniel. (2013). Critical care
medicine : circulatory shock. The New England Journal of Medicine, 18,
1726–1734.
Hardisman. (2013). Memahami Patofisiologi dan Aspek Klinis Syo Hipovolemik :
Update dan Penyegar. Jurnal Kesehatan Andalas, 2(3), 178–182.
Holley, A., Lukin, Paratz, W., Hawkins, J., Boots, T., J., R. &, & Lipman. (2012).
Goal directed resucitation which goals? Haemodynamic targets. Australia :
Emergency Medicine, 1.
Junaedi, Sargowo, J., & Nasution, T. H. (2016). SHOCK INDEX (SI) DN MEAN
ARTERIAL PRESSURE (MAP) SEBAGAI PREDIKTOR KEMATIAN
PADA PASIEN SYOK HIPOVOLEMIK DI RSUD GUNUNG JATI
CIREBON. Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti, 4, 45–59. Diambil dari
https://jurnal.poltekkes-soepraoen.ac.id/index.php/HWS/article/view/141
Nugroho, T., Putri, B. T., & Putri, D. K. (2016). TEORI ASUHAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (Edisi 1). Yogyakarta: Nuha Medika.
Ramadhani, A. N., Istikarini, I. E., Susiyanti, R., Asih, D. R., Rahayu, M. P., H, T.
R. ., & Anjari. (2018). Buku Saku Praktik Klinik Keperawatan. (N. Nurhaeni
& M. Adam, Ed.) (Edisi 2). Jakarta: Salenba Medika.