ANTIKORUPSI
SEDISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas nikmat
kesehatan serta ridho-Nya maka makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Adapun
sekilas maksud dan tujuan ini adalah untuk menyelesaikan tugas membuat makalah Konsep
Pendidikan Kewarganegaraan ini dalam rangka pemenuhan tugas kelompok.
Dengan selesainya makalah ini maka yang pertama kami ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami terutama
kepada Dosen Pembimbing Konsep Pendidikan Kewarganegaraan serta sumber-sumber yang
menjadi referensi kami sehingga memudahkan kami dalam mengerjakan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karenanya
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Kami juga mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan nama atau gelar yang
tidak kami sengaja. Terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
Cover i
Kata Pengantar ii
BAB 1 1
Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Pembahasan 2
BAB 2 3
Pembahasan 3
2.1 Pengertian Korupsi 3
2.2 Faktor Penyebab Korupsi 3
2.3 Nilai dan Prinsip Antikorupsi 5
2.4 Upaya Pemberantaran Korupsi dan Penanganannya 7
2.5 Peran Mahasiswa dalam Pencegahan Korupsi 10
BAB 3 12
Penutup 12
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
Daftar Pustaka 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan anti korupsi ini dimaksudkan untuk membentuk moral yang lebih baik
bagi paragenerasi muda agar mereka tidak menjadi bibit-bibit koruptor di negara kita.
seharusnya memulai pendidikan anti korupsi sedini mungkin agar mereka mengerti
bagaimana dampak besar korupsi diindonesia. Jadi, kita dapat melakukan
1
1.3 Tujuan Pembahasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Korupsi akan terus berlangsung selama masih terdapat kesalahan tentang cara
memandangkekayaan. Semakin banyak orang salah dalam memandang kekayaan,
semakin besar pulakemungkinan orang melakukan kesalahan dalam mengakses
kekayaan. Faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi menurut pandangan Arifin
adalah aspek perilakuindividu, aspek organisasi, dan aspek masya-rakat tempat
individu dan organisasi berada (Arifin:2000). Selain itu, faktor penyebab korupsi
antara lain:
3
Terdapat juga faktor lain menurut Erry Riyana Hardjapamekas (2008)
menyebutkan tingginyakasus korupsi di negeri ini disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya:
Secara umum faktor penyebab korupsi adalah faktor politik, faktor hukum,
faktor ekonomidan birokrasi serta faktor transnasional. (ICW:2000)
Faktor internal, merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri, yang
dapat dirincimenjadi:
b. Aspek sosial
Faktor eksternal, pemicu perilaku korupsi yang disebabkan oleh faktor di luar
diri pelaku.
b. Aspek ekonomik
4
c. Aspek politik
Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat
dilihat ketikaterjadi instabilitas politik, kepentingan politis para pemegang
kekuasaan, bahkan ketikameraih dan mempertahankan kekuasaan.
d. Aspek organisasi
a. Kejujuran
Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting
bagi kehidupanmahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan dipercaya
dalam kehidupan sosialnya (Sugono: 2008).
b. Kepedulian
c. Kemandirian
5
d. Kedisiplinan
e. Tanggung Jawab
f. Kerja Keras
g. Sederhana
h. Keberanian
Rasa percaya kepada diri sendiri adalah mutlak perlu, karena mahasiswa
harusmemelihara rasa percaya kepada diri sendiri secara terus menerus, supaya
bisamemperkuat sifat-sifat lainnya. Jika mahasiswa percaya kepada diri sendiri,
maka hal iniakan terwujud dalam segala tingkah laku mahasiswa. Seorang
mahasiswa perlumengenali perilakunya, sikap, dan sistem nilai yang membentuk
6
kepribadiannya. Pengetahuan mengenai kepribadian dan kemampuan sendiri perlu
dikaitkan dengan pengetahuan mengenai lingkungan karena mahasiswa senantiasa
berada dalamlingkungan kampus yang merupakan tempat berinteraksi dengan
mahasiswa lainnya. Dilingkungan tersebut mahasiswa akan mendapat sentuhan
kreativitas dan inovasi yangakan menghasilkan nilai tambah dalam masa
perkuliahannya (Sjaifudin: 2002).
i. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak. Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa
perkuliahannya agar mahasiswa dapat belajar mempertimbangkan dan mengambil
keputusan secara adil dan benar.
8
a) Penyidik. Pada saat ini penyidik tindak pidana korupsi dilakukan baik oleh
Kejaksaan maupun olehPenyidik Polri. Adanya Penyidik Polri dalam
penyidikan tindak pidana korupsi, membingungkan sebagian pakar hokum
pidana bahkan sempat menjadi polemic dalam masmedia.
Menteri/Irjen/Irwailprop/Irwilkop
BPKP
Aparat Inteljen
DPRc.
9
a. Menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di kampus
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tindak pidana korupsi di Indonesia semakin banyak terjadi dan
memberikan dampak bagi rakyat. Rakyat harus menanggung akibat dari tindak
11
pidana korupsi. Pemiskinan koruptor dianggap sebagai terobosan baru dalam
menindak kasus tindak pidana korupsi. Konsep pemiskinan koruptor dapat
dijalankan dengan perampasan aset hasil tindak pidana korupsi dan
penggantian kerugian yang ditimbulkan akibat tindak pidana korupsi. Konsep
pemiskinan koruptor ini dinilai mampu memberikan efek jera sekaligus
sebagai bentuk mengurangi tindak pidana korupsi.
2. Pemiskinan koruptor di Indonesia belum dilaksanakan secara tegas. Para
penegak hukum yang dalam penelitian ini yaitu jaksa dan hakim tidak
menjalankan sanksi pidana pemiskinan koruptor dalam memberantas tindak
pidana korupsi. Jaksa dalam menjatuhkan tuntutan pidana berpegang teguh
pada undang-undang begitu juga dengan hakim tipikor dalam menjatuhkan
vonis berpegang teguh pada undang-undang. Pelaksanaan sanksi pidana
pemiskinan koruptor hanya dengan perampasan aset hasil tindak pidana
korupsi yang besarnya disesuaikan dengan kerugian keuangan negara. Hal
tersebut tidak dapat dikatakan memiskinkan koruptor karena hanya aset yang
berasal dari tindak pidana korupsi saja yang dirampas dan belum tentu si
koruptor akan menjadi miskin. Pemiskinan koruptor dilakukan dengan 69
perampasan seluruh benda-benda yang merupakan hasil dari tindak pidana
korupsi dan/atau dengan pembayaran uang pengganti yang jumlahnya sesuai
dengan kerugian keuangan negara yang diambil dan yang timbul dari tindak
pidana korupsi. Pemiskinan koruptor belum menjadi suatu terobosan hukum
bagi penegak hukum di Indonesia dalam memberantas tindak pidana korupsi.
3.2. Saran
Pemiskinan koruptor memang mendapat sambutan positif dari banyak
kalangan. Namun perlu dipertimbangkan lagi mengenai pelaksanaannya.
Saran yang dapat penulis sumbangkan, yaitu:
1. Perlu adanya rekonseptualisasi mengenai konsep pemiskinan koruptor.
Rekonseptualisasi dengan memberikan arahan yang jelas bagi penegak hukum
mengenai konsep pemiskinan koruptor, sehingga pelaksanaan pemiskinan
koruptor dapat dijalankan sebagai suatu terobosan hukum yang memberikan
efek jera dalam tindak pidana korupsi.
2. Perlu adanya suatu gerakan yang mendorong pelaksanaan pemiskinan
koruptor. Contohnya seperti pendidikan, pemahaman, penjelasan, integritas
12
dari para penegak hukum agar para penegak hukum di Indonesia
melaksanakan sanksi pidana pemiskinan koruptor dalam upaya pembera
ntasan tindak pidana korupsi.
DAFTAR PUSTAKA
13
Andi Hamzah. 2004. Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan
Internasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional
2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, edisi keempat, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Indriyanto Seno Adji. S.H., M.H., 2009. Korupsi dan Penegakan Hukum, Media. Jakarta.
14