Anda di halaman 1dari 2

B.

ETIOLOGI
Penyebab internal Pendarahan Karena Trauma
perdarahan internal dapat terjadi setelah cedera fisik yang signifikan. Ada dua jenis utama dari trauma, dan
baik dapat menyebabkan perdarahan internal:
trauma tumpul. semacam ini trauma terjadi ketika bagian tubuh bertabrakan dengan sesuatu yang lain,
biasanya dengan kecepatan tinggi. pembuluh darah di dalam tubuh yang robek atau hancur baik dengan
gaya geser atau benda tumpul. Contohnya adalah kecelakaan mobil, serangan fisik, dan jatuh.
Trauma tembus. Hal ini terjadi ketika sebuah benda asing menembus tubuh, merobek lubang di satu atau
lebih pembuluh darah. Contohnya adalah luka tembak, penusukan, atau jatuh ke benda tajam.
Hampir setiap kapal organ atau darah dapat rusak oleh trauma dan menyebabkan perdarahan internal.
Sumber yang paling serius perdarahan internal karena trauma adalah:
Kepala trauma dengan perdarahan internal (perdarahan intrakranial)
Pendarahan di sekitar paru-paru (hemothorax)
Pendarahan di sekitar jantung (hemoperikardium dan tamponade jantung)
Air mata di dalam pembuluh darah besar dekat pusat tubuh (aorta, superior dan inferior vena cava, dan
cabang utama mereka)
Kerusakan yang disebabkan oleh trauma pada perut seperti laserasi hati atau limpa atau perforasi organ
lain.
Kadang-kadang, perdarahan internal dapat terjadi setelah trauma kurang parah. Perdarahan berlanjut, gejala
muncul dan terus memburuk. Gejala tergantung pada jenis trauma dan apa bagian tubuh yang terlibat.
Sebagai contoh:
sakit perut dan / atau pembengkakan dapat disebabkan oleh internal pendarahan dari trauma di hati atau
limpa. Gejala ini memburuk pendarahan terus.
Pusing, pusing, atau pingsan dapat hasil dari setiap sumber perdarahan internal setelah cukup darah hilang.
Sebuah wilayah besar kulit sangat ungu (disebut ecchymosis) dapat mengakibatkan pendarahan ke dalam
kulit dan jaringan lunak.
Pembengkakan, sesak, dan nyeri di kaki dapat mengakibatkan pendarahan internal di paha. Paling sering,
ini disebabkan oleh fraktur tulang paha.
Sakit kepala dan kehilangan kesadaran bisa menjadi hasil dari internal pendarahan di otak.
Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium).Disebabkan oleh :
· Luka akibat terkena tembakan
· Luka akibat tikaman benda tajam
· Luka akibat tusukan

C. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri
Nyeri timbul dari skala ringan sampai berat. Nyeri timbul karena adanya benturan tubuh pada suatu benda
Anorexia
Terjadinya benturan di abdomen di mungkinkan adanya trauma abdomen, maka terjadi gangguan pada
pencernaan dan nafsu mkan hingga terjadi anoreksia
mual dan muntah
benturan yang keras memungkinkan cairan yg ada di lambung keluar
darah dan cairan
Adanya penumpukan cairan yg di sebabkan karena iritasi

D. PATOFISIOLOGI
Jika terjadi trauma penetrasi atu non penetrasi kemungkinan terjadi perdarahan intra abdomen yang serius,
pasien akan memperlihatkan tandatanda iritasi yang di sertai penurunan hitung sel darah merah yyang
akhirnya gambaran klasik syok hemoragik. Bila suatu organ visceral mengalami perforasi, maka tanda-
tanda perforasi, tanda-tanda iritasi peritoneum cepat tampak. Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut
meliputi nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus bila telah terjadi
peritonitis umum. Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami takikardi dan peningkatan suhu tubuh, juga
terdapat leukositosis. Biasanya tanda- tanda peritonitis mungkin belum tampak. Pada fase awal perforasi
kecil hanya tanda- tanda tidak khas yang muncul. Bila terdapat kecurigaan bahwa masuk rongga abdomen,
maka operasi harus di lakukan
E. WOC

Non trauma trauma

Kerusakan ateri atau pada vena Koagulasi di pembuluh darah


Darah keluar melalui pembuluh
Rubor pada bagian internal darah ke jaringan luar kulit darah ke jaringan luar kulit bleeding
Sel-sel tidak mampu memperbaiki secara adekuat Suplai o2 tidak adekuat
Internal bleeding
Rubor adanya benturan di abdomen paru paru energi tidak adekuat
Odema muntah benturan benda tumpul
Pelepasan cairan keluar tanpa trauma paru-paru
Neurotransmiter dapat dikontrol Produksi cairan menurun

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Foto Polos abdomen
Yang biasa dilakukan adalah foto polos 3 posisi. Yang diperhatikan adalah tulang vertebra dan pelvis, benda
asing, bayangan otot psoas dan udara bebas intra atau retoperitoneal. Pada penderita yang hemodinamik
normal maka pemeriksaan rontgen abdomen dalam keadaan terlentang dan berdiri (sambil melindungi
tulang punggung) mungkin berguna untuk mengetahui udara ekstraluminal di retroperitoneum udara bebas
di bawah diafragma, yang keduanya memerlukan laparotomi segera. Hilangnya bayangan pinggang (psoas
shadow) juga menandakan adanya cedera retroperitoneum. Bila foto tegak dikontraindikasikan karena nyeri
atau patch tulang punggung, dapat digunakan foto samping sambil tidur (left lateral decubitus) untuk
mengetahui udara bebas intraperitoneal.
IVP atau Sistogram
Hanya dilakukan bila dicurigai adanya trauma pada saluran kencing
Parasentesis perut adalah proseduryang melibatkan penusukan daerah perut untuk mengumpulkan cairan
peritoneal
Lavase peritoneal adalah tindakan melakukan bilasan rongga perut dengan memasukkan cairan garam
fisiologis sampai 1.000 ml melalui kanul
Photo thorax
Dicurigai adanya trauma pada thoraks
USG (ultrasonografi)
Mengetahui cairan yg ada pada bagian tubuh
Computed Tomography (CT) Scan
Cidera diafragma dan perforasi saluran pencernaan masih dapat terlewat dengan pemeriksaan CT scan,
khususnya jika CT scan dilakukan segera setelah trauma. Cidera pankreas dapat terlewatkan dengan
pemeriksaan awal CT scan, tapi secara umum dapat ditemukan pada pemeriksaan follow up yang dilakukan
pada pasien resiko tinggi. Untuk beberapa pasien, endoscopic retrograde cholangiopancreatography
(ERCP) dapat ditambahan bersama CT scan untuk mendukung cedera duktus (Hoff et al., 200l).

G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan kedaruratan yang di lakukan pada pasien trauma abdomen adalah mengkaji ABC, lalu
Pemasangan NGT untuk pengosongan isi lambung dan mencegah aspirasi, Kateter dipasang untuk
mengosongkan kandung kencing dan menilai urin yang keluar (perdarahan). Pembedahan/laparatomi
(untuk trauma tembus dan trauma tumpul jika terjadi rangsangan peritoneal : syok , bising usus tidak
terdengar . prolaps visera melalui luka tusuk , darah dalam lambung, buli-buli, rektum , udara bebas
intraperitoneal , lavase peritoneal positif , cairan bebas dalam rongga perut.

H. KOMPLIKASI
komplikasi yang di sebabkan karena adanya trauma pada abdomen adalah dalam waktu segera dapat terjadi
syok hemoragik dan cidera, pada fase lanjut dapat terjadi infeksi, thrombosis vena,emboli pulmonar, stress
4 ulserasi dan perdarahan, pneumonia, tekanan ulserasi, ateletasis maupun sepsis.

Anda mungkin juga menyukai