Anda di halaman 1dari 16

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan pada sanghyang widi wasa /Tuhan
yang maha Esa, karena dengan berkah dan anugrahnya penulis dapat merampung
kan karya ilmiah ini

Kami selaku penyusun karya ilmiahini, berharap supaya makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menghitung dosis obat
dan cara pemberiannya.

Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini belumlah sempurna, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun d ari
pembaca supaya karya ilmiah menjadi lebih baik.

Penyusun
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1. Latar belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan masalah........................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
2.1. Pengertian....................................................................................................2
2.2. Faktor-faktor pemberian obat.......................................................................2
2.3. Macam-macam dosis obat............................................................................3
2.4 Dosis obat untuk anak
BAB III KESIMPULAN.........................................................................................15
3.1. Simpulan....................................................................................................15
3.2 Saran
Kesimpulan
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka. Kita
harus selalu memperhatikan bagaimana obat itu bekerja, dosis yang harus
dikonsumsi, efek dari pemakaian obat tersebut dan keadaan dari obat itu
sendiri apakah masih dalam keadaan baik atau sudah tidak layak untuk
digunakan sehingga kita terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
misalnya over dosis atau malah menimbulkan kekebalan bagi penyakit yang
diderita atau bahkan dapat menimbulkan kematian jika salah dalam
mengkonsumsi obat.
Jalur pemakaian obat yang paling efektif, (secara oral, rektal, parenteral)
harus ditentukan dan ditetapkan petunjuk tentang dosis-dosis yang dianjurkan
bagi pasien dalam berbagai umur, berat dan status penyakitnya. Untuk
membantu pemakaian alat melalui jalur- jalur pilihannya telah diformulasikan
dan disiapkan bentuk sediaan yang sesuai seperti tablet, kapsul, injeksi
supositoria, ointment, aerosol dan lain-lain. Masing-masing dari unit-unit
sediaan dirancang supaya dapat memuat sejumlah bahan obat tertentu seperti
pemakaian sediaannya tepat dan menyenang kan. Perancangan,
pengembangan, dan produksinya biasanya merupakan contoh yang prima dan
aplikasi ilmu-ilmu farmasi campuran dari ilmu dasar, ilmu terpakai dan secara
ilmu kedokteran dengan teknologi kefarmasian.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana Obat-obatkan yang diberikan pada anak-anak berdasarkan
kondisi penyakitnya dan perhitungan dosis-dosisnya pada anak?
4

1.3 Tujuan masalah


1. Untuk mengetahui obat-obatkan yang diberikan pada anak-anak
berdasarkan kondisi penyakitnya dan perhitungan dosis-dosisnya pada
anak?
5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam
satuan berat (gram, milli gram, mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter)
atau unit-unit lainnya (unit internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka
yang dimaksud dengan dosis obat yaitu sejumlah obat yang memberikan efek
terapeutik pada penderita dewasa, juga disebut dosis lazim atau dosis
medicinalis atau dosis terapeutik. Bila dosis obat yang diberikan melebihi
dosis terapeutik terutama obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi
keracunan, dinyatakan sebagai dosis toksik. Dosis toksik ini dapat sampai
mengakibatkan kematian disebut sebagai dosis letal.
Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (inisial dose) atau dosis
awal (loading dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance
dose). Dengan memberikan dosis permulaan yang lebih tinggi dari dosis
pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat yang dikehendaki dalam darah
dapat dicapai lebih awal. Hal ini dilakukan antara lain pada pemberian oral
preparat sulfa (sulfasoxasol, Trisulfa pyrimidin), diberikan dosis permulaan 2
gram dan diikuti dengan dosis pemeliharaan 1 gram tiap 6 jam waktu
berikutnya.
2.2 Faktor-faktor pemberian obat
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dosis antara lain adalah
faktor obat, faktor pemberian, faktor penderita, indikasi dan patologi penyakit.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai masing-masing faktor:
1. Faktor obat
Dipengaruhi oleh sifat fisika, daya larut (air / lemak), bentuk (kristal /
amorf), sifat kimia (asam, basa, garam, ester), derajat keasaman (pH dan
6

pKa), toksisitas.

2. Faktor rute pemberian obat


Dosis obat yang diberikan melalui rute / cara pemberian apapun, harus
mencapai dosis terapi pada target organ. Dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, misalnya faktor yang membatasi kemampuan absorbsi
obat pada pemberian per oral, maka dosis oral berbeda dengan dosis
obat yang diberikan secara parenteral. Dosis obat pada pemberian per
oral lebih tinggi dari pada parenteral.
3. Faktor penderita
Dipengaruhi oleh umur (anak, dewasa, geriatri), berat badan (normal,
obesitas, malnutrisi), luas permukaan tubuh, ras dan sensitivitas
individual.
4. Indikasi dan patologi penyakit
a. Penyebab penyakit
b. Keadaan patofisiologis, misalnya pada gangguan fungsi hepar
dan/atau gangguan fungsi ginjal, beberapa jenis obat
dikontraindikasikan, atau perlu diturunkan dosisnya, atau
diperpanjang interval pemberiannya.
2.3 Macam-macam dosis Obat.
a. Dosis Terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan
dapat menyembuhkan orang sakit.
b. Dosis Maksimum merupakan batas dosis yang relatif masih aman
yang diberikan kepada penderita. Dosis terbesar yang dapat
diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari .
c. Dosis Toksik adalah dosis yang diberikan melebihi dosis
terapeutik, sehingga dapat menyebabkan terjadinya keracunan obat
d. Dosis Letal (Lethal dose)yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat
mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang
mengkonsumsi akan mengalami kelebihan dosis (Over dose)
7

e. Initial Dose merupakan dosis permulaan yang diberikan pada


penderita dengan konsentrasi/kadar obat dalam darah dapat dicapai
lebih awal.
f. Loading Dose adalah dosis obat untuk memulai terapi, sehingga
dapat mencapai konsentrasi terapeutik dalam cairan tubuh yang
menghasilkan efek klinis.
g. Maintenance Dose adalah dosis obat yang diperlukan untuk
memelihara dan mempertahankan efek klinik atau konsentrasi
terapeutik obat yang sesuai dengan regimen dosis. Diberikan dalam
tiap obat untuk menggantikan jumlah obat yang dieliminasi dari
dosis sebelumnya. Penghitungan dosis pemeliharaan yang tepat
dapat mempertahankan suatu keadaan stabil konsentrasi obat di
dalam tubuh
2.4 Dosis Obat Untuk Anak
Anak bukanlah miniatur dewasa, karena organ tubuhnya (hepar, ginjal,
saluran pencernaan, dan SSP) belum berfungsi secara sempurna, luas permukaan
tubuh, kecepatan metabolisme basal, serta volume dan distribusi cairan tubuh
berbeda dengan orang dewasa, maka besar dosis pada anak ditentukan
berdasarkan pada keadan fisiologi anak.
Dalam menghitung dosis obat untuk anak, perlu dibedakan antara :
a. Prematur
b. Neonatus ( 1bln)
c. Infant ( s.d 1 thn)
d. Balita (>1-5 thn)
e. Anak ( 6-12 tahun)
Faktor farmakokinetik obat perlu diperhatikan dalam menentukan dosis anak,
yaitu:
1. Absorpsi(kemampuan absorpsi), dipengaruhi oleh
a. PH lambung dan usus
b. Waktu pengosongan lambung
8

c. Waktu transit
d. Enzim pencernaan
3

2. Absorpsi(kemampuan absorpsi), dipengaruhi oleh


a. PH lambung dan usus
b. Waktu pengosongan lambung
c. Waktu transit
d. Enzim pencernaan
3. Distribusi( jumlah obat yang sampai di jaringan), dipengaruhi oleh:
a. Masa jaringan
b. Kandungan lemak
c. Aliran darah
d. Permeabilitas membran
e. Kadar protein plasma
f. Volume cairan ekstraseluler
4. Metabolisme(kecepatan metabolisme), dipengaruhi oleh:
a. Ukuran hepar
b. Kemampuan enzim mikrosomal
5. Eksresi(proses eksresi obat), terutama melalui ginjal dan dipengaruhi oleh:
a. Kecepatan filtrasi glomeruler
b. Proses sekresi dan reabsopsi tubuler
2.5 Rumus Perhitungan Obat Untuk Anak-anak
a. Didasarkan perbandingan dengan dosis dewasa
Berdasar perbandingan umur:
Rumus young ( Anak umur 1 – 8 tahun)

Da =
Angka 12 menunjukkan berlaku untuk umur anak <12 tahun
Dosis Rangkap = Dosis Kombinasi
Apabila dalam resep terdapat dua atau lebih obat yang mempunyai
khasiat sama, maka dosis-dosis yang ada dihitung sebagai berikut :

Dihitung dosis rangkap sekali dan dosis rangkap sehari.


4

Rumus Dilling

Da =
Angka 20 menunjukkan bahwa rumus ini berlaku untuk orang dewasa
>20-24 tahun.
Keterangan rumus Diling:
Da= dosis anak
DM= dosis Maksimum
n= umur
b. Berdasar perbandingan berat badan
Dianggap berat badan orang dewasa 70 kg

Rumus Clark =
c. Berdasar perbandingan luas permukaan tubuh (LPT)
Dianggap bahwa luas permukaan tubuh orang dewasa : 1,73 m2

Rumus Crawford- Terry Rouke =


d. Berdasarkan ukuran fisik anak secara individual
a) Sesuai dengan BB anak ( dalam kg)
b) Sesuai dengan LPT anak ( dalam m2)
Catatan:
a) Kelemahan perhitungan anak dengan perbandingan dengan dosis
dewasa:
b) Umur : tidak tepat oleh karena ada variasi BB dan LPT
c) Berat Badan : tidak tepat untuk semua obat
d) LPT : tidak praktis terutama kasus gawat
Karena kelemahan-kelemahan tersebut maka diciptakan rumus baru untuk
menghitung dosis anak yang lebih akurat oleh bagian farmasi kedokteran
Universitas Airlangga.
Untuk bayi 0-11 bulan

Da=
5

Da = dosis anak
DM = Dosis Maksimum
m = umur dalam bulan
atau

Da =
W= berat badan dalam kg

Untuk balita 1 – 4 tahun

Da =
n = umur dalam tahun

atau

Da =
W= berat badan dalam kg
Catatan:
rumus ini diturunkan dari Rumus Clark (yang telah disesuaikan untuk
anak Indonesia).
Perhitungan Dosis Obat berdasarkan Berat Badan
Perhitungan dosis berdasarkan berat badan sebenarnya lebih tepat karna
sesuai dengan kondisi pasien ketimbang umur yang terkadang tidak
sesuai dengan berat badan, bila memungkinkan hitung dosis melalui berat
badan
Rumus Thermich

DO =
n : berat badan dalam kilogram
6

2.6 Jenis-jenis Obat-obat Untuk Anak-anak Berdasarkan Penyakitnya


1. DIAZEPAM

Gambar 2.1 Obat Diazepam


Diazepam merupakan obat golongan benzodiazepin yang digunakan untuk
mengurangi tingkat kecemasan, gejala putus alkohol, dan kejang . Obat ini juga
digunakan untuk meredakan kejang otot dan sebagai obat penenang sebelum
dilakukan prosedur medis. Obat ini bekerja dengan cara menenangkan otak dan
saraf.
Efek samping :
a. Mengantuk atau pusing
b. Lemas
c. Penglihatan kabur
d. Gangguan keseimbangan
e. Kelemahan otot
f. Gemetar (tremor)
g. Mudah lupa dan merasa bingung
h. Gelisah
Indikasi: 
Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus
alkohol akut, status epileptikus, kejang demam, spasme otot.
Kontraindikasi: 
Depresi pernapasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner
akut, kondisi fobia dan obsesi, psikosis kronik, glaukoma sudut sempit akut, serangan
asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur; tidak boleh digunakan sendirian
pada depresi atau ansietas dengan depresi.
7

2. AMINOFILIN

Gambar 2.2 Obat Aminophylline


Aminofilin adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai gangguan pernapasan,
seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis, bronkitis, dan emfisema. Obat ini terkadang
juga digunakan untuk menangani gangguan pernapasan pada bayi yang lahir prematur.
Aminofilin bekerja dengan cara membuka saluran pernapasan di paru-paru, sehingga
udara dapat mengalir ke dalam paru tanpa hambatan. Kondisi ini akan membuat pernapasan
menjadi lega dan membantu meringankan gejala batuk dan sesak napas.
Merek dagang: Aminophylline, Phaminov, Erphafillin
Efek samping :
a. Reaksi alergi (sulit bernapas penyempitan tenggorokan pembengkakan bibir, lidah, atau
wajah atau gatal-gatal)
b. Kejang-kejang
c. Detak jantung meningkat atau tidak teratur atau
d. Mual atau muntah berat.
e. Dada terasa sakit
Indikasi: 
obstruksi saluran napas reversibel, asma akut berat 
Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap teofilin dan ethylendiamine
8

3. CEFTRIAXONE

Gambar 2.3 Obat Cefriaxone

Ceftriaxone adalah obat antibiotik dengan fungsi untuk mengobati berbagai macam
infeksi bakteri. Ceftriaxone termasuk ke dalam kelas antibiotik bernama cephalosporin yang
bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri.
Antibiotik seperti cefoxitin tidak akan bekerja pada infeksi virus
seperti pilek dan flu. Menggunakan antibiotik saat tidak dibutuhkan meningkatkan risiko
terkena infeksi yang kebal dengan pengobatan antibiotik. Oleh sebab itu, konsumsi obat ini
sesuai dengan instruksi dokter.
Obat ini mungkin juga hanya digunakan sebelum prosedur gigi pada pasien dengan
kondisi jantung tertentu (misalnya katup jantung buatan) untuk mencegah infeksi serius di
jantung (bacterial endocarditis).
Efek samping paling umum dari obat antibiotik ceftriaxone adalah:
a. Bengkak, nyeri, dan kemerahan di tempat suntikan
b. Reaksi alergi
c. Mual atau muntah
d. Sakit perut
e. Sakit kepala atau pusing
f. Lidah sakit atau bengkak
g. Berkeringat
h. Vagina gatal atau mengeluarkan cairan
9

BAB III

KESIMPULAN

3.1. Simpulan

1. Dosis obat yaitu sejumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam
satuan berat (gram, melli gram, mikro gram) atau satuan isi ( melli liter (ml)
liter, (L) atau unit -
unit lainnya (IU).

2. Sejumlah obat yang memberikan Efek terapi pada penderita dewasa


disebut juga sebagai dosis lazim atau dosis terapeutik.

3. Perhitungan Dosis obat didasarkan pada rumus sediaan obat, berupa


sediaan obat. (padat, cair, semi padat)

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Dosis Obat adalah Umur, bobot


badan, luas permukaan badan, berat ringannya penyakit yang diderita
oleh pasien.

5. Bila d osis obat yang diberikan melebihi dosis anjuran atau melebihi dosis
terapeutik dinyatakan dosis toksik, yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan dan bahkan kematian.

6. Obat dapat diberikan melalui : Oral, Parenteral, Topikal dan cara yang
lainya tergantung bentuk sediaan obat yang diberikan.
3.2. Saran

Dalam memberikan obat kepada pasien hendaknya mengetahui bentuk-


bentuk sediaan obat, bagaimana cara menghitung dosis obat serta bagaimana cara
pemberiannya.
10

DAFTAR PUSTAKA

1. Anief, M. (2003) . Ilmu Meracik Obat . Teori dan Praktek.


Gadjah Mada University Press.
2. Ansel, H.C; (1989). Pengantar Bentuk sediaan Farmasi.
Penerbit Universitas Indonesia.
3. Ansel, H.; Prince, S.J. (2006). Kalkulasi Farmaseuti, EGC. Jakarta.
4. Joenoes, N. Z. (2001). ARS PRESCRIBENDI Resep yang
rasional.Edisi 2. Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai