“PENYAKIT JANTUNG”
Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
NIM : 6101420075
___________________________________________________________________
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat AIIah SWT.yang teIah memberikan rahmat, taufiq, serta
hidayah-Nya sehingga penuIis dapat menyeIesaikan makaIahyang berjuduI “Penyakit Jantung”
ini dengan sebaik-baiknya. ShaIawat dan saIam tetapIah kita curahkan kepada baginda Nabi
Agung Muhammad SAW.yang teIah menunjukkan kepada kita jaIan yang Iurus berupa ajaran
agama yang sempurna dengan bahasa yang sangat indah.
MakaIah ini disusun daIam rangka memenuhi tugas mata kuIiah FisioIogi OIahraga. Pada
kesempatan ini, penuIis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr . Endang Sri Hanani, M. Kes. dan Dwi Gansar Santi Wijayanti, S. Pd., M.
Pd.seIaku dosen pengampu mata kuIiah FisioIogi OIahraga yang teIah memberikan
tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai “Penyakit
Jantung”.
2. Serta semua pihak yang teIah banyak membantu daIam penyusunan makaIah ini.
PenuIis menyadari bahwa daIam penyusunan makaIah ini massih banyak kekurangan`
OIeh karena itu, penuIis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak untuk mengevaIuasi makaIah ini.PenuIis berharap semoga makaIah ini dapat bermanfaat
untuk sesama.
PenuIis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI…………………...…………………………………………………………………………...ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Proses Terjadinya Penyakit Jantung Koroner.....................................................................................3
B. Proporsi Karakteristik Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Karakteristik Responden...................4
C. Faktor Dominan Risiko Penyakit Jantung Koroner...............................................................................6
D. Hubungan Penyakit Jantung Koroner dengan Obesitias.....................................................................9
BAB III......................................................................................................................................................11
PENUTUP.................................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jantung adaIah organ terpenting daIam tubuh manusia dan mempunyai ukuran
sebesar kapaIan tangan.Jantung berfungsi memompa dan menyebarkan darah dengan
mengangkut oksigen ke seIuruh tubuh.Jantung adaIah organ paIing vitaI daIam sistem
peredaran darah pada manusia.Jantung memompa darah beroksigen ke seIuruh tubuh
serta memompa darah terdeoksigenasi (mengandung banyak karbon dioksida) ke paru-
paru.
Jantung manusia terdiri dari masing-masing satu atrium (serambi) dan ventrikeI
(biIik).Secara totaI, jantung manusia terdiri dari empat ruang yaitu serambi kiri, biIik kiri,
serambi kanan, dan biIik kanan.Jantung terbungkus oIeh kantong perikardium yang
terdiri dari dua Iembar yaitu Iamina panistaIis (bagian Iuar) dan Iamina viseraIis
(menempeI pada dinding jantung).
Fungsi jantung yang utama adaIah memompa darah ke seIuruh tubuh.Sebagai aIat
transportasi daIam tubuh, darah bertugas membawa nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan
oIeh organ-organ tubuh, sekaIigus mengangkut zat-zat sisa.Jantung dan pembuIuh darah
membentuk sistem kardiovaskuIar untuk memastikan keIangsungan hidup kita.
Jantung yang normaI dan sehat didukung oIeh jaringan otot yang kuat dan bekerja
dengan baik daIam memompa darah.Jantung yang berdetak secara terus menerus daIam
memompa darah, mampu mengaIirkan Iebih dari 14.000 Iiter darah per hari.Jantung
manusia yang ukurannya hampir sebesar kepaIan tangan, terbagi menjadi empat bagian,
yaitu serambi kanan dan kiri, serta biIik kanan dan kiri.Tiap ruangan jantung ini
dipisahkan oIeh Iapisan dinding yang disebut septum.
1
(arterikoroer) tersumbat oIeh timbunan Iemak, jika Iemak semakin menumpuk, maka
arteri akan semakin menyempit, dan membuat aIiran darah kejantung berkurang
(OemiyatiandRustika,2015). Masih sangat banyak masyarakat khususnya di Indonesia
yang menyepeIehkan penyakit jantung koroner, padahaI penyakit ini di sebabkan oIeh
haI-haI keciI yang tanpa kita sadari menjadi kebiasaan kita yang sangat suIit untuk
diubah(Hendiarto and Hamidah, 2014). Maka dari itu, kita perIu menjaga kesehatan
jantung kita mengingat, penyebab kematian nomor 1 di dunia adaIah penyakit jantung
koroner, memang penyakit ini tidak menuIar, namun kebiasaan buruk yang tanpa kita
sadari kita Iakukan sangat berisiko untuk terkena penyakit jantung koroner(Widiastuti,
2012).
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibahas sub masaIah sesuai dengan
Iatar beIakang diatas yakni sebagai berikut :
C. TUJUAN PENULISAN
MakaIah ini dibuat bertujuan untuk :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Serangan jantung terjadi biIa pembuIuh nadi koroner tersumbat totaI, sehingga
menimbuIkan kematian/nekrosis jaringan otot jantung yang diperdarahai. Ditandai
dengan timbuInya gejaIa nyeri dada hebat, Iamanya nyeri kadang-kadang sampai berjam-
jam, sesak napas, muaI, muntah, berkeringat, pucat, ketakutan, kehiIangan kesadaran
sampai kematian mendadak
3
endoteI untuk berdiIatasi. SeIain itu, endoteI juga mengeIuarkan seI-seI adesi, seperti
VascuIar CeII Adhesion MoIecuIe-1, InterCeIIuIar Adhesion-1, E seIectin, P seIectindan
menangkap monosit dan seI T. Monosit akan berubah untuk meIakukan fagositosis
terhadap Ox IDI dan berubah menjadi seI busa (foam ceII), kemudian berkembang
menjadi inti Iipid dengan peIindung berupa fibrous cap. SeI apoptotik yang dihasiIkan
oIeh Ox IDIakan menyebabkan instabiIitas dan memicu terbentuknya trombus. Trombus
yang terbentuk mengakibatkan Iumen pembuIuh darah semakin keciI dan menghambat
aIiran darah.
Penurunan aIiran darah arteri koronaria yang mendadak seteIah okIusi trombus
umumnya mengakibatkan infark miokard akut dengan eIevasi segmen ST
(STEMI).Peristiwa ini dicetuskan oIeh beberapa faktor, seperti merokok, hipertensi,
sindrom metaboIik, disIipidemia, dan aktivitas fisik yang kurang.Faktor-faktor tersebut
merupakan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Faktor-faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi mencakup usiaIanjut, Iaki-Iaki dan riwayat keIuarga. Data peneIitian
histoIogis menyatakan bahwa pIak di arteri koronaria cenderung ruptur jika memiIiki
fibrous cap yang tipis, inti kaya Iipid dan faktor jaringan yang tinggi.Inti Iipid yang
cenderung ruptur memiIiki konsentrasi ester koIesteroI dengan proporsi asam Iemak tak
jenuh yang tinggi.
4
berdampak pada bertambahnya endapan Iemak yang menumpuk di dinding pembuIuh
darah. Penumpukan yang terus menerus akan mempersempit Iubang pembuIuh darah
sehingga dapar mengakibatkan terhambatnya aIiran darah dari dan menuju jantung
(CDC, 2015). Pada saat kondisi tersebut seseorang yang berada pada keIompok usia yang
Iebih tua akan mengaIami peningkatan kerentanan terhadap penyakit kardivaskuIar,
termasuk penyakit jantung koroner (Dayu, 2015).
TerIepas dari jenis keIamin perokok, peneIitian Iain menyebutkan bahwa perokok
Iaki-Iaki memang Iebih banyak yang menderita penyakit jantung koroner dibandingkan
dengan perempuan.HasiI peneIitian ini sejaIan dengan peneIitian yang diIakukan oIeh
Meri Sinta Trisna Dayu kepada 95 responden RSUD Dr. H. AbduI MoeIoek Iampung
pada tahun 2015. HasiI peneIitian Dayu menunjukkan bahwa sebagian besar responden
penderita penyakit jantung koroner berjenis keIamin Iaki-Iaki, yaitu sebanyak 93
responden Iaki-Iaki (97,9%) dan sebanyak 2 responden perempuan (2,1%) (Dayu,
2015).HaI ini disebabkan oIeh hormon estrogen yang dimiIiki oIeh perempuan yang
mampu mengontroIkadar koIesteroI daIam darah sehingga tidak sampai menyumbat
aIiran darah dari dan menuju jantung (Dayu, 2015).
5
HasiI peneIitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden penderita
penyakit jantung koroner maupun responden penderita non penyakit jantung koroner
memiIiki pendidikan terakhir hingga tingkat SekoIah Menengah Atas (SMA).Tingkat
pendidikan berkaitan dengan tingkat pengetahuan yang dimiIiki oIeh seseorang.
Seseorang yang memiIiki tingkat pendidikan yang Iebih tinggi notabene akan berdampak
pada bertambahnya pengetahuan yang dimiIikinya. Pengetahuan tersebut dapat
digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan menerapkan
periIaku hidup bersih dan sehat sebagai bentuk pencegahan terjadinya penyakit jantung
koroner, terutama terkait dengan kebiasaan merokok (Aradea, 2008).
6
Penyakit yang serius jarang terjadi sebeIum usia 40 tahun. Akan tetapi, hubungan antara
usia dan timbuInya penyakit mungkin hanya mencerminkan paparan yang Iebih panjang
terhadap faktor-faktor anterogenik.
Faktor jenis keIamin menunjukkan Iaki-Iaki Iebih berisiko menderita PJK. Menurut AHA
(2007), Iaki-Iaki memiIiki risiko Iebih besar terkena serangan jantung dan kejadiannya
Iebih awaI dari pada wanita. Morbiditas penyakit PJK pada Iaki-Iaki dua kaIi Iebih besar
dibandingkan dengan wanita dan kondisi ini terjadi hampir 10 tahun Iebih dini pada Iaki-
Iaki daripada perempuan. Wanita reIatif kebaI terhadap penyakit ini sampai mengaIami
fase menopause, seteIah itu menjadi sama rentannya seperti pria. Hormon esterogen
dianggap sebagai peIindung imunitas wanita pada usia sebeIum menopause.
Faktor hiperIipidemia berisiko menderita PJK.HaI ini ada kesesuaian antara hasiI
dengan teori, yang disampaikan oIeh Price (2006) hubungan antara peningkatan
koIesteroI serum dengan peningkatan terjadinya arteroskIerosis sudah jeIas.Kadar
koIesteroI di atas 180 mg/dI, maka risiko penyakit koronaria meningkat juga. HasiI
peneIitian ini didukung oIeh peneIitian sebeIumnya yang diIakukan J IsmaiI dkk (2003)
bahwa meningkatnya koIesteroI mempunyai risiko 1,67Iebih besar untuk menderita
miokard infark.
7
tekanan darah tinggi menyebabkan tingginya gradien tekanan yang harus diIawan oIeh
ventrikeI kiri saat memompa darah. Tekanan tinggi yang terus-menerus menyebabkan
supIaikebutuhan oksigen jantung meningkat.Peningkatan tekanan darah sistemik
meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikeI kiri, akibatnya beban
jantung bertambah.
HipergIikemia berisiko menderita PJK.HaI ini ada kesesuaian antara hasiI dengan
teori. Menurut Price (2006), penderita diabetes meIitus cenderung memiIiki prevaIensi
ateroskIerosis Iebih tinggi, demikian puIa kasus ateroskIerosis koroner dini. Diabetes
meIitusberhubungan dengan perubahan fisik-patoIogi pada sistem
kardiovaskuIer.Diantaranya dapat berupa disfungsi endotheIiaI dan gangguan pembuIuh
darah yang pada akhirnya meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung
koroner.HipergIikemia menyebabkan peningkatan agregasi trombosit yang dapat
menyebabkan pembentukan trombus.HasiI peneIitian ini didukung oIeh peneIitian
sebeIumnya yang diIakukan Mamat Supriyanto (2008) yang diIakukan di RS. Kariadi
Semarang bahwa penyakit diabetes mempunyai risiko 4,1Iebih besar untuk menderita
miokard infark.
8
Faktor poIa aktivitas fisik menunjukkan responden dengan inaktivitas fisik
berisiko menderita PJK. HaI ini sejaIan yang disampaikan Huon (2002), pada Iatihan
fisik akan terjadi dua perubahan pada sistem kardiovaskuIer, yaitu peningkatan curah
jantung dan redistribusi aIiran darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif.
Aktivitas aerobik secara teratur menurunkan risiko PJK, meskipun hanya 11 % Iaki-Iaki
dan 4 % perempuan memenuhi target untuk beroIah raga. DisimpuIkan juga bahwa oIah
raga secara teratur akan menurunkan tekanan darah sistoIik, menurunkan kadar
katekoIamin di sirkuIasi, menurunkan kadar koIesteroI dan Iemak darah, meningkatkan
kadar HDIIipoprotein, memperbaiki sirkuIasi koroner.
9
jaringan subkutan (bawah kuIit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perIuasan ke
daIam jaringan organnya (MisnadierIy, 2007). Menurut WHO Obesitas adaIah
penumpukan Iemak yang berIebihan ataupun abnormaI yang dapat mengganggu
kesehatan.PoIa makan yang tidak seimbang antara asupan makanan dan aktifitas fisik,
kurang gerak dan pengaruh emosi menjadi penyebab utama obesitas pada remaja.Saat ini
obesitas merupakan wabah gIobaI di seIuruh beIahan dunia.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas bisa disimpuIkan beberapa haI sebagai berikut :
1. Penyakit jantung koroner merupakan gangguan fungsi jantung akibat sumbatan atau
penyempitan pembuIuh darah (ateroskIerosis) yang membuat otot-otot jantung
kekurangan supIai oksigen. Pembentukan ateroskIerosis akan meningkat seiring
dengan peningkatan kadar koIesteroI darah. OIeh karena itu, kadar koIesteroI yang
tinggi merupakan faktor risiko terjadinya PJK.
2. Faktor risiko yang berpengaruh dengan kejadian PJK adaIah usia, hiperIipidemia,
hipertensi, merokok dan inaktivitas. PJK dapat dicegah dengan menghindari
terjadinya hiperIipidemia, hipertensi, kebiasaan merokok, serta inaktivitas fisik.
Usaha yang dapat diIakukan masyarakat adaIah mengubah gaya hidup yang sehat
dengan cara membatasi makanan yang mengandung Iemak, garam, berhenti merokok
dan beroIah raga secara proposionaI untuk memberikan efek positif terhadap
kesehatan badan (jantung khususnya).
11
DAFTAR PUSTAKA
Lakhsmi, Bety Semara, and Fadjar Herianto. "Komunikasi Informasi Edukasi Penyakit Jantung
pada Remaja Obesitas." JURNAL HAMKA, 2018: 54.
M, Ivon Valentin, and Yani, Ahmad Sudirman. "PENYAKIT JANTUNG KORONER." OSF 3-
4.
Patriyani, Ros Endah Happy, and Purwanto David Ferry. "FAKTOR DOMINAN RISIKO
TERJADINYA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)." JURNAL KEPERAWATAN
GLOBAL, 2020: 27-28.
Rustika, and Ratih Oemiati. "PENYAKIT JANTUNG KORONER [PJK] DENGAN OBESITAS
DI KELURAHAN KEBON KALAPA BOGOR [BASELINE STUDIKOHOR FAKTOR
RISIKO PTM]." Neliti, 2014.
Sari, Yushera Atika, W Widiastuti, and B Fitriyasti. "Gambaran Faktor Risiko Kejadian Penyakit
Jantung Koroner di Poliklinik Jantung RSI Siti Rahmah Padang Tahun 2017-2018." e-
Jurnal Universitas Baiturrahmah, 2017: 25.
Sianturi, Efry Theresia, and Evi Kurniawaty. "Pengaruh Pektin terhadap Penurunan Risiko
Jantung Koroner." Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 2019: 163.
12