Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PATOFISIOLOGI

ATEROSKLEROSIS

NAMA-NAMA KELOMPOK 1

DONA ARISKA 16160022

HASRATELFRIKA GULO 16160040

CINDY PARADITHA KASANDRA 19160047

ZALIKHA NABILA SYAFIQA 19160080

MUZZAMMIL ANNISA 19160073

RIYANI FAJRI HANIFAH RAHMASARI 19160049

LEADY PERMANDA BAKRI 19160058

NADYA DWI APRILIA 19160081

UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
perlindungannyaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
aterosklerosis.
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Helmice Afriyani M.Farm,Apt yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Padang, februari 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1. Latar Belakang...............................................................................................................................3
2. Rumusan Masalah..........................................................................................................................4
3. Tujuan.............................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
1. Definisi Dan Terminologi...............................................................................................................5
1.1 Sel-Sel Yang Berperan Dalam aterosklerosis.........................................................................6
1.2 Gejala aterosklerosis..............................................................................................................7
1.3 Klasifikasi aterosklerosis.......................................................................................................8
2. Epidemiologi aterosklerosis...........................................................................................................9
3. Faktor resiko aterosklerosis ........................................................................................................10
4. Patofisiologi aterosklerosis............................................................................................................10
5. Komplikasi aterosklerosis............................................................................................................12
BAB III ..............................................................................................................................................15
PENUTUP..........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Arteriosklerosis merupakan keadaan pada pembuluh arteri yang mengakibatkan
penebalan arteriol dan pengerasan pada pembuluh darah arteri diakibatkan oleh penumpukan
lemak. Aterosklerosis merupakan jenis yang penting dari arteriosklerosis, istilah
aterosklerosis merupakan sinonim dari arteriosklerosis. Aterosklerosis merupakan penyakit
yang melibatkan cabang-cabang aorta yang besar dan arteri berukuran sedang, seperti arteri
yang menyuplai darah ke bagian-bagian ekstremitas, otak, jantung dan organ dalam utama.
Penyakit ini multifokal, dan lesi unit, atau ateroma (bercak aterosklerosis), terdiri dari masa
bahan lemak dengan jaringan ikat fibrosa. Sering disertai endapan sekunder garam kalsium
dan produk-produk darah. Bercak aterosklerosis mulai pada lapisan intima atau lapisan dalam
dinding pembuluh tetapi dalam pertumbuhannya dapat meluas sampai melewati tunika media
atau bagian muskuloelastika dinding pembuluh. Sekarang aterosklerosis tak lagi dianggap
merupakan proses penuaan saja. Timbulnya "bercak-bercak lemak" di dinding arteria
koronaria merupakan fenomena alamiah bahkan sejak masa kanak-kanak dan tidak selalu
harus menjadi lesi aterosklerotik; terdapat banyak faktor saling berkaitan yang dapat
mempercepat proses aterogenik. Telah dikenal beberapa faktor yang meningkatkan risiko
terjadinya aterosklerosis koroner pada individu tertentu. Aterosklerosis adalah perubahan
dinding arteri yang ditandai akumulasi lipid ekstrasel, recruitment dan akumulasi lekosit,
pembentukan sel busa, migrasi dan proliferasi miosit, deposit matriks ekstrasel, akibat
pemicuan patomekanisme multifaktor yang bersifat kronik progresif, fokal atau difus,
bermanifestasi akut maupun kronis, serta menimbulkan penebalan dan kekakuan
arteri.Aterosklerosis disebabkan faktor genetik serta intensitas dan lama paparan faktor
lingkungan (hemodinamik, metabolik, kimiawi eksogen, infeksi virus dan bakteri, faktor
imunitas dan faktor mekanis), dan atau interaksi berbagai faktor tersebut.

