Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“JANTUNG KORONER”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1 . Adelia shaqila (22.02.004)
2 . Anggita aulia (22.02.011)
3 . Ayu humairoh (22.02.015)
4 . Deny sandra (22.02.020)
5 . Dhea putri natasyah (22.02.025)
6 . Dinna fransisca ( 22.02.030)

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


STIKES ABDINUSA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “ JANTUNG KORONER” ini
dapat terselesaikan. Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui pengertian, faktor-faktor
risiko, cara mengatasi dan cara mencegah penyakit jantung koroner.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan permasalahan kesehatan utama yang
dihadapi di berbagai negara di dunia. Banyaknya faktor yang mempengaruhi, menyebabkan
diagnosis dan terapi penyakit tersebut terus berkembang. Meskipun penyakit jantung koroner
merupakan penyakit yang sulit untuk diobati, namun para ilmuwan telah berusaha
mengembangkan penelitian untuk pengobatan penyakit jantung koroner. Dengan selalu
menerapkan prinsip hidup sehat maka masyarakat dapat terhindar dari kematian yang
diakibatkan oleh penyakit jantung koroner.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Mungkin dalam laporan penelitian
ini terdapat banyak kata yang kurang tepat, untuk itu penulis mohon maaf. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga laporan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Palembang, 17 desember 2023


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1. Latar Belakang.........................................................,,.............................................
1.2. Rumusan Masalah...................................................,..............................................
1.3. Tujuan Pembahasan...............................................................................................
1.4. Manfaat Pembahasan.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................
2.1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner.....................................................................
2.1.1. Jantung..........................................................................................................
2.1.2. Penyakit Jantung Koroner.............................................................................
2.1.3. Aterosklerosis................................................................................................
2.2. Faktor-faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner ....................................................
2.2.1. Faktor Risiko Alami......................................................................................
2.2.2. Faktor Risiko Utama......................................................................................
2.2.3. Faktor Risiko Tidak Langsung.......................................................................
2.3. Cara Mencegah Penyakit Jantung Koroner.............................................................
2.4. Cara Mengatasi Penyakit Jantung Koroner.............................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................
3.2. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan permasalahan kesehatan utama yang
dihadapi di berbagai negara di dunia. Banyaknya faktor yang mempengaruhi, menyebabkan
diagnosis dan terapi penyakit tersebut terus berkembang. Di Indonesia kemajuan
perekonomian menjadi salah satu faktor dalam meningkatnya prevalensi penyakit jantung
koroner. Di Indonesia terjadi prevalensi kematian sebanyak 100.000- 499.999 orang. Dari data
tersebut diketahui bahwa tingginya angka prevalensi kematian pada penderita PJK
dikarenakan karena perubahan pola hidup masyarakat yang berubah yang menyebabkan
pengaruh faktor risiko terjadinya PJK ini semakin besar.
Penyebab PJK secara pasti belum diketahui, meskipun demikian secara umum dikenal
berbagai faktor yang berperan penting terhadap timbulnya PJK yang disebut sebagai faktor
risiko PJK. Faktor risiko PJK dibagi menjadi faktor risiko alami, utama dan tidak langsung.
Meskipun penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sulit untuk diobati,
namun para ilmuwan telah berusaha mengembangkan penelitian untuk pengobatan penyakit
jantung koroner. Akhirnya ditemukan beberapa cara yaitu tes diagnosis,angioplasti, operasi
by-pass dan pemberian obat-obatan. Penyakit jantung koroner juga dapat dicegah dengan cara
menghindari faktor risiko yang dapat diubah. Dengan selalu menerapkan prinsip hidup sehat
maka masyarakat dapat terhindar dari kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung
koroner.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa pengertian dari Penyakit Jantung Koroner?
1.2.2. Apa saja faktor-faktor risiko Penyakit Jantung Koroner?
1.2.3. Bagaimana cara mencegah Penyakit Jantung Koroner?
1.2.4. Bagaimana cara mengatasi Penyakit Jantung Koroner?

1.3. Tujuan Pembahasan


1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari Penyakit Jantung Koroner.
1.3.2. Untuk mengetahui faktor-faktor risiko Penyakit Jantung Koroner.
1.3.3. Untuk mengetahui cara mencegah Penyakit Jantung Koroner.
1.3.4. Untuk mengetahui cara mengatasi Penyakit Jantung Koroner.
1.4. Manfaat Pembahasan
memperoleh informasi mengenai pengertian, faktor risiko, cara mencegah dan cara
mengatasi penyakit jantung koroner. menjadi lebih waspada dan berhati-hati pada
penyakit jantung koroner.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner


2.1.1. Jantung
Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot. Letak jantung di dalam rongga dada
sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah pertengahan rongga dada di
atas diafragma,dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan kosta VI dua jari
di bawah papilla mammae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus
kordis. Ukuran kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300
gram.

Gambar . Anatomi Jantung

Lapisan dan Bagian Jantung


a. Lapisan Jantung
1) Endokardium: lapisan yang terdapat di sebelah dalam yang terdiri dari jaringan
endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung.
2) Miokardium: lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung, otot jantung
ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :
 Bundalan otot atria yang terdapat di bagian kiri atau kanan dan basis kordis yang
membentuk serambi atau aurikula kordis.
 Bundalan ventrikel yang membentuk bilik jantung, dimulai dari cincin atrioventrikuler
sampai di apeks jantung.
 Bundalan otot atrioventrikuler merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik
jantung.
3) Perikardium: lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkus,
terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan pariental dan lapisan viseral yang bertemu di
pangkal jantung membentuk kantung jantung.
b. Bagian Jantung
1) Atrium kanan: menyediakan sekitar 20% volume sekuncup ventrikel kanan,
melakukan kontraksi dan mempunyai aksi sebagai jalan terusan pengisian pasif dari
ventrikel kanan.
2) Atrium kiri: menyediakan sekitar 20% volume sekuncup ventrikel kiri, kontraksi dan
mempunyai aksi sebagai jalan terusan pengisian pasif dari ventrikel kiri.
3) Ventrikel kanan: memompa darah yang mengandung karbondioksida ke sirkulasi
pulmonar.
4) Ventrikel kiri: memompa darah yang mengandung oksigen ke sirkulasi pulmonar.
Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan bilik.
Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan
yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal
terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari pada ventrikel kanan.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum inter-atriorum), sementara kedua
ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-ventrikulorum). Atrium dan
ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu
penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup
oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid
(katup mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid.
Di antara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan keduanya
yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup
yang disebut katup mitral (katup bikuspid). Kedua katup ini berhungsi sebagai pembatas yang
dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.
Fisiologi Jantung
a. Periode konstriksi (periode sistole)
Suatu keadaan ketika jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup. Katup bikus dan
trikuspidalis dalam keadaan tertutup valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris arteri
pulmonalis masuk ke paru-paru kiri dan kanan. Sedangkan darah dari ventrikel sinistra
mengalir ke aorta kemudian di edarkan ke seluruh tubuh.
b. Periode dilatasi (periode diastole)
Suatu keadaan ketika jantung mengembang. Katup bikus dan trikuspidalis terbuka, sehingga
darah sehingga darah masuk dari atrium ke ventrikel dekstra. Selanjutnya darah yang ada di
paru-paru kiri dan kanan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra dan darah dari
seluruh tubuh melalui vena kava masuk ke atrium dekstra.
c. Periode istirahat
Merupakan waktu antara periode konstriksi dan dilatasi ketika jantung berhenti kira-kira 1/10
detik. Pada waktu kita beristirahat jantung akan menguncup sebanyak 70-80 kali/menit. Pada
tiap-tiap konstriksi jantung akan memindahkan darah ke aorta sebanyak 60-70 cc.

2.1.2. Penyakit Jantung Koroner


Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung dimana terjadi penyempitan, penyumbatan
atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini dapat
menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Pembuluh
darah koroner adalah pembuluh nadi yang mengantarkan darah ke aorta ke jaringan yang
melindungi rongga-rongga jantung. Sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
penyediaan oksigen otot jantung dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau penyediaan
yang menurun, atau bahkan gabungan diantara keduanya itu, penyebabnya adalah berbagai
faktor seperti denyut jantung yang meningkat, kekuatan berkontraksi yang meninggi,
tegangan ventrikel yang meningkat, merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan
kebutuhan dari otot-otot jantung. Sedangkan faktor yang mengganggu penyediaan oksigen
antara lain, tekanan darah koroner meningkat, yang salah satunya disebabkan oleh
artheroskerosis yang mempersempit saluran sehingga meningkatkan tekanan, kemudian
gangguan pada otot regulasi jantung dan lain sebagainya.
Penyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (PLAK) yang mengandung
lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima, atau
permukana bagian dalam pembuluh darah. Plak ini membuat intima menjadi kasar, jaringan
akan berkurang oksigen dan zat gizi sehingga menimbulkan infark, penyakit jantung koroner
menunjukkan gejala gizi terjadi infark miokard atau bila terjadi iskemia miokard seperti
angina pectori. Kolesterol serum dibawa oleh beberapa lipoprotein yang diklasifikasikan
menurut densitasnya. Lipoprotein dalam urutan densitas yang meningkat adalah kilomikron.
VLDL (Very Low Density Lopoprotein). LDL (low Density Lipoprotein) dan HDL (High
Density Lipoprotein) membawa hampir seluruh kolesterol dan merupakan yang paling
aterojenik. HDL menurunkan risiko penyakit jantung ke hati, tempat kolesterol di
metabolisme dan di ekskresikan.

2.1.3. Aterosklerosis
Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit arteri koronaria paling sering
ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri
koronaria, sehingga mempersempit lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka
resistensi terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium.
Bila penyakit ini semakin lanjut, maka penyempitan lumen akan diikuti perubahan pembuluh
darah yang mengurangi kemampuannya untuk melebar. Dan kebutuhan oksigen menjadi tidak
stabil sehingga akan membahayakan miokardium yang terletak di sebelah distal dari daerah
lesi. Aterosklerosis pada arteri besar dan kecil ditandai dengan penimbunan endapan lemak,
trombosit, neutrofil, monosit, dan makrofag di seluruh kedalaman tunika intima (lapisan sel
endothel) dan akhirnya ke tunika media (lapisan otot polos).
Terhalang atau tersumbatnya pembuluh arteri dapat disebabkan oleh pengendapan
kalsium, kolesterol lemak dan lain-lain substansi, yang dikenal sebagai plak. Dalam periode
tersebut deposit ini tertimbun secara perlahan-lahan yang akhirnya diameter di arteri koroner
yang masih dapat dilalui darah makin lama semakin sempit, sampai pembuluh tersebut tidak
dapat dilewati darah sesuai dengan kebutuhan otot jantung. Terhalangnya aliran darah seperti
di atas disebut sebagai fixed blockage13. Plak sering timbul pada tempat-tempat dimana
terjadi turbulensi maksimum seperti pada percabangan, daerah dengan tekanan tinggi, daerah
yang pernah terkena trauma dimana
terjadi deskuamasi endothel yang
menyebabkan adesi trombosit.
2.2. Faktor-faktor risiko Penyakit Jantung Koroner
Faktor risiko suatu penyakit adalah faktor-faktor yang diyakini meningkatkan risiko
timbulnya penyakit yang bersangkutan. Namun hal itu tidak bersifat absolut. Artinya bila
seseorang memiliki salah satu faktor saja atau kombinasi dari beberapa jenis faktor risiko,
tidak berarti bahwa secara otomatis ia mengidap penyakit jantung koroner. Tetapi ia memiliki
kemungkinan lebih besar terkena penyakit daripada yang tidak memiliki faktor risiko.

2.2.1. Faktor Risiko Alami


2.2.1.1. Genetik
Riwayat keluarga yang positif terhadap PJK (saudara atau orang tua yang menderita penyakit
ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya
pengaruh genetic dan lingkungan masih belum diketahui. Tetapi, riwayat keluarga dapat juga
mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang
menimbulkan stress atau obesitas.
2.2.1.2. Jenis Kelamin
Wanita lebih kebal pada penyakit jantung koroner daripada pria. Hal ini disebabkan karena
wanita memiliki hormon estrogen yang mampu melebarkan pembuluh darah sehingga potensi
terjadi penyempitan lebih kecil. Namun pada wanita yang telah mengalami menopause,
memilki risiko yang sama besar dengan pria
2.2.1.3. Usia
Risiko PJK meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang terjadi
sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya
mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap faktor-faktor pemicu. Pada masa tua
terjadi degeneratif fungsi jantung dan pembuluh darah.

2.2.1.4. Ras
Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap PJK daripada orang kulit putih.

2.2.2. Faktor Risiko Utama


2.2.2.1. Kolesterol
Kolesterol merupakan salah satu kata yang sering diucapkan oleh masyarakat umum terutama
bila menyangkut masalah kesehatan, biasanya dengan konotasi negative. Sesungguhnya
kolesterol tidaklah selalu jelek. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak
yang kompleks yang dihasilkan oleh tubuh untuk bermacam-macam fungsi kolesterol maka
tubuh membuatnya sendiri di dalam hati (liver).
Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah. Sejauh pemasukan ini masih seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita
akan tetap sehat. Tetapi sangat disayangkan kebanyakan dari kita memasukkan kolesterol
lebih dari apa yang diperlukan, yaitu dengan makan makanan yang mengandung lemak yang
kaya akan koelsterol dalam jumlah yang berlebihan. Hal ini dapat dimengerti karena hidangan
yang lezat umumnya mengandung banyak lemak. Hasilnya mudah diterka, yaitu kadar
kolesterol darah meningkat sampai di atas angka normal yang diinginkan.
Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di dalam pembuluh
darah arteri, yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang dikenal
sebagaiatherosclerosis. Seperti telah disebutkan di muka, bila penyempitan dan pengerasan ini
cukup berat, sehingga menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak cukup jumlahnya,
maka timbul sakit atau nyeri dada yang disebut angina, bahkan dapat menjurus ke serangan
jantung. Di sinilah kolesterol tersebut berperan negative terhadap kesehatan. Karena alasan
tersebut di atas, maka kadar kolesterol yang abnormal menjadi factor risiko utama PJK.
Parameter kolesterol terdiri dari:
1. Kolesterol total
Kadar kolesterol total darah yang sebaiknya adalah (200mg/dl, bila) 200 mg/dl berarti risiko
untuk terjadinya PJK meningkat.

2. LDL kolesterol
LDL (Low Density Lipoprotein) kolesterol biasa disebut kolesterol jahat karena apabila kadar
LDL kolesterol meninggi akan menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah dan
pengendapan kolesterol di arteri. Kadar LDL kolesterol lebih tepat sebagai petunjuk untuk
mengetahui risiko PJK daripada kadar kolesterol total saja. Kadar LDL kolesterol > 130 mg/dl
akan meningkatkan risiko terjadinya PJK. Kadar LDL kolesterol yang tinggi ini dapat
diturunkan dengan diet.
3. HDL kolesterol
HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol sering disebut kolersterol baik karena
mengangkut kelebihan kolesterol jahat dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang
sehingga mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses
aterosklerosis. Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan terjadinya
PJK. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi berat badan, menambah
exercise dan berhenti merokok.

4 . Kadar trigliserid

Trigliserid merupakan lemak di dalam tubuh yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh,
lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Kadar trigliserid yang tinggi
merupakan faktor risiko untuk terjadinya PJK. Kadar trigliserid perlu diperiksa pada keadaan
sebagai berikut yaitu bila kadar kolesterol total > 200 mg/dl, ada PJK, ada keluarga yang
menderita PJK <55 tahun, ada riwayat keluarga dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada
penyakit DM & pankreas. Pengukuran kadar trigliserid kadang-kadang diperlukan untuk
menghitung kadar LDL kolesterol, karena pemeriksaan laboratorium biasanya langsung dapat
mengukur kolesterol total, HDL kolesterol dan trigliserid.

2.2.2.2. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga
menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktormiokard). Serta
tekanan darah yang tinggi menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah
arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner (factor koroner).

2.2.2.3. Merokok
Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek langsung pada dinding arteri,
karbon monoksida menyebabkan hipoksia arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi
katekolamin yang menimbulkan reaksitrombosit, glikoprotein tembakau dapat menimbulkan
reaksi hipersensitifitas dinding arteri.

2.2.3. Faktor Risiko Tidak Langsung


2.2.3.1. Diabetes Mellitus
Diabetes menyebabkan factor risiko terhadap PJK yaitu bila kadar glucose darah naik
terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga gula darah (glukoosa)
tersebut dapat menjadi pekat, dan ini mendorong terjadinya pengendapanatherosclerosis pada
arteri koroner. Pasien dengan diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia
yang masih muda. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam
darah cenderung menaikan kadar kolesterol.
2.2.3.2. Obesitas
Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki laki dan > 21 % pada
perempuan. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol. Risiko
PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20% dari BB ideal. Obesitas mendorong
timbulnya factor risiko yang lain seperti diabetes mellitus, hipertensi, yang pada taraf
selanjutnya meningkatkan risiko PJK. Obesitas dalam arti kurangnya tenaga yang dikeluarkan
sehingga zat makanan yang dimakan akan tersimpan akan tersimpan dan tertumpuk dalam
tubuh sebagai lemak

2.2.3.3. Aktivitas Fisik


Masyarakat yang tidak aktif sedikitnya 2 kali lebih besar ditemukannya PJK daripada
masyarakat yang aktif. Sedikit aktivitas fisik dapat memperburuk faktor risiko PJK lainnya,
seperti tinggi kolesterol dalam darah dan trigliserid, hipertensi, diabetes dan prediabetes, dan
obesitas. Sangat penting sekali untuk anak-anak dan dewasa untuk melakukan aktifitas fisik
sebagai rutinitas sehari-hari. Salah satu alasan mengapa orang Amerika tidak cukup aktif
dikarenakan mereka hanya menghabiskan waktu di depan TV dan mengerjakan pekerjaannya
di depan computer. Beberapa spesialis menyarankan anak umur 2 tahun dan yang lebih tua
sebaiknya tidak menghabiskan waktu dengan menonton TV atau memakai computer lebih
dari 2 jam. Aktif secara fisik adalah salah satu hal terpenting yang dapat menjaga kesehatan
jantung.

2.2.3.4. Stress
Stres dianggap merupakan salah satu faktor risiko dari PJK meskipun belum dapat “diukur”
berapa besar pengaruh tersebut memicu timbulnya PJK. Demikian juga, amat sulit untuk
memberikan definisi stress secara cepat. Mungkin deskripsi yang paling mendekati ialah suatu
keadaan mental yang Nampak sebagai kegelisahaan, kekhawatiran, tensi tinggi, keasyikan
yang abnormal dengan suatu dorongan atau sebab dari lingkungan yang tidak menyenangkan.
Jadi seorang yang mengalami tres dapat mengeluh karena merasa tidak sehat, sakit kepala,
berdebar (palpitasi), sakit lambung atau susah tidur, tidak bahagia, atau bahkan depresi. Tidak
semua simtom tersebut hadir bersama – sama. Stres dapat memicu pengeluaran
hormone andrenalin dan katekolamin yang tinggi dapat berakibat mempercepat kekejangan
(spam) arteri koroner, sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu.

2.2.3.5. Diet dan nutrisi


Diet yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko PJK. Misalnya, makanan yang tinggi lemak
jenuh, lemak trans dan kolesterol yang akan meningkatkan kolesterol LDL. Dengan demikian,
maka harus membatasi makanan tersebut Lemak jenuh ditemukan di beberapa daging, produk
susu, coklat, makanan yang dipanggang, dan makanan goreng dan makanan yang diproses.
Lemak trans ditemukan di beberapa makanan yang digoreng dan diproses. Kolesterol
ditemukan pada telur, daging, produk susu, makanan yang dipanggang, dan beberapa jenis
kerang. Hal ini juga penting untuk membatasi makanan yang tinggi natrium (garam) dan
tambahan gula. Diet tinggi garam dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Tambahan
gula akan memberi kalori tambahan tanpa nutrisi seperti vitamin dan mineral. Hal ini dapat
menyebabkan berat badan meningkat, yang meningkatkan risiko PJK. Tambahan gula banyak
ditemukan di makanan penutup, buah-buahan kalengan yang dikemas dalam sirup, minuman
buah, dan minuman soda non diet.

2.2.3.6. Alkohol
Alkohol dapat mengurangi risiko PJK. Namun, mengkonsumsi terlalu banyak alkohol akan
menjadi suatu risiko. Ketika diambil secara berlebihan, alkohol merugikan jantung dan organ
lainnya. Hal ini secara langsung dapat menyebabkan kerusakan otot jantung dan detak jantung
yang irreguler dari jantung. Alkohol dapat menyebabkan obesitas, trigliserida tinggi, tekanan
darah tinggi, stroke dan kanker.41 Alkohol akan meningkatkan tekanan darah. Hal ini
juga akan menambah kalori yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Ada banyak
alasan untuk tetap konsumsi alkohol dalam batas yang wajar. Pria dianjurkan untuk minum
tidak lebih dari 28 unit seminggu dan perempuan tidak lebih dari 21 unit . Unit didefinisikan
sebagai suatu jenis alkohol (misalnya, bir, wine, dll).

2.3. Cara Mencegah Penyakit Jantung Koroner


Walaupun penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang mematikan namun penyakit ini
dapat dicegah, Berikut beberapa tips cara mencegah penyakit jantung koroner:
a. Berhenti merokok sedini mungkin
b. Berolahraga secara teratur
c. Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang
d. Hindari stress yang berlebihan
e. Hindari pola hidup tidak sehat
f. Kurangi konsumsi alkohol
g. Menjaga tekanan darah
h. Kontrol gula darah
i. Menurunkan berat badan

2.4. Cara Mengatasi Penyakit Jantung Koroner


1. Tes Diagnostik
a. Elektrokardiogram (EKG).
Elektrokardiogram mencatat sinyal listrik ketika mereka bergerak melalui jantung
Anda. EKG sering mengungkapkan bukti dari serangan jantung sebelumnya atau
dalam perkembangan. Dalam kasus lain, Holter monitoring mungkin disarankan.
Dengan EKG jenis ini , Anda memakai monitor portabel selama 24 jam saat Anda
menjalani aktivitas normal. Kelainan tertentu mungkin menunjukkan aliran darah
tidak memadai untuk jantung Anda.
b. Echocardiogram.
Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung
Anda. Selama ekokardiogram, dokter anda dapat menentukan apakah semua bagian
dari dinding jantung berkontribusi biasa dalam aktivitas memompa jantung. Bagian
yang bergerak lemah mungkin telah rusak selama serangan jantung atau menerima
terlalu sedikit oksigen. Ini mungkin menandakan penyakit arteri koroner atau berbagai
kondisi lain.
c. Tes stres.
Jika tanda-tanda dan gejala paling sering terjadi selama oalh raga, dokter mungkin
meminta Anda untuk berjalan di atas treadmill atau naik sepeda statis selama EKG.
Hal ini dikenal sebagai olah raga tes stres. Dalam kasus lain, obat untuk merangsang
jantung Anda dapat digunakan sebagai pengganti olah raga. Beberapa tes stres
dilakukan dengan menggunakan ekokardiogram. Ini dikenal sebagai stres echos.
Sebagai contoh, dokter Anda mungkin melakukan USG sebelum dan setelah olah raga
di atas treadmill atau sepeda. Atau dokter Anda dapat menggunakan obat untuk
merangsang jantung Anda selama ekokardiogram.
d. Koroner kateterisasi.
Untuk melihat aliran darah melalui jantung Anda, dokter Anda mungkin
menyuntikkan cairan khusus ke dalam pembuluh darah (intravena). Hal ini dikenal
sebagai angiogram. Cairan disuntikkan ke dalam arteri jantung melalui pipa panjang,
tipis, fleksibel (kateter) yang dilewati melalui arteri, biasanya di kaki, ke arteri jantung.
Prosedur ini dinamakan kateterisasi jantung. SPewarna menandai bintik-bintik
penyempitan dan penyumbatan pada gambar sinar-X. Jika Anda memiliki
penyumbatan yang membutuhkan perawatan, balon dapat didorong melalui kateter
dan ditiup untuk meningkatkan aliran darah dalam jantung. Sebuah pipa kemudian
dapat digunakan untuk menjaga arteri melebar terbuka.
e. Teknologi CT scan.
Computerized tomography (CT) , seperti berkas elektron computerized tomography
(EBCT) atau CT angiogram koroner, dapat membantu dokter Anda memvisualisasikan
arteri Anda. EBCT, juga disebut sebagai ultrafast CT scan, dapat mendeteksi kalsium
dalam lemak yang sempit arteri koroner. Jika sejumlah besar kalsium ditemukan,
penyakit arteri koroner mungkin terjadi. CT angiogram koroner, di mana Anda
menerima pewarna kontras yang disuntikkan secara intravena selama CT scan, juga
dapat menghasilkan gambar dari arteri jantung Anda.
f. Magnetic Resonance angiogram (MRA).
Prosedur ini menggunakan teknologi MRI, sering digabungkan dengan menyuntikkan
zat warna kontras, untuk memeriksa area penyempitan atau penyumbatan - meskipun
rincian mungkin tidak sejelas yang disediakan oleh kateterisasi koroner.
2. Angioplasty dan penempatan stent (revaskularisasi koroner perkutan).
Dalam prosedur ini, dokter Anda menyisipkan tabung panjang tipis (kateter) ke dalam
bagian yang menyempit dari arteri Anda. Sebuah kawat dengan balon kempis melewati
kateter ke daerah menyempit. Balon tersebut kemudian dipompa, menekan dinding arteri
Anda. Sebuah tabung mesh/stent ditempatkan di arteri untuk membantu menjaga arteri
terbuka. Beberapa stent perlahan melepas obat untuk membantu menjaga arteri terbuka.
Gambar 3. Angioplasty
3. Operasi bypass arteri koroner.
Seorang ahli bedah menciptakan sebuah graft untuk membypass arteri koroner yang
tersumbat menggunakan pembuluh dari bagian lain dari tubuh Anda. Hal ini
memungkinkan darah mengalir di sekitar arteri koroner yang tersumbat atau menyempit.
Karena ini memerlukan operasi jantung terbuka, itu yang paling sering dilakukan untuk
kasus beberapa arteri koroner menyempit.

Gambar 4. Operasi by-pass

4. Pemberian obat-obatan
a. Resin
Obat golongan resin ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus halus dan
mengeluarkannya melalui tinja sehingga sirkulasi enterohepatik obat ini menurun. Akibatnya,
terjadi peningkatan fungsi reseptor LDL dan peningkatan bersihan LDL plasma.
b. Niasin
Berfungsi enurunkan produksi VLDL yang merupakan prekursor LDL. Dengan dosis besar
asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau koleserol baik dalam darah untuk
mencegah serangan jantung.
c. Statin
Bekerja dengan menghambat pembentukan kolesterol di hati dan eningkatkan pembuangan
d. Derivat asam fibrat
Golongan asam fibrat diindikasikan untuk hiperlipoproteinemia tipe IIa, Iib, III, IV dan V.
Gemfibrozil sangat efektif dalam menurunkan trigliserid plasma, sehingga produksi VLDL
dan apoprotein B dalam hati menurun.
e. Ezetimibe
Ezetimibe dapat menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL. Ezetimibe
bekerja dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus. Ezetimibe dapat digunakan
sendiri jika antihiperlidemik lain tidak bisa ditoleransi tubuh atau dikombinasi denga
golongan statin (penghambat HMGCoa reduktase) jika golongan statin tidak dapat menurunka
kadar lipid darah sendirian.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung dimana terjadi penyempitan,
penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Pembuluh darah koroner adalah
pembuluh nadi yang mengantarkan darah ke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-
rongga jantung. Penyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (plak) yang mengandung
lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima, atau
permukana bagian dalam pembuluh darah. Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan
penyebab penyakit arteri koronaria paling sering ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan
penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga mempersempit lumen
pembuluh darah.
Faktor risiko PJK dibagi menjadi faktor risiko alami, utama dan tidak langsung. Faktor
risiko alami terdiri dari genetik, jenis kelamin, usia dan ras. Faktor risiko utama terdiri dari
kolesterol, hipertensi dan merokok. Faktor risiko tidak langsung terdiri dari diabetes mellitus,
obesitas, aktivitas fisik, stress, diet nutrisi dan alkohol.
Cara mencegah penyakit jantung koroner adalah berhenti merokok sedini mungkin,
berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, menghindari
stress yang berlebihan, menghindari pola hidup tidak sehat, mengurangi konsumsi alkohol,
menjaga tekanan darah, mengontrol gula darah dan menurunkan berat badan
Cara mengatasi penyakit jantung koroner adalah tes diagnosis,angioplasti, operasi by-
pass dan pemberian obat-obatan.

3.2. Saran
Penyakit Jantung Koroner dapat menyerang kepada siapa saja, bukan hanya kepada
usia lanjut saja, namun pada usia yang masih sangat muda sekalipun penyakit jantung dapat
menyerang. Jadi, apabila kita tidak ingin terkena penyakit berbahaya ini maka kita harus
mualai dengan berperilaku hidup sehat, dari mulai pola makan yang sehat dan teratur hingga
mulai membiasakan untuk teratur berolahraga dan tidak merokok tentunya.
DAFTAR PUSTAKA

Soeharto, Iman. 2001. Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Yahya, Fauzi. 2009. Menaklukan Pembunuh NO 1 Mencegah dan Mengatasi PJK dengan
Cepat dan Tepat. Bandung : Mizan.
Soeharto, Iman. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Jakarta :Gramedia
Pustaka Utama.
Rosyani, A. Y. 2012. Makalah penyakit jantung koroner, (http://afryluryanti.blogspot.co.id/
2012/03/makalah-penyakit-jantung-koroner.html), diakses pada 25 Oktober 2015.
Redi. 2012. Makalah penyakit jantung koroner, (http://keperawatan-
redi.blogspot.co.id/2012/04/makalah-penyakit-jantung-koroner.html), diakses pada 25
Oktober 2015.

Anda mungkin juga menyukai