Perdarahan saluran cerna yaitu perdarahan yang bisa terjadi dimana saja di
sepanjang saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus. Bisa berupa
ditemukannya darah dalam tinja atau muntah darah,tetapi gejala bisa juga
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001 : 2476 )
diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang
a. Kerongkongan
a) Robekanjaringan
b) Kanker
c) Lambung.
b. Usus halus
a) Kanker.
b) Polip non-kanker.
d) Penyakit divertikulum.
d. Rektum :
a) Kanker.
b) Tumor non-kanker.
e. Anus
a) Hemoroid.
yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul setir mobil atau
a. Trauma tumpul
trauma kompresi ataupun crush injury terhadap organ viscera. Hal ini
adalah crush injury yang terjadi bila suatu alat pengaman (misalnya seat
belt jenis lap belt ataupun komponen pengaman bahu) tidak digunakan
dengan benar. Pasien yang cedera pada suatu tabrakan motor bisa
sama antara suatu bagian yang terfiksir dan bagian yang bergerak,
b. Trauma tajam
energi kinetik yang lebih besar terhadap organ viscera, dengan adanya
mengenai hepar (40%), usus halus (30%), diafragma (20%), dan colon
abdominal (25%).
tembus peluru dan perputaran yang terjadi, luka yang terjadi berupa
laserasi yang lebih besar dari diameter peluru. Bila terjadi penembusan
saluran pencernaan bagian atas, misalnya lambung atau usus dua belas jari.
Warna hitam terjadi karena darah tercemar oleh asam lambung dan oleh
kehitaman.
gejala anemia, seperti mudah lelah, terlihat pucat, nyeri dada dan pusing.
Jika terdapat gejala-gejala tersebut, dokter bisa mengetahui adanya
sebelumnya berbaring.
pembentukan air kemih. Tangan dan kaki penderita juga akan teraba
paru-paru dan gagal ginjal, bisa bertmbah buruk. Pada penderita penyakit
hal:
Hepar atau lien yang pecah akan menyebabkan perdarahan yang dapat
bervariasi dari ringan sampai berat dan bahkan kematian.
bila perdarahan berat akan menimbulkan gejala dan tanda dari syok
perdarahan.
abdomen, yang dapat bervariasi dari ringan sampai nyeri hebat. Pada
tanda yang dapat dipercaya karena bising usus akan menurun pada banyak
keadaan lain. Pada pemeriksaan akan teraba bahwa abdomen, nyeri tekan,
kadang kadang ada nyeri lepas dan defance muscular ( kekakuan otot)
Pecahnya gaster, usus halus atau colon akan menimbulkan peritonitis yang
auskultasi bising usus akan menurun. Pada palpasi akan ditemukan defans
muskular, nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada perkusi akan nyeri pula (nyeri
pra-RS.
trauma.
e.Cedera serius dapat terjadi walaupun tak terlihat tanda kontusio pada
dinding abdomen.
c.Biasanya organ yang terkena penetrasi bisa keluar dari dalam andomen
perdarahan/memperparah keadaan.
1.Anemia
2.Dehidrasi
3.Kehilangan darah
4.Syok
7.kematian
lebih sering diberikan transfusi sel darah merah (PRC/Packed Red Cell)
pembedahan
dapat ditentukan dengan tepat, sehingga sebagian dari usus mungkin perlu
diangkat.
a.Endoskopi
terapi ini belum banyak dianut. Terapi dengan endoscopy ini juga dapat
Perdarahan akut dapat dikontrol dalam hingga 80% dari pasien dengan
terjadi hingga 15%. Terapi endoskopi ini juga sesuai untuk pasien dengan
endoskopik dianjurkan.
b.Angiographic
Angiography dipakai sebagai metode perioperatif, terutama pada pasien-
dilanjutkan. Komplikasi yang sering dan serius pada metode ini adalah
penyakit arteri koroner atau penyakit vaskular lainnya. Peran utama dari
juga dilakukan pada pasien yang tidak mempunyai cukup biaya untuk
divertikula. Metode ini juga dapat menyebabkan demam dan dan sepsis
infark kolon.
c.Pembedahan
dengan tindakan non operatif. Transfusi lebih dari 6 unit labu transfusi
21%) dan tingkat mortalitas sebesar 10% (0-15%). Pada sebagian besar
dengan inspeksi distal ileal daripada dengan ketiga metode yang telah
disebutkan.
dengan pemeriksaan dan jika terdapat bukti perdarahan berasal dari kolon,
Saat lokasi sumber perdarahan diketahui, operasi dengan positive 99m Tc-
red blood cell scan. juga dapat menyebabkan perdarahan berulang pada
segmental colectomy.
angiography, upper and lower endoscopy, Meckel scan, Foto serial saluran
bagian saluran cerna diperlukan untuk mendiagnosis lesi yang jarang dan
pada pasien dengan perdarahan yang berasal dari kedua bagian colon
membutuhkan 5 unit labu transfuse atau lebih pada 24 jam dan penentuan
rumah sakit.
•Preoperatif
tinggi. Tingkat mortalitas adalah sebesar 10-20% dan tergantung pada usia
intervensi. Pasang NGT pada semua pasien, aspirasi cairan yang jernih
•Intraoperatif
ileostomy.
•Postoperatif
saluran cerna.
d.Komplikasi pembedahan
lanjut biasanya muncul lebih dari 1 minggu setelah operasi, yaitu sriktur
nyawa, harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi di lokasi kejadian.
dilakuakan prosedur ABC jika ada indikasi, Jika korban tidak berespon,
menggunakan
teknik ‘head tilt chin lift’ atau menengadahkan kepala dan mengangkat
tidaknya pernapasan).
Jika tidak ada tanda-tanda sirkulasi, lakukan resusitasi jantung paru segera.
Rasio kompresi dada dan bantuan napas dalam RJP adalah 15 : 2 (15 kali
menutupnya dengan kasa steril yang lembab supaya usus tidak kering.
Tujuan dari tindakan ini adalah untuk mengurangi dilatasi akut gaster,
produksi urin sebagai tolak ukur perfusi jaringan. Pastikan uretra utuh
dari meatus, patah tulang pelvis yang tidak stabil menunjukkan kecurigaan
dengan kasa steril yang lembab supaya usus tidak kering. Apabila ada
http://nikomang-sugiartini.blogspot.com/2011/09/konsep-kegawatdaruratan-pada-
saluran.html
perdarahan pencernaan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pertolongan penderita gawat darurat dapat terjadi dimana saja baik di dalam
rumah sakit maupun di luar rumah sakit, dalam penanganannya melibatkan tenaga
medis maupun non medis termasuk masyarakat awam. Pada pertolongan pertama
yang cepat dan tepat akan menyebabkan pasien/korban dapat tetap bertahan hidup
Adapun yang disebut sebagai penderita gawat darurat adalah penderita yang
nyawa, sehingga memerlukan suatu pertolongan yang cepat, tepat, cermat untuk
Salah satu kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan segera dimana pasien
baik saluran cerna bagian atas ataupun saluran cerna bagian bawah bila hal ini
dibiarkan tentu akan berakibat fatal bagi korban atau pasien bahkan bisa
1.1.1 TUJUAN UMUM
Pencernaan
1.1.2 TUJUAN KHUSUS
1.3 METODE PENULISAN
1.3.1 METODE PENULISAN.
1.3.2 TEKHNIK PENULISAN.
1.3.2.1 METODE OBSERVASI
1.3.2.2 METODE PERPUSTAKAAN
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan Makalah Asuhan Keperawatan ini terdiri dari
3 bab, yang mana dari perbab dan isi dalam bab tersebut diuraikan sebagai
berikut:
Bab yang memberikan gambaran awal dari Makalah Asuhan Keperawatan yang
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Perdarahan bisa terjadi dimana saja di sepanjang saluran pencernaan, mulai dari
mulut sampai anus. Bisa berupa ditemukannya darah dalam tinja atau muntah
darah,tetapi gejala bisa juga tersembunyi dan hanya bisa diketahui melalui
pemeriksaan tertentu.
2.2 Anatomi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam
aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
a. Mulut,
b. Tenggorokan (faring),
c. Kerongkongan,
d. Lambung,
e. Usus halus,
f. Usus besar,
g. Rectum, dan
h. Anus.
a. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.
Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari
untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman
dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai
macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
b. Tenggorokan ( Faring)
bahasa yunani yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang
disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang Keatas
superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang
sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan
laring.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut
c. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
d. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
Kardia.
Fundus.
Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua
belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke
dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh
usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan
dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis
pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan
plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan
secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa
Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti
“kosong”.
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri
dari :
Kolon transversum
besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini
penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah
diare.
adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon
menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan
beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar,
sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada
organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform
appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung
dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa,
Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm.
Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda –
peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan),
sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem
limfatik.
7. Rektum dan anus
yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.
rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada
kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum,
maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding
rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf
terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan
air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama,
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan
anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang
keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar –
2.3 Etiologi
Penyebab perdarahan pada saluran pencernaan :
1. Kerangkongan
a. Robekan jaringan
yang sangat kuat. Gejala awal biasanya berupa perdarahan karena pecahnya arteri.
esofagoskopi atau arteriografi. Luka robek (lecet) tidak dapat dideteksi dengan
b. Kanker kerongkongan
Jenis yang paling sering terjadi pada kanker kerongkongan adalah squamous sel
carcinoma dan adenocarcinoma, yang terjadi di dalam sel yang melewati dinding
pada kerongkongan. Kanker ini bisa terjadi dimana saja di dalam kerongkongan
pembengkakan, daerah flat yang tidak normal (plaque), atau jaringan yang tidak
ke paru-paru.
2. Lambung
3. Usus halus
Hal ini bisa terjadi akibat beberapa penyebab salah satunya adalah adanya infeksi,
Tumor adalah semua pertumbuhan jaringan biologis secara abnormal yang terjadi
c. Kanker
Usus halus, terutama ileum, adalah bagian yang paling sering terkena tumor
yang bisa menimbulkan gejala berupa darah dalam tinja, nyeri kram perut, perut
4. Usus besar
a. Kanker
Kanker usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan
usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan
sel yang tidak ganas atau adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip
b. Polip non-kanker
peradangan menahun pada dinding usus. Penyakit ini mengenai seluruh ketebalan
dinding usus. Kebanyakan terjadi pada bagian terendah dari usus halus (ileum)
dan usus besar, namun dapat terjadi pada bagian manapun dari saluran
pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, dan bahkan kulit sekitar anus
d. Penyakit divertikulum
abnormal berbentuk katong yang terbentuk dari lapisan usus yang meluas
gastrointestinal.
dalam usus besar yang mengakibatkan kerugian kadang-kadang darah dari saluran
gastrointestinal (GI).
5. Rektum
a. Kanker
kanker rektum, gejala pertama yang paling sering adalah perdarahan selama buang
air besar. Jika rektum berdarah, bahkan bila penderita diketahui juga menderita
kanker.
b. Polip non-kanker
Polip adalah pertumbuhan jaringan dari dinding usus yang menonjol ke dalam
6. Anus
a. Hemoroid
balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Hemoroid bisa mengalami
akan membesar dan menonjol keluar. Wasir yang tetap berada di anus disebut
hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid
Anus Fisura adalah sejenis penyakit yang mana adanya luka/robek bagian dinding
dubur, penyebab utamanya banyak disebabkan oleh terlalu kerasnya kotoran saat
BAB, disertai mengejen dengan kuat. Akibatnya dinding dubur robek, dan
kadang2 disertai dengan tetesan darah segar, juga dapat menyebabkan rasa
2.4 Manifestasi kinis
pencernaan bagian atas, misalnya lambung atau usus dua belas jari. Warna hitam
terjadi karena darah tercemar oleh asam lambung dan oleh pencernaan kuman
selama beberapa jam sebelum keluar dari tubuh. Sekitar 200 gram darah dapat
anemia, seperti mudah lelah, terlihat pucat, nyeri dada dan pusing. Jika terdapat
yang cepat, tekanan darah rendah dan berkurangnya pembentukan air kemih.
Tangan dan kaki penderita juga akan teraba dingin dan basah. Berkurangnya
Gejala kehilangan darah yang serius bisa berbeda-beda, tergantung pada apakah
koroner bisa tiba-tiba mengalami angina (nyeri dada) atau gejala-gejala dari suatu
gejala dari penyakit lainnya, seperti gagal jantung, tekanan darah tinggi, penyakit
paru-paru dan gagal ginjal, bisa bertmbah buruk. Pada penderita penyakit hati,
2.4 Diagnosa
ditentukan dari gejala yang timbul. Nyeri perut karena makanan atau obat antasid,
disebabkan oleh tukak lambung (ulkus gastrikum), dan perdarahan pada tukak
nafsu makan yang berkurang disertai penurunan berat badan, sebaiknya menjalani
sangat kuat tepat sebelum terjadinya perdarahan. Sembelit atau diare yang
disebabkan oleh kanker atau polip pada usus bagian bawah, terutama pada
penderita yang berusia diatas 45 tahun. Darah segar di permukaan tinja, bisa
permeriksaan rektum, dicari adanya wasir, robekaan rektum (fisura) dan tumor.
berasal dari saluran pencernaan bagian atas (kerongkongan, lambung, dan usus
duabelas jari) atau saluran pencernaan bagian bawah (usus halus bagian bawah,
Pada awalnya, kelainan pada saluran pencernaan bagian atas, biasanya diperiksa
pencernaan darah parsial, dan menunjukan bahwa perdarahannya lambat dan telah
berhenti. Darah yang berwarna merah terang dan terus menerus, menunjukan
lambung dan usus dua belas jari, dan menemukan sumber perdarahannya. Jika
tidak ditemukan gastritis atau tukak pada lambung maupun usus dua belas jari,
dari infeksi kuman Helicobacter pylori. Infeksi yang ditemukan lalu diobati
Rontgen dengan barium enema atau endoskopi dilakukan untuk mencari polip dan
kanker pada saluran pencernaan bagian bawah. Bagian dalam dari bagian bawah
perdarahan, bisa dilakukan angiografi atau skening setelah penyuntikan sel darah
2.5 Pengobatan
Pada lebih dari 80% penderita, tubuh akan berusaha menghentikan perdarahan.
Penderita yang terus menerus mengalami perdarahan atau yang memiliki gejala
kehilangan darah yang jelas, seringkali harus dirawat di rumah sakit dan biasanya
Bila darah hilang dalam jumlah besar, mungkin dibutuhkan transfusi. Untuk
diberikan transfusi sel darah merah (PRC/Packed Red Cell) daripada transfusi
darah utuh (whole blood). Setelah volume darah kembali normal, penderita
seperti peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah atau kehilangan darah
Perdarahan dari vena varikosa pada kerongkongan bagian bawah dapat diobati
menekan daerah yang berdarah. Cara lain ialah dengan menyuntikan bahan iritatif
Penatalaksanaan
1. Resusitasi cairan
persisten:
Pemasangan Sengstaken-Blakemore tube
Skleroterapi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perdarahan bisa terjadi dimana saja di sepanjang saluran pencernaan, mulai dari
mulut sampai anus. Bisa berupa ditemukannya darah dalam tinja atau muntah
darah,tetapi gejala bisa juga tersembunyi dan hanya bisa diketahui melalui
kanker, iritasi gastritis, luka pada usus, kanker pada usus, tumor pada usus,
dianus.
Pada penderita pendarahan saluran pencernaan, manifestasi klinis yang terlihat
(melena) dan Mengeluarkan darah dari rektum (hematoskezia). Selain itu juga
menunjukkan gejala-gejala anemia, seperti mudah lelah, terlihat pucat, nyeri dada
dan pusing.
Untuk pengobatan atau penatalaksanaan pada pasien gawat darurat dengan
3.2 Saran
Adapun saran – saran yang dapat penulis berikan dalam usaha keperawatan pada
1.Untuk Pasien
makan dengan baik dan harus mengerti factor apa saja yang mencetuskan
saluran pencernaan.
2.Untuk perawat
komprehensif.
3.Untuk Pendidikan
masalah ini, sehingga dalam penyusunan makalah ini lebih mempermudah penulis
DAFTAR PUSTAKA
Ambulan Gawat Darurat 118, Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Secara
Terpadu. Jakarta
Hudak and Gallo (1995). Keperawtan Kritis, Pendekatan Holistik, alih bahasa:
Mosby Philadelphia.
RSHS, Tim PPGD, 2009. Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD Basic 2).
RSHS Bandung.
file:///F:/perdarahan%20GI/kegawatdaruratan-pada-sistem-pencernaan.html
http://satriadwipriangga.blogspot.com/2011/11/perdarahan-pencernaan.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada kasus gawat darurat pada system pendengaran, pada saat melihat korban
perdarahan. Keadaan ini dapat terjadi pada kondisi apapun. Tingginya tingkat
kecelakaan lalu lintas dan rendah perhatian orang tua terhadap kondisi anak
sehingga menyebabkan munculnya kegawat daruratan pada pendengaran seperti
keseimbangan.
Salah satu contohnya yaitu otitis media yang merupakan peradangan sebagian
atau seluruh mukuso telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid.Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti
radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah melalui tuba
eustachius. Sebagai mana halnya dengan infeksi saluran napas atas (ISPA), otitis
media sebelum usia tiga tahun dan hamper dari setengah mereka mengalami tiga
kali atau lebih. Di Inggris, setidaknya 25% anak mengalami minimal satu episode
sebelum usia sepuluh tahun. Di negara tersebut otitis media paling sering terjadi
menumpuk pada telinga bagian luar mengandung zat yang dapat membunuh
bakteria dan mencegah infeksi. Ingat, jangan memasukkan benda tajam ke dalam
telinga karena dapat merusak gendang telinga dan menyebabkan ketulian. Untuk
mendapatkan perawatan yang cukup. Jika kita sedang bepergian dengan kapal
terbang, telinga kadang-kadang merasa tidak enak. Hal ini disebabkan karena
bagian dalam tidak sama dengan tekanan pada telinga bagian luar. Keadaan ini
menyebabkan telinga terasa tidak enak dan sakit sampai telinga mengeluarkan
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
( telinga )
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFENISI
dan keseimbangan.
beberapa factor diantaranya trauma tumpul seperti kecelakaan lalu lintas,dll baik
B. ETIOLOGI
a. Telinga kemasukan benda asing seperti air, biji – bijian, manic – manic,
d. Racun
• Aminoglycoside antibiotics
• Aspirin
• Chloroquine
• Quinidine
C. MANIFESTASI KLINIK
2) Setelah daun telinga ditarik keatas dan kebelakang akan terlihat benda asing
5) Trauma telinga
D. PATOFISIOLOGI
nyeri pada telinga tengah. Infeksi telinga tengah juga dapat meningkatkan
suara udara yang diterima menurun sehingga terjadi gangguan persepsi sensori.
E. PENATALAKSANAAN
Berikan tampon yang mengandung antibiotic, pembersihan telinga secara
terjadinya komplikasi.
1. Telinga luar
Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun
telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga
atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga
mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga.
Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap
suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil
Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin
yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang
memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat
malleus, landasan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). Saluran Eustachius juga
Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang
Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran pendengaran
akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada bagian luar, udara
pada telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di luar tubuh. Saluran
3. Telinga dalam
Telinga bagian dalam terdiri dari tiga bagian utama yaitu ke arah belakang
terdapat tiga saluran semi sirkular,di tengah – tengahnya ada bagian yang di sebut
vestibula,dan ke arah depan ada koklea yang juga dikenal nama rumah siput
Ini terjadi kebanyakan pada anak-anak yang paling suka memasukkan benda-
benda apa saja ke dalan hampir setiap liang tubunya.lubang telinga mempunyai
sebagainya.bahkan juga serangga kecil bias masuk ke lubang telinga atau hidung
tanpa dikehendaki.
Untuk mengeluarkan benda asing tersebut seperti serangga agak sulit karena
badan serangga tersebut sudah menjadi licin.tapi pada akhirnya serangga tersebut
Gejalanya :
Bisa timbul rasa tidak enak, atau berkurangnya pendengaran jika benda asing
yang masuk berupa biji sayuran atau buah-buahan yang cenderung menyerap
Penyebab yang menganggu dan lazim di sini adalah menyelinapnya benda asing
mengusap lubang telinga dengan sesuatu benda untuk mendapatkan rasa geli yang
sama sekali.
Perawatan :
Kecuali jika benda asing itu berada dekat d’mulut liang dan bias dikeluarkan
dengan sesuatu alat sederhana tanpa menimbulkan rasa sakit, maka sebaiknya
infeksi aktif dalam telinga tengah. Secara teori,cairan ini sebagai akibat
Kondisi ini ditemikan terutama pada anak-anak,perlu dicatat bahwa bila terjadi
pada orang dewasa penyebab lain yang mendasari terjadinya disfungsi tuba
infeksi atau alergi saluran nafas atas yang terjadi. Barotraumas terjadi bila terjadi
barometric seperti seperti pada penyelam atau saat pesawat udara turun,dan cairan
Karsinoma yang menyumbat tuba eustachii harus disingkirkan pada orang dewasa
Gejalanya :
perasaan bendungan dan bahkan suara letup atau berderik yang terjadi ketika tuba
dan dapat terlihat gelembung udara dalam telinga tengah. Audiogram biasanya
Perawatan :
Otitis media serosa tidak perlu ditangani secara medis kecuali terjadi infeksi
(otitis media akut). Bila kehilangan pendengaran yang berhubungan dengan efusi
miringotomi dan dipasang tabung untuk menjaga telinga tengah tetap terventilasi.
kasus barotrauma.
atmosfer dan kondisi ini juga disebut aerotitis. Barotitis merupakan masalah
Gejala :
Sakit di telinga dan sakit gigi merupakan cirri khas penyakit ini
Perawatan :
Seseorang dengan infeksi akut pernafasan atas atau reaksi alergi dianjurkan untuk
timpani diinspeksi seperti telinga tengah dengan otoskop dan palpasi tak langsung
a. Pengkajian fisik
Inspeksi telinga luar merupakan prosedur yang paling sederhana tapi sering
aurikulus normalnya tak menimbulkan nyeri. Bila maneuver ini terasa nyeri,harus
dicurigai adanya otitis eksterna akut nyeri tekan pada saat palpasi di daerah
posterior.
b. Ketajaman auditorius
mengkaji kemampuan pasien mendengarkan bisikan kata atau detakan jam tangan.
Uji pendengaran klinis memerlukan garpu tala. Garputala tunggal yang terbaik
adalah garpu tala riverbank 512 Hz. Garpu tala yang berfrekuensi lebih tinggi
mungkin tak dapat mempertahankan terdengarnya nada cukup lama agar memadai
merangsang sensasi getar pada tulang yang adakalanya sulit dibedakan dengan
mastoid. Pada telinga normal,penala terdengar hampir dua kali lebih lama pada
Sedangkan uji weber dimana uji ini menentukan apakah kerusakan pendengaran
pada kedua telinga. Penala 512 Hz dapat ditempelkan pada dahi merupakan
respon normal sedangkan pada gigi penala terdengar di sebelah kanan,jika telinga
kanan merupakan telinga yang sakit maka kehilangan pendengaran merupakan tuli
hantaran. Apabila telinga kiri merupakan telinga yang sakit mak kehilangan
BAB III
A. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
2. Pengkajin fisik
B. Diagnosa
fasial.
C. Intervensi
1. Ansietas yang berhubungan dengan prosedur pembedahan,potensial
fasial
Intervensi :
pembedahan
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Ajarkan pasien mengenai efek yang diharapkan dan potensial efek samping
obat
2. Jika serangga dalam telinga, baringkan korban miring dengan telinga yang
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Telinga adalah organ penginderaaan berfungsi ganda dan kompleks pendengaran
dan keseimbangan.
beberapa factor diantaranya trauma tumpul seperti kecelakaan lalu lintas,dll baik
B. SARAN
1. Sebagai calon perawat hendaknya kita mengerti dan memahami tentang system
pendengaran ( telinga ).
2. Demi kepentingan bersama dan kesempurnaan makalah ini, kritik, saran dan
masukan yang bermanfaat dari teman – teman sangat kami butuhkan. Mohon di
DAFTAR PUSTAKA
Pracy. R , siegler. J, stell.P.M. 1993. Pelajaran Ringkas
Suddarth dan Brunner. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol.3 E/8.
Jakarta : EGC
http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/02/asuhan-keperawatan-
2010)
http://kuliahiskandar.blogspot.com/2012/05/makalah-gawat-darurat-pada-
system.html
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN KERACUNAN
PENGERTIAN
INTOKSIKASI = KERACUNAN
PENYEBAB KERACUNAN
2.Pembunuhan (Humiside)
3.Tidak sengaja
1.PENGKAJIAN
?Jalan nafas
•Status kesadaran
2.RIWAYAT KESEHATAN
•Riwayat keracunan
1.Pertolongan pertama
3.Perawatan jiwa
Minyak Tanah
Pestisida ? Racun Tikus
Alkohol
Sedativa ? Valium
Makanan ? Gadung
Keracunan Cara MasukPencernaan
(intoksikasi)Saluran Pernafasan
Kulit
Mata
PenangananPertolongan Pertama
Perawatan Jiwa
PERTOLONGAN PERTAMA
•Pencernaan ? mulut
•Pernafasan
•Kulit
•Mata
•Keselamatan hidup
•Cegah penyerapan
•Penawar racun
1.Resusitasi ? ABC
4.Anti dotum
PERAWATAN JIWA
Dengan Masalah:
1.Kelainan kepribadian
2.Reaksi depresi
3.Psikosis
4.Neurosis
5.Retardasi Mental
PERTOLONGAN PERTAMA INTOKSIKASI TERGANTUNG CARA MASUK
TERTELAN
2.Muntahkan racun:
•Rangsang farings
KONTRA INDIKASI
1.Kejang – koma
DIHIRUP
•Beri oksigen
KULIT
•Sabun – keramas
MATA
C: Peeredaran Darah
Penatalaksanaan EliminasiEmesis
Darurat UmumKatarsis
Kumbah Lambung
Diuresis Paksa FDA
(Forced Diuresis)FDN
Dialisis
Mandi Keramas
TerapiMempertahankan
Terapi komplikasi
Anti Dotum
INTOKSIKASI I F O
- Kolenergik
PATOFISIOLOGI:
RACUN
Muskarinik
AKH ? DitempatNikotinik
Tertentu SSP
Resusitasi : A – B – C
1.Bolus: 1 – 2,5 mg IV
GEJALA KOLINERGIK
•Tanda-tanda vital ?
•Saliva ??
•Lakrimasi
•Urinasi
•Emesis
•Diaforesis
•Depresi SSP
•Fasikulasi otot
•Miosis
•Bradikardi
•Edem paru-konvulsi
2.Nikotinik ? otot bergaris : bola mata, lidah, kelopak mata, otot pernafasan.
SIFAT:
•Dapat menyerang SSP
GEJALA:
TATA LAKSANA:
•Resusitasi
MACAM:
SIFAT:
LABORAT:
TATA LAKSANA:
MacamAsam Kuat
Basa Kuat
INTOKSIKASISifatMudah Larut
GejalaKontak ? nyeri kombustio
Kortiko steroid
Antibiotik
Diit ~ endoskopi
Sonde/NGT
PENTING
•Bila basa (KOH, NaOH) ? beri air buah /HCl encer sebanyak 2 liter setiap
MACAM:
SIFAT:
Depresi SSP
GEJALA:
Ngantuk, kejang, koma, nafas ? , tensi ?, sianosis, reflek (-).
TATA LAKSANA:
1.Resusitasi
2.Eliminasi:
?Koma Ringan:
KCl 15% 10 CC/D5 %
? 3 L/12 jam
?Koma Berat:
?Dialisis
SINDROMA
SIMPATOMIMETIK
?Delusi
?Paranoia
?Nadi ? , Tensi ?
?Medriasis
?Kejang
?EKG
?Radiologi
?Elektrolit
?Anion
?Osmolaritas
INTOKSIKASI NARKOBA/NAPZA
PENGERTIAN
ketergantungan obat.
2.Ketergantungan fisik/psikik
4.Putus obat (With Drawal Syndrom) ? gejala fisik & mental bila zat tsb.
?PT = Putauw
?Sakau = Pakai
?Nyepet= Nyuntik
?Parno= Paranoia
?Insul= Spuit
CARA PEMAKAIAN
?Ekstasi= Ditelan
?Individu
?Faktor lingkungan
1.FAKTOR INDIVIDU
•Untuk senang-senang
•Mode/trend
•Gaul
•Kurang jantan
•Putus sekolah
•Kel. Anak beresiko tinggi
2.FAKTOR LINGKUNGAN
•Broken home
?Keradangan ? Hepatitis/HIV
?Paranoid
?Prestasi menurun
?Kriminalitas
?Impotensia
PENATALAKSANAAN NAPZA
1.Detoksifikasi
3.Resosialisasi
TANDA UMUM PENYALAHGUNAAN NAPZA
1.PERUBAHAN PERILAKU
?Emosi labil
?Takut sinar/Air
?Menyendiri
?Bohong, mencuri
?Menjual barang
?Halusinasi
?Paranoid
2.PERUBAHAN FISIK
?Badan kurus
?Mengantuk
3.DITEMUKAN
?Euforia
?Energi berlebihan
EFEK KLINIK
?Euforia
?Ngantuk
?Melayang
?Mual
?Obstipasi
?Depresi respirasi
?Nyeri otot
?Disforia, cemas
?Keringat >>>
?Kejang otot
?Diare, insomnia
?Demam
?Jalur kenikmatan
?Beri kepercayaan
I.NARKOTIKA
3.Antitusive ? Codein
4.Hipnotika ? Morphine
II.PSIKOTROPIKA
? CPZ, Haloperidol
? Diazepam, Lorazepam
3.Anti Depresi
? Amitryptiline, Maproptile
7.Stimulansia (Amphetamine)
8.Halusinogenik (Psikotomimetik, Psikodelik, LSD, MDMA, MDEA)
III.ALKOHOL
Etanol:
1.Zat Pelarut
2.Desinfeksi
3.Campuran obat
KERACUNAN ALKOHOL
ALKOHOL = ETANOL
ALKOHOL:
ALKOHOL
Alkohol
Metabolisme Lipid
Hiper trigliserida
Fatty liver
As. Metabolis
A.riang – terangsang – hilang kendali – erilaku tak teratur – bicara terseret – gerak
•Infeksi konjungtiva
•Disoroentasi
-Gangguan persepsi:
-Konvulsi
Penanganan / tataaksana :
Ringan :
Berat:
pangkreatitis.
Pengertian :
Sifat halusinogenik:
-ilusi visual.
-Mariyuana
-Cocain
-Mescalin
Patofisiologi:
Gejala:
Ringan:
Sedang:
-rasa takut, agitasi, memberontak, mual, muntah, nyeri perut, otot kejang.
Pemeriksaan fisik:
-Mata: ? medriasis.
http://ekoariant.blogspot.com/2012/10/askep-keracunan.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertolongan penderita gawat darurat dapat terjadi dimana saja baik di dalam
rumah sakit maupun di luar rumah sakit, dalam penanganannya melibatkan tenaga
medis maupun non medis termasuk masyarakat awam. Pada pertolongan pertama
yang cepat dan tepat akan menyebabkan pasien/korban dapat tetap bertahan hidup
Salah satu kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan segera dimana pasien
baik saluran cerna bagian atas ataupun saluran cerna bagian bawah bila hal ini
dibiarkan tentu akan berakibat fatal bagi korban atau pasien bahkan bisa
Insiden trauma abdomen meningkat dari tahun ke tahun. Mortalitas biasanya lebih
tinggi pada trauma tumpul abdomen dari pada trauma tusuk. Walaupun tehnik
trauma tumpul abdomen masih merupakan tantangan bagi ahli klinik. Diagnosa
yang tidak jelas pada area lain yang terkait. Jejas pada abdomen dapat disebabkan
oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Pada trauma tumpul dengan velisitas
multipel.
Perforasi adalah kemungkinan yang bisa terjadi pada trauma abdomen. Gejala
perangsangan peritonium yang terjadi dapat disebabkan oleh zat kimia atau
terjadi perangsangan oleh zat kimia segera sesudah trauma dan timbul gejala
peritonitis hebat.
Bila perforasi terjadi di bagian bawah seperti kolon, mula-mula timbul gejala
peritoneum. Mengingat kolon tempat bakteri dan hasil akhirnya adalah faeses,
maka jika kolon terluka dan mengalami perforasi perlu segera dilakukan
terkontaminasi oleh bakteri dan faeses. Hal ini dapat menimbulkan peritonitis
Pada klien yang mengalami trauma abdomen biasanya mengalami perlukaan satu
atau beberapa organ abdomen. Hampir ¼ dari seluruh kematian trauma abdomen
karena itu, sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat perlu mengetahui tentang
asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien yang mengalami trauma
abdomen.
1.2 Tujuan
Abdomen
1.3 Metode Penulisan
sebagai berikut :
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau
dari 44 tahun. Penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi
pada trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja
(Smeltzer, 2001).
2.1.2 Etiologi
peritonium)
peritonium).
- Penanggulangan emergency.
Adanya darah atau cairan usus akan menimbulkan rangsangan peritoneum berupa
nyeri tekan, nyeri ketok dan nyeri lepas, dan kekuatan dinding perut.
Rangsangan peritoneum dapat pula berupa nyeri alih di daerah bahu teritama
sebelah kiri.
1. Perdarahan
mengikuti kerusakan yang terkena trauma. Namun biasanya organ yang terkena
yaitu bagian atas hepar dan lien. Hal ini dikarenakan pembuluh darah abdomen
mudah mengalami perlukaan atau cedera. Jika hepar dan lien mengalami trauma
berat, maka akan timbul gejala syok dan perdarahan yang kerap kali
Kadang-kadang gejala perdarahan dapat mereda selama satu hari atau dua hari,
tetapi kemudian akan timbul perdaerahan lagi secara tiba-tiba setelah melakukan
aktivitas. Pada keadaan demikian, frekuensi nadi dari lambat mejadi cepat. Dapat
puncak bahu dapat menunjukan adanya perdarahan di daeral lien, tergantung pada
2. Syok
menyebabkan syok. Apabila gejala syok tidak menghilang dalam waktu 6 jam,
usus, kandung kemih, dan lambung. Jika lambung mengalami luka maaka akan
timbul muntah kadang-kadang hematemesis. Namun bila usus yag terkena maka
akan diikuti oleh melena dan atau diare. Sedangkan bila vesika urinaria yang
terkena, maka akan terjadi hematuri yang ringan serta muntah dan rigiditas otot
perut setempa. Keadaan ini dapat menimbulkan kematin bila tidak segera
Kemungkinan bila terjadi perdarahan intra abdomen yang serius pasien akan
merah dan akhirnya gambaran klasik syok hemoragik. Bila suatu organ viseral
cepat tampak.
Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi nyeri tekan, nyeri spontan,
nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus bila telah terjadi peritonitis
umum.
Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami tatikardi dan peningkatan suhu
tampak. Pada fase awal perforasi kecil hanya tanda-tanda tidak khas yang muncul.
Bila terdapat kecurigaan bahwa masuk kerongga abdomen, maka operasi harus
pada luka tembus abdomen, sebab usus mengisi sebagian besar rongga
peradangan segera sesudah trauma dan akan terjadi gejala peritonitis yang hebat.
biak baru setelah 24 jam timbul gejala akut abdomen karena perangsangan
peritonium.
Pada luka tembak atau luka tusuk tidak perlu lagi dicari tanda-tanda peritonitis
Pathway
2.2 Klasifikasi
kemungkinan terjadi eksimosis atau penimbunan darah dalam jaringan lunak dan
masa darah dapat menyerupai tumor. Kontusio dinding abdomen tidak terdapat
cedera abdomen, tetapi trauma tumpul pada abdomen dapat terjadi karena
kecelakaan motor, jatuh, atau pukulan yang dapat menyebabkan terjepitnya organ
diantara benturan dengan tulang belakang terutama pada trauma di garis tengah
Lebih dari 50% trauma tumpul disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, biasanya
tembakan atau luka tusuk yang bersifat serius dan biasanya memerlukan
pembedahan. Jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga
Trauma abdomen pada isi abdomen menurut Sjamsuhidayat (1997) terdiri dari:
abdomen
Luka tusuk pada abdomen dapat menguji kemampuan diagnostik ahli bedah.
Setiap luka pada thoraks yang mungkin menembus sayap kiri diafragma, atau
abdomen, demam, anorexia, mual dan muntah, takikardi, peningkatan suhu tubuh,
nyeri spontan. Pada trauma non-penetrasi (tumpul) pada trauma non penetrasi
biasanya terdapat jejas atau ruktur dibagian dalam abdomen dan terjadi
Apabila trauma terkena usus, mortilisasi usus terganggu sehingga fungsi usus
tidak normal dan biasanya akan mengakibatkan peritonitis dengan gejala mual,
muntah, dan BAB hitam (melena). Kemungkinan bukti klinis tidak tampak sampai
beberapa jam setelah trauma. Cedera serius dapat terjadi walaupun tak terlihat
perdarahan/memperparah keadaan
- Biasanya organ yang terkena penetrasi bisa keluar dari dalam abdomen.
2.4 Manajemen Medis
2.4.1 Penanganan Awal
harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi di lokasi kejadian. Paramedik
mungkin harus melihat Apabila sudah ditemukan luka tikaman, luka trauma benda
lainnya, maka harus segera ditangani, penilaian awal dilakuakan prosedur ABC
jika ada indikasi. Jika korban tidak berespon, maka segera buka dan bersihkan
jalan napas.
Membuka jalan napas menggunakan teknik ‘head tilt chin lift’ atau
menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah benda asing yang
lebih dari 10 detik untuk memastikan apakah ada napas atau tidak, Selanjutnya
tidaknya pernapasan).
dapat dilakukan. Jika tidak ada tanda-tanda sirkulasi, lakukan resusitasi jantung
paru segera. Rasio kompresi dada dan bantuan napas dalam RJP adalah 15 : 2 (15
b. Imobilisasi
Dilakukan pada trauma abdomen perdarahan intra abdomen, tujuan dari DPL
otak)
belakang)
atau sekitar anus berarti trauma non-penetrasi (trauma tumpul) mengenai kolon
atau usus besar, dan apabila darah hitam terdapat pada BAB atau sekitar anus
berarti trauma non-penetrasi (trauma tumpul) usus halus atau lambung. Apabila
telah diketahui hasil Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL), seperti adanya darah
Perdarahan dinyatakan positif bila sel darah merah lebih dari 100.000 sel/mm³
dari 500 sel/mm³, empedu atau amilase dalam jumlah yang cukup juga merupakan
laparotomi
- Hamil
a. Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam lainnya) tidak
b. Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan dengan kain
kassa pada daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau sehingga tidak
memperparah luka.
c. Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak dianjurkan
dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ yang keluar dari dalam
d. Imobilisasi pasien
f. Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan menekan
2.5 Pembedahan
A. PENGKAJIAN
Riwayat Kesehatan:
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
dan tempat keluarnya peluru. Selain itu perlu juga di kaji anterior abdomen,
yaitu perdarahan pada umbilicus bila terjadi truma panggul dan Turner’s sign
perubahan dapat dideteksi. Adanya bising usus adalah tanda awal keterlibatan
perawat menduga terjadinya akumulasi cairan atau darah pada daerah usus besar
dan lambung.
- Palpasi harus hati-hati dan lembut, karena pada daerah abdomen terjadi
akumulasi cairan atau darah atau udara, sehingga abdomen akan mengalami
distensi.
kekakuan otot atau nyeri lepas, penurunan bising usus, hipotensi dan syok.
Dapatkan riwayat detil jika mungkin (sering tidak bisa didapatkan, tidak akurat,
atau salah). dapatkan semua data yang mungkin tentang hal-hal sebagai berikut :
- Metode cedera.
ruptur limpa atau hati). Sabuk keselamatan digunakan/tidak, tipe restrain yang
digunakan.
- Kecenderungan perdarahan.
- Alergi.
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
menyebabkan terjadinya gejala yang nyata dan menilai dari petunjuk tersebut,
(Cope,1989).
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata
1994).
adalah :
(Boedihartono, 1994).
Kriteria Hasil :
b. Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka.
peradangan.
d. Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa
terjadinya infeksi.
debridement.
R/ agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak menyebar luas pada area
R/ balutan dapat diganti satu atau dua kali sehari tergantung kondisi parah/ tidak
perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang tinggi, prosedur invasif dan kerusakan
kulit.
Kriteria hasil :
luka, dll.
dan leukosit.
R/ penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal bisa terjadi akibat
3. Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan
ringan samapai berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau dapat diramalkan
Kriteria Hasil :
Kriteria hasil :
dibantu.
R/ menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai akibat dari
latihan.
pergerakkan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau lebih.
karakteristik :
0 = mandiri penuh
pengajaran.
d. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.
D. EVALUASI
Pencernaan.2000.POLTEKKES:Bandung.
Medica:Yogyakarta.
SUMBER WEB
Aroel. 2008. http://aroel-nurse.blogspot.com/2008/05/trauma-abdomen.html/
patriani.blogspot.com/2008/07/askep-trauma-abdomen.html.
Admin. ____. http://etd.eprints.ums.ac.id/16726/3/BAB_I.pdf.
trauma-abdomen/.
http://www.doktermuda.com/2011/11/trauma-abdomen.html
(www.primarytraumacare.org)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertolongan penderita gawat darurat dapat terjadi dimana saja baik di dalam
rumah sakit maupun di luar rumah sakit, dalam penanganannya melibatkan tenaga
medis maupun non medis termasuk masyarakat awam. Pada pertolongan pertama
yang cepat dan tepat akan menyebabkan pasien/korban dapat tetap bertahan hidup
baik saluran cerna bagian atas ataupun saluran cerna bagian bawah bila hal ini
dibiarkan tentu akan berakibat fatal bagi korban atau pasien bahkan bisa
Insiden trauma abdomen meningkat dari tahun ke tahun. Mortalitas biasanya lebih
tinggi pada trauma tumpul abdomen dari pada trauma tusuk. Walaupun tehnik
trauma tumpul abdomen masih merupakan tantangan bagi ahli klinik. Diagnosa
Evaluasi awal sangat bermanfaat tetapi terkadang cukup sulit karena adanya jejas
yang tidak jelas pada area lain yang terkait. Jejas pada abdomen dapat disebabkan
oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Pada trauma tumpul dengan velisitas
multipel.
Perforasi adalah kemungkinan yang bisa terjadi pada trauma abdomen. Gejala
perangsangan peritonium yang terjadi dapat disebabkan oleh zat kimia atau
mikroorganisme. Bila perforasi terjadi dibagian atas, misalnya lambung, maka
terjadi perangsangan oleh zat kimia segera sesudah trauma dan timbul gejala
peritonitis hebat.
Bila perforasi terjadi di bagian bawah seperti kolon, mula-mula timbul gejala
peritoneum. Mengingat kolon tempat bakteri dan hasil akhirnya adalah faeses,
maka jika kolon terluka dan mengalami perforasi perlu segera dilakukan
terkontaminasi oleh bakteri dan faeses. Hal ini dapat menimbulkan peritonitis
Pada klien yang mengalami trauma abdomen biasanya mengalami perlukaan satu
atau beberapa organ abdomen. Hampir ¼ dari seluruh kematian trauma abdomen
karena itu, sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat perlu mengetahui tentang
abdomen.
1.2 Tujuan
Abdomen
1.3 Metode Penulisan
sebagai berikut :
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau
dari 44 tahun. Penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi
pada trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja
(Smeltzer, 2001).
2.1.2 Etiologi
peritonium)
peritonium).
- Penanggulangan emergency.
Adanya darah atau cairan usus akan menimbulkan rangsangan peritoneum berupa
nyeri tekan, nyeri ketok dan nyeri lepas, dan kekuatan dinding perut.
Rangsangan peritoneum dapat pula berupa nyeri alih di daerah bahu teritama
sebelah kiri.
1. Perdarahan
mengikuti kerusakan yang terkena trauma. Namun biasanya organ yang terkena
yaitu bagian atas hepar dan lien. Hal ini dikarenakan pembuluh darah abdomen
mudah mengalami perlukaan atau cedera. Jika hepar dan lien mengalami trauma
berat, maka akan timbul gejala syok dan perdarahan yang kerap kali
Kadang-kadang gejala perdarahan dapat mereda selama satu hari atau dua hari,
tetapi kemudian akan timbul perdaerahan lagi secara tiba-tiba setelah melakukan
aktivitas. Pada keadaan demikian, frekuensi nadi dari lambat mejadi cepat. Dapat
puncak bahu dapat menunjukan adanya perdarahan di daeral lien, tergantung pada
2. Syok
menyebabkan syok. Apabila gejala syok tidak menghilang dalam waktu 6 jam,
usus, kandung kemih, dan lambung. Jika lambung mengalami luka maaka akan
timbul muntah kadang-kadang hematemesis. Namun bila usus yag terkena maka
akan diikuti oleh melena dan atau diare. Sedangkan bila vesika urinaria yang
terkena, maka akan terjadi hematuri yang ringan serta muntah dan rigiditas otot
perut setempa. Keadaan ini dapat menimbulkan kematin bila tidak segera
Kemungkinan bila terjadi perdarahan intra abdomen yang serius pasien akan
merah dan akhirnya gambaran klasik syok hemoragik. Bila suatu organ viseral
cepat tampak.
Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi nyeri tekan, nyeri spontan,
nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus bila telah terjadi peritonitis
umum.
Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami tatikardi dan peningkatan suhu
tampak. Pada fase awal perforasi kecil hanya tanda-tanda tidak khas yang muncul.
Bila terdapat kecurigaan bahwa masuk kerongga abdomen, maka operasi harus
pada luka tembus abdomen, sebab usus mengisi sebagian besar rongga
peradangan segera sesudah trauma dan akan terjadi gejala peritonitis yang hebat.
biak baru setelah 24 jam timbul gejala akut abdomen karena perangsangan
peritonium.
Pada luka tembak atau luka tusuk tidak perlu lagi dicari tanda-tanda peritonitis
Pathway
2.2 Klasifikasi
kemungkinan terjadi eksimosis atau penimbunan darah dalam jaringan lunak dan
masa darah dapat menyerupai tumor. Kontusio dinding abdomen tidak terdapat
cedera abdomen, tetapi trauma tumpul pada abdomen dapat terjadi karena
kecelakaan motor, jatuh, atau pukulan yang dapat menyebabkan terjepitnya organ
diantara benturan dengan tulang belakang terutama pada trauma di garis tengah
Lebih dari 50% trauma tumpul disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, biasanya
tembakan atau luka tusuk yang bersifat serius dan biasanya memerlukan
pembedahan. Jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga
Trauma abdomen pada isi abdomen menurut Sjamsuhidayat (1997) terdiri dari:
abdomen
Luka tusuk pada abdomen dapat menguji kemampuan diagnostik ahli bedah.
Setiap luka pada thoraks yang mungkin menembus sayap kiri diafragma, atau
abdomen, demam, anorexia, mual dan muntah, takikardi, peningkatan suhu tubuh,
nyeri spontan. Pada trauma non-penetrasi (tumpul) pada trauma non penetrasi
biasanya terdapat jejas atau ruktur dibagian dalam abdomen dan terjadi
Apabila trauma terkena usus, mortilisasi usus terganggu sehingga fungsi usus
tidak normal dan biasanya akan mengakibatkan peritonitis dengan gejala mual,
muntah, dan BAB hitam (melena). Kemungkinan bukti klinis tidak tampak sampai
beberapa jam setelah trauma. Cedera serius dapat terjadi walaupun tak terlihat
perdarahan/memperparah keadaan
- Biasanya organ yang terkena penetrasi bisa keluar dari dalam abdomen.
2.4 Manajemen Medis
2.4.1 Penanganan Awal
harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi di lokasi kejadian. Paramedik
mungkin harus melihat Apabila sudah ditemukan luka tikaman, luka trauma benda
lainnya, maka harus segera ditangani, penilaian awal dilakuakan prosedur ABC
jika ada indikasi. Jika korban tidak berespon, maka segera buka dan bersihkan
jalan napas.
Membuka jalan napas menggunakan teknik ‘head tilt chin lift’ atau
menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah benda asing yang
lebih dari 10 detik untuk memastikan apakah ada napas atau tidak, Selanjutnya
tidaknya pernapasan).
dapat dilakukan. Jika tidak ada tanda-tanda sirkulasi, lakukan resusitasi jantung
paru segera. Rasio kompresi dada dan bantuan napas dalam RJP adalah 15 : 2 (15
b. Imobilisasi
Dilakukan pada trauma abdomen perdarahan intra abdomen, tujuan dari DPL
otak)
belakang)
atau sekitar anus berarti trauma non-penetrasi (trauma tumpul) mengenai kolon
atau usus besar, dan apabila darah hitam terdapat pada BAB atau sekitar anus
berarti trauma non-penetrasi (trauma tumpul) usus halus atau lambung. Apabila
telah diketahui hasil Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL), seperti adanya darah
Perdarahan dinyatakan positif bila sel darah merah lebih dari 100.000 sel/mm³
dari 500 sel/mm³, empedu atau amilase dalam jumlah yang cukup juga merupakan
laparotomi
- Hamil
a. Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam lainnya) tidak
b. Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan dengan kain
kassa pada daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau sehingga tidak
memperparah luka.
c. Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak dianjurkan
dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ yang keluar dari dalam
d. Imobilisasi pasien
f. Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan menekan
2.5 Pembedahan
A. PENGKAJIAN
Riwayat Kesehatan:
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
dan tempat keluarnya peluru. Selain itu perlu juga di kaji anterior abdomen,
yaitu perdarahan pada umbilicus bila terjadi truma panggul dan Turner’s sign
perubahan dapat dideteksi. Adanya bising usus adalah tanda awal keterlibatan
perawat menduga terjadinya akumulasi cairan atau darah pada daerah usus besar
dan lambung.
- Palpasi harus hati-hati dan lembut, karena pada daerah abdomen terjadi
akumulasi cairan atau darah atau udara, sehingga abdomen akan mengalami
distensi.
kekakuan otot atau nyeri lepas, penurunan bising usus, hipotensi dan syok.
Dapatkan riwayat detil jika mungkin (sering tidak bisa didapatkan, tidak akurat,
atau salah). dapatkan semua data yang mungkin tentang hal-hal sebagai berikut :
- Metode cedera.
ruptur limpa atau hati). Sabuk keselamatan digunakan/tidak, tipe restrain yang
digunakan.
- Kecenderungan perdarahan.
- Alergi.
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
menyebabkan terjadinya gejala yang nyata dan menilai dari petunjuk tersebut,
(Cope,1989).
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata
1994).
adalah :
(Boedihartono, 1994).
Kriteria Hasil :
b. Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka.
peradangan.
d. Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa
terjadinya infeksi.
debridement.
R/ agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak menyebar luas pada area
R/ balutan dapat diganti satu atau dua kali sehari tergantung kondisi parah/ tidak
perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang tinggi, prosedur invasif dan kerusakan
kulit.
Kriteria hasil :
luka, dll.
dan leukosit.
R/ penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal bisa terjadi akibat
3. Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan
ringan samapai berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau dapat diramalkan
Kriteria Hasil :
Kriteria hasil :
dibantu.
R/ menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai akibat dari
latihan.
pergerakkan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau lebih.
karakteristik :
0 = mandiri penuh
pengajaran.
d. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.
D. EVALUASI
SUMBER BUKU
Rumahorbo,Hotma dkk.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan.2000.POLTEKKES:Bandung.
Medica:Yogyakarta.
SUMBER WEB
Aroel. 2008. http://aroel-nurse.blogspot.com/2008/05/trauma-abdomen.html/
patriani.blogspot.com/2008/07/askep-trauma-abdomen.html.
Admin. ____. http://etd.eprints.ums.ac.id/16726/3/BAB_I.pdf.
trauma-abdomen/.
http://www.doktermuda.com/2011/11/trauma-abdomen.html
(www.primarytraumacare.org)
http://waruniwulan.blogspot.com/2012/10/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
trauma.html