Atherosklerosis bukanlah penyakit yang baru dikenal. Pembuluh darah mummi Mesir, lebih
dari 3500 tahun yang lalu, ternyata telah mengidap penyakit ini. Otopsi pertama yang
dilakukan pada tahun 1931menunjukkan adanya tanda-tanda pengapuran pada pembuluh
koroner seorang mummi wanita berusia 50 tahun. Otopsi pada 200 serdadu yang mati muda
dalam perang Korea menunjukkan 50 persen serdadu itu menunjukkan tanda-tanda
pengapuran pada pembuluh koronernya walaupun mereka tidak mempunyai keluhan sama
sekali. Di Amerika Serikat, 46 persen dari anak muda yang mati karena kecelakaan lalu lintas
ternyata sudah mengidap pengapuran koroner yang nyata, tetapi tetap tanpa gejala yang
nyata. Penyakit jantung koroner (PJK) yang berawal dari aterosklerosis telah menjadi
penyebab utama kematian dewasa ini. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari

3
117 juta orang meninggal akibat PJK di seluruh dunia pada tahun 2002. angka ini
diperkirakan meningkat 11 juta orang pada tahun 2020. Di Indonesia, kasus PJK semakin
sering ditemukan karena pesatnya perubahan gaya hidup. Meski belum ada data
epidemiologis pasti, angka kesakitan/kematiannya terlihat cenderung meningkat. Hasil survey
kesehatan nasional tahun 2001 menunjukkan tiga dari 1.000 penduduk Indonesia menderita
PJK. Perbaikan kesehatan secara umum dan kemajuan teknologi kedokteran menyebabkan
umur harapan hidup meningkat, sehingga jumlah penduduk lansia bertambah. Survey di tiga
kecamatan di daerah Djakarta Selatan pada tahun 2000 menunjukkan prevalensi lansia
melewati angka 15% yang sebelumnya diperkirakan hanya 7,5% bagi Negara berkembang.
Usia lansia yang didefinisikan sebagai umur 65 tahun ke atas (WHO) ditenggarai
meningkatkan berbagai penyakit degeneratif yang bersifat multiorgan. Prevalensi PJK
(Penyakit Jantung Koroner) diperkirakan mencapai 50% dan angka kematian mencapai lebih
dari 80% yang berarti setiap 2 (dua) orang lansia satu mengidap PJK dan jika terserang PJK
maka kematian demikian tinggi dan hanya 20% yang dapat diselamatkan. Melihat dari data
yang telah dikembangkan, banyaknya pasien yang tercatat menderita aterosklerosis kemudian
berlanjut ke jantung koroner, penulis tertarik untuk mempelajari tentang ateroskleosis lebih
dalam.

2. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat dibuat beberapa rumusan masalah, antara lain:
1. Apa pengertian aterosklerosis?
2. Bagaimana epidemiologi aterosklerosis?
3. Apa saja faktor resiko aterosklerosis?
4. Bagaimana patofisiologi aterosklerosis?
5. Bagaimana komplikasi pada aterosklerosis?

3. Tujuan
Adapun tujuan yang dapat disampaikan oleh penulis terkait dengan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian aterosklerosis.
2. Mengetahui epidemiologi aterosklerosis.
3. Mengetahui faktor resiko aterosklerosis.
4. Mengetahui patofisiologi aterosklerosis.
5. Mengetahui komplikasi pada aterosklerosis.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Dan Terminologi


Istilah aterosklerosis berasal dari bahasa Yunani, yang berarti penebalan tunika intima
arteri (sclerosis, penebalan) dan penimbunan lipid (ather,pasta) yang mencirikan lesi yang
khas. Secara morfologi, aterosklerosis terdiri atas lesi-lesi lokal yang terbatas pada arteri-
arteri otot dan jaringan elastis berukuran besar dan sedang, seperti aorta (yang dapat
menyebabkan penyakit aneurisma), arteri poplitea dan femoralis (menyebabkan penyakit
pembuluh darah perifer), arteri karotis (menyebabkan stroke), arteri renalis (menyebabkan
penyakit jantung iskemik atau infark miokardium). Aterosklerosis merupakan penyebab
utama kematian dan kecatatan di negara maju. Namun demikian, penyakit aterosklerotik
yang mempengaruhi arteria koronaria merupakan penyebab terpenting morbiditas dan
mortalitas. Pada tahun 1997, penyakit jantung aterosklerotik koroner menyebabkan
466.101 kematian dan saat ini tetap merupakan penyebab utama kematian di Amerika
Serikat. Masalah mendasar yang disebabkan oleh aterosklerosis pembuluh darah arteri
koroner adalah ketidakseimbangan antara penyediaan dan kebutuhan oksigen sehingga
meyebabkan penyakit jantung iskemia atau infark miokardium.

Aterosklerosis juga dikenal sebagai penyakit Vaskuler arteriosclerotic atau ASVD berasal
dari bahasa Yunani: athero (yang berarti bubur atau pasta) dan sklerosis (indurasi dan
pengerasan). Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan arteri besar dan
kecil yang ditandai oleh deposit substansi berupa endapan lemak, trombosit, makrofag,
leukosit, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya yang
terbentuk di dalam lapisan arteri di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika
media.

Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima arteri besar dan
medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium. komponen darah,
karbohidrat dan jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal
sebagai aleroma atau plak. Karena aterosklerosis merupakan pe¬nyakit arteri umum, maka
bila kita menjumpainya di ekstremitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di bagian
tubuh yang lain.

Pertumbuhan ini disebut dengan plak. Plak tersebut berwarna kuning karena mengandung
lipid dan kolesterol. Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu proses
berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang
silih  berganti. Perubahan gejala klinik yang tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan
rupture plak, meskipun rupture tidak selalu diikuti gejala klinik. Seringkali rupture plak
segera pulih, dengan cara inilah proses plak berlangsung.

5
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah akibat
timbunan lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan menghambat
aliran darah. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, dan organ vital
lainnya serta  pada lengan dan tungkai. Jika aterosklerosis terjadi didalam arteri yang
menuju ke otak (arteri karoid) maka bisa terjadi stroke. Namun jika terjadi didalam arteri
yang menuju kejantung (arteri koroner), maka bisa terjadi serangan jantung. Biasanya
arteri yang paling sering terkena adalah arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serbrum.
Beberapa pengerasan dari arteri biasanya terjadi ketika seseorang mulai tua. Namun
sekarang bukan hanya pada orang yang mulai tua, tetapi juga pada kanak-kanak. Karena
timbulnya bercak-bercak di dinding arteri koroner telah menjadi fenomena alamiah yang
tidak selalu harus terjadi lesi aterosklerosis terlebih dahulu.

1.1 Sel-Sel Yang Berperan Dalam aterosklerosis


Aterosklerosis terjadi pada arteri yang lebih besar yang ditandai dengan penebalan
atau pengerasan dindingnya. Lesi unit atau ateroma (bercak aterosklerosis) terdiri dari
masa bahan lemak dengan jaringan ikat fibrous.
Aterosklerosis sering dihubungkan dengangangguan metabolisme lemak. Kemudian
berkembang pemahaman tentang adanya peranan inflamasi dalam patogenesis
aterosklerosis sehinggasekarang dianggap sebagai penyakit yang dimediasi peradangan
karena adanya interaksi yang kompleks antara leukosit, trombosit dan sel-sel dari dinding
pembuluh darah.
Sel kekebalan utama yang berperan pada lesi aterosklerosis adalah makrofag, yang
asal mulanya merupakan sel progenitor myeloid di sumsum tulang. Sel progenitor
myeloid berkembang menjadi monosit dalam sirkulasi, sedangkan penelitianpada
tikusmenunjukkanbahwa limpajuga berperan sebagai reservoir untuk monosit yang
masuk ke dalam lesi aterosklerosis.
Produksi monosit di sumsum tulang dirangsang oleh beberapa faktor risiko
kardiovaskular, termasuk hiperkolesterolemia, yang menyebabkan monositosis yang
merupakan faktor risiko independen untuk penyakit aterosklerotik.
Monosit kemudian masuk ke tempat-tempat stres hemodinamik arterial dan
menempelpada sel endotel yang melapisi lumen arteri.
Begitu monosit memasuki ruang subendotel, akanberubah jadimakrofag lesi.
Makrofag ada dua kelompok yaitu M1 dan M2. M1 makrofag, adalah yang diaktifkan
secara klasik dan dikenal sebagai makrofag "pembunuh"("killer" macrophages)diaktifkan
oleh Lipopolysaccharides (LPS) dan Interferon gamma(IFNγ). Kelompok
M1mengeluarkan sitokin proinflamasi dengan kadar yang tinggi dan sitokin antiinflamasi
kadar rendah. Sebaliknya, M2 yang dikenal dengan makrofag"perbaikan" (juga disebut
sebagai makrofag alternatif) secara umum mengacu pada makrofag yang berfungsi dalam
proses konstruktif seperti penyembuhan luka dan perbaikan jaringan, dan yang
mematikan aktivasisistem kekebalan yang merusak dengan memproduksi sitokin anti-
inflamasi sepertiinterleukin 10 (IL-10).

6
1.2 Gejala aterosklerosis

Aterosklerosis awalnya tidak menimbulkan gejala, sampai pembuluh darah arteri


sudah sangat menyempit bahkan tertutup hingga tidak lagi dapat menyalurkan darah
dalam jumlah cukup ke organ-organ tubuh.

Akibatnya, banyak orang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita aterosklerosis


hingga timbul komplikasi. Komplikasi ini bisa beragam, tergantung lokasi terjadinya
aterosklerosis, antara lain:

Aterosklerosis pada jantung

Aterosklerosis pada jantung bisa menyebabkan penyakit jantung koroner dan serangan
jantung. Kedua gangguan tersebut memiliki sejumlah gejala yang serupa, yaitu:

 Nyeri dada seperti ditekan atau diremas (angina).


 Nyeri atau tekanan pada pundak, lengan, rahang, atau punggung.
 Gangguan irama jantung (aritmia).
 Sesak napas, berkeringat, dan gelisah.

Aterosklerosis pada tungkai

Aterosklerosis pada area tungkai kaki maupun lengan bisa menyebabkan penyakit arteri
perifer. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut:
7
 Nyeri, kram, hingga mati rasa pada area lengan maupun tungkai.
 Nyeri saat berjalan dan mereda setelah beristirahat (klaudikasio intermiten).
 Tungkai bagian bawah terasa dingin.
 Luka di jempol, telapak, atau kaki tak kunjung sembuh.

Aterosklerosis pada otak

Bila terjadi pada pembuluh darah di otak, aterosklerosis bisa menyebabkan stroke yang
ditandai dengan gejala berupa:

 Mati rasa hingga lumpuh pada salah satu sisi wajah, lengan, atau tungkai.
 Kebingungan dan sulit untuk dapat berbicara dengan jelas.
 Kehilangan penglihatan pada salah satu mata atau kedua mata.
 Kehilangan koordinasi dan keseimbangan.
 Pusing dan sakit kepala berat.
 Sulit bernapas dan kehilangan kesadaran.

Aterosklerosis pada ginjal

Penumpukan plak pada pembuluh arteri di ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal.
Gangguan ini bisa dikenali dari sejumlah gejala, seperti:

 Jarang buang air kecil.


 Terus menerus merasa mual.
 Merasa sangat lelah dan mengantuk.
 Tungkai membengkak.
 Bingung dan sulit berkonsentrasi.
 Sesak napas dan dada terasa nyeri.

1.3 Klasifikasi
Lesi utamanya berbentuk plak menonjol padatunika intima yang mempunyai inti berupa
lemak (terutama kolesterol dan ester kolesterol) dan ditutupi oleh fibrous cap.Klasifikasi
lesi aterosklerotik dapat dibagi menjadi delapan tipe, yaitu:

1. Lesi tipe I
Lesi tipe I adalah lesi aterosklerotik yang dapat diidentifikasi secara anatomi. Ciri dari
lesi ini adalah adanya infiltrasi pada tunika intima oleh lipid-ladenmakrofag dari
sirkulasi. Komponen dari sel makrofag mengalami peningkatan pada densitasnya
padalokasi yang secara anatomis dikenal sebagai lokasi yang sering terdapat lesi.

2. Lesi tipe II
Lesi tipe II merepresentasikan progresifitas proses patologis dari lesi tipe I. Lesi tipe II
bersifat mikroskopis dan dapat dilakukan pewarnaan dengan pewarnaan Sudan, yang
bereaksi dengan lemak dalam pembuluh dan akan memberi warna merah pada lesi.
Pada lesi tipe II terdapat peningkatan densitas dari lipid-laden-monosit-turunan sel
makrofag dan peningkatan jumlah dari limfosit T dan sel otot polos. Tipe I dan II pada
umumnya subklinis,hal ini dikarenakan minimnya pengaruh terhadap penurunan aliran
darah distal atau peningkatan kejadian iskemik. Lesi tipe II dapat berkembang menjadi

8
aterosklerosis yang lebih buruk, terutama pada penderita yang memiliki faktor risiko
seperti dislipidemia, hipertensi, diabetes dan merokok.

3. Lesi tipe III


Lesi tipe III merupakan lesi intermediet atau preatheromatouspada tahapan
aterosklerosis yang ditandai dengan adanyaakumulasi dari deposisi lipid ektraseluler
yang disebut lipid coredan sudah terdapat pada beberapa area, lesi tipe ini dapat
berkembang lebih buruk yang memiliki potensi menyebabkan iskemia.

4. Lesi tipe IV
Lesi tipe IV merupakan lesi atheromatous yang dapat diidentifikasi dengan adanya lipid
ektraseluler, termasuk deposisi dari kristal kolesterol pada lapisan musculoelasticdari
pembuluh darahyang dipengaruhi juga oleh penebalan lapisan intima. Akumulasi dari
lemak pada area tersebut menyebabkan kelemahan dari dinding arteri yang disebabkan
karena adanya perubahan struktur dari sel-sel otot polos. Lesi tipe IV sering terdapat
penebalan arteri koronaria pada bifurcatio.Lesi ini umumnya berbentuk bulan sabit dan
tidak dapat diidentifikasi melalui coronary angiography.

5. LesiTipe V
Pada lesi tipe V terdapat deposisi dari kolagen yang terletak pada lumen dan lipid
core.Peningkatan kolagenjuga menyebabkan peningkatan migrasi dari sel otot polos
dan deposisi dari lemak. Hal ini mengarah pada pembentukan fibroatheroma. Plak pada
lesi ini mudah rupturedan berpotensi membentuk suatu trombus yang menyebabkan
sumbatan.

6. Lesi Tipe VI
Mortalitas dan morbiditas pada coronary atherosclerosissering dikaitkan dengan lesi
tipe VI. Terdapat celah atau robekan pada permukaan dari lesi hal ini mengakibatkan
pembentukan trombus yang dipengaruhi oleh aktivitas procoagulant lokal
danprocoagulant sistemik. Robekan sering terdapat pada tepi lesi yang ditandai dengan
peningkatan densitas dari makorfag dan sel busa. Sistem enzim metalloproteinase
(kolagen dan gelatinase) yang dihasilkan oleh sel makrofag juga dapat melemahkan
plak. Celah pada plak dapat menghasilkan trombus pada permukaan lesi yang
dipengaruhi faktor risiko trombogenik seperti peningkatan agregasi platelet, kadar
fibrinogen yang tinggi dan lipoprotein.

7. Lesi Tipe VII


Lesi tipe VII atau advanced atherosclerosis lesionsering terdapat pada usia lanjut.
Deposit kalsium terdapat pada area yang memilikisisa dari extracellular lipid, limfosit
yang mati, sel otot polos dan makrofag. Lipid coreterbentuk sangat minim, biasanya
seluruh lipid coretergantikan oleh kalsium. Deposisi dari kalsium dapat menambahkan
kekuatan regang dari deformitas vaskular.

8. Lesi Tipe VIII


Lesi tipe VIII merupakan lesi fibroticdan keterlibatan lemak pada lesi ini minimal,
belumdiketahui proses pembentukan dari lesi fibrotic ini.

2. Epidemiologi aterosklerosis

9
Aterosklerosis adalah penyakit yang menjadi masalah kesehatan paling besar,
terutama untuk negara -negara yang sudah maju dan negara-negara yang sedang menuju
ke arah negara industri. Pada tahun 2020, aterosklerosis diramalkan sebagai penyebab
utama morbiditas dan mortalitas di masyarakat yang sedang berkembang
dikarenakanadanya suatu perubahan pola hidup yang tidak sehat. Hampir seluruh kematian
yang ada di Amerika Serikat dan Eropa disebabkan oleh penyakit vaskular. Sekitar dua
pertiga kematian disebabkan oleh trombosis pada satu atau lebih arteri koronaria. Satu
pertiga lainnya disebabkan karena thrombosis pada daerah lain seperti otak, hati, ginjal,
saluran pencernaan, anggoota gerak dan lain sebagainya. Di Indonesia dalam sepuluh
tahun terakhir di 8 rumah sakit umum pusat diIndonesia didapatkan data bahwa prevelensi
penyakit jantung koroner telah menggeser penyakit jantung reumatik sebagai penyakit
jantung yang paling banyak ditemukan. Hal tersebut juga terlihat di negara-negara Asia
Tenggaraserta Afrika, Di Singapura dan Malaysia, kematian penyakit jantung koroner
meningkat dari yang tadinya tidak bermakna menjadi sekurangnya 10% dari semua
kematian.

3. Faktor resiko
1) Yang tidak dapat diubah:
 Usia
 Jenis kelamin
 Riwayat keluarga
 Ras
2) Yang dapat diubah dibagi menjadi 2 yaitu:
 Mayor:
 Peningkatan lipid serum
 Hipertensi
 Merokok
 Gangguan toleransi glukosa
 Diet tinggi lemak jenuh, kolesterol dan kalori

 Minor:
 Gaya hidup yang kurang bergerak
 Stress psikologik
 Tipe kepribadian

4. Patofisiologi
Sistem kardiovaskuler bekerja secara terus-menerus dan pada kebanyakan kasus, secara
efisien. Tapi masalah dapat muncul ketika aliran darah berkurang atau tersumbat. Bila
pembuluh darah ke jantung tersumbat total, jantung tidak mendapatkan oksigen secara cukup
dan suatu serangan jantung dapat terjadi. Hal ini dapat berakibat fatal, dan pada
kenyataannya, menghasilkan jumlah jutaan kematian setiap tahun, membuat penyakit
kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Penyakit jantung dapat
bersiklus fatal, karena pembuluh darah terbatas, tidak hanya dapat merusak jantung, tapi juga

10
membuatnya bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui sistem sirkulasi. Lagipula,
kerusakan jantung menjadikan jantung kurang efisien dan harus bekerja walaupun dengan
keras untuk tetap melanjutkan suplai oksigen ke seluruh tubuh. Dari waktu ke waktu,
penyakit jantung memimpin masalah utama penglibatan jantung, paru-paru, ginjal, dan segera
keseluruhan sistem, sebab setiap organ dalam tubuh mempercayakan kecukupan oksigen dan
nutrisinya pada jantung. Secara khusus, sumbatan yang menyebabkan masalah dibentuk oleh
suatu pertumbuhan lekatan yang dikenal sebagai plak aterosklerotik.
Arterosklerosismerupakan suatu proses yang kompleks. Secara tepat bagaimana
arterosklerosis dimulai atau apa penyebabnya tidaklah diketahui, tetapi beberapa teori telah
dikemukakan. Kebanyakan peneliti berpendapat aterosklerosis dimulai karena lapisan paling
dalam arteri, endotel, menjadi rusak. Sepanjang waktu, lemak, kolesterol, fibrin, platelet,
sampah seluler dan kalsium terdeposit pada dinding arteri. Timbul berbagai pendapat yang
saling berlawanan sehubungan dengan patogenesis aterosklerosis pembuluh koroner. Namun
perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh yang mengalami kerusakan dapat
diringkaskan sebagai berikut:

 Dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang tampak
bagaikan garis lemak.
 Penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung banyak kolesterol
pada tunika intima dan tunika media bagian dalam.
 Lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis.
 Timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri dari lemak, jaringan
fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler.
 Perubahan degeneratif dinding arteria.

Meskipun penyempitan lumen berlangsung progresif dan kemampuan vascular untuk


memberikan respon juga berkurang, manifestasi klinis penyakit belum nampak sampai proses
aterogenik sudah mencapai tingkat lanjut. Fase preklinis ini dapat berlangsung 20-40 tahun.
Lesi yang bermakna secara klinis, yang dapat mengakibatkan iskemia dan disfungsi
miokardium biasanya menyumbat lebih dari 75% lumen pembuluh darah. Banyak penelitian
yang logis dan konklusif baru-baru ini menunjukkan bahwa kerusakan radikal bebas terhadap
dinding arteri memulai suatu urutan perbaikan alami yang mengakibatkan penebalan tersebut
dan pengendapan zat kapur deposit dan kolesterol. Sel endotel pembuluh darah mampu
melepaskan

endothelial derived relaxing factor

(EDRF) yang menyebabkan relaksasi pembuluh darah, dan

endothelial derived constricting factor

(EDCF) yang menyebabkan kontraksi pembuluh darah. Pada keadaan normal, pelepasan
ADRF terutama diatur oleh asetilkolin melalui perangsangan reseptor muskarinik yang
mungkin terletak di sel endotel. Berbagai substansi lain seperti trombin, adenosine difosfat
(ADP), adrenalin, serotonin, vasopressin, histamine dan noradrenalin juga mampu
merangsang pelepasan EDRF, selain memiliki efek tersendiri terhadap pembuluh darah. Pada
11
keadaan patologis seperti adanya lesi aterosklerotik, maka serotonin, ADP dan asetil kolin
justru merangsang pelepasan EDCF. Hipoksia akibat aterosklerotik pembuluh darah juga
merangsang pelepasan EDCF. Langkah akhir proses patologis yang menimbulkan gangguan
klinis dapat terjadi dengan cara berikut:

 Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plaque


 Perdarahan pada plak ateroma
 pembentukan thrombus yang diawali agregasi trombosit
 Embolisasi thrombus atau fragmen plak
 Spasme arteria koronaria

Aterosklerotik dimulai dengan adanya kerusakan endotel, adapun penyebabnya antara lain
adalah:

 Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah


 Tekanan darah yang tinggi
 Tembakau
 Diabetes

Dikarenakan kerusakan pada endothelium, lemak, kolesterol, platelet, sampah produk


selular, kalsium dan berbagai substansi lainnya terdeposit pada dinding pembuluh darah. Hal
itu dapat menstimulasi sel dinding arteri untuk memproduksi substansi lainnya yang
menghasilkan pembentukannya dari sel.

5. Komplikasi

Komplikasi Aterosklerosis
A. Komplikasi Plaque
1. Erosi, ulserasi dan fisura timbul akibat adanya denudasi pada permukaan endotel.
2. Kalsifikasi, dapat terjadi pada daerah sekitar nekrosis dan plaque
3. Mural trombosis , terjadi akibat adanya gangguan pada aliran darah disekeliling
plaque dan terjadi penonjolan pada lumen. Gangguan aliran darah ini juga
menyebabkan kerusakan pada lapisan endotel.
4. Plaque haemorrhage, dapat terjadi akibat robeknya fibrous cap ataupun rupture pada
pembuluh darah yang tipis, yang baru terbentuk.

B. Komplikasi Atherosclerosis
Komplikasi pada atherosclerosis bermacam-macam tergantung pada lokasi dan ukuran
pembuluh darah yang terkena serta tergantung pada proses kronisnya.
1. Oklusi akut Trombosis pada plak atherosclerosis sering behubungan dengan rupture

12
plak yang tiba-tiba menyumbat lumen arteri muscular. Keadaan ini dapat
mengakibatkan iskemi necrosis (infark) pada jaringan yang mendapat suplai darah
tersebut. Manifestasi klinis dapat berupa infark myocard, stroke ataupun gangrene
pada usus ataupun ekstremitas bawah.
2. Penyempitan lumen pembuluh darah yang kronik Pada proses pembentukan plak
atherosclerosis pada lumen pembuluh darah dapat mengakibatkan berkurangnya
distribusi aliran daran arteri secara progresif. Iskemia kronik pada jaringan yang
terkena ditandai dengan adanya atrofi pada organ, misalnya
a. unilateral renal arteri stenosis dengan atrofi pada ginjal
b. intestinal striktur pada atherosclerosis arteri mesenterika
c. iskemia atrofi pada kulit penderita diabetes dengan penyakit vascular perifer yang
berat
3. Aneurysma
Aneurisma merupakan dilatasi vaskuler yang bersifat setempat (fokal) dan abnormal.
Aneurisma sejati (true aneurysm) dibatasi oleh ketiga lapisan dinding pembuluh darah
(Tunika intima, media dan adventisia) kendati ketiga lapisan tersebut menipis.
Sebaliknya, aneurisma palsu (false aneurysm) yang juga disebut Pseudoneurisma atau
hematoma yang berdenyut [Pulsating Hematoma] merupakan hematoma
ekstravaskuler yang berhubungan dengan ruang intravaskuler; sebagian dinding
pembuluh darah itu hilang. Morbiditas dan kematian akibat aneurisma terjadi
sekunder akibat:
a. Ruptur
b. Terjepit pada struktur di dekatnya
c. Oklusi pembuluh darah proksimal karena tekanan ekstrinsik atau trombosis yang
terjadi
d. Emboli dari trombus mural
Aterosklerosis menyebabkan penipisan dinding arteri lewat kerusakan tunika media
yang terjadi sekunder karena ekspansi plak pada tunika intima. Aneurisma
Arterosklerotik biasanya (tapi tidak selalu) terjadi pada aorta abdominalis, paling
sering terjadi diantara arteri renalis dan bifurcasio iliaka atau terjadi pada arteri iliaka
komunis.

4. Emboli.

13
Trombus pada plak atherosclerosis dapat terlepas dan tersangkut pada pembuluh
darah pada bagian distal menjadi embolus. Misalnya emboli yang berasal dari
thrombus aorta abdominalis dapat menyumbat dengan akut arteri poplitea dapat
mengakibatkan gangren.

14
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Aterosklerosis adalah penyakit yang disebabkan oleh sempitnya pembuluh darah akibat
timbunan lemak yang meningkat di dinding pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi
tersumbat. Timbunan tersebut bukan hanya lemak tetapi ada juga substansi lain berupa
trombosit, makrofag, leukosit, produk sampah seluler, kalsium dan lain-lain.

Awalnya seluruh endapan lemak terbentuk di dalam lapisan arteri.di seluruh lapisan tunika
intima dan akhirnya ke tunika media. Pertumbuhan ini disebut dengan plak.

Aterosklerosis bisa terjadi pada otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta pada
lengan dan tungkai. Jika terjadi pada arteri koroner menuju jantung, akan mengakibatkan
serangan jantung. Namun jika terjadi pada arteri karoid menuju otak, akan mengakibatkan
stroke.

Penyakit ini adalah penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih berganti.
Perubahan gejala kliniknya tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan rupture plak. Ada 7
resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis, yaitu: tekanan darah tinggi, kadar kolesterol
tinggi, perokok, diabetes (kencing manis), kegemukan (obesitas), malas berolah raga, dan
usia lanjut.

Perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh yang mengalami kerusakan dapat
diringkaskan sebagai berikut: dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil
yang tampak bagaikan garis lemak, penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang
mengandung banyak, kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian dalam, lesi yang
diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis, timbul ateroma atau kompleks plak
aterosklerotik yang terdiri dari lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan
kapiler, Perubahan degeneratif dinding arteria.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan terhadap klien untuk mengetahui ada tidaknya
aterosklerosis yaitu dengan cara: ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan
 
darah di pergelangan kaki dan lengan, pemeriksaan doppler di daerah yang terkena, skening
ultrasonik duplex, CT scan di daerah yang terkena, arteriografi resonansi magnetik,
arteriografi di daerah yang terkena, IVUS (intravascular ultrasound).

2. Saran

Pada kasus aterosklerosis yang berat, beberapa tindakan medis tertentu mungkin
diperlukan, seperti grafting bypass arteri koroner dan angioplasty Untuk kasus yang lebih
ringan, maka secara umum dibutuhkan perubahan pola hidup sebagai bentuk penanganan dan
pencegahan aterosklerosis.

15
DAFTAR PUSTAKA

Porth CM. Essentials of pathophysiology, 2 ed., Lippincott Williams & Wilkins, 2006; 150-
67.

Robbins dkk. Buku ajar patologi Volume 1, Edisi ke-7, Alih bahasa : Prasetyo , dkk, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, hal: 35-64.

Gurenlian JR. The relationship beetween oral health and systemic disease, 2006.

Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit, Edisi 6, (terjemahan), Peter Anugrah, EGC, Jakarta.

Kee,joyce L.1996.farmakologi, (terjemahan). Peter Anugrah. Jakarta : EGC

https://www.academia.edu/7687525/ATEROSKLEROSIS

https://id.wikipedia.org/wiki/Aterosklerosis

16

Anda mungkin juga menyukai