info/72984296-Makalah-asuhan-keperawatan-gawat-darurat-
pada-klien-dengan-trauma-abdomen.html
Menurut (Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan atau trauma yang terjadi pada
abdomen, umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada kecelakaan
kendaraan bermotor, kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol
merupakan kekuatan yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul
setir mobil atau benda tumpul lainnya.Trauma akibat benda tajam umumnya
disebabkan oleh luka tembak yang menyebabkan kerusakan yang besar didalam
abdomen. Selain luka tembak, trauma abdomen dapat juga diakibatkan oleh
luka tusuk, akan tetapi luka tusuk sedikit menyebabkan traumapada organ
internal diabdomen.
Trauma pada abdomen disebabkan oleh 2 kekuatan yang merusak, yaitu:
1.Paksaan /benda tumpulMerupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam
rongga peritoneum. Luka tumpul pada abdomen bisa disebabkan oleh:
a.Jatuh
b.Kekerasan fisik atau pukulan,
c.Kecelakaan kendaraan bermotor
d.Cedera akibat berolahraga
e.Benturan
f.Ledakan
g.Deselarasi
h.Kompresi atau sabuk pengaman.
i.Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.
2.Trauma tembus
Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum.
Luka tembus pada abdomen disebabkan oleh tusukan benda tajam atau luka
tembak.
Menurut (Hudak & Gallo, 2001) tanda dan gejala trauma abdomen, yaitu:
a.Nyeri
Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat
timbul di bagianyang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan
nyeri lepas.
b.Darah dan cairan
Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium yang disebabkan oleh
iritasi.
c.Cairan atau udara dibawah diafragma
Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa.Tanda ini ada
saat pasien dalam posisi rekumben.
d.Mual dan muntah
Penurunankesadaran (malaise, letargi, gelisah)
Yangdisebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock
hemoragi.
Epidemiologi
Insiden trauma abdomen meningkat dari tahun ke tahun. Mortalitas biasanya
lebih tinggi pada trauma tumpul abdomen dari pada trauma tusuk. Jejas
pada abdomen dapat disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam.
Pada trauma tumpul dengan velositas rendah (misalnya akibat tinju)
biasanya menimbulkan kerusakan satu organ. Sedangkan trauma tumpul
velositas tinggi sering menimbulkan kerusakan organ multipel.
Padaintraperitoneal, trauma tumpul abdomen paling sering menciderai
organlimpa (40-55%), hati (35-45%), dan usus halus (5-10%) (Cho et al, 2012).
Sedangkan pada retroperitoneal, organ yang paling sering cedera adalah ginjal,
dan organ yang paling jarang cedera adalah pankreasdan ureter
(Demetriades, 2000).Pada trauma tajam abdomen paling sering mengenai
hati(40%), usus kecil (30%), diafragma (20%), dan usus besar (15%)
(American College of Surgeons Committee on Trauma, 2008).
Klasifikasi
Trauma pada dinding abdomen terdiridari:
a.Kontusio dinding abdomenDisebabkan trauma non-penetrasi. Kontusio
dinding abdomen tidak terdapat cedera intra abdomen, kemungkinan terjadi
eksimosis atau penimbunan darah dalam jaringan lunak dan masa darah dapat
menyerupai tumor.
b.Laserasi
Jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga abdomen
harus di eksplorasi. Atau terjadi karena trauma penetrasi.
Patofisiologi
Trauma pada abdomen dibagi menjadi trauma tumpul dan tembus. Trauma
tumpul abdomen disebabkan kompresi dan deselerasi. Kompresi rongga
abdomen oleh benda-benda terfiksasi, seperti sabuk pengaman atau setir
kemudi akan meningatkan tekanan intraluminal dengan cepat, sehingga
mungkin menyebabkan ruptur usus, atau pendarahan organ padat. Gaya
deselerasi (perlambatan) akan menyebabkan tarikan atau regangan antara
struktur yang terfiksasi dan yang dapat bergerak. Deselerasi dapat
menyebabkan trauma pada mesenterium, pembuluh darah besar, atau kapsul
organ padat, seperti ligamentum teres pada hati. Organ padat, seperti limpa
dan hati merupakan jenis organ yang tersering mengalami terluka setelah
trauma tumpul abdomen terjadi (Demetriades,2000).
Pemeriksaan Fisik
Untuk pemeriksaan fisik lakukan inspeksi, auskultasi, perkusi dan baru
palpasi. Untuk inspeksi lihat mulai dari keadaan umum klien, ekspresi
wajah, tanda-tanda vital, sikap berbaring, gejala dan tanda dehidrasi,
perdarahan, syok, daerah lipat paha (inguinal, skrotum bila terdapat hernia
biasanya ditemukan benjolan). Pada trauma abdomen biasanya ditemukan
kontusio, abrasio, lacerasi dan echimosis. Echimosis merupakan indikasi adanya
perdarahan di intra abdomen. Terdapat Echimosis pada daerah umbilikal
biasa kitasebut ‘Cullen’s Sign’ sedangkan echimosis yang ditemukan pada
salah satu panggul disebut sebagai ‘Turner’s Sign’. Terkadang ditemukan
adanya eviserasi yaitu menonjolnya organ abdomen keluar seperti usus, kolon
yang terjadi pada trauma tembus/tajam.
Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Musliha, 2010, pemeriksaan diagnostik untuk trauma abdomen,yaitu:
a.Foto thoraks: Untuk melihat adanya trauma pada thorax.
b.Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi perdarahan terus
menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit
yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya
perdarahan cukup banyak kemungkinan ruptura lienalis. Serum amilase yang
meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi
usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma
pads hepar.
c.Plain abdomen foto tegakMemperlihatkan udara bebas dalam rongga
peritoneum, udara bebas retroperineal dekat duodenum, corpus alineum dan
perubahan gambaran usus.
d.Pemeriksaan urine rutinMenunjukkan adanya trauma pada saluran kemih
bila dijumpai hematuri. Urine yang jernih belum dapat menyingkirkan
adanya trauma pada saluran urogenital.
e.VP (Intravenous Pyelogram)Karena alasan biaya biasanya hanyadimintakan
bila ada persangkaan trauma pada ginjal.
f.Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)
Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga
perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL ini hanya alat diagnostik. Bila
ada keraguan, kerjakan laparatomi (gold standard).Indikasi untuk melakukan DPL
sebagai berikut:
Nyeri Abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya
Trauma pada bagian bawah dari dada
Hipotensi, hematokrit turun tanpa alasan yang jelas
Pasien cedera abdominal dengan gangguankesadaran (obat,alkohol,
cedera otak)
Pasien cedera abdominal dan cedera medula spinalis (sumsum tulang
belakang)
Patah tulang pelvis
Kontra indikasi relatif melakukan DPL sebagai berikut:
Hamil
Pernah operasi abdominal
Operator tidak berpengalaman
Bila hasilnya tidak akan merubah penata-laksanaang.
g.Ultrasonografi dan CT Scan
Sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan
disangsikan adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.
Paraumbilical:
a.Ileus obstruksi
b.Appendicitis
c.Pancreatitis acute
d.Trombosis A/V mesentrial
e.Hernia Inguinalis strangulate
f.Aneurisma aorta yang pecah
g.Diverculitis (ileum/colon)
Penatalaksanaan
1.Penanganan Awal Trauma Abdomen
Menurut Musliha (2010), Penilaian Awal yang dilakukan adalah ABC jika
ada indikasi, jikakorban tidak berespon, maka segera buka dan bersihkan.
a.Airway
Membuka jalan nafas penggunakan menggunakan teknik head tilt chin
liftatau menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah benda
asing yang mengakibatkan tertutupnya jalan nafas. Muntahan, makanan,
darah atau benda asing lainnya.
b.Breathing
Memeriksa pernapasan dengan cara“lihat, dengar, rasakan’, selanjutnya
pemeriksaan status respirasi klien.
c.Circulation
Jika pernafasan pasiencepat dan tidak adekuat, maka berikan bantuan
pernafasan.
Trauma non-penetrasi
1.Pengambilan contoh darah dan urine
Darah digunakan untuk pemeriksaan lab rutin dan pemeriksaan darah lkhusus
seperti darah lengkap, potassium, glukosa, amylase.
2.Pemeriksaan Rongent
Pemeriksaan rontgen servikal lateral, thoraks anteroposterior dan pelvisadalah
pemeriksaan yang harus dilakukan pada penderita dengan multitrauma ,
mungkin berguna untuk mengetahui udara ekstraluminal di retroperitoneum
atau udara bebas dibawah diagfragma, yang keduanya memerlukan
laparotomi.
3.Study kontras urologi dan Gastrointestinal
Dilakukan pada cedera yang meliputi daerah duodenum, kolon ascendens
atau descendens dan dubur
Komplikasi
Menurut Smeltzer (2001), komplikasi segera yang dapat terjadi pada pasien
dengan trauma abdomen adalah hemoragi, syok, dan cedera. Sedangkan
komplikasi jangka panjangnya adalah infeksi.
Komplikasi yang dapat muncul dari trauma abdomen terutama trauma
tumpul adalah cedera yang terlewatkan, terlambat dalam diagnosis,
cedera iatrogenik, intra abdomen sepsis dan abses, resusitasi yang tidak
adekuat, rupture spleenyang muncul kemudian (King et al,
2002;Salomone&Salomone,2011).
Peritonitis merupakan komplikasi tersering dari trauma tumpul abdomen
karena adanya rupture pada organ.Gejala dan tanda yang sering muncul pada
komplikasidengan peritonitis antara lain:
Nyeri perut seperti ditusuk
Perut yang tegang (distended)
Demam (>380C)
Produksi urin berkurang
Mual dan muntah
Haus
Cairan di dalam rongga abdomenTidak bisa buang air besar atau kentut
Tanda-tanda syok
Prognosis
Prognosis untuk pasien dengan trauma abdomen bervariasi. Tanpa data
statistic yang menggambarkan jumlah kematian di luar rumah sakit, dan
jumlah pasien total dengan traumaabdomen, gambaran spesifik prognosis
untuk pasien trauma intra abdomen sulit. Angka kematian untuk pasien
rawat inap berkisar antara 5-10% (Udeani & Steinberg, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
AmericanCollegeofSurgeonsCommitteeonTrauma. 2008.Abdominaland pelvic
trauma. in:advanced trauma life support for doctors atls studentcourse manua
8thedition.USA:AmericanCollegeofSurgeons
Cho,Y.,Judson,R.,Gumm,K.,Santos,R.,Waish,M.,Pascoe,D.,etal.2012.Bluntabdom
inaltrauma.theroyalmelbournehospital.http://clinicalguidelines.mh.org.au/brochur
es/TRM05.03.pdf. (Diakses pada 1 Oktober 2014)
Demetriades,D.,AsensioJA.,2000.Abdomen.in:TraumaManagement.USA: Landes
Bioscience
Sabiston,D.C., Jr, M.D. 2004. Sabiston buku ajar bedahhal.364-384. Jakarta: EGC