Disusun Oleh :
Kelompok 10
1. DIANA
2. KELINA
3. PUTRI ANA DELA
2B
Jalan Walet No.21 Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45153 Telp. (0231) 201942
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan makalah
ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Keperawatan.
Dalam proses penulisan makalah ini tak lepas dari bantuan dan arahan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan
di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga
penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang bisa penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca umumnya dan untuk penulis sendiri khususnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
3.1Kesimpulan .................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Tujuan Pembelajaran.
3
2. Mengetahui Definisi Implementasi
3. Mengetahui Jenis Implementasi Keperawatan
4. Mengetahui Prinsip Implementasi Keperawatan
5. Mengetahui Format Dokumentasi Implementasi Keperawatan
6. Mengetahui Doumentasi Evaluasi Keperawatan
7. Mengetahui Metode Evaluasi
8. Mengetahui Langkah Melakukan Evaluasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Penyakit arteri koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri
yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat
cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut
angina. Bila satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah
serangan jantung (kerusakan pada otot jantung).
B. ETIOLOGI
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi
ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan bourgeois
penting dalam gaya hidup seseorang. Secara spesifik, faktor-faktor yang meningkatkan resiko
terjadinya penyakit arteri koroner adalah :
Sangat penting bagi kaum pria mengetahui usia rentan terkena penyakit jantung
koroner. Pria berusia lebih dari 45 tahun lebih banyak menderita serangan jantung ketimbang
pria yang berusia jauh di bawah 45 tahun.
2. Berusia lebih dari 55 tahun atau mengalami menopause dini sebagai akibat operasi (bagi
wanita).
Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil
kolesterol yang tidak normal, dalam artian terdapat kebiasaan yang "buruk" dalam segi diet
keluarga.
5
4. Diabetes.
5. Merokok.
Merokok telah disebut-sebut sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit jantung
koroner. Kandungan nikotin di dalam rokok dapat merusak dinding (endotel) pembuluh darah
sehingga mendukung terbentuknya timbunan lemak yang akhirnya terjadi sumbatan
pembuluh darah.
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap
dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis
koroner (faktor koroner) yang merupakan penyebab penyakit arteri/jantung koroner.
7. Kegemukan (obesitas).
Obesitas (kegemukan yang sangat) bisa merupakan manifestasi dari banyaknya lemak
yang terkandung di dalam tubuh. Seseorang yang obesitas lebih menyimpan kecenderungan
terbentuknya plak yang merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung koroner.
Gaya hidup yang buruk terutama dalam hal jarangnya olahraga ringan yang rutin serta
pola makan yang tidak dijaga akan mempercepat seseorang terkena pneyakit jantung koroner.
9. Stress.
Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi situasi yang
tegang, dapat terjadi aritmia jantung yang membahayakan jiwa.
6
C. ANATOMI FISIOLOGI
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di
percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan
menyediakan darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis.
Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit.
Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah
atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma tersebut.
Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung (miokardium)
memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner.
Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan
darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung.
Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung (infark
miokardial).
D. PATOFISIOLOGI
Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan
parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen
yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah.
Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit
tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.
7
pembentukan thrombus pada permukaan plak dan penimbunan lipid terus menerus. Bila
fibrosa pembungkus plak pecah, maka febris lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan
menyumbat arteri dan kapiler di sebelah distal plak yang pecah.
E. GAMBARAN KLINIS
1. Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut iskemi),
maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan
kram atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremas-
remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan
beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang
yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu
keadaan yang disebut silent ischemia).
2. Sesak napas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak
merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti
pulmoner atau edema pulmoner).
3. Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot
selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan
lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya
mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari
penuaan.
4. Palpitasi (jantung berdebar-debar).
5. Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang
abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan
pingsan.
8
F. PEMERIKSAAN DIGNOSTIK
1. ECG menunjukan: adanya elevasi yang merupakan tanda dari iskemi, gelombang T
inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang mencerminkan
adanya nekrosis.
2. Enzym dan Isoenzym Pada Jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan
mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak
pada 36 jam.
4. Whole Blood Cell: leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.
5. Analisa Gas Darah: Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang
kronis atau akut.
7. Chest X-Ray: mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma
ventrikiler.
G. PENGOBATAN
Pengobatan penyakit jantung koroner tergantung jangkauan penyakit dan gejala yang
dialami pasien.
9
1. Perubahan Gaya Hidup.
Pola makan sehat dan seimbang, dengan lebih banyak sayuran atau buah-buahan,
penting untuk melindungi arteri jantung kita. Makanan yang kaya lemak, khususnya
lemak jenuh, dapat mengakibatkan kadar kolesterol tinggi, yang merupakan komponen
utama kumpulan yang berkontribusi terhadap penyempitan arteri jantung.
Olah raga teratur berperan penting untuk menjaga kesehatan jantung. Olah raga
membantu kita untuk menjadi fit dan membangun system sirkulasi yang kuat. Ini juga
membantu kita menurunkan berat badan. Obesitas biasanya tidak sehat, karena
mengakibatkan insiden hipertensi, diabetes mellitus, dan tingkat lemak tinggi menjadi
lebih tinggi, semua yang dapat merusak arteri jantung.
Diabetes melitus, merokok, tingkat kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi
adalah empat faktor utama yang mengakibatkan resiko penyakit jantung koroner lebih
tinggi. Pengendalian keempat faktor resiko utama ini dengan baik melalui perubahan
gaya hidup dan/atau obat-obatan dapat membantu menstabilkan progresi atherosklerosis,
dan menurunkan resiko komplikasi seperti serangan jantung.
3. Terapi Medis.
Obatan-obatan ini membantu untuk mengurangi detak jantung dan tekanan darah,
sehingga menurunkan gejala angina juga melindungi jantung.
10
c. Nitrates (e.g. Isosorbide Dinitrate).
Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan juga
membantu menurunkan tekanan darah.
Ini adalah metode invasif minimal untuk membuka arteri jantung yang menyempit.
Melalui selubung plastik ditempatkan dalam arteri baik selangkang atau pergelangan, balon
diantar ke segmen arteri jantung yang menyempit, dimana itu kemudian dikembangkan
untuk membuka penyempitan.
Kemudian, tube jala kabel kecil (cincin) disebarkan untuk membantu menahan arteri
terbuka. Cincin baik polos (logam sederhana) atau memiliki selubung obat (berlapis obat).
Metode ini seringkali menyelamatkan jiwa pasien dengan serangan jantung akut.
Untuk penyakit jantung koroner stabil penyebab nyeri dada, ini dapat meringankan gejala
angina dengan sangat efektif. Umumnya, pasien dengan penyakit pembuluh darah single
atau double mendapat keuntungan dari metode ini. Dengan penyakit pembuluh darah triple,
atau keadaan fungsi jantung buruk, prosedur bedah dikenal dengan Bedah Bypass Arteri
Jantung sering merupakan alternatif yang baik atau pilihan pengobatan yang lebih baik.
11
5. Operasi.
CABG melibatkan penanaman arteri atau vena lain dari dinding dada, lengan,
atau kaki untuk membangun rute baru untuk aliran darah langsung ke otot jantung. Ini
menyerupai membangun jalan tol parallel ke jalan yang kecil dan sempit.
Ini adalah operasi yang aman, dengan rata-rata resiko kematian sekitar 2%. Pasien
tanpa serangan jantung sebelumnya dan melakukan CABG sebagai prosedur elektif,
resiko dapat serendah 1 persen.
Operasi biasanya dilakukan melalui sayatan di tengah dada, ahli bedah memilih
untuk melakukan prosedur dengan jantung masih berdetk, menggunakan alat khusus yang
dapat menstabilkan porsi jantung yang dijahit.
b. Operasi Robotik.
