TINJAUAN TEORI
1. Kasus
“Seorang bayi laki-laki baru lahir sulit nafas, cyanosis, waktu lahir tidak berespon,
Apgar Score 3. Diskusikan kasus tersebut..”
2. Kata-kata sulit dari kasus
Cyanosis = Sianosi adalah kondisi warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir
karena kekurangan oksigen dalam darah. Sianosis umumnya merupakan pertanda dari
kondisi yang serius, dan butuh penanganan segera.Sianosis dapat terjadi pada siapa saja,
termasuk pada bayi baru lahir. Seperti pada 'bayi biru', yaitu bayi dengan kelainan jantung,
di mana kadar oksigen yang terbawa dalam pembuluh darah tidak cukup (hipoksia),
sehingga menimbulkan sianosis.
3. Hasil Diskusi masalah
a. Identifikasi kasus
1) Mengapa bayi mengalami cyanosis ?
2) Apa yang membuat bayi tersebut memiliki APGAR score 3 ?
3) Bagaimanakah penanganan pada bayi yang mengalami cyanosis ?
4) Apa yang membuat bayi tersebut waktu lahir tidak berespon ?
5) Bagaimana proses kelahiran yang dilakukan sang ibu ?
6) Apakah ibu memiliki riwayat penyakit yang pernah di derita ?
7) Apa yang membuat si bayi mengalami kesulitan bernafas ?
8) Apa rencana keperawatan yang lebih utama untuk menangani cyanosis ?
9) Apakah saat bayi baru lahir tidak melakukan penghisapan lender sehingga bayi
kesulitan bernafas ?
10) Apa diagnose keperawatan yang mungkin dialami oleh bayi tersebut ?
11) Bagaimana pengaruh kecukupan nutrisi pada masa kehamilan, shingga bayi tidak
mengalami seperti yang ada di kasus ?
12) Bagaimana meningkatkan nilai APGAR score agar menjadi normal ?
13) Apakah makanan bisa menjadi pemicu terhadap bayi yang mengalami cyanosis
14) Apakah faktor genetic mempengaruhi terhadap kasus tersebut ?
15) Bagaimana cara membuat bayi berespon saat lahir ?
16) Apakah bayi mengalami premature ?
17) Apakah selama masa kehamilan ibu tidak atau mengalami keluhan-keluhan ?
2
18) Apakah jika terdapat masalah pada tali pusar saat persalinan bisa menjadi
penyebab bayi mengalami masalah tersebut ?
b. Jawaban
1) Karena bayi mengalami kesulitan bernafas, sehingga oksigen yang dihasilkan
berkurang
2) Hal-hal yang mempengaruhi adalah seluruh tubuh bayi mengalami kebiruan, bayi
tidak merespon, dan mengalami kesulitan bernafas
3) Melakukan pelaksanaan resusitasi
4) Karena bayi mengalami kekurangan oksigen, sehingga otot-otot sang bayi menjadi
lemah
5) Normal atau Caesar
6) Jika ibu memiliki riwayat penyakit sebelumnya, maka dapat mempengaruhi kondisi
bayi
7) Karena bayi kekurangan oksigen didalam otak
8) Mengatasi airway
9) Iya, karena membuat bersihan jalan nafas tidak efektik
10) Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen b.d post asfiksia berat
11) Sangat berpengaruh. Apabila pada masa kehamilan tidak cukup nutrisi bisa
membuat terjadinya premature
12) Caranya yaitu, menjaga suhu bayi agar tidak kedinginan, melakukan instubasi,
lakukan RJP
13) Iya, berpengaruh
14) Iya, berpengaruh. Apabila sang ibu memiliki riwayat penyakit tertentu, besar
kemungkinan sang bayi beresiko mnegalami penyakit tersebut
15) Diberikan rangsangan stimulus contohnya di cubit
16) Kemungkinan besar mengalami premature
17) Kemungkinan besar mengalami
18) Bisa, jika permasalahan tali pusar mengakibatkan terlilitnya leher si bayi, sehingga
mengalami kesulitan bernafas dan mengalami cyanosis.
c. Hasil Diskusi
Menurut kelompok kami, dari hasil identifikasi masalah beserta jawaban dari itu
semua,sang bayi mengalami diagnose asfiksia, terutama asfiksia berat. Dikarenakan ada
beberapa tanda-tanda yang dialaminya, diantaranya mengalami cyanosis atau kebiruan saat
3
lahir, dan tidak berespon, dia juga memiliki score APGAR yang rendah yaitu 3. Dan akibat
dari itu semua, sang bayi kemungkinan besar mengalami kesulitan bernafas juga, akibat
kurangnya oksigen yang masuk kedalam otak.
a) Skor APGAR : 1 menit s/d 5 menit dengan skor optimal harus antara 7-10.
b) Rentang dari 30-60 permenit, pola periodik dapat terlihat.
c) Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada awalnya silindrik
thorak : kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.
6) Keamanan
a) Suhu rentang dari 36,5º C sampai 37,5º C. Ada verniks (jumlah dan distribusi
tergantung pada usia gestasi).
b) Kulit : lembut, fleksibel, pengelupasan tangan/ kaki dapat terlihat, warna
merah muda atau kemerahan, mungkin belang-belang menunjukkan memar
minor (misal : kelahiran dengan forseps), atau perubahan warna herlequin,
petekie pada kepala/ wajah (dapat menunjukkan peningkatan tekanan
berkenaan dengan kelahiran atau tanda nukhal), bercak portwine, nevi
telengiektasis (kelopak mata, antara alis mata, atau pada nukhal) atau bercak
mongolia (terutama punggung bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit
kepala mungkin ada (penempatan elektroda internal)
2) Diagnose
Diagnose medis : Asfiksia. Sedangkan Diagnosa keperawatannya adalah penilaian
klinik tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah-masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan yang
sering muncul pada pasien asfiksia antara lain:
1) Ketidakefektifan pola nafas b.d hipoventilasi/hiperventilasi
2) Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 sehubungan dengan post asfiksia
berat.
3) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek
menghisap lemah.
4) hipotermia
5) Resiko infeksi
5
3) Intervensi
Tabel Perencanaan / Intervensi
No. Diagnosa Perawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
1 Pola nafas tidak Tujuan : Klien 1. Kaji frekwensi, kedalaman 1. Kecepatan biasanya
efektif b.d memperlihatkan pola nafas pernafasan dan ekspansi meningkat apabila terjadi
hipoventilasi/ yang efektif dada peningkatan kerja nafas
hiperventilasi Kriteria : 2. Catat upaya pernafasan, 2. Penggunaan otot bantu
- Frekuensi dan termasuk penggunaan pernafasan sebagai akibat dari
kedalaman otot bantu pernafasan peningkatan kerja nafas
pernafasan dalam 3. Auskultasi bunyi nafas dan 3. Bunyi nafas menurun atau tak
rentang normal catat adanya bunyi nafas ada bila jalan nafas obstruksi
- Bayi aktif seperti mengi, krekels, dll dan adanya bunyi nafas ronchi
4. Tinggikan kepala bayi dan dan mengih menandakan
bantu mengubah adanya kegagalan pernafasan
posisi 4. Untuk memungkinkan ekspansi
5. Berikan oksigen tambahan paru dan memudahkan
pernafasan
5. Memaksimalkan bernafas dan
menurunkan kerja nafas
2 Gangguan pemenuhan Tujuan: 1. Letakkan bayi terlentang 1. Memberi rasa nyaman dan
kebutuhan O2 Kebutuhan O2 bayi dengan alas yang data, mengantisipasi flexi leher
6
sehubungan dengan terpenuhi kepala lurus, dan leher yang dapat mengurangi
post asfiksia berat Kriteria: sedikit tengadah/ekstensi kelancaran jalan nafas.
- Pernafasan normal 40- dengan meletakkan bantal
60 kali permenit. atau selimut diatas bahu
- Pernafasan teratur. bayi sehingga bahu
- Tidak cyanosis. terangkat 2-3 cm
- Wajah dan seluruh
tubuh
Berwarna kemerahan 2. Bersihkan jalan nafas, 2. Jalan nafas harus tetap
(pink variable). mulut, hidung bila perlu. dipertahankan bebas dari
- Gas darah normal lendir untuk menjamin
PH = 7,35 – 7,45 pertukaran gas yang
PCO2 = 35 mm Hg sempurna.
PO2 = 50 – 90 mmHg
3. Observasi gejala kardinal 3. Deteksi dini adanya kelainan.
dan tanda-tanda cyanosis
tiap 4 jam
minggu) sebanyak 55,76% (p-value>0.05), berdasarkan persalinan lama (>18 jam untuk
multipara dan >24 jam untuk primipara) sebanyak 58,65% (p-value>0.05), dan
berdasarkan jenis persalinan (persalinan dengan tindakan) sebanyak 56,73%
(pvalue>0.05).
Kesimpulan umur Ibu, usia kehamilan, lama persalinan dan jenis persalinan tidak
memiliki hubungan yang signifikan pada kasus asfiksia nenonatorum di RSUD Syekh
Yusuf Gowa dan RSUP Wahidin Sudirohusodo.
Kata Kunci : Asfiksia neonatorum, usia Ibu, usia kehamilan, lama persalinan, jenis
persalinan
6. SOP Implementasi
MANAJEMEN RESUSITASI
ASFIKSIA PADA BBL
No Dokumen :
No Revisi:
SOP
Tanggal terbit :
PUSKESMAS
Halaman : HAURPANGGUNG
PEMERINTAH
KABUPATEN GARUT Rohmahalia M.Noor, SKM, MKM
NIP. 19670101 198903 2 003
5. Sarung Tangan
e. Nilai pernafasannya :
Bila bayi tidak bernafas /bernafas megap-megap :
1. Ulangi ventilasi 20 kali selama 30 detik
2. Hentikan ventilasi dan nilai kembali nafas tiap 30 detik
3. Bila bayi tidak berbafas spontan sesudah 2 menit resusitasi
siapkan rujukan
6.Bagan Alur
Mulai
Mulai
Bayi lahir lakukan penilaian sambil meletakkan dan
menyelimuti bayi diatas perut ibu atau dekat perineum
1. Apakah bayi cukup bulan?
2. Apakah ketuban jernih, tidak bercampur
mekonium ?
3. Apakah bayi bernafas atau menangis?
4. Apakah bayi aktif?
16
9. DokumenTerkait Partograf
7. Daftar Pustaka
Aminullah Asril. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Effendi Nasrul. 2012. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2011. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
18
8. Soal
1. Hasil nilai apgar skore dari 0-3 termasuk pada asfiksia……..
a. Normal c. Sedang
b. Berat d. biasa-biasa
2. Sebutkan gejala dan tanda-tanda dari asfiksia………….
19
PENUTUP
Kesimpulan
Pada dasarnya penyebab asfiksia dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut yaitu
perdarahan, infeksi, kelahiran preterm/bayi berat lahir rendah, asfiksia, hipotermi,
perlukaan kelahiran dan lain-lain. Bahwa 50% kematian bayi terjadi dalam periode
21
neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan, kurang baiknya penanganan bayi baru lahir
yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat
seumur hidup bahkan kematian.
Umur ibu pada waktu hamil sangat berpengaruh pada kesiapan ibu sehingga kualitas
sumber daya manusia makin meningkat dan kesiapan untuk menyehatkan generasi penerus
dapat terjamin. Kehamilan di usia muda/remaja (dibawah usia 20 tahun) akan
mengakibatkan rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, hal ini dikarenakan pada usia
tersebut ibu mungkin belum siap untuk mempunyai anak dan alat-alat reproduksi ibu
belum siap untuk hamil. Begitu juga kehamilan di usia tua (diatas 35 tahun) akan
menimbulkan kecemasan terhadap kehamilan dan persalinannya serta alat-alat reproduksi
ibu terlalu tua untuk hamil.
Saran
Semoga dengan adanya makalah ini kita semua dapat lebih memahami masalah
asfiksia pada bayi baru lahir, dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua