Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH CAD

Makalah ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah KMB 1

Disusun Oleh :

Kelompok 10

1. DIANA
2. KELINA
3. PUTRI ANA DELA
2B

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH CIREBON

Jalan Walet No.21 Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45153 Telp. (0231) 201942
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan makalah
ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Keperawatan.

Dalam proses penulisan makalah ini tak lepas dari bantuan dan arahan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan
di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga
penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian apa yang bisa penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca umumnya dan untuk penulis sendiri khususnya.

Cirebon, Agustus 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 1

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................

1.3 Tujuan.......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Pembelajaran...............................................................


2.2 Definisi Implementasi ............................................................
2.3 Jenis Implementasi Keperawatan............................................
2.4 Prinsip Implementasi Keperawatan .......................................
2.5 Format Dokumentasi Implementasi Keperawatan..................
2.6 Doumentasi Evaluasi Keperawatan.......................................
2.7 Metode Evaluasi......................................................................
2.8 Langkah Melakukan Evaluasi.................................................

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan .................................................................................

3.2 Saran...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penyakit arteri koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri yang
menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat cukup
oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila
satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung
(kerusakan pada otot jantung).
Penyakit jantung koroner disebut juga sebagai penyakit pembunuh nomor satu didunia.
Organisasi kesehatan sedunia (WHO) dan organisasi federasi jantung sedunia (world heart
federation)jantung akan menjadi penyebab utama kematian negara-negara asia pada tahun
2010 saat ini sedikitnya 78% kematian global akibat penyakit jantung terjadi pada kalangan
masyarakat miskin dan menengah. Berdasarkan kondisi itu, dalam keadaan ekonomi terpuruk
maka upaya pencegahan merupakan hal terpenting untuk menurunkan penyakit
kardiovaskulerpada tahun 2010.
Diindonesia angka kematian karena penyakit jantung koroner dal 10 tahun terakhir
mencapai 53,5% per 100.000 penduduk indonesia.berdasarkan data rumah sakit sejakarta
timur pada tahun2007 sebanyak 24,92% tahun 2008 sebanyak26,85% ( vany yany,2010)
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan dari Tujuan Pembelajaran?
2. Apa Definisi Implementasi ?
3. Sebutkan Jenis Implementasi Keperawatan?
4. Jelaskan Prinsip Implementasi Keperawatan?
5. Bagaimana Format Dokumentasi Implementasi Keperawatan?
6. Jelaskan Dokumentasi Evaluasi Keperawatan?
7. Bagaimana Metode Evaluasi?
8. Jelaskan Langkah Melakukan Evaluasi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Tujuan Pembelajaran.

3
2. Mengetahui Definisi Implementasi
3. Mengetahui Jenis Implementasi Keperawatan
4. Mengetahui Prinsip Implementasi Keperawatan
5. Mengetahui Format Dokumentasi Implementasi Keperawatan
6. Mengetahui Doumentasi Evaluasi Keperawatan
7. Mengetahui Metode Evaluasi
8. Mengetahui Langkah Melakukan Evaluasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Penyakit arteri koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri
yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat
cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut
angina. Bila satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah
serangan jantung (kerusakan pada otot jantung).

B. ETIOLOGI

Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi
ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan bourgeois
penting dalam gaya hidup seseorang. Secara spesifik, faktor-faktor yang meningkatkan resiko
terjadinya penyakit arteri koroner adalah :

1. Berusia lebih dari 45 tahun (bagi pria).

Sangat penting bagi kaum pria mengetahui usia rentan terkena penyakit jantung
koroner. Pria berusia lebih dari 45 tahun lebih banyak menderita serangan jantung ketimbang
pria yang berusia jauh di bawah 45 tahun.

2. Berusia lebih dari 55 tahun atau mengalami menopause dini sebagai akibat operasi (bagi
wanita).

Wanita yang telah berhenti mengalami menstruasi (menopause) secara fisiologis


ataupun secara dini (pascaoperasi) lebih kerap terkena penyakit janting koroner apalagi ketika
usia wanita itu telah menginjak usila (usia lanjut).

3. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga

Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil
kolesterol yang tidak normal, dalam artian terdapat kebiasaan yang "buruk" dalam segi diet
keluarga.

5
4. Diabetes.

Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level gula


darah, namun karena kondisi komplikasi ke jantung mereka.

5. Merokok.

Merokok telah disebut-sebut sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit jantung
koroner. Kandungan nikotin di dalam rokok dapat merusak dinding (endotel) pembuluh darah
sehingga mendukung terbentuknya timbunan lemak yang akhirnya terjadi sumbatan
pembuluh darah.

6. Tekanan darah tinggi (hipertensi).

Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap
dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis
koroner (faktor koroner) yang merupakan penyebab penyakit arteri/jantung koroner.

7. Kegemukan (obesitas).

Obesitas (kegemukan yang sangat) bisa merupakan manifestasi dari banyaknya lemak
yang terkandung di dalam tubuh. Seseorang yang obesitas lebih menyimpan kecenderungan
terbentuknya plak yang merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung koroner.

8. Gaya hidup buruk.

Gaya hidup yang buruk terutama dalam hal jarangnya olahraga ringan yang rutin serta
pola makan yang tidak dijaga akan mempercepat seseorang terkena pneyakit jantung koroner.

9. Stress.

Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi situasi yang
tegang, dapat terjadi aritmia jantung yang membahayakan jiwa.

6
C. ANATOMI FISIOLOGI

Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di
percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan
menyediakan darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis.

Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit.

Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah
atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma tersebut.

Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung (miokardium)
memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner.

Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan
darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung.

Penyebab utama dari iskemi miokardial adalah penyakit arteri koroner.

Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung (infark
miokardial).

D. PATOFISIOLOGI

Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar.


Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrient oleh sel-sel
endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah
karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah.

Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan
parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen
yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah.
Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit
tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.

Berbagai teori mengenai bagaimana lesi aterosklerosis terjadi telah diajukan,tetapi


tidak satu pun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang mungkin, adalah

7
pembentukan thrombus pada permukaan plak dan penimbunan lipid terus menerus. Bila
fibrosa pembungkus plak pecah, maka febris lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan
menyumbat arteri dan kapiler di sebelah distal plak yang pecah.

Struktur anatomi arteri koroner membuatnya rentan terhadap mekanisme


aterosklerosis. Arteri tersebut terpilin dan berkelok-kelok saat memasuki jantung,
menimbulkan kondisi yang rentan untuk terbentuknya ateroma.

E. GAMBARAN KLINIS

Ada beberapa gejala yang lebih spesifik, antara lain:

1. Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut iskemi),
maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan
kram atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremas-
remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan
beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang
yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu
keadaan yang disebut silent ischemia).
2. Sesak napas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak
merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti
pulmoner atau edema pulmoner).
3. Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot
selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan
lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya
mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari
penuaan.
4. Palpitasi (jantung berdebar-debar).
5. Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang
abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan
pingsan.

8
F. PEMERIKSAAN DIGNOSTIK

1. ECG menunjukan: adanya elevasi yang merupakan tanda dari iskemi, gelombang T
inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang mencerminkan
adanya nekrosis.

2. Enzym dan Isoenzym Pada Jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan
mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak
pada 36 jam.

3. Elektrolit: ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi


jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.

4. Whole Blood Cell: leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.

5. Analisa Gas Darah: Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang
kronis atau akut.

6. Kolesterol atau Trigliseid: mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan


terjadinya arteriosklerosis.

7. Chest X-Ray: mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma
ventrikiler.

8. Echocardiogram: Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau kapasitas


masing-masing ruang pada jantung.

9. Exercise Stress Test: Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu


stress/ aktivitas.

G. PENGOBATAN

Pengobatan penyakit jantung koroner tergantung jangkauan penyakit dan gejala yang
dialami pasien.

9
1. Perubahan Gaya Hidup.
Pola makan sehat dan seimbang, dengan lebih banyak sayuran atau buah-buahan,
penting untuk melindungi arteri jantung kita. Makanan yang kaya lemak, khususnya
lemak jenuh, dapat mengakibatkan kadar kolesterol tinggi, yang merupakan komponen
utama kumpulan yang berkontribusi terhadap penyempitan arteri jantung.

Olah raga teratur berperan penting untuk menjaga kesehatan jantung. Olah raga
membantu kita untuk menjadi fit dan membangun system sirkulasi yang kuat. Ini juga
membantu kita menurunkan berat badan. Obesitas biasanya tidak sehat, karena
mengakibatkan insiden hipertensi, diabetes mellitus, dan tingkat lemak tinggi menjadi
lebih tinggi, semua yang dapat merusak arteri jantung.

2. Pengendalian Faktor Resiko Utama Penyakit Jantung Koroner.

Diabetes melitus, merokok, tingkat kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi
adalah empat faktor utama yang mengakibatkan resiko penyakit jantung koroner lebih
tinggi. Pengendalian keempat faktor resiko utama ini dengan baik melalui perubahan
gaya hidup dan/atau obat-obatan dapat membantu menstabilkan progresi atherosklerosis,
dan menurunkan resiko komplikasi seperti serangan jantung.

3. Terapi Medis.

Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang


paling umum diantaranya:

a. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.

Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan darah


terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi resiko serangan
jantung.

b. Beta-bloker (e.g. Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).

Obatan-obatan ini membantu untuk mengurangi detak jantung dan tekanan darah,
sehingga menurunkan gejala angina juga melindungi jantung.

10
c. Nitrates (e.g. Isosorbide Dinitrate).

Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian meningkatkan


aliran darah ke otot jantung dan mengurangi gejala nyeri dada. Bentuk nitrat bereaksi cepat,
Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan berupa tablet atau semprot di bawah lidah, biasa
digunakan untuk penghilang nyeri dada secara cepat.

d. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (e.g. Enalapril, Perindopril) and


Angiotensin Receptor Blockers (e.g. Losartan, Valsartan).

Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan juga
membantu menurunkan tekanan darah.

e. Obatan-obatan penurun lemak (seperti Fenofibrat, Simvastatin, Atorvastatin,


Rosuvastatin).

Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein Densitas-Rendah),


yang merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung koroner dini atau lanjut.
Obat-obatan tersebut merupakan andalan terapi penyakit jantung koroner.

4. Intervensi Jantung Perkutan.

Ini adalah metode invasif minimal untuk membuka arteri jantung yang menyempit.
Melalui selubung plastik ditempatkan dalam arteri baik selangkang atau pergelangan, balon
diantar ke segmen arteri jantung yang menyempit, dimana itu kemudian dikembangkan
untuk membuka penyempitan.

Kemudian, tube jala kabel kecil (cincin) disebarkan untuk membantu menahan arteri
terbuka. Cincin baik polos (logam sederhana) atau memiliki selubung obat (berlapis obat).

Metode ini seringkali menyelamatkan jiwa pasien dengan serangan jantung akut.
Untuk penyakit jantung koroner stabil penyebab nyeri dada, ini dapat meringankan gejala
angina dengan sangat efektif. Umumnya, pasien dengan penyakit pembuluh darah single
atau double mendapat keuntungan dari metode ini. Dengan penyakit pembuluh darah triple,
atau keadaan fungsi jantung buruk, prosedur bedah dikenal dengan Bedah Bypass Arteri
Jantung sering merupakan alternatif yang baik atau pilihan pengobatan yang lebih baik.

11
5. Operasi.

a. Bedah Bypass Arteri Jantung (CABG).

CABG melibatkan penanaman arteri atau vena lain dari dinding dada, lengan,
atau kaki untuk membangun rute baru untuk aliran darah langsung ke otot jantung. Ini
menyerupai membangun jalan tol parallel ke jalan yang kecil dan sempit.

Ini adalah operasi yang aman, dengan rata-rata resiko kematian sekitar 2%. Pasien
tanpa serangan jantung sebelumnya dan melakukan CABG sebagai prosedur elektif,
resiko dapat serendah 1 persen.

Operasi biasanya dilakukan melalui sayatan di tengah dada, ahli bedah memilih
untuk melakukan prosedur dengan jantung masih berdetk, menggunakan alat khusus yang
dapat menstabilkan porsi jantung yang dijahit.

b. Operasi Robotik.

Sebagai tambahan, NHCS juga mulai melakukan CABG melalui program operasi
robotic. Penggunaan instrument ini sekarang membolehkan operasi untuk dilakukan
menggunakan sayatan kecil keyhole di dinding dada.

Metode ini menghasilkan pemulihan lebih cepat, mengurangi nyeri, dan resiko
infeksi luka lebih rendah. Namun, ini sesuai untuk bypass hanya satu atau dua pembuluh
darah.

c. Revaskularisasi Transmiokardia.

Untuk pasien dengan pembuluh darah yang terlalu kecil untuk melakukan CABG,
prosedur disebut Revaskularisasi Transmiokardia juga tersedia di NHCS.

Pada prodesur ini, laser digunakan untuk membakar banyak lubang kecil pada
otot jantung. Beberapa lubang ini berkembang ke pembuluh darah baru, dan ini
membantu mengurangi angina.

12
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Pengumpulan Data

a. Identitas
1) Identitas Klien

Nama : Tn. M

Umur : 50 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SLTA

Pekerjaan : Tidak bekerja

Suku / bangsa : Sunda / Indonesia

Status marital : Menikah

Tanggal masuk RS : 11 Agustus 2020

Tanggal Pengkajian : 12 Agustus 2020

No. Medrek : 05018869

Diagnosa medis : Coronary Artery Desease (CAD) Angina Pektoris Akut

Alamat : Citepus II No. 24 Cicendo

2) Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. A

13
Umur : 45 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Perawat

Hubungan dengan klien : Istri

Alamat : Citepus II No. 24 Cicendo

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama

Klien mengeluh nyeri pinggang.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

Lima bulan sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh nyeri pinggang yang terasa
panas dan menyebar ke dada. Nyeri dirasakan bertambah apabila klien terlalu banyak
aktivitas dan kurang minum, nyeri makin lama dirasakan semakin berat. Dan sehari
sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh nyeri pinggang yang terasa panas dan
menyebar ke dada sehingga keluarga klien langsung membawa klien ke UGD RSHS
dan dirawat di ruangan CICU.

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 12 Agustus 2020, klien mengatakan nyeri
pinggang yang terasa panas tetapi tidak menyebar ke dada. Nyeri dirasakan bertambah
apabila klien terlalu banyak aktivitas dan kurang minum dan nyeri berkurang apabila
klien istirahat. Nyeri pada pinggang terasa panas yang dirasakan semakin lama
semakin berat, lamanya nyeri + 5 menit. Nyeri pinggang yang terasa panas tidak
menyebar ke area dada. Skala nyeri 2 dari skala 0-5. Nyeri dirasakan apabila klien
sedang stress, terlalu banyak aktivitas dan kurang minum.

3) Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien termasuk perokok berat. Klien merokok sejak SMP, sehari habis 2-3 bungkus,

14
jenis rokok dji sam tsu. Dan sejak klien di diagnosa memiliki penyakit jantung klien
berhenti merokok secara perlahan-lahan atas anjuran dokter. Klien mempunyai riwayat
Hiperkolesterol, pada tahun 2000 klien di pasang balon dan pada tahun 2019 klien di
operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG).

4) Riwayat kesehatan keluarga

Di keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit jantung namun ayak klien
mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Dalam keluarga klien tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis.

c. Pola Aktifitas Sehari-Hari

No. Pola Aktifitas Di Rumah Di Rumah Sakit


1. Nutrisi
a. Makan
 Frekuensi  3x/hari  3x/hari
 Jenis  Nasi, lauk pauk,  Diet bubur/lunak
sayuran
 Pantangan  Makanan berlemak  Makanan yang
dan gorengan tinggi garam dan
 Keluhan  Tidak ada keluhan berlemak
 Tidak ada keluhan
 1000 – 2500
b. Minum cc/hari
 Frekuensi  1500 – 2000 cc/hari  Air putih
 Jenis  Air putih  Karena banyak
 Keluhan  Apabila kurang air minum klien jadi
minum suka sakit sering kencing
pinggang

2. Eliminasi
a. BAB
 Frekuensi  1-2 hari sekali  1x sehari
 Konsistensi  Lembek, warna  Lemak warna

15
kuning kuning
 Keluhan  Tidak ada masalah  Tidak ada
masalah

b. BAK
 Frekensi  5-6x/hari  10-12x hari
 Warna  Kuning jernih  Kuning jernih
 Keluhan  Tidak ada keluhan  Klien sering
kencing pada
malam hari.
3. Personal Hygiene
a. Mandi  2x/hari  1x/hari, diseka
b. Gosok gigi  2x/hari saat mandi  1x/hari
c. Keramas  2x seminggu  Belum pernah
d. Ganti pakaian  2x/hari  1x/hari
e. Gunting kuku  1x seminggu  Belum pernah
f. Keluhan  Tidak ada masalah  Tidak ada
masalah
4. Istirahat Tidur
a. Tidur siang  Jarang  2-3 jam
b. Tidur malam  5-7 jam  5-6 jam
c. Keluhan  Tidak ada keluhan  Klien sering
terbangun tengah
malam karena
ingin kencing
sehingga
mengganggu
waktu tidur
5. Pola aktivitas Klien bekerja wiraswasta Karena klien sakit
tapi sejak sering sakit klien sehingga aktivitas
hanya tinggal di rumah . klien memjadi
terbatas, tetapi klien
masih bisa memenuhi
ADLnya dengan
mandiri maupun

16
dibantu oleh
keluarganya.

d. Pemeriksaan Fisik

a) Sistem Pencernaan

Mukosa bibir kering, lesi (-), warna gigi kuning gading, ada caries, gigi berjumlah 32
tetapi terdapat gigi palsu 7 : 3112 2112

2212 2111

warna lidah merah muda, tak ada lesi, mukosa mulut lembab. Bentuk abdomen datar,
asites (-), tidak teraba pembesaran hepar dan lien. Bising usus 8 x/menit. Pada palpasi
abdomen tidak teraba distensi.

b) Sistem Pernafasan

Bentuk hidung simetris, septum nasi terletak ditengah, lesi (-), PCH (-), mukosa
rongga hidung kering, tidak ada nyeri pada palpasi sinus. Bentuk leher simetris, bentuk
thorak simetris, tidak ada retraksi otot interkostalis, ekspansi kedua paru sama, bunyi
paru resonan, frekuensi nafas cepat 20 x/menit, tidak ada clubing finger.

c) Sistem Kardiovaskuler

Tidak ada oedema kelopak mata, tidak terdapat peningkatan JVP, bunyi jantung S1
dan S2 murni regular, terdengar agak melemah, apek kordis teraba di ICS ke 5
midklavikula kiri, CRT kembali kurang dari 3 detik,

d) Sistem Endokrin

Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid dan getah bening, pertumbuhan badan
sesuai dengan usia, tidak ada tremor pada anggota tubuh, tidak ada hiper atau
hipopigmentasi pada area tubuh tertentu.

e) Sistem Perkemihan

17
Tidak teraba pembengkakan pada ginjal kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan pada
kedua ginjal. Blas teraba penuh, tidak terpasang kateter.

f) Sistem Muskuloskeletal

Ekstremitas Atas :

Bentuk simetris, tidak terdapat oedema, tidak terdapat luka, tidak terpasang infus.
Reflek bisep +/+, reflek tricep +/+, ROM (+), kekuatan otot 5/5.

Ekstremitas Bawah :

Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak terdapat odema, refleks patella +/+, ROM (+),
kekuatan otot 5/5.

g) Sistem Integumen

Distribusi rambut merata, warna hitam, tidak rontok, kulit kepala bersih, kuku tangan
dan kaki pendek dan cukup bersih, suhu tubuh 36,70 C.

h) Sistem Persyarafan

(a) Kesadaran

Kompos mentis dengan nilai GCS E4 M6 V5, orientasi terhadap tempat, orang dan
waktu sangat baik.

(b) Memori

Memori klien tidak terganggu, klien dapat mengingat tanggal, bulan dan tahun
kelahirannya.

(c) Tes Fungsi Kranial

v N. Olfaktorius

Fungsi penciuman klien baik, klien dapat membedakan bau kayu putih dan bau

18
alkohol dengan tepat.

v N. Optikus

Klien dapat membaca papan nama mahasiswa dengan benar dari jarak kurang
lebih 30 cm.

v N. Okulomotoris, trochlearis dan abdusen

Klien dapat menggerakan bola matanya ke lateral, samping kiri kanan dan
oblique, refleks pupil terhadap cahaya +/+, tidak ada strabismus.

v N. Trigeminus

Klien dapat merasakan usapan kapas pada dahi, pipi dan mandibula sambil
matanya ditutup. Teraba kontraksi otot masseter pada saat klien mengunyah.

v N. Fasialis

Klien dapat mengangkat alis secara simetris, dapat tersenyum dengan bibir
simetris. Klien dapat merasakan rasa manis, asin dan asam pada saat makan.

v N. Akustikus

Klien dapat mendengarkan pertanyaan-pertanyaan dengan suara yang tidak terlalu


keras dan dapat menjawabnya sesuai dengan apa yang ditanyakan.

v N. Glosofaringeus dan Vagus

Uvula terletak ditengah, ovula bergetar saat klien mengatakan “ah…”, refleks
menelan baik.

v N. Assesorius

Klien dapat mengangkat kedua bahu secara simetris, dapat menoleh kearah kiri
dengan melawan tahanan tangan perawat.

v N. Hipoglosus

19
Klien dapat menjulurkan lidahnya secara simetris dan dapat menggerakannya ke
atas dan ke bawah, samping kiri dan kanan secara simetris.

e. Data Psikologis

1) Status emosi

Saat dikaji emosi klien tampak stabil, ekspresi wajah klien sesuai dengan apa yang
dibicarakannya. Klien mengatakan ingin cepat pulang, klien mengatakn tidak mau
terlalu lama dirawat karena klien tidak mau menambah beban keluarganya.

2) Konsep diri

a) Gambaran diri

Klien menerima keadaan kondisi fisiknya sekarang, klien mengatakan tidak ada
yang istimewa pada anggota tubuhnya dan klien menyenangi semua anggota
tubuhnya.

b) Harga diri

Klien mersa bangga pada istrinya walaupun istrinya sibuk bekerja sebagai perawat
tetapi setiap hari setelah selesai bekerja selalu menemaninya.

c) Ideal diri

Klien berharap cepat sembuh dan cepat pulang. Walaupun setelah pulang klien
hanya diam di rumah karena klien tidak bekerja.

d) Identitas diri

klien mengatakan sebagai kepala keluarga bagi anggota keluarganya, ia tetap


dianggap ayah sekaligus suami oleh anak dan istrinya.

e) Peran diri

Semenjak klien sering sakit klien tidak bekerja lagi karena kondisi klien tidak

20
memungkinkan, tetapi anggota keluarganya sudah menerima keadaan dirinya
tetapi klien merasa tidak dapat berperan seutuhnya sebagai kepala keluarga yang
seharusnya memberikan nafkah pada keluarganya.

3) Gaya komunikasi

Klien berbicara jelas dan santai, klien mengurangi banyak bicara agar tidak terlalu
capek.

4) Pola koping

Bila ada masalah dalam keluarga, klien suka membicarakannya dengan istrinya
dengan harapan dapat terpecahkan masalahnya.

f. Data Sosial

1) Hubungan Sosial

Klien tinggal dalam satu kamar bersama dengan 5 klien lainnya, hubungan klien
dengan anggota keluarga sangat baik. Klien cukup kooperatif terhadap perawat,
mahasiswa dan dokter. Klien tidak menarik diri dari lingkungan. Klien tidak
mengikuti organisasi masyarakat di tempat tinggalnya.

2) Gaya hidup

Setiap harinya klien hanya tinggal di rumah karena klien tidak bekerja. Semenjak
mempunyai penyakit jantung klien mempunyai pantangan minum kopi dan juice
alpukat serta pantangan makan gorengan dan makanan berlemak karena klien
tidak mau memperberat penyakitnya.

g. Data Spiritual

1) Falsafah Hidup

Klien seorang muslim, menyadari bahwa setiap orang ada saatnya sakit dan
saatnya sehat, sakit yang dialaminya sekarang merupakan ujian dari Allah.

21
2) Konsep ketuhanan

Klien selalu berdoa dan berharap kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan,
ia pasrah dengan keadaannya sekarang

a. Data Penunjang
1) Laboratorium
Tanggal 8 Agustus 2020

Jenis Hasil Nilai rujuk


Pemeriksaan
Heamatologi
Hb 13,1 13 – 18 gr/dl
Leukosit 6100 3,8 - 10.6 ribu
Hematokrit 40 40 – 42
Trombosit 201.000 150 – 440 ribu
APTT 37,1 22,4 – 42,4 detik
Kimia darah
Ureum 29 15 – 50 mg/dl
Kreatinin 10 0,6 – 1,1 mg/dl
Glukosa puasa 75 70 – 110 mg/dl
Tanggal 11 Agustus 2020
APTT 23 CN +/-10 detik
(CN,26,8)

2. Terapi
 Plavix 1x1 tablet
 Tromboaspilet 2x1 tablet
 Cedocard 5
 ISDB 3x10

2.Analisa data

No Data Kemungkinan penyebab dan masalah


dampak

22
1. DS : Atherosclerosis Gangguan rasa
nyaman nyeri
-klien mengatakan nyeri pada Supply O2 ke koroner
pinggang terasa panas dan menurun
dirasakan semakin berat

-klien mengatakan nyeri Metabolisme anaerob


dirasakan bertambah jika
Merangsang pelepasan
klien terlalu banyak aktivitas
substansi P, bradikinin,
dan kurang minum dan
histamin, serotonin dan
bertambah jika klien istirahat
prostaglandin
DO:

-klien dengan CAD Angina


Merangsang nosi resptor
pektoris akut

-nyeri tidak menyebar ke area


dada Dihantarkan ole serabut syaraf
delta A dan C
-lamanya nyeri kurang lebih
dari 5 menit Dialirkan dalam bentuk
elektrokimia impuls ganglion
-skala nyeri 2 dari skala 0-5
radiks menuju dorsal horn di
-TD : 120/80 mmhg, N : medulaspinalis
73x/menit, R : 20x/menit,
Dihantarkan ke traktus
S:36,7
spinothalamus

Thalamus

Cortex cerebri

Nyeri dipresepsikan

2. DS : Intake cairan pada malm hari Gangguan pemenuhan


berlebih kebutuhan istirahat
-klien mengatakan pada

23
malam hari sering banyak Peningkatan isi kandung
minum. kemih

-klien mengatakan ketika tidur Merangsang kandung kemih


sering terbangun karena ingin
Poliuria
kencing
Merangsang syaraf otonom
DO:
Aktivasai
-klien minum 1000-
2500cc/hari Nor epineprin

-klien BAK 10-12x/hari Simpatis terangsang

-tidur klien pada malam hari RAS teraktivasi


5-6 jam
Mengaktifkan kerja organ
-klien sering terbangun tengah
REM menurun
malam karena ingin kencing
Klien sering terjaga

3. DS: Klien menderita CAD 5 tahun Gangguan konsep


diri : peran
-klien mengatakan ingin cepat Klien sejak sakit tidak bekerja
pulang karena tidak mau
Klien tidak dapat memenuhi
membebani keluarganya
kewajibannya memberikan
-klien mengatakan selama nafkah untuk keluarganya
klien sakit klien tidak bekerja
Klien tidak dapat berperan
lagi
seutuhnya sebagai kepala
-klien mengatakan tidak dapt keluarga
menjalankan seutuhnya peran
sebagi kepala keluarga

DO:

-klien menderita CAD sudah

24
5tahun

-klien sejak sakit tidak bekerja


lagi

-istrinya bekerja sebagai


perawat

3.Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah

a. gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan supply O2 KE KORONER


b. ganggua pemenuhan kebutuhan istirahat : tidur b.d poliuria pada malam hari
c. gangguan konsep diri: peran b.d dengan tidak dapat berperan seutuhnya sebagai kepala
keluarga

25
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

No Diagnosa intervensi
keperawatan Tujuan rencana rasional

1. Gangguan rasa Rasa nyaman klien 1. Kaji tanda-tanda 1. Mengetahui


nyaman b.d terpenuhi vital keadaan umum
penurunan 2. Atur posisi klien klien
Setelah dilakukan
supply O2 ke senyaman 2. Posisi yang
pearawatan selama 2
koroner mungkin nyaman dapat
hari, nyeri berkurang
ditandai 3. Tenangkan klien menurunkan
dengan kriteria evaluasi :
dengan: bahwa perawat ketengan otot
-klien mengatakan nyeri menegtahui dan
DS:
berkurang nyeri yang meningkatkan
-klien dirasakan klien kenyamanan
-klien mampu melakukan
mengatakaan adalah nyata dan 3. Rasa takut
teknik distraksi dan
nyeri pada perawat akan bahwa nyerinya
relaksasi
pinggang membantu klien tidak dianggap
terasa panas -klien tampak tenang mengurangi nyata dapat
dan dirasakan nyeri tersebut meningkatkan
-skala nyeri berkurang
semakin berat 4. Kaji respon ansietas dan
menjadi 1
perikaju klien mengurangi
-klien
-tanda – tanda vital tehadap nyeri toleransi nyeri
mengatakan
dalam batas normal : dan pengalaman 4. Memberikan
nyeri dirasakan
nyeri informasi
bertambah jika TD:120/90 mmhg
5. Berikan tentang nyeri
klien terlalu
N:60-100x/menit dorongan klien
banyak
penggunaan 5. Memberikan
aktivitas dan RR:12-20x/menit
strategi pereda dorongan
kurang minum
S:36.5-37,5C nyeri yang telah strategi
dan berkurang
klien terapkan peredaan nyeri

26
jika klien dengan berhasil yang dapat
istirahat pada diterima klien
pengalaman dan keluarga
DO:
nyeri 6. Gerakan
-klien dengan sebelumnya perlahan dapat
CAD angina 6. Lakukan setiap menurunkan
pektoris akut tindakan secara spasme otot
perlahan 7. Membantu
-nyeri tidak
7. Berikan menurunkan
menyebar ke
tindakan rasa nyeri
area dada
kenyamanan 8. Membantu
-lamanya nyeri contoh: nafas menentukan
kurang lebih 5 dalam, latihan pilihan
menit relaksasi. Ajak keefektifan
klien ngobrol intervensi
-skala nyeri 2
8. Kaji respon tingkat ansietas
dari dari skala
nyeri, catat dapat
0-5
lokasi, lama, mempengaruhi
-TD : 120/80 itensitas 0-5 dan persepsi/reaksi
mmhg, N : karakteristik(da terhadap nyeri
73x/menit, R : ngkal,tajam,kon 9. Dapat
20x/menit, stan) memblokir
S:36,7 9. Kolaborasi penghantaran
pemberian obat rangsang nyeri
sesuai indikasi
analgetik,narkoti
k

2. Gangguan Kebutuhan istirahat tidur 1. anjurkan klien untuk 1. mengurangi intake


pemenuhan terpenuhi mengurangi minum cairan pada malam hari
kebutuhan pada malam hari sehingga kandung
Setelah diberikan
istirahat : tidur kemih tidak terlalu

27
b.d poliuria penjelasan selama 2 hari, 2. anjurkan klien untuk penuh
pada malam poliuria klien berkurang menyimpan pispot
2. memudahkan klien
hari ditandai dengan kriteria: dekat tempat tidur
dan mengurangi klien
dengan
-klien dapat membatasi 3.Berikan lingkungan untuk terus terjaga
DS: minum pada malam hari yang tenang bagi klien karena harus bolak-
dengan mengurangi balik ke kamar mandi
-klien -klien mengatakan tidak
jumlah pengunjung, klien agar lebih mudah
mengatakan kencing terus pada
ruangan yang tidak untun tidur
pada malam malam hari
terlalu terang dan
hari sering 3. memberikan rasa
-klien mengatakan ruangan yang sepi
banyak minum aman dan nyaman bagi
tidurnya nyenyak
4.lakukan hal-hal yang klien serta
-klien
menjadi kebiasaan klien meningkatkan relaksasi
mengatakan
sebelum tidur dan kesiapan untuk
ketika tidur
tidur
sering 5. ciptakan lingkungan
terbangun yang tenang menjelang 4. menurunkan stimulus
karena ingin tidur malam sensori dari lingkungan
kencing sekitar yang akan
menghambat tidur
DO:
nyenyak
-klien minum
5. mengurangi mual
1000-
dan muntah
2500cc/hari

--klien BAK
10-12x/hari

-tidur klien
pada malam
hari 5-6 jam

-klien sering

28
terbangun
tengah malam
karena ingin
kencing

3. Gangguan Kebutuhan peran klien 1. bantu klien untuk 1. dengan memperluas


konsep diri: terpenuhi memperluas kesadaran kesadaran diri klien ,
peran b.d tidak dirinya diharapkan klien dapat
Setelah penjelasan
dapat berperan menerima keadaan
selama 2 hari klien dapat 2. beri kesempatan
seutuhnya dirinya
mengerti akan perubahan kepada klien untuk
sebagai kepala
peran akibat penyakit mengungkapkan 2. sengan menyatakan
keluarga.ditan
yang dideritanya, dengan perasaannya perasaannya dapat
dai dengan:
kriteria: mengurangi cemas pada
3. bwerika kesempatan
DS: klien
-klien tampak lebih kepada keluarga untuk
-klien tenang mengespresikan 3. dengan adanya
mengatakan perhatiaanya dan perhatian dari keluarga
-klien mengerti akan
ingin cepat diskusikan cara mereka menambah motivasi
perubahan peran yang
pulang karena dapat membantu klien klien dan denhgan
dialami selama klien
tidak mau diskusi menambah
sakit 4. identifikasi sistem
membebani pengetahuan keluarga
pendukung untuk
keluarganya
gantikan peran selama 4. meningkatkan
-klien klien sakit ketenangan serta
mengatakan menurukan stress
5. anjurkan klien untuk
selama klien selama peran
bekerja dibidang yang
sakit klien tergantikan
tidak terlalu banyak
tidak bekerja
menguras tenaganya. 5. bekerja dibidang
lagi
yang tidak terlalu
-klien menguras tenaga dapat
mengatakan mengurangi bebab kerja
tidak dapt janyung, sehingga klien

29
menjalankan
seutuhnya
peran sebagi
kepala
keluarga

DO:

-klien
menderita
CAD sudah
5tahun

-klien sejak
sakit tidak
bekerja lagi

-istrinya
bekerja
sebagai
perawat

C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tanggal DP Waktu Tindakan keperawatan dan evaluasi paraf

30
1 2 3 4 5

12-08- 1 21.00 -mengkaji tanda tanda vital fany


2020
Hasil : TD : 120/80

N : 73x/menit, R : 20x/menit, S:36,7

31
2 21.10 -mencipkan lingkungan yang tenang menjelang tidur Fany
malam dan memberikan lingkungan yang tenang
bagi klien dengan mengurangi jumlah pengunjung,
ruangan yang tidak terlalu terang dan ruangan yang
sepi

Hasil:

Pengunjung dibatasi dan lingkungan sekitar tenang

3 21.15 -memberikan kesempatan kepada klien untuk Fany


mengungkapkan perasaanya hasil:

Klien mampu mengungkapkan perasaanya.

32
1 21.20 Mengkaji skala nyeri Fany

Hasil:

Skala nyeri 2 dari 0-5

1 21.25 Mengatur posisi klien senyaman mungkin Fany

Hasil:

Posisi klien denga head up 30 derajat

2 21.30 Menganjurkan klien untuk mengurangi minum pada fany


malam hari hasil:

Klien mengurangi minum pada malam hari

2 21.30 Menganjurkan klien untuk menyimpan pispot dekat Fany


ditempat tidur klien

Hasil:

Pispot disimpan dibawah tempat tidur

33
14-08- 1 07.15 -mengatur posisi klien dan merapihkan tempat tidur fany
2020 klien senyaman mungkin hasil:

Posisi klien dengan head up 30 derajat dan tempat


tidur klien rapih

1 08.00 - mengkaji tanda-tand avital hasil : fany

TD : 130/80 mmhg, N : 80 x/ menit , R: 18x/menit,


S: 37 derajat

1 08.15 -mengkaji skala nyeri hasil: fany

Skala nyeri 2 dari 0-5

1 08.30 Menenangkan klien bahwa perawat mengetahui Fany


nyeri yang dirasakan klien adalah nyata dan perawat
akan membantu klien mengurangi nyeri tersebut
hasil:

Klien terlihat lebih tenang

34
1 08.40 -memberikan tindakan kenyamanan contoh , nafas Fany
dalam, latihan relaksasi, ajak ngobrol klien

Hasil: klien mau diajak ngobrol dan menarik nafas


dalam

1 09.00 -memberikan dorongan penggunaan strategi pereda Fany


nyeri yang telah klien terapkan dengan berhasil pada
pengalaman nyeri sebelunya

Hasil: bila nyeri klien suka memijat pinggangnya


dan banyak minum

35
1 10.00 -mengkaji respon perilaku klien terhadap nyeri dan Fany
pengalaman nyeri

Hasil: ketika nyeri klien mengusap-usap


pinggangnya dan merubah posisi tidur senyaman
mungkin

3 10.30 -memberikan terapi obat per oral sesuai jadwal Fany

Hasil:

-Plavix 1 tablet/oral

-tromboaspilet 1 tablet/oral

-cedocard/oral

-ISDN/oral

3 11.00 - memberikan kesempatan kepada klien untuk Fany


mengekspresikan perhatiaanya dan diskusikan cara
mereka dapat membantu klien

Hasil: keluarga mengunjungi klien dan menemani


klien

3 11.15 -memberikan kesempatan kepada klien untuk Fany


mengungkapkan perasaanya

Hasil: klien mampu mengungkapkan perasaannya

3 11.45 -mengidentifikasi sistem pendukung untuk gantikan Fany


peran selama klien sakit

36
Hasil: orang yang menggantikan perannya selama
klien sakit adalah istrinya

-menganjurkan klien untuk bekerja dibidang yang


tidak terlalu banyak menguras tenaganya

Hasil: klien mengatakan setelah sembuh klien akan


berusaha mencari kerja yang sesuai dengan
kemampuannya

37
BAB III PENUTUP

3.1KESIMPULAN

Penyakit arteri koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri yang
menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat cukup
oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila
satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung
(kerusakan pada otot jantung).
Penyakit jantung koroner disebut juga sebagai penyakit pembunuh nomor satu didunia.
Organisasi kesehatan sedunia (WHO) dan organisasi federasi jantung sedunia (world heart
federation)jantung akan menjadi penyebab utama kematian negara-negara asia pada tahun
2010 saat ini sedikitnya 78% kematian global akibat penyakit jantung terjadi pada kalangan
masyarakat miskin dan menengah. Berdasarkan kondisi itu, dalam keadaan ekonomi terpuruk
maka upaya pencegahan merupakan hal terpenting untuk menurunkan penyakit
kardiovaskulerpada tahun 2010.

38
DAFTAR PUSTAKA
Adam sagan,2009.coronary heart disease risk faktors and kardiovaskuler risk in pshsical
workers and managers
Corwin elizabeth 2009, buku saku patofisiologi, sistem kardiovaskuler.edisi 1.jakarta ECG

39

Anda mungkin juga menyukai