Oleh
Kelompok 8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelasaikan makalah
“Asuhan Keperawatan Pada Gagal Nafas,Kedaruratan Sistem
Pernapasan’’
Makalah ini dibuat bertujuan agar mahasiswa memahami tentang Ilmu
Pengetahuan. Dalam proses pembuatan makalah ini kami menyadari
adanya kekurangan dan keterbatasan namun berkat bimbingan dan
bantuan dari semua pihak sehingga makalah ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
Penyusun,
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................4
A. Asuhan Keperawatan ARDS......................................................................................................4
B. Asuhan Keperawatan Pneumothorax dan Hemothorax......................................................5
C. Asuhan Keperawatan Efusi Pleura......................................................................................5
D. Asuhan Keperawatan Pneumotomy dan Pneumonectomi......................................................6
BAB III.................................................................................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
komplikasi lanjut yang sering terjadi pada pasien stroke. Penyakit ini
peningkatan luas infark pada stroke iskemik (Järemo et al., 2013). Saat
et al.,
mortalitas tertinggi kedua dan berada pada urutan ketiga penyakit yang
pada 610.000 orang, sementara itu serangan stroke ulang terjadi pada
seperti Amerika Serikat pun juga cukup banyak, yakni mencapai 795.000
kasus setiap tahunnya (Perna and Temple, 2015a). Berdasarkan hasil riset
prevalensi stroke dari 8,3 per 1000 pada tahun 2007 menjadi 12,1 per
1000 pada tahun 2013, dan penderita stroke di Indonesia sudah mencapai
40.792 kasus yang terdiri dari stroke hemorrhagik sebanyak 12.542 kasus
et al., 2011).
1.3.Tujuan Penelitian
iskemik.
1.DEFINISI
Gagal nafas akut/ARDS adalah ketidak mampuan sistem pernapasan untuk
mempertahankan oksigenasi darah normal (pao2),eliminasi karbondioksida
(paCo2) dan pH yg adekuat disebabkan oleh masalah fentilasi difusi atau
perfusi.
Gagal napas akut/ARDS adalah kegagalan sistem pernapasan untuk
mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon diogsida dalam jumlah yg
dapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan.
2.TANDA DAN GEJALA
Sesak napas.
Napas cepat.
Kelelahan otot dan kelemahan tubuh.
Tekanan darah rendah.
Kulit atau kuku yang berubah warna.
Batuk kering.
Demam.
Sakit kepala.
Denyut nadi lebih cepat.
3.PATOFISIOLOGI/PATHWAY ARDS
4.PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan utama pengobatan adalah untuk memperbaiki masalah ancaman kehidupan
dengan segera antara lain:
Terapi oksigen
Ventilasi mekanik
Positif end expiratory breathing(PEEB)
Memastikan volume cairan yang adekuat
Terapi farmakologi
Pencegahan infeksi
Dukungan nutrisi
ASUHAN KEPERAWATAN ARDS
A.PENGKAJIAN
Identitas
Keluhan utama
Riwayat kesehatan
1).Riwayat penyakit saat ini
2).Riwayat penyakit dahulu
3).Riwayat penyakit keluarga
PENGKAJIAN PRIMER
Airway: Mengenali adanya sumbatan jalan napas
Penimgkatan sekresi jalan napas
Bunyi napas krekes ,rongki danmengki
Jalan napas adanya sputum,secret,lendir,darah,dan benda asiing
Jalan napas bersih atau tidak
Breathing
Distress pernapasan :Pernapasan cuping hidung,takipneu/bradipneu,retraksi
Frekuensi pernapasan:cepat
Sesak napas atau tidak
Disability
Keadaan umum :GCS,kesadarn,nyeri atau tidak
Adanya trauma atau tidak pada thorax
Riwayat penyakit dahulu /sekarang
Riwayat pengobatan
Obat-obatan/drugs
PEMERIKSAAN FISIK
MATA
Konjungtiva pucat(karena anemia)
Konjungtiva sianosis(karena hipoksia)
Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)
KULIT
Sianosis perifer (vasokonstriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
Sianosis secara umum (hipoksemia)
Penurunan turgor(dehidrasi)
Edema
JARI DAN KUKU
Sianosis
Clubbing finger
MULUT DAN BIBIR
Membran mukosa sianosis
Bernapas dengan mengerutkan mulut
HIDUNG
Pernapasan dengan cuping hidung
VENA LEHER
Adanya distensi /bendungan
DADA
Retraksi ototbantu pernapasan (karena peningkatan aktifitas
pernapasan,dispnea,atau obstruksi jalan pernapasan)
Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dengan kanan
Tektil fremitus,thril(getaran pada dada karena udara /suara melewati
saluran/rongga pernapasan)
Suara napas normal(vesikuler,bronchoveskuler,bronchial)
Suara napas tdiak normal
POLA PERNAPASAN
Pernapasan normal(eupnea)
Pernapasan cepat(tacypnea)
Pernapsan lambat(bradypnea)
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Gangguan ventilasi spontan b.d gangguan metabolisme/kelelahan otot pernapasan
2.Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas/hipersekresi jalan
napas/sekresi
Yang tertahan
3.Nyeri akut b.d agen pencidera fisiologis/atau agen pencedera kimiawi/agen
pencedera fisik
C.INTERVENSI KEPERAWATAN
N DIAGNOSA TUJUAN
O
1 Gangguann ventilasi Setelah dilakukan intervensi 1.identifikasi adanya
spontan b.d gangguan 3x24 jam maka ventilasi kelelahan otot bantu
metabolisme kelelahan spontan meningkat,dengan napas
otot pernapasan kriteria hasil: 2.monitor status
1.volume tidak menurun respirasi dan
2.dispnea menurun oksignsisasi
3.PCO2 membaik 3.pertahankan
kepatenan jalan napas
4.beri posisi semi
flower atau fowler
5.ajarkan melakukan
teknik relaksasi napas
dalam
2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan intervensi 1.identifikasi lokasi
penecedra keperawtan selamam 3x24 jam karakteristik
fisiologi/agenpencedera maka tingkat nyeri menurun ,frekuensi,kualitas,iten
kimiawi/agenpencedera dengan kreteria hasil: sitas nyeri
fisik 1.keluhan nyeri menurun 2.identifikasi
2.meringis menurun skalanyeri
3.pola napas membaik 3.identifikasi respon
nyeri
Noon verbal
4.identifikasi faktor yg
memperberat dan
memperingan nyeri
5.berikan teknik
nonfarmakologisuntuk
mengurangi rasanyeri
6.ajarkanteknik
nonfarmakologis
3 Bersihan jalan napas Setelah dilakukan intervensi 1.monitor pola napas
tidak efektif b.d spasme keperawtan selamam 3x24 jam 2.monitor bunyi napas
jalan napas/hipersekresi maka bersihan jalan napas tambahan
jalan napas/sekresi yg meningkat dengan kreteria hasil: 3.monitor sputum
tertahan 1.batuk efektif meningkat 4.pertahankan
2.gelisah menurun kepatenan jalan napas
3.pola napas membaik head-tilt dan chin lift
5.ajarkan teknik batuk
efektif
6.kolaborasi
pemberian
bronkodilator,ekspekto
ran dan mukolitik
BAB 1
PENDAHUAN
salah satu kasus gawat darurat yang harus ditatalaksana dengan cepat dan tepat.
kasus setiap tahunnya (Ismail, et al, 2000). Penelitian yang dilakukan dari tahun
Moewardi mendapatkan kasus spontan primer 7,69% dari 39 pasien yang di rawat
laki-laki sekitar 7,4- 18/ 100.000 penduduk dan perempuan sekitar 1,2-6/100.000
terjadi pada laki-laki dengan rentang usia 15-34 tahun. Pada pneumotorak
sekunder lebih sering terjadi pada usia yang lebih tua yaitu diatas 55 tahun
Sedangkan pada penelitian tahun 2000-2004 yang dilakukan di RSU Dr. Soetomo
Pradjoko, 2010)
Kasus pneumotorak di RSUP Dr. M. Djamil sebagian besar dirawat di
2007 sampai Desember 2011 sebanyak 62,3% orang dengan penyakit dasar
peneliti tertarik untuk mengetahui dan meneliti profil pasien pneumotorak yang
dirawat di Bangsal Paru RSUP Dr. M. Djamil periode Januari 2011 sampai
Desember 2013.
pneumotorak yang dirawat di Bangsal Paru RSUP Dr. M. Djamil dari tahun 2011
sampai 2013
pneumotoraknya
pneumotorak.
pneumotorak.
1.4.4 Manfaat terhadap ilmu pengetahuan
PENATALAKSANAAN
-Prosedur thoracintesis apabila cairan pleura masih sedikit
-Pemasangan selang plastik khusus kedalam rongga pleura melalui bedah
torakotomi selama bebrapa hari untuk mengeluarkan cairan yang banyak
secara tterus menerus.
-Pleurodesis adalah pengobatan yang dilakukan setelah cairan berhasil
dikeluarkan
-Operasi
-Pleurectomy atau pengangkatan lapisan pleura juga merupakan pilihan
dalam kasus yang sangat parah.
BAB I
PENDAHUAN
Efusi pleura merupakan manifestasi penyakit pada pleura yang paling sering
sejak dulu, dilaporkan dalam teks-teks medis Yunani Kuno. Diperkirakan 4 juta
(Rosenstengel dan Lee, 2012) dengan perkiraan total belanja kesehatan mencapai
USD $320 juta. Infeksi pleura meningkatkan morbiditas dan mortalitas infeksi
paru, dengan angka mortalitas pada orang dewasa mencapai 20% (Rosenstengel
dan Lee, 2012). Insidensinya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000
orang dalam 1 juta populasi tiap tahun. Di Amerika, dijumpai 1,5 juta kasus efusi
negara-negara maju lainnya mencapai 320 kasus per 100.000 orang (Sahn, 2006).
tahun 2011, Tobing dan Widirahardjo mendapati kasus efusi pleura dalam setahun
di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik berjumlah 136 di mana laki-laki
Widirahardjo, 2013). Ada lebih dari 55 penyebab efusi pleura yang telah dicatat.
limfatik. Pada beberapa kasus, cairan pleura yang dihasilkan dapat saja
apakah cairan itu transudat atau eksudat (Yetkinet al, 2006). Jika ternyata hasilnya
karenanya tidak perlu dilakukan prosedur diagnostik yang lebih jauh lagi terhadap
cairan pleura tersebut. Namun jika hasilnya adalah eksudat, ada banyak
transudat adalah dengan pengukuran kadar total protein dan Laktat Dehidrogenase
(LDH) di dalam serum dan di cairan pleura. Kriteria ini disusun oleh Light et al di
tahun 1972, dengan sensitivitas 99% dan spesifisitas 98%. Kriteria ini menetapkan
bahwa cairan efusi pleura exudatif setidaknya memiliki satu dari 3 hal berikut,
yakni rasio protein pada cairan pleura dibanding serum >0,5, rasio LDH cairan
pleura dibanding serum > 0,6 dan kadar LDH cairan pleura > 2/3 batas atas LDH
tromboemboli paru (Porcell dan Light, 2013). Untuk menentukan penyebab efusi
analisa lipid. Sayangnya, tidaklah murah untuk memasukan tes-tes ini ke dalam
Bilamana dicurigai ada infeksi, yang perlu diperiksa adalah pH, glukosa
LDH dan kultur mikrobiologi dari cairan pleura. Selain itu sitologi pleura dan
BTA pleura. Juga ada beberapa biomarker baru yang diteliti untuk mendiagnosis
satu pun dari parameter tersebut yang lebih unggul dari parameter klasik pH
Semakin dini kita menegakkan diagnosis PPE, semakin baik pula outcome
untuk segera diberikan terapi empirik. Hal ini menjadi tantangan besar bagi
sensitivitas dan spesifisitas kadar glukosa cairan pleura dalam memprediksi EPP.
Bila terbukti akurasinya tinggi, para penyedia layanan kesehatan di perifer dapat
mempertimbangkan tes ini sebagai tes diagnostik sehingga terapi empirik bagi
pleura parapneumonik.
1. Sebagai data ilmiah bahwa kadar glukosa cairan pleura dapat digunakan
parapneumonik.
Pengkajian
1.Anamnesis:
Pada umumnya tidak bergejala.makin banyak cairan yg tertimbun makin cepat
dan jelas timbulnya keluhan karena menyebabkan sesak,disertai demam sub
febril pada tuberkolosis.
5.Kebutuhan Respirasi
6.Kebutuhan Keamanan
-Mengungkapkan keadann imunosupresi misalnya kanker,AIDS,demam sub
febris
-Dapat ditemukan keadaan demam akut sub febris
Intervensi keperawatan
NO Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1 Bersihan jalan napas Setelah dilakukan 1.Monitor pola napas
tidak efeltif b.d intervensi keperawatan 2.Monitor bunyi napas
sekresi yg tertahan selam 3x24 jammaka tambahan
bersihan jlan napas 3.Monitor sputum
meningkat dengan 4.Pertahankan kepatenan jlan
kriteria hasil: napas dengan head-tilt dan chin
1.Batuk efektif lift
meningkat 5.Aajurkan teknik batuk efektif
2.Gelisah menurun 6.Kolaborasi pemberian
Pola napas membaik brokodilator ekspektoran dan
mukolitik
2 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan 1.Monitor ffrekuensi irama
gas b.d berkurangnya intervensi keperawatan kedalaman dan upaya napas.
keefektifan selama 3x24 jam maka 2.Monitor pola naps
permukaan paru dan pertukaran gas 3.Monitor kemampuan batuk
atalektasis meningkat ,dengan efektif
kriteria hasil: 4.Monitor adanya produksi
1.Dispnea menurun sputum
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui tentang Pneumonectomy
2.Mengetahui proses keperawatan evaluasi diagnostik, prosedur
operatif,penatalaksanaan praoperatif, dan proses keperawatan pasca operatif
17
PENGERTIAN
Pneumotomy adalah pembedahan untuk menghapus keseluruhan dari salah satu
paru-paru.Pengkajian dan penatalaksanaan terutama sekali sangat penting pada
pasiennya yang akan menjalani bedah toraks .prosedur bedah toraks dilakukan
untuk beragam maslah.
Oprasi ini apabila kondisi dari paru paru sudah tidak dapat bekerja sebagaiman
mestinya.selain itu jika dibiarkan maka kerusakan tersebut dapat menjalar kearea
lain dari tubuh pasien itu sendiri.saat oprasi berlangsung pasien akan mengalami
pembiusan total.pasien dalam kondisi tidak sadar dokter akan membuat sayatan
pada dada.
Resiko dalam menjalankan roprasi pneumonectomi sendiri memiliki resiko yang juga
cukup besar jika terjadi kesalhan prosedur dan kesalahan penilaian keadaan maka
akan dapat berujung kematian pada pasien yg mengalami operasi.
Penyakit penunjang:Kanker paru dan penyakit paru obdtruktif kronik
18
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem.pernaasan tau respirasi adalh sistem pda manusia yang berfungsi untuk mengambil
oksigen dari udara luar dan mengeluarkan krbodioksida melalui paru-paru.pernapasan adalh
suatu proses yg terjadi secara otomatis dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem
pernapsan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.halodoc.com/kesehatan/acute-respiratory-distress-syndrome
https://www.halodoc.com/artikel/kenali-gejala-dari-acute-respiratory-distress-syndrome
https://www.google.com/search?q=definisi+hemothorax&sxsrf=ALeKk01Q-
MwsMDj9hJarIYGnrVvmU2B5Mw%3A1627187271752&ei=R-
j8YLO3LZC7rQGQ64i4Cg&oq=definisi+hemothorax&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAMyBA
gAEB46BwgjELADECc6BwgAEEcQsAM6BwgjELACECc6BAgAEA06BggAEA0QH
koECEEYAFCM5gNY544EYLKxBGgBcAJ4AIABuwGIAdgHkgEDMC43mAEAoAE
BqgEHZ3dzLXdpesgBCcABAQ&sclient=gws-
wiz&ved=0ahUKEwjz9sL6sP3xAhWQXSsKHZA1AqcQ4dUDCA4&uact=5
https://www.alodokter.com/efusi-pleura#:~:text=Efusi%20pleura%20adalah%20penumpukan
%20cairan,pada%20dinding%20dalam%20rongga%20dada.
https://www.docdoc.com/id/info/procedure/pneumonectomy
https://www.alodokter.com/pneumothorax
https://www.honestdocs.id/hemothorax
https://www.alodokter.com/efusi pleura#:~:text=Gejala%20Efusi%20Pleura&text=Sesak
%20napas,Batuk%20kering
https://www.sehatq.com/penyakit/thorakosintesis