Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PATOFISIOLOGI

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Dosen Pengampu:
Agus Wiwit Suwanto, S.Kep,Ns, M.Kep

Disusun Oleh:
Kelas 1A / Kelompok 3

1. Kharisma Dwi Natarina (P17250221015)


2. Arin Barokna Aprillia (P17250223031)
3. Siti Qomariyah (P17250221004)
4. Khoirul Anam (P17250223038)

JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN KAMPUS KABUPATEN PONOROGO
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN 2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
‘’ Penyakit Jantung Koroner” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Agus Wiwit Suwanto,
S.kep, Ns, M.kep selaku Dosen pengampu mata kuliah Patofisiologi yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai kejadian tidak diharapkan. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Ponorogo, 30 Januari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................2
1.4 Manfaat ..................................................................................................2

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN...............................................................3

2.1 Pengertian Penyakit Jantung Koroner....................................................4


2.2 Faktor-Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner...................................8
2.3 Proses Perjalanan Penyakit Jantung Koroner.........................................9
2.4 Tanda Dan Gejala Penyakit Jantung Koroner.......................................11
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN......................................................12

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................12


3.2 Saran .....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan permasalahan
kesehatan utama yang dihadapi di berbagai negara di dunia. Banyaknya
faktor yang mempengaruhi, menyebabkan diagnosis dan terapi penyakit
tersebut terus berkembang. Di Indonesia kemajuan perekonomian menjadi
salah satu faktor dalam meningkatnya prevalensi penyakit jantung
koroner. Di Indonesia terjadi prevalensi kematian sebanyak 100.000-
499.999 orang. Dari data tersebut diketahui bahwa tingginya angka
prevalensi kematian pada penderita PJK dikarenakan karena perubahan
pola hidup masyarakat yang berubah yang menyebabkan pengaruh faktor
risiko terjadinya PJK ini semakin besar.
Penyebab PJK secara pasti belum diketahui, meskipun demikian
secara umum dikenal berbagai faktor yang berperan penting terhadap
timbulnya PJK yang disebut sebagai faktor risiko PJK. Faktor risiko PJK
dibagi menjadi faktor risiko alami, utama dan tidak langsung.
Meskipun penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sulit
untuk diobati, namun para ilmuwan telah berusaha mengembangkan
penelitian untuk pengobatan penyakit jantung koroner. Akhirnya
ditemukan beberapa cara yaitu tes diagnosis,angioplasti, operasi by-pass
dan pemberian obat-obatan. Penyakit jantung koroner juga dapat dicegah
dengan cara menghindari faktor risiko yang dapat diubah. Dengan selalu
menerapkan prinsip hidup sehat maka masyarakat dapat terhindar dari
kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung koroner.

iv
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Penyakit Jantung Koroner ?
2. Apa Saja Faktor-Faktor Yang Resiko Penyakit Jantung Koroner ?
3. Bagaimana Proses Perjalanan Penyakit Jantung Koroner ?
4. Bagaimana Tanda Dan Gejala Penyakit Jantung Koroner?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Penyakit Jantung Koroner
2. Mengetahui Faktor-Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner
3. Mengetahui Proses Perjalanan Penyakit Jantung Koroner
4. Mengetetahui Tanda Dan Gejala Penyakit Jantung Koroner
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai sumber
referensi bagi pembaca mengenai Penyakit Jantung Koroner. Manfaat
lainnya yaitu hasil penyusunan makalah ini bermanfaat dan memberi
wawasan bagi kajian ilmu pengetahuan khususnya tentang Pengertian,
Faktor-Faktor, Proses Perjalanan, Tanda Dan Gejala Penyakit Jantung
Koroner.

v
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Jantung Koroner


Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot. Letak jantung di
dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah
kiri bawah pertengahan rongga dada di atas diafragma,dan pangkalnya
terdapat di belakang kiri antara kosta V dan kosta VI dua jari di bawah
papilla mammae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang
disebut iktus kordis. Ukuran kurang lebih sebesar genggaman tangan
kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung dimana terjadi
penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner.
Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran darah ke
otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Pembuluh darah
koroner adalah pembuluh nadi yang mengantarkan darah ke aorta ke
jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung. Sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan oksigen otot jantung
dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau penyediaan yang menurun,
atau bahkan gabungan diantara keduanya itu, penyebabnya adalah
berbagai faktor seperti denyut jantung yang meningkat, kekuatan
berkontraksi yang meninggi, tegangan ventrikel yang meningkat,
merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan dari otot-
otot jantung. Sedangkan faktor yang mengganggu penyediaan oksigen
antara lain, tekanan darah koroner meningkat, yang salah satunya
disebabkan oleh artheroskerosis yang mempersempit saluran sehingga
meningkatkan tekanan, kemudian gangguan pada otot regulasi jantung dan
lain sebagainya.
Penyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (PLAK) yang
mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya
kalsium pada intima, atau permukana bagian dalam pembuluh darah. Plak
ini membuat intima menjadi kasar, jaringan akan berkurang oksigen dan

vi
zat gizi sehingga menimbulkan infark, penyakit jantung koroner
menunjukkan gejala gizi terjadi infark miokard atau bila terjadi iskemia
miokard seperti angina pectori. Kolesterol serum dibawa oleh beberapa
lipoprotein yang diklasifikasikan menurut densitasnya. Lipoprotein dalam
urutan densitas yang meningkat adalah kilomikron. VLDL (Very Low
Density Lopoprotein). LDL (low Density Lipoprotein) dan HDL (High
Density Lipoprotein) membawa hampir seluruh kolesterol dan merupakan
yang paling aterojenik. HDL menurunkan risiko penyakit jantung ke hati,
tempat kolesterol di metabolisme dan di ekskresikan.

Contoh Gambar Jantung Yang Sehat:

2.2 Faktor-Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner


Faktor risiko suatu penyakit adalah faktor-faktor yang diyakini
meningkatkan risiko timbulnya penyakit yang bersangkutan. Namun hal
itu tidak bersifat absolut. Artinya bila seseorang memiliki salah satu faktor
saja atau kombinasi dari beberapa jenis faktor risiko, tidak berarti bahwa
secara otomatis ia mengidap penyakit jantung koroner. Tetapi ia memiliki
kemungkinan lebih besar terkena penyakit daripada yang tidak memiliki
faktor risiko.
1. Faktor Resiko Alami.
a) Genetik
Riwayat keluarga yang positif terhadap PJK (saudara atau
orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun)
meningkatkan timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya

vii
pengaruh genetic dan lingkungan masih belum diketahui. Tetapi,
riwayat keluarga dapat juga mencerminkan komponen lingkungan
yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan stress
atau obesitas.
b) Jenis Kelamin
Wanita lebih kebal pada penyakit jantung koroner daripada
pria. Hal ini disebabkan karena wanita memiliki hormon estrogen
yang mampu melebarkan pembuluh darah sehingga potensi terjadi
penyempitan lebih kecil. Namun pada wanita yang telah
mengalami menopause, memilki risiko yang sama besar dengan
pria
c) Usia
Risiko PJK meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit
yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan
antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan
lebih panjangnya lama paparan terhadap faktor-faktor pemicu.
Pada masa tua terjadi degeneratif fungsi jantung dan pembuluh
darah.
d) Ras
Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap PJK daripada
orang kulit putih.

2. Faktor Resiko Utama


a) Kolesterol
Kolesterol merupakan salah satu kata yang sering
diucapkan oleh masyarakat umum terutama bila menyangkut
masalah kesehatan, biasanya dengan konotasi negative.
Sesungguhnya kolesterol tidaklah selalu jelek.  Dari segi ilmu
kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks yang
dihasilkan oleh tubuh untuk bermacam-macam fungsi kolesterol
maka tubuh membuatnya sendiri di dalam hati (liver).

viii
Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita
makan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Sejauh
pemasukan ini masih seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan
tetap sehat. Tetapi sangat disayangkan kebanyakan dari kita
memasukkan kolesterol lebih dari apa yang diperlukan, yaitu
dengan makan makanan yang mengandung lemak yang kaya akan
koelsterol dalam jumlah yang berlebihan. Hal ini dapat dimengerti
karena hidangan yang lezat umumnya mengandung banyak lemak.
Hasilnya mudah diterka, yaitu kadar kolesterol darah meningkat
sampai di atas angka normal yang diinginkan.
Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan
mengendap di dalam pembuluh darah arteri, yang menyebabkan
penyempitan dan pengerasan yang dikenal
sebagaiatherosclerosis. Seperti telah disebutkan di muka, bila
penyempitan dan pengerasan ini cukup berat, sehingga
menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak cukup jumlahnya,
maka timbul sakit atau nyeri dada yang disebut angina, bahkan
dapat menjurus ke serangan jantung. Di sinilah kolesterol tersebut
berperan negative terhadap kesehatan. Karena alasan tersebut di
atas, maka kadar kolesterol yang abnormal menjadi factor risiko
utama PJK.
b) Merokok
Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena
efek langsung pada dinding arteri, karbon monoksida
menyebabkan hipoksia arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi
katekolamin yang menimbulkan reaksitrombosit, glikoprotein
tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensitifitas dinding
arteri.

3. Faktok Resiko Tidak Langsung


a) Diabetes Mellitus

ix
Diabetes menyebabkan factor risiko terhadap PJK yaitu bila
kadar glucose darah naik terutama bila berlangsung dalam waktu
yang cukup lama, sehingga gula darah (glukoosa) tersebut dapat
menjadi pekat, dan ini mendorong terjadinya
pengendapanatherosclerosis pada arteri koroner. Pasien dengan
diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang
masih muda. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa
yang tinggi dalam darah cenderung menaikan kadar kolesterol.
b) Obesitas
Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada
laki laki dan > 21 % pada perempuan. Obesitas juga dapat
meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol. Risiko PJK
akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20% dari BB ideal.
Obesitas mendorong timbulnya factor risiko yang lain seperti
diabetes mellitus, hipertensi, yang pada taraf selanjutnya
meningkatkan risiko PJK. Obesitas dalam arti kurangnya tenaga
yang dikeluarkan sehingga zat makanan yang dimakan akan
tersimpan akan tersimpan dan tertumpuk dalam tubuh sebagai
lemak
c) Aktivitas Fisik
Masyarakat yang tidak aktif sedikitnya 2 kali lebih besar
ditemukannya PJK daripada masyarakat yang aktif. Sedikit
aktivitas fisik dapat memperburuk faktor risiko PJK lainnya,
seperti tinggi kolesterol dalam darah dan trigliserid, hipertensi,
diabetes dan prediabetes, dan obesitas. Sangat penting sekali untuk
anak-anak dan dewasa untuk melakukan aktifitas fisik sebagai
rutinitas sehari-hari. Salah satu alasan mengapa orang Amerika
tidak cukup aktif dikarenakan mereka hanya menghabiskan waktu
di depan TV dan mengerjakan pekerjaannya di depan computer.
Beberapa spesialis menyarankan anak umur 2 tahun dan yang lebih
tua sebaiknya tidak menghabiskan waktu dengan menonton TV

x
atau memakai computer lebih dari 2 jam. Aktif secara fisik adalah
salah satu hal terpenting yang dapat menjaga kesehatan jantung.
d) Stress
Stres dianggap merupakan salah satu faktor risiko dari PJK
meskipun belum dapat “diukur” berapa besar pengaruh tersebut
memicu timbulnya PJK. Demikian juga, amat sulit untuk
memberikan definisi stress secara cepat. Mungkin deskripsi yang
paling mendekati ialah suatu keadaan mental yang Nampak sebagai
kegelisahaan, kekhawatiran, tensi tinggi, keasyikan yang abnormal
dengan suatu dorongan atau sebab dari lingkungan yang tidak
menyenangkan. Jadi seorang yang mengalami tres dapat mengeluh
karena merasa tidak sehat, sakit kepala, berdebar (palpitasi), sakit
lambung atau susah tidur, tidak bahagia, atau bahkan depresi.
Tidak semua simtom tersebut hadir bersama – sama. Stres dapat
memicu pengeluaran hormone andrenalin dan katekolamin yang
tinggi dapat berakibat mempercepat kekejangan (spam) arteri
koroner, sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu.

e) Diet dan nutrisi


Diet yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko PJK.
Misalnya, makanan yang tinggi lemak jenuh, lemak trans dan
kolesterol yang akan meningkatkan kolesterol LDL. Dengan
demikian, maka harus membatasi makanan tersebut Lemak jenuh
ditemukan di beberapa daging, produk susu, coklat, makanan yang
dipanggang, dan makanan goreng dan makanan yang diproses.
Lemak trans ditemukan di beberapa makanan yang digoreng dan
diproses. Kolesterol ditemukan pada telur, daging, produk
susu, makanan yang dipanggang, dan beberapa jenis kerang. Hal
ini juga penting untuk membatasi makanan yang tinggi natrium
(garam) dan tambahan gula. Diet tinggi garam dapat meningkatkan
risiko tekanan darah tinggi. Tambahan gula akan memberi kalori
tambahan tanpa nutrisi seperti vitamin dan mineral. Hal ini dapat

xi
menyebabkan berat badan meningkat, yang meningkatkan risiko
PJK. Tambahan gula banyak ditemukan di makanan penutup,
buah-buahan kalengan yang dikemas dalam sirup, minuman buah,
dan minuman soda non diet.
2.3 Proses perjalanan penyakit jantung koroner
Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab
penyakit arteri koronaria paling sering ditemukan. Aterosklerosis
menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri
koronaria, sehingga mempersempit lumen pembuluh darah. Bila
lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran darah akan
meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium. Bila
penyakit ini semakin lanjut, maka penyempitan lumen akan diikuti
perubahan pembuluh darah yang mengurangi kemampuannya untuk
melebar. Dan kebutuhan oksigen menjadi tidak stabil sehingga akan
membahayakan miokardium yang terletak di sebelah distal dari
daerah lesi. Aterosklerosis pada arteri besar dan kecil ditandai
dengan penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil, monosit,
dan makrofag di seluruh kedalaman tunika intima (lapisan sel
endothel) dan akhirnya ke tunika media (lapisan otot polos).
Terhalang atau tersumbatnya pembuluh arteri dapat disebabkan
oleh pengendapan kalsium, kolesterol lemak dan lain-lain substansi,
yang dikenal sebagai plak. Dalam periode tersebut deposit ini
tertimbun secara perlahan-lahan yang akhirnya diameter di arteri
koroner yang masih dapat dilalui darah makin lama semakin sempit,
sampai pembuluh tersebut tidak dapat dilewati darah sesuai dengan
kebutuhan otot jantung. Terhalangnya aliran darah seperti di atas
disebut sebagai fixed blockage13. Plak sering timbul pada tempat-
tempat dimana terjadi turbulensi maksimum seperti pada
percabangan, daerah dengan tekanan tinggi, daerah yang pernah
terkena trauma dimana terjadi deskuamasi endothel yang
menyebabkan adesi trombosit.
Contoh Gambar Penyakit Jantung Koroner:

xii
2.4 Tanda dan gejala penyakit jantung koroner
a) Tanda -Tanda PJK
1) Area nyeri: dada
2) Gastrointestinal: gangguan pencernaan or mual
3) Seluruh tubuh: kepala terasa ringan or berkeringat
4) Juga umum: denyut jantung cepat or napas pendek

b) Gejala PJK
Gejala Penyakit Jantung Koroner Berikut ini adalah gejala-gejala
Penyakit Jantung Koroner:
1. Angina Pectoris yaitu rasa nyeri dada dan sesak napas yang
disebabkan gangguan suplai oksigen yang tidak mencukupi
kebutuhan otot jantung. Sakit angina yang khas itu adalah sesak
napas di tengah dada yang bisa menyebar sampai leher dan rahang.
Pundak kiri atau kanan, lengan, dan bahkan sampai punggung.
Keadaan ini terutama terjadi pada saat latihan fisik atau adanya
stres. Angina merupakan sebuah tanda (simptom) bahwa terdapat
penyempitan urat nadi koroner yang mengakibatkan suplai darah
tidak cukup ke otot jantung pada waktu terjadi upaya ekstra. Tetapi
tidak semua nyeri selalu disebabkan oleh angina, mungkin oleh
penyakit yang disebut cardiac neurosis.

xiii
2. Angina pectoris tidak stabil yaitu bila nyeri timbul untuk pertama
kali, sakit dada yang tiba-tiba terasa pada waktu istirahat atau
terjadi lebih berat secara mendadak atau bila angina pectoris sudah
ada sebelumnya namun menjadi lebih berat. Biasanya dicetuskan
oleh faktor yang lebih ringan dibanding sebelumnya. Keadaan ini
harus diwaspadai karena bisa berlanjut menjadi berat, bahkan
menjadi infark miokard.
3. Bentuk lain Angina (Infark Miokard) yaitu kerusakan otot jantung
akibat blokade arteri koroner yang terjadi secara total dan
mendadak. Biasanya terjadi akibat ruptur plak aterosklerosis di
dalam arteri koroner. Secara klinis ditandai dengannyeri dada
eperti pada angina pectoris, namun lebih berat dan berlangsung
lebih lama sampai beberapa jam. Tidak seperti angina pectoris
yang dicetuskan oleh latihan dan dapat hilang dengan pemakaian
obat nitrat di bawah lidah, pada infark miokard biasanya terjadi
tanpa dicetuskan oleh latihan dan tidak hilang dengan pemakaian
nitrat. Biasanya disertai komplikasi seperti: gangguan irama
jantung, renjatan jantung (syok kardiogenik), gagal jantung kiri,
bahkan kematian mendadak (sudden death) (Sudoyo, et all, 2011).
4. Sindrom koroner akut yaitu spektrum klinis yang terjadi mulai dari
angina pektoris tidak stabil sampai terjadi infark miokard akut.
5. Mudah lelah Jika jantung tidak efektif memompa darah maka
aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang
6. sehingga menyebabkan penderita merasa elah dan lemah. f. Pusing
dan pingsan Penurunan aliran darah karena denyut jantung atau
irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan
7. memompa darah sangat buruk, bisa menyebabkan pusing dan
pingsan. Emosi atau nyeri kuat yang mengaktifkan sistem saraf
juga bisa menyebabkan pingsan. Namun, tidak semua pingsan
merupakan gejala penyakit jantung. Jadi harus diperhatikan pula
gejala-gejala lain yang menyertainya (Suiraoka, 2012).

xiv
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung dimana terjadi
penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner.
Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran darah ke
otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Pembuluh darah
koroner adalah pembuluh nadi yang mengantarkan darah ke aorta ke
jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung. Sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan oksigen otot
jantung dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau penyediaan
yang menurun, atau bahkan gabungan diantara keduanya itu.
Faktor risiko suatu penyakit adalah faktor-faktor yang diyakini
meningkatkan risiko timbulnya penyakit yang bersangkutan. Namun hal
itu tidak bersifat absolut. Artinya bila seseorang memiliki salah satu
faktor saja atau kombinasi dari beberapa jenis faktor risiko, tidak berarti
bahwa secara otomatis ia mengidap penyakit jantung koroner. Tetapi ia
memiliki kemungkinan lebih besar terkena penyakit daripada yang tidak
memiliki Faktor Resiko Alami yaitu Genetik, Jenis Kelamin, Usia, Ras
Faktor Resiko Utama yaitu Kolestrol, Merokok, Dan Faktor Resiko
Tidak Langsung Diabetes Melitus, Obesitas, Aktivitas Fisik, Stress,
Diet dan Nutrisi.

3.2 Saran

xv
Sadari bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik
dari tulisan maupun bahasa yang kami sajikan. Oleh karena itu mohon
saranya agar kami bisa membuat makalah ini lebih baik lagi dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan menjadi
wawasan kita dalam memahami tentang Penyakit Jantung Koroner.

DAFTAR PUSTAKA

xvi

Anda mungkin juga menyukai