Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM KARDIOVASKULER DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI

OLEH :

NAMA NIM
Caecillia Nadia L. I. L. Lukas 225202000430
Lodovika Melki Delfilata 225202000455
Maria Sonia Putri Kekang 225202000484

TINGKAT / SEMESTER : 2A / 4

1
YAYASAN SANTO LUKAS KEUSKUPAN MAUMERE

AKADEMI KEPERAWATAN ST. ELISABETH LELA

2022

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
yang telah dikaruniakan, serta bantuan dari semua pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI”

Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini, penulis banyak menemukan kesulitan


dan rintangan, tetapi berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat
menyelesaikannya. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan
rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan :

1. Ibu Maria Kornelia Ringgi Kuwa, S. ST., M. Kes selaku direktur akademi
keperawatan ST. Elisabeth yang telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menimbah ilmu di civitas akademika ini.
2. Ibu Emirensiana Watu SKP,NS Nkp selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing serta arahan awal penulisan
sehingga terselesainya Laporan Pendahuluan ini.
3. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi dan
masukan-masukan terkait dengan penyusunan Laporan Pendahuluan ini dan juga
untuk kebersamaan kita.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Pendahuluan ini masih jauh dari kata
sempurna, baik isi maupun penulisannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis menyampaikan
terima kasih dan semoga Laporan Pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

2
Maumere, Juni 2022

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................I


KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI...........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. TUJUAN .....................................................................................................2
1. Tujuan Umum...........................................................................................2
2. Tujuan Khusus..........................................................................................2
BAB II TINAJUAN TEORI
A. TEORI PENYAKIT HIPERTENSI............................................................7
1. Pengertian .............................................................................................
2. Etiologi .................................................................................................
3. Patofisiologi...........................................................................................
4. Pathway ................................................................................................
5. Tanda dan gejala ...................................................................................
6. Komplikasi ............................................................................................
7. Penatalaksanaan ...............................................................................
B. TEORI ASKEP HIPERTENSI....................................................................13
1. Pengkajian keperawatan .......................................................................
2. Diagnosa keperawatan ..........................................................................
3. Intervensi keperawatan..........................................................................
4. Implementasi.........................................................................................
5. Evaluasi keperawatan ...........................................................................

3
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN...........................................................................................24
B. SARAN........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................25
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling utama,
karena setiap manusia berhak untuk memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak
semua orang dapat memiliki derajat kesehatan yang optimal karena berbagai
masalah, diantaranya lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah, gaya
hidup yang tidak sehat, mulai dari makanan, kebiasaan , maupun lingkungan
disekitrnya (Misbach, 2013).
Gaya hidup sehat merupakan kebutuhan fisiologis yang hirarki, kebutuhan
manusia paling dasar untuk dapat mempertahankan hidup termasuk juga menjaga
agar tubuh tetap bugar dan sehat serta terbebas dari segala macam penyakit,
penyakit yang sering muncul akibat gaya hidup yang tidak sehat salah satunya
yakni hipertensi (Sufa dan junista, 2017).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang dapat mengakibatkan angka
kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Hipertensi berarti
tekanan darah didalam pembuluh – pembuluh darah sangat tinggi yang
merupakan pengangkut darah dari jantung yang memompa darah keseluruh
jaringan dan organ – organ tubuh. (Silaen, 2018).
Setiap peningkatan 20 mmHg tekanan darah sistolik atau 10 mmHg
tekanan darah diastolik dapat meningkatkan resiko kematian akibat penyakit
jantung iskemik dan stroke. Terkontrolnya tekanan darah dapat menurunkan
resiko kematian, penyakit kardiovaskuler dan stroke.

4
Secara nasional hasil riskesdas 2018 menunjukan bahwa prevalensi
penduduk dengan tekanan darah tinggi sebesar 34,11 % . prevalensi tekanan darah
tinggi pada perempuan (36,85%) lebih tinggi dibanding dengan laki – laki
(31,35%). Prevalensi diperkotaan sedikit lebih tinggi (34,43%) dibandingkan
dengan pedesaan (33,72%). Prevalensi semakin meningkat seiring dengan
pertambahan umur (Kemnkes RI, 2019).
Peran perawat sebagai (edukator) atau pendidik, peran ini meningkatkan
kesehatan melalui pemberian pengetahuan terkait dengan keperawatan dan
tindakan medis, serta dapat menurunkan resiko kematian, penyakit
kardiovaskuler.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu Mendapatkan gambaran secara umum tentang asuhan
keperawatan hipertensi
2. Tujuan Khusu
a. Mahasiswa mampu memahami anatomi sistem kardioveskuler
b. Mahasiswa mampu memhami konsep dasar teori hipertensi
c. Mahasiswa mampu menyususn konsep dasar asuhan keperawatan dengan
penyakit hipertensi

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TEORI PENYAKIT HIPERTENSI


1. Anatomi jantung

Jantung memiliki ukuran sedikit lebih besar dari kepalan tangan yakni
sekitar 200 hingga 425 gram. Jantung terletak antara paru – paru pada bagian
tengah dada, pada bagian belakang dan sedikit ke kiri tulang dada (sternum).
(Aprinda Puji 2021)
a. Perikardium

6
Jantung berada dalam rongga berisi cairan dengan sebutan rongga
parikardial. Dinding dan lapisan rongga perikardial ini memiliki sebutan
perikardium. Perikardium ialah sejenis membran serosa yang menghasilkan
cairan serous untuk melumasi jantung selama berdenyut dan mencegah
gesekan yang menyakitkan antara jantung dan organ sekitar.
b. Serambi (atrium)
Bagian serambi atau atrium merupakan bagian jantung atas yang terdiri
dari serambi kanan dan kiri. Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah
kotor dari tubuh yang dibawa oleh pembuluh darah.
Sedangkan serambi kiri berfungsi untuk menerima darah bersih dari paru –
paru. Serambi memiliki dinding yang lebih tipis dan tidak berotot, karena
tugasnya hanya sebagai ruangan penerima darah. Pada gambar anatomi
jantung, tampak serambi berada pada sisi kanan dan kiri jantung bagian atas.
c. Bilik (ventrikel)
Sama seperti serambi,bilik atau ventrikel merupakan bagian jantung
bawah yang terdiri dari bagian kanan dan kiri. Bilik kanan berfungsi untuk
memompa darah kotor dari jantung ke paru – paru. Sementara itu, bilik kiri
berfungsi untuk memompa darah bersih dari jantung ke seluruh tubuh.
Dinding Bilik jauh lebih tebal dan berotot ketimbang serambi karena
bekerja lebih keras untuk memompa darah baik dari jantung ke paru – paru,
maupun ke seluruh tubuh. Pada gambar anatomi jantung, tampak ventrikel
berada pada sisi kanan dan kiri jnatung bagian bawah.
d. Katub
Ada empat katub yang menjaga aliran darah mengalir ke satu arah yaitu :
1) Katub trikuspid : mengatur aliran darah antara serambi kanan dan bilik
kanan
2) Katub pulmonal : mengatur aliran darah dari bilik kanan ke arteri
pulmonalis yang membawa darah ke paru-paru untuk mengambil oksigen
3) Katub mitral: mengalirkan darah kaya akan oksigen dari paru-paru
mengalir dari serambi kiri ke bilik kiri.

7
4) Katub aorta : membuka jalan bagi darah yang kaya akan oksigen dari bilik
kiri ke aorta (aerti terbesar pada tubuh).
e. Otot Jantung
Otot jantung merupakan gabungan dari otot lurik dan otot polos yang
berbentuk silindris danmemiliki garis terang serta gelap. Otot dalam jantung
bertugas untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
f. Pembuluh darah
1) Arteri
Pembuluh darah jantung ini kaya akan oksigen karena berfungsi darah ke
sisi kiri otot jantung.

2) Vena
Pembuluh darah ini membawa darah yang miskin oksigen dari seluruh
tubuh untuk kembali ke jantung, ketimbang arteri yaitu vena memiliki
dinding pembulu yang lebih tipis.
3) Kapiler
Pembuluh darah ini bertugas untuk menghubungkan aeteri kecil dengan
vena terkecil.

2. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah persisten diamana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smeltzer, Bare,
2002).
Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukan oleh
angka systolik (bagian atas) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa ataupun alat digital
lainnya.
Penyakit hipertensi dikenal dengan 2 jenis klasifikasi diantaranya
hipertensi primary dan hipertensy secondary . hipertensi primary adalah suatu
kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari

8
gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Sedangkan hipertensi secondary
adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah tinggi sebagai
akibat seseorang mengalami atau menderita penyakit lainnya seperti gagal
jantung, gagal ginjal atau kerusakan sistem hormon tubuh.

Klasifikasi tekanan darah pada dewasa:

Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik


Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85 – 89 mmHg
Stadium 1 (hipertensi 140 – 159 mmHg 90 -99 mmHg
ringan)
Stadium 2 (hipertensi 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
sedang)
Stadium 3 (hipertensi 180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg
berat)
Stadium 4 (hipertensi 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
maligna)

3. Etiologi
Penyebab hipertensi dapat dibedakan menjadi hipertensi primer atau
esensial. Penyebab hipertensi ini masih belum diketahui secara pasti
penyebabnya. Tapi biasanya disebabkan oleh faktor yang saling berkaitan
(bukan faktor tunggal / khusus). Hipertensi primer memiliki kira – kira 90 %
dari kasus pasien hipertensi. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang
disebabkan oleh penyakit lain seperti kerusakan ginjal, diabetes, kerusakan
vaskuler dan lain – lain. Sekitar 10 % dari pasien hipertensi tergolong
hipertensi sekunder.

9
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab beberapa
perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama – sama
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Penyebab hipertensi lainnya yang
jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang
menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) noreprinefin (noradrenalin).
1. Kegemukan (obesitas) terangnya, menyebabakan seseorang memerlukan tekanan
darah yang lebih tinggi dari pada kondisi normal untuk memepertahankan
keseimbangan antara asupan dan eksresi natrium di ginjal. Pada orang kegemukan,
ginjal bekerja lebih keras dan mrnyebabkan kenaikan tekanan darah.
2. gaya hidup yang mempengaruhi kejadian hipertensi antara lain mengkonsumsi garam
berlebihan, mengkonsumsi alcohol, mengkonsumsi kopil kavein, kebiasan merokok,
kebiasan kurang beraktivitas fisik dan stress. stres alkohol, atau garam dalam
makanan bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang – orang yang memiliki
kepekaan yang diturunkan. Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui
namun peneliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhungan dengan
resistensi insulin dan peningkatan kadar insulin.
Peneliti juga telah mengidentifikasikan selusi gen yang mempunyai
kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Hipertensi merupakan hasil dari
interaksi gen yang beragam sehingga tidak ada tes genetik yang dapat
mengidentifikasikan orang yang beresiko untuk terjadi hipertensi secara
konsisten.

Patofisiologi Klasifikasi tekanan darah pada dewasa:

Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik


Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85 – 89 mmHg
Stadium 1 (hipertensi 140 – 159 mmHg 90 -99 mmHg
ringan)
Stadium 2 (hipertensi 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
sedang)

10
Stadium 3 (hipertensi 180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg
berat)
Stadium 4 (hipertensi 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
maligna)
4.
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla dari otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaraf saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan
kelar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks da abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak
kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang erabut
saraf pasca ganglion ke pembulu darah, dimana dengan dilepaskannya
norepeneprin mengakibatkan kontriksi pembulu darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh dara
terhadap vasokontriksi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembulu
darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Vasokontriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin,
yang merangsangan pembentukan angiotesin 1 yang kemudian diubah
menjadi angiotesin 11. Suatu vasokonstriktor yang dapat merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone yang menyebabkan retensi natrium
yang menyebabkan peningkatan intravaskuler.semua faktor yang cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.

5. Pathway

Umur JK Gaya hidup obesitas

Elastisitas, 11
anteriosklerosis
Hipertensi

Kerusakan vaskuler
Perubahan status
pembuluh darah
kesehatan

Perubahan struktur
Ansietas

Penyumbatan Kesulitan tidur


pembuluh darah

Vasokontriksi Gangguan pola


tidur
Gangguan sirkulasi

Otak Ginjal Pembuluh Retina


darah
Suplai O2 otak Vasokontriksi Spasme
menurun pembuluh Sistemik Koroner anteriole
darah ginjal
Iskemia Diplopia
Sinkop Vasokontriksi
Blood flow miocard
aliran darah Afterload Resiko
Perfusi perifer menurun meningkat Nyeri
tidak efektif
Resiko tinggi Fatique
Paparan
Ranggsangan penurunan Nafsu
informasi
aldosteron curah jantung makan
Intoleransi kurang
aktivitas
Retensi Na
Ketidakseiban
Defisit
gan nutrisi
pengetahuan
Edema Kelebihan vol. kurang dari
cairan kebutuhan
6. Tanda dan gejala tubuh
Tanda dan gejala hipertensi yaitu :
a. Sakit kepala

12
b. Mimisan
c. Masalah pengelihatan
d. Nyeri dada
e. Telinga berdengung
f. Sesak nafas
g. Aritmia
Untuk hipertensi yang berap gejalannya bisa berupa :
a. Kelelahan
b. Mual atau muntah
c. Kebingungan
d. Merasa cemas
e. Nyeri pada dada
f. Tremor otot
g. Adanya darah dalam urine

7. Komplikasi hipertensi
a. Penyakit jantung (gagal jantung, kematian mendadak, kardiomiopati) dan
aritmia
b. Stroke
c. Penyakit jantung koroner
d. Aneurisma aorta (kelemahan dinding aorta yang mengakibatkan dilatasi
hingga 1,5 kali lebih besar dan berisiko untuk ruptur), sering
mengakibatkan kematian mendadak.
e. Gangguan saraf
f. Gagal ginjal
g. Retinopati (penyakit mata yang mengakibatkan kebutaan)

8. Pemeriksaan Penunjang
a. Urine lengkap

13
Tes urin dilakukan untuk mendiagnosis penyakit, seperti batu ginjal, DM,
dan ISK.
b. Glukosa darah
Pemeriksaan untuk mengetahui kadar gula dalam darah.
c. Ureum
Pemeriksaan ureum untuk menilai hasil buangan ginjal terhadap kadar
ureum darah yang merupakan sisa metabolisme asam amino.
d. Creatinin
Untuk mengetahu kemampuan buangan kreatinin hasil metabolisme dari
kreatinin fosfat dari jaringan otot rangka
e. Asam urat
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kadar asam urat di dalam
tubuh. Asam urat itu sendiri adalah senyawa yang terbentuk dari tubuh
yang memecah purin yaitu zat yang ditemukan secara alami didalam tubuh
dan juga bisa berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.
f. Microalbumin urine
g. Elektrolit : natrium dan kalium
h. Pemeriksaan laboratorium
Tujuan dari pemeriksaan laboratorium untuk mencari kemungkinan
penyebab hipertensi sekunder,untuk memperkirakan prognosis.

9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
Jenis obat yang sering di guanakan:
1) Diuretic,seperti tablet hydrochlorothiazide (HCT)
Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran
cairan tubuh via urine.

2) Beta – blockers (Atenolol / tenorim, capoten/captopril)

14
Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan
darah melalui proses memprerlambat kerja jantung dan memperlebar
pembuluh darah.
3) Calcium channel blockers (norvasc/amplopidine,
angiotensinconverting enzyme /ACE)
Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan
darah tinggi atau hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah
yang juga memperlebar pembuluh darah.

b. Penatalaksanaan medis
Gaya hidup yang perlu dijalani
1) Mengkonsumsi lebih banyak buah-buahan dan sayu sayuran
2) Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh
perhari
3) Meperbanyak aktivitas fisik dan rutin berolahraga
4) Menghentikan kebiasaan merokok
5) Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman alcohol
6) Penurunan berat badan

B. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT HIPERTENSI


1. Pengkajian
a. identitas pasien
Meliputi nama, umur, Jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
suku bangsa, tanggal dan jam masuk ke rumah sakit, nomor register,
diagnose medis.
b. Keluhan Utama
kepala pusing, perut terasa mual muntah, tangan terasa kesemutan.
c. Riwayat Penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang

15
Keluhan yang menyertai hipertensi biasanya sakit kepala, pusing,
pengelihatan buram, mual, detak jantung tidak beraturan, dan nyeri
dada.
2) Riwayat penyakit keluarga
Kaji didalam keluarga adaanya riwayat hipertensi, penyakit menular
seperti TBC, HIV, ISK, dan penyakit menurun seperti DM dan asma.
3) Riwayat penyakit dahulu
Kaji adanya riwayat adanya hipertensi, penyakit jantung, penyakit
ginjal, dan stroke. Penting untuk mengkaji mengenai riwayat
pemakaian obat – obatan masalalu dan adanya riwayat alergi terhadap
jenis obat
d. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Lemah
2. Tanda – tanda vital
Nadi : > normal
Suhu : 36,5 – 37 ˚c
Pernafasan : 20 – 24 x / menit

3. Pemeriksaan Head To Toe


a. Kepala dan rambut
1) Inspeksi
Bentuk kepala normal, kulit kepala bersih / kotor, rambut ada /
tidak ada rambut, keadaan rambut (tipis/tebal), bau / tidak
berbau dan tidak ada benjolan.
2) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan/ adanya nyeri tekan dan tidak ada
benjolan
b. Mata
1) Inspeksi

16
Bentuk simetris, konyungtiva dan sklera kemerahan tidak pucat,
pupil normal atau pupil mengecil saat didekatkan dengan
cahaya.
c. Hidung
1) Inspeksi
Tulang hidung ada posisi seputumnasi simetris, cuping hidung
tidak ada / ada cuping hidung
2) Palpasi
Tidak ada benjolan / ada benjolan dan ada / tidak ada nyeri
tekan
d. Telinga
1) Inspeksi
Bentuk telinga simetris sejajar dengan mata, ukuran telinga
simetris, ketajaman pendengara.
2) Palpasi
Ada / tidak ada nyeri tekan
e. Mulut dan gigi
1) Inspeksi
Keadaan bibir lembap / pucat, keadaan gusi dan gigi tidak ada
pendarahan dan tidak ada pembengkakan , gigi ada atau tidak.
f. Integumen
1) Inspeksi
Kebersihan kulit, warna kulit, turgor kulit < 2 CRT, kelainan
pada kulit.
2) Palpasi
Adanya / tidaak ada nyeri tekan, ada / tidak adanya benjolan

g. Toraks
1) Inspeksi

17
Pergerakan toraks simetris atau tidak, bentuk toraks normal atau
tidak, irama pernafasan (…x/menit).
2) Palpasi
Ada nyeri tekan atau tidak ada nyeri tekan
3) Auskultasi
Ada / tidak bunyi napas tambahan (whezing, ronkhi), atau bunyi
nafas normal (vesikuler), bunyi jantung S3
4) Perkusi
Sonor atau hipersonor
h. Abdomen
1) Inspeksi
Bentuk abdomen elips
2) Auskultasi
Bising usus …x / menit
3) Palpasi
Adanya nyeri tekan atau tidak, ada benjolan atau tidak.
4) Perkusi
Hipertimpani, timpani
i. Ekstermitas atas
1) Inspeksi
Terpasang infus (jenis infus) padaa tangan kiri, adanya lesi atau
tidak,turgor kulit baik / tidak.
2) Palpasi
Adanya nyeri tekan atau tidak.
j. Ekstermitas bawah
1) Inspeksi
adanya lesi atau tidak,turgor kulit baik / tidak.
2) Palpasi
Adanya nyeri tekan atau tidak.

4. Pola gordon

18
a) Pola persepsi kesehatan atau penanganan kesehatan
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganna kesehatan.
Pada kasus kemungkinan pasien dan keluarga tidak mengetahui
penyakit tersebut dan penyebabnya.
b) Pola nutrisi metabolik
Menggambarkan konsumsi relatif terhadap kebutuhan metabolik
dan suplai gizi : meliputi pola konsumsi makanan dan cairan,
keadaan kulit, rambut, kuku, dan membran mukosa, suhu tubuh,
tinggi dan berat badan.
c) Pola eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi (usus besar, kandung kemih,
dan kulit), termasuk pola individu sehari – hari, perubahan atau
gangguan dan metode yang digunakan untuk mengendalikan
ekskresi.
d) Pola aktivitas dan latihan
Menggambarkan pola olaraga, aktivitas, pengisian waktu senggang,
dan rekreasi termasuk aktivitas kehidupan sehari – hari, tipe dan
kualitas olaraga dan faktor – faktor yang mempengaruhi pola
aktivitas seperi otot – saraf, respirasi, dan sirkulasi.
e) Pola tidur dan istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, relaksasi dan setiap bantuan
untuk merubah pola tersebut. Pada pasien scabies terjadi gangguan
pola tidur akibat gatal – gatal pada malam hari.
f) Kognitif persepsi
Menggambarkan pola persepsi – sensori dan pola kognitif meliputi
keadekuatan bentuk sensori ( pengelihatan, pendengaran, perabaan,
pengecapan, dan penciuman), pelaporan mengenai persepsi nyeri
dan kemampuan fungsi kognitif.
g) Persepsi dan konsep diri
Menggambarkan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri
kemampuan mereka, gambaran diri, dan perasaan.

19
h) Peran hubungan
Menggambarkan pola keterikatan peran dengan hubungan , persepsi
terhadap peran utama dan tanggung jwab dalam situasi kehidupan
saat ini. Peran hubungan tergantung pada bagaimana pasien
menyikapi penyakit yang dideritannya.
i) Pola seksualitas
Menggambarkan kepuasan atau ketidakpuasan dan seksualitas,
termasuk status reprodukssi wanita, pada anak – anak bagaimana
dia mampu membedakan jenis kelamin dan mengetahui alat
kelaminnya. Seringkali terjadi perdarahan pada bagian tubuh lain
salah satu contohnya perdarahan bisa terjadi pada bagian tubuh
lainnya salah satu contohnya perdarahan bisa terjadi pada vagina
sehingga seringkali pada wanita yang sudah menikah menyebabkan
gangguan pola seksualitas.
j) Koping toleransi
Menggambarkan pola koping umum dan keefektifan keterampilan
koping dalam mentoleransi stres.
k) Nilai kepercayaan
Mengambarkan pola nilai, tujuan atau kepercayaan (termasuk
kepercayaan spiritual) yang mengarahkan pilihan dan keputusan
gaya hidup.

5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan urine lengkap
Untuk mendiagnosis penyakit seperti gula darah/DM, ginjal, ISK
b. Pemeriksaan glukosa darah
Untuk mengetahui kadar gula / glukosa dalam darah
c. Ureum, creatinin, asam urat
1) Pemeriksaan ureum Untuk menilai hasil buangan ginjal
terhadap kadar ureum darah yang merupakan sisa metabolisme
asam amino sedangkan

20
2) pemeriksaan kreatinin digunakan untuk mengetahui kemampuan
buangan kreatinin hasil metabolisme dari kreatinin fosfat dari
jaringan otot rangka
3) pemeriksaan asam urat
untuk mengetahui kadar asam urat dalam tubuh
d. EKG
Test untuk mengevaluasi kesehatan jantung, termasuk mengetahui
dan mengukur apakah detak jaantung seseorang normal atau tidak.

6. Klasifikasi data
Klasifikasi hipertensi dibuat untuk apakah tekanan darah seseorang
berada pada tingkatan yang aman atau sebaliknya yang ditandai dengan
data objektif dan data subjektif.

Data subjektif Data objektif


 Klien mengatakan nyeri  TD : 140 /90 mmHg - > 200
dirasakan dibagian belakang mmHg
kepala  Klien taampak meringis
 Klien mebgatakn merasa pusing  Skala nyeri …….
 Klien mengatakan tidak mampu  Klien tampak berbaring atau
memenuhi kebutuhan duduk di tempat tidur
aktivitasnya karena klien merasa  Klien tampak lemah
lemah  Klien bertanya tentang
 Klien mengatakan sebagian penyakitnya
aktivitas sebagiannya dilakukan  Klien makan 3x/hari ½ porsi
oleh keluarga  Mukosa pucat
 Klien mengatakan tidak tau  Berat badan menurun
bagaimana penyakitnya bisa
 Lemaak subkutan tipis
muncul
 Lemas
 Klieen mengatakan biasanya
 Skala aktivitas tingkat 2(0-4)
klien mengkonsumsi makanan

21
tinggi garam  bunyi jantung S3
 Klien mengatakan nafsu  ada edema
makannya cukup  Klien nampak gelisah, bingung
 dan takut
 Klien mengatkan pandagannya  Klien nampak kesulita tidur
kadang kabur  Teraba nadi lebih dari normal
 Klien mengatkan merasa takut  Distensi vena jugolaris
akan penyakit yang dialami  Intake lebih banyak dari output
 Kllien mengatakan sulit tidur  Perubahan tugor kulit
karena khawatir jika tekanan
darah bertambah tinggi
 Klien mengatkan detak
jantungnya meningkat
 Akral teraba dingin
 Klien mengatakan sesak nafas
 Ortopnea
 Klien mengatakan mempunyai
riwayat DM

7. Analisa data
Proses pengolahan data dengan tujuan untuk menemukan informasi
yang berguna yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan
untuk solusi suatu permasalahan

Analisa Data Etiologi Masalah


DS : Peningkatan tekanan Nyeri akut
 Klien mengatakan vaskuler serebral
nyeri dirasakan

22
dibagian belakang
kepala
 Klien mebgatakn
merasa pusing
DO
 TD : 140 /90
mmHg - > 200
mmHg
 Klien taampak
meringis
 Skala nyeri …….

DO Suplai O2 berkurang Intoleransi aktivitas


 Klien mengatakan
tidak mampu
memenuhi
kebutuhan
aktivitasnya karena
klien merasa lemah
 Klien mengatakan
sebagian aktivitas
sebagiannya
dilakukan oleh
keluarga
DS
 Klien tampak
berbaring atau
duduk di tempat
tidur

23
 Klien tampak
lemah

DS Kurang terpapar Kurangnya pengetahuan


 Klien mengatakan informasi
tidak tau
bagaimana
penyakitnya bisa
muncul
DO
 Klien bertanya
tentang
penyakitnya

DS Penyumbatan pembuluh Penurunan curah


 Klien mengatkan darah jantung
detak jantungnya
meningkat
 Akral teraba dingin
DO
 Teraba nadi lebih
dari normal

DS Stres psikologi Ansietas


 Klien mengatkan
merasa takut akan
penyakit yang
dialami
 Kllien mengatakan
sulit tidur karena
khawatir jika

24
tekanan darah
bertambah tinggi
DO
 Klien nampak
gelisah, bingung
dan takut

DS Kecemasan Gangguan pola tidur


 Kllien mengatakan
sulit tidur karena
khawatir jika
tekanan darah
bertambah tinggi
DO
 Klien nampak
kesulita tidur

DS Cederan fisik Resiko jatuh


 Klien mengatkan
pandagannya
kadang kabur
 Klien mengatakan
sering pusing
DO
 Klien tampak
kesulitan untuk
melihat
 Klien nampak
meringis

25
DS Pemenuhan nutrisi Ketidakseimbangan
 Klieen mengatakan kurang dari kebutuhan nutrisi, kurang dari
biasanya klien tubuh kebutuhan
mengkonsumsi
makanan tinggi
garam
 Klien mengatakan
nafsu makannya
cukup
DO
 Klien makan
3x/hari ½ porsi
 Mukosa pucat
 Berat badan
menurun

DS Edema Kelebihan volume


 Klien mengatakan cairan
sesak nafas
 Ortopnea
DO
 Distensi vena
jugolaris
 Intake lebih
banyak dari output
 Bunyi jantung S3
 Perubahan tugor
kulit
DO Aliran darah melambat Ganguan perfusi
 Klien

26
mengatakan jaringan perifer
badan terasa
lemas
 Klien
mengatakan
mempunyai
riwayat DM
DS
 Klien
tampak
lemah

2. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung
(00029)
Definisi :
Ketidak adekuatan pompa darah oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh
Batasan karakteristik :
a. Gangguan frekuensi dan irama jantung (aritmia, perubahan pola
EKG, dan palpitasi)
b. Gangguan preload (edema, keletihan, peningkatan atau penurunan
tekanan vena sentral, peningkatan atau penurunan tekanan baji arteri
pulmonal, mur –mur, kenaikan BB)
c. Gangguan afterload (kulit dingin dan berkeringat, denyut perifer
menurun, dispnea, peningkatan atau penurunan tahanan vaskuler
pulmonal sistemik, perubahan warna kulit)
d. Gangguan kontraktilitas (penurunan curah jantung, penurunan indeks
jantung, bunyi jantung S3 atau S4)
2. Nyeri akut
(00132)

27
Definisi :
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dengan
istilah seperti (international association for the studie of pain) awitan
yang tiba – tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan
durasinya kurang dari 6 bulan.
Batasan katakteristik :
a. Subjektif (mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri
dengan isyarat)
b. Objektif (posisi untuk menghindari nyeri, perubahaan tonus otot,
respon autonomik misalnya diaforesis,perubahan tekanan darah
pernafasaan atau nadi, dilatasi pupil, perubahan selera makan,
perilaku distraksi misalnya mondar mandir, mencari orang atau
aktivitas lain, wajah topeng / nyeri, perilaku menjaga atau sikap
melindungi, bukti nyeri yang dapat diamati gangguan tidur)
3. Kelebihan volume cairan
(00026)
Definisi :
Peningkatan retensi cairan isotonik
Batasan karakteristik :
a. Subjektif (ansietas, despnea, gelisah)
b. Objektif (suara nafas tidak normal, perubahan tekanan darah ,
perubahan status mental, peningkatan tekanan vena sentral, distensi
vena jugolaris, gelisah, bunyi jantung S3)
4. Intoleransi aktivitas
(00092)
Definis :
Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktivitas sehari – hari yang ingin atau yang harus dilakukan
Batasan karakteristik :

28
a. Subjektif (ketidak nyamanan atau dispnea saat beraktivitas,
melaporkan keletihan atau kelemahan secara verbal)
b. Objektif (frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai
respon terhadap aktivitas, perubahan EKG yang menunjukan aritmia
atau iskemik)
5. Gangguan pola tidur
(00198)
Definisi
Gangguan koalitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
Batasan karateristik
a. Mengeluh sulit tidur
b. Mengeluh sering terjaga
c. Mengeluh tidak puas tidur
d. Mengeluh istirahat tidak cukup
6. Resiko cedera
(00035)
Definisi :
Berisikomengalami cedera sebagai akibat dari kondisi lingkungan yang
berinteraksi dengan sumber – sumber adaptif dan pertahanan individu
7. Definisi pengetahuan
(00126)
Definisi :
Tidak ada atau kurang informasi kognitif tentang topik tertentu
Batasan karakteristik :
a. Subjektif (mengungkapkan masalah secara verbal)
b. Objektif (tidak mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat,
perilaku yang tidak sesuai atau terlalu berlebihan sebgai contoh
bermusuhan, agitasi, atau apatis)
8. Ansietas
(00146)
Definisi :

29
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
autonom (perasaan tidak nyaman atau kekawatiran yang samar disertai
respon autonom (sumber seringkali tidak spesifik / tidak diketahui oleh
individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan
bahaya yang akan terjadi dan memampukan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman)
Batasan karakteristik :
a. Perilaku
Penurunan produktivitas mengekspresikan kekawatiran akibat
perubahan dalam peristiwa hidup gerakan yang tidak relefan
(misalnya, mengeret kaki, gerakan lengan), gelisah memandang siklas,
insomnia, kontak mata buruk, resah, menyelidik dan tidak waspada
b. Efektif
Gelisah, kesedihan yang mendalam, distres, ketakutan, perasaan yang
tidak adekuat, fokus pada diri sendiri, peningkatan kekawatiran,
iritabilitas, gugup, gembira berlebihan, nyeri dan peningkatan
ketidakberdayaan yang persisten, marah, menyesal, perasaan takut,
ketidakpastian, khawatir.
c. Fisiologis
Wajah tegang, insomnia (non - NANDA), peningkatan keringat,
peningkatan ketegangan terguncang.
9. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
(00002)
Definisi :
Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik :
Berat badan < 20 % atau > dari BB ideal untuk TB dalam rangka tubuh
a. Subjektif (kram abdomen, nyeri abdomen, persepsi ketidakmampuan
untuk mencderna makanan)

30
b. Objektif (pempubuh kapiler rapuh, membran mukosa pucat, tonus otot
buruk, kehilangan rambut yang berlebihan, kelemahan otot yang
berfungsi untuk menelan atau mengunyah)
C. Intervensi keperawatan

Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


keperawatan hasil
Penurunan curah Setelah dilakukan 1.Evaluasi nyeri 1. Untuk mengetahui
jantung b/d tindakan asuhan dada (seperti intensitas lokasi
penyubatan keperawatan intensitas , nyeri, radiasi nyeri
pembuluh darah selama……x … lokasi, radiasi, dan durasi nyeri
jam dengan tujuan durasi, dan 2.Untuk mengetahui
penurunan curah presipitasi dan tan Dn gejala yang
jantung dapat faktor yang mengarah pada
teratasi dengan memberatkan) penurunan curah
kriteria hasil : 2.Catat tanda dan jantung
NOC label ; gejala yang 3. Untuk mengetahui
1. Kekuatan nadi mengarah pada keadaan
perifer yang penurunan kardiovaskuler
sedang kardiak output 4. Untuk mengetahui
2. Edema cukup 3.Monitor status output dan input
menurun cardiovaskuler cairan
3. TD cukup 4.Monitor blance 5. Untuk mengetahui
membaik cairan perubahan pada
5.Monitor adanya TD
perubahan 6. Untuk mengurangi
tekanan darah nyeri
6.Atur periode 7. Agar tidak
latihan dan memperparah
istirahat untuk peningkatan TD
menghindari

31
kelelahan
7.Anjurkan pasien
untuk
menurunkan
stress
Nyeri akut b/ d Setelah dilakukan 1. Memberi 1. Agar oasien
peningkaatan tindakan asuhan kenyamanan nyaman
tekanan vaskular keperawatan 2. Penggunaan 2. Untuk
serebral selama……x … teknik napas mengurangi
jam dengan tujuan terkontrol nyeri
nyeri dapat teratasi selama 3. Untuk
dengan kriteria aktivitas , jika menentukan
hasil : perlu skala nyeri
NOC label ; 3. Mengenali 4. Untuk
1. Frekuensi nyeri tanda dan mengetahui
berkurang gejala keadaan nyeri
2. Skala nyeri intoleransi pasien
menurun aktivitas 5. Untuk
3. Ekspresi wajah 4. Gunakan mengetahui
rileks komunikasi resiko dari nyeri
terapeutik 6. Untuk
untuk mempercepat
mengetahui proses
pengalaman penyembuhan
nyeri pasien
mampukah
penerimaan
pasien
terhadap nyeri
5. Tentukan
akibat dari

32
pengalaman
nyeri terhadap
kualitas hidup
pasien
misalnay tidur,
nafsu makan,
perasaan,
tanggung
jawab kerja
6. Bantu keluarga
untuk mencari
atau memberi
dukungan
Kelebihan volume Setelah dilakukan 1. Pertahankan 1. Untuk
cairan b/ d edema tindakan asuhan catatan intake mengetahui
keperawatan dan output yang jumlah cairan
selama……x … adekuat yang masuk
jam dengan tujuan 2. Monitor vital dalam tubuh
kelebihan volume sign 2. Untuk
cairan teratasi 3. Monitor indikasi mengetahui
dengan kriteria retensi / keadaan umum
hasil : kelebihan pasien
NOC label ; volume cairan 3. Untuk
1. Terbebas dari 4. Monitor mengetahui
edema masukan kelebihan
2. Bunyi nafas makanan / volume cairan
bersih cairan dalam tubuh
3. Terbebas dari 5.Kaji lokasi dan pasien
distensi vena luas edema 4. Untuk
jugolaris 6.Kolaborasi mengurangi
4. Terbebas dari pemberian obat resiko terjadi

33
kelelahan dan edema
kecemasan 5. Untuk
mengetahui luas
edema
6. Untuk
mempercepat
proses
penyembuhan
pasien
Intoleransi Setelah dilakukan 1.Observasi adanya 1. Untuk
aktivitas b/d tindakan asuhan pembatasan mengetahui
Suplai O2 keperawatan klien dalam batasan aktivitas
berkurang selama……x … melakukan pasien
jam dengan tujuan aktivitas 2. Agar pasien
masalah intoleransi 2.Monitor pasien rileks
aktivitas dapat akan adanya 3. Untuk
teratasi dengan kelelahan fisik mengurangi
kriteria hasil : dan emosi aktivitas pasien
NOC label ; secara yang berlebihan
1.Berpartisipasi berlebihan 4. Agar pasien
dalam 3. Bantu untuk tetap semangat
aktivitas fisik memilih dalam
2.Mampu aktivitas menjalankan
melakukan konsisten yang terapi
aktivitas sesuai dengan pengobatan
sehari- hari kemampuan 5. Untuk
secara mandiri fisik, psikologi, mengetahui
3.TTV normal dan sosial. perkembangan
4.Sediakan secara fisik
penguatan pasien
positif bagi

34
yang aktif
beraktivitas
5.Bantu pasien
untuk
mengembangka
n motivasi diri
penguatan
6. Monitor respon
fisik, emosi,
dan spiritual
Gangguan pola Setelah dilakukan 1.Kaji pola tidur 1. Untuk
tidur b/d ansietas tindakan asuhan klien mengetahui pola
keperawatan 2. Jelaskan tidur pasien
selama……x … pentingnya 2. Agar pasien
jam dengan tujuan tidur yang mengetahui
perasaan nyaman adekuat pentingnya tidur
tidur sesuai dengan 3.Ciptakan untuk kesehatan
pola kebiasaan dan lingkungan pasien
kebutuhan istirahat yang aman, 3. Menciptakan
cukup dengan nyaman, bersih pola tidur yang
kriteria hasil : 4.Hindari suara nyaman
NOC label ; yang keras 4. Menciptakan
1.Klien dapat lingkungan
tidur sesuai yang aman
kebutuhan
2.Klien
mengutarakan
merasa segar
dan puas
3.Istirahat dan
tidur yang

35
cukup
4.TTV dalam
batas normal
Resiko cedera b/d Setelah dilakukan 1.Kaji adanya 1- 4. Untuk
cedera fisik tindakan asuhan gangguan mencegah
keperawatan pengelihatan, resiko
selama……x … kelemahan terjadinya
jam dengan tujuan anggota gerak cedera
kebutuhan pola 2.Ciptakan 2- Untuk
tidur teratasi lingkungan mendampingi
dengan kriteria yang aman dan klien agar
hasil : nyaman tehindar dari
NOC label ; 3.Pasang alat resiko cedera
1. Pola tidur pengaman :
membaik pagar, restrain
2. Kualiatas tidur 4.Monitor KU
membaik pasien
3. Klien bangun 5.Libatkan
tidur waktu keluarga dalam
yang sesuai memenuhi
kebutuhan klien
Definisi Setelah dilakukan 4. Kaji tingkat
pengetahuan b/d tindakan asuhan pengetahuan
kurangnya keperawatan pasien dan
terpapar informasi selama……x … keluarga
jam dengan tujuan 5. Gambarkan
pasien menunjukan tanda dan
pengetahuan gejala yang
tentang proses biasa muncul
penyakit dengan pad penyakit
kriteria hasil : hipertensi

36
NOC label ; 6. Sediakan
1. Pasien dan informasi
keluarga bagi keluarga
mengataka tentang
n telah kemajuan
memahami kondisi klien
penyakit dengan cara
yang yang tepat
diderita 7. Diskusikan
pasien pilihan terapi
2. Pasien dan atau
keluarga penanganan
mampu
melksanaka
n prosedur
pentalaksan
aan yang
telah
dijelaskan
oleh tenaga
kesehatan
secara
benar
3. Pasien dan
keluarga
mampu
menjelaska
n kembali
apa yang
dijelaskan
oleh tenaga

37
kesehatan
Ansietas b/d Setelah dilakukan 2. Mengidentifika
stres psikologis tindakan asuhan si saat tingkat
keperawatan ansietas
selama……x … berubah
jam dengan tujuan (misalnya
tidak mengalami kondisi, waktu
ansietas dengan stresor)
kriteria hasil : 3. Menemani
NOC label ; pasien
1. Klien mengurangi
mengenal kecemasan
dengan 4. Memotivasi
perasaannya, mengidentivika
dapat si situasi yang
mengidentifik memicu
asi penyebab kecemasan
atau faktor 5. Menganjurkan
yang keluarga untuk
mempengaruh tetap bersama
i dan klien
mengatakan 6. Melatih teknik
kecemasanny relaksasi
a berkurang 7. Melakukan
kolaborasi
pemberian obat
ansieta
Ketidak Setelah dilakukan 1. Kaji pemenuhan 1. Mengetahui
seimbangan tindakan asuhan kebutuhan kekurangan
kebutuhan nutrisi keperawatan nutrisi klien nutrisi klien
kurang dari selama……x … 2. Kaji penurunan 2. Agar dapat

38
kebutuhan tubuh jam status nafsu makan melakukan
b/d pemenuhhan kardiovaskuler klien intervenssi
nutisi kurang dari dalam rentnag 3. Jelaskan dalam
kebutuhan tubuh normal dengan pentingnya melakukan
kriteria hasil : makanan untuk pemberian
NOC label ; proses makanan pada
Mempertahaankan penyembuhan klien
BB normal 4. Ukur BB klien 3. Dengan
Klien mampu 5. Ciptakan pengetahuan
menghabiskan ½ suasana makan yang baik
porsi makanan yang tentang nutrisi
yang disediakan menyenangkan akan
Klien mengalami 6. Kolaborasi memotivasi
peningkatan nafsu dengan ahli gizi untuk
makan untuk membantu meningkatkan
memilih pemenuhan
makanan yang nutrisi
dapat memenuhi 4. Membuat
kebutuhan gizi waaktu makan
selama sakit yang
menyenangkan
yang dapat
meningkatkan
nafsu makan
5. Membantu klien
untuk memilih
jenis makanan
sesuai dengan
jenis
penyakitnya
Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Kaji secara 1. Untuk

39
perfusi jaringan tindakan asuhan komprehensif mengetahui
perifer b/d aliran keperawatan sirkulasi perifer sirkulasi
darah melambat selama……x … 2. Evaluasi nadi perifer
jam dengan tujuan perifer dan 2. Untuk
perfusi jaringan edema mengetahui
perifer teratasi 3. Ubah posisi nadi perifer
dengan kriteria setiap 2 jam 3. Untuk
hasil : mencegah
NOC label komplikasi
1. TTV dalam pada pasien
batas normal
2. Suhu kulit
hangat
3. Kekuatan
fungsi otot

D. Implementasi
Sebuah aktivitas tertentu yang dibuat untuk mempraktekan pemberian
Asuhan Keperawatan sesuai dengan yang telah direncanakan sesuai dengan
diagnosa yaitu sebagai berikut :
1. Ansietas b/d stres psikologis
2. Gangguan pola tidur b/d ansietas
3. Perfusi perifer b/d alirandarah melambat
4. Penurunan curah jantung b/d penyumbatan pembuluh darah
5. Nyeri akut b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
6. Resiko jatuh b/d cedera fisik
7. Kelebihan volume cairan b/d edema
8. Intoleransi aktivitas b/d suplai O2 berkurang
9. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d pemenuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
10. Defisit pengetahuan b/d kurang terpaparnya informasi

40
E. EVALUASI
Kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan untuk
mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan penilaian keberhasilan adalah tahap yang menentukan apakah
tujuannya tercapai. Catatan perkembangan :
S (subjektif ) :
 klien mengatakan nyeri berkurang
 klien sudah mulai menghabiskan makanannya
 durasi tidur sudah lebih lama
 klien sudah merasa lebih rileks
 klien sudanh mengetahui penyakit yang dialaminya
 klien sudah mengontrol nyeri yang dirasakan
 klien mengatakan tidak ada edema
 klien mengatakan sesaknya berkurang
O ( objektif) :
 skala nyeri 0
 klien tampak tenang
 klien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan
 durasi tidur lama
 makanan sudah habis 1 porsi
 klien tampak segar
 klien sudah beraktivitas
 berat badan normal
 TTV menurun
A ( assesment) :
Masalah teratasi sebagian
P ( planing) :
Intervensi dilanjutkan

41
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Diketahui bahwa pola makan dengan pemilihan amakan yang kurang tepat
sangat berpengaruh terhadap penyakit hipertensi yang terjadi. Pola makan yang
dapat mengakibatkan hipertensi adalah sering mengkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi natrium dan tinggi lemak.
Selain pola makan, stress juga berpengaruh terhadap hipertensi. Stress dapat
mnegakibatkan tekanan darah naik. Jika hal ini berlangsung terus menerus, maka
dapat mengakibatkan hipertensi.

B. SARAN
Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi adalah meperbaiki
pola makanan menjadi lebih baik, seperti mengkonsumsi makan seimabang, rutin
mengkonsumsi buah dan sayur dan minum air putih sesuai kebutuhan dalam
sehari. Selain pola mkan,hal yang dapat dilakukan adalah mengendalikan pikiran
agar dapat terhindar dari stress. Salah satu yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan pikiran adalah selalu berpikir positif dan rutin melakukan yoga
atau meditasi untuk mengurangi tingkat stress.

42
DAFTAR PUSTAKA

Aziza, Lucky.2007. Hipertensi The Silent Killer. Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan
Dokter Indonesia

Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa Yasmin
Asih. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Wahda Nurul. 2011. MENAKLUKAN HIPERTENSI DAN DIABETES. Umbulhsrjo.


Yogyakarta

BUKU SAKU Diagnosis Keperawatan NANDA-NIC-NOC. Edisi 9

Misbach,2013, Sufa dan Junista, 2017, Silaen, 2018

43
44

Anda mungkin juga menyukai