Sebagai tambahan, NHCS juga mulai melakukan CABG melalui program operasi
robotic. Penggunaan instrument ini sekarang membolehkan operasi untuk dilakukan
menggunakan sayatan kecil keyhole di dinding dada.
Metode ini menghasilkan pemulihan lebih cepat, mengurangi nyeri, dan resiko
infeksi luka lebih rendah. Namun, ini sesuai untuk bypass hanya satu atau dua pembuluh
darah.
c. Revaskularisasi Transmiokardia.
Untuk pasien dengan pembuluh darah yang terlalu kecil untuk melakukan CABG,
prosedur disebut Revaskularisasi Transmiokardia juga tersedia di NHCS.
Pada prodesur ini, laser digunakan untuk membakar banyak lubang kecil pada
otot jantung. Beberapa lubang ini berkembang ke pembuluh darah baru, dan ini
membantu mengurangi angina.
12
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Nama : Ny. A
13
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Perawat
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Lima bulan sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh nyeri pinggang yang terasa
panas dan menyebar ke dada. Nyeri dirasakan bertambah apabila klien terlalu banyak
aktivitas dan kurang minum, nyeri makin lama dirasakan semakin berat. Dan sehari
sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh nyeri pinggang yang terasa panas dan
menyebar ke dada sehingga keluarga klien langsung membawa klien ke UGD RSHS
dan dirawat di ruangan CICU.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 12 Agustus 2020, klien mengatakan nyeri
pinggang yang terasa panas tetapi tidak menyebar ke dada. Nyeri dirasakan bertambah
apabila klien terlalu banyak aktivitas dan kurang minum dan nyeri berkurang apabila
klien istirahat. Nyeri pada pinggang terasa panas yang dirasakan semakin lama
semakin berat, lamanya nyeri + 5 menit. Nyeri pinggang yang terasa panas tidak
menyebar ke area dada. Skala nyeri 2 dari skala 0-5. Nyeri dirasakan apabila klien
sedang stress, terlalu banyak aktivitas dan kurang minum.
Klien termasuk perokok berat. Klien merokok sejak SMP, sehari habis 2-3 bungkus,
14
jenis rokok dji sam tsu. Dan sejak klien di diagnosa memiliki penyakit jantung klien
berhenti merokok secara perlahan-lahan atas anjuran dokter. Klien mempunyai riwayat
Hiperkolesterol, pada tahun 2000 klien di pasang balon dan pada tahun 2019 klien di
operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG).
Di keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit jantung namun ayak klien
mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Dalam keluarga klien tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis.
2. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1-2 hari sekali 1x sehari
Konsistensi Lembek, warna Lemak warna
15
kuning kuning
Keluhan Tidak ada masalah Tidak ada
masalah
b. BAK
Frekensi 5-6x/hari 10-12x hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada keluhan Klien sering
kencing pada
malam hari.
3. Personal Hygiene
a. Mandi 2x/hari 1x/hari, diseka
b. Gosok gigi 2x/hari saat mandi 1x/hari
c. Keramas 2x seminggu Belum pernah
d. Ganti pakaian 2x/hari 1x/hari
e. Gunting kuku 1x seminggu Belum pernah
f. Keluhan Tidak ada masalah Tidak ada
masalah
4. Istirahat Tidur
a. Tidur siang Jarang 2-3 jam
b. Tidur malam 5-7 jam 5-6 jam
c. Keluhan Tidak ada keluhan Klien sering
terbangun tengah
malam karena
ingin kencing
sehingga
mengganggu
waktu tidur
5. Pola aktivitas Klien bekerja wiraswasta Karena klien sakit
tapi sejak sering sakit klien sehingga aktivitas
hanya tinggal di rumah . klien memjadi
terbatas, tetapi klien
masih bisa memenuhi
ADLnya dengan
mandiri maupun
16
dibantu oleh
keluarganya.
d. Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Pencernaan
Mukosa bibir kering, lesi (-), warna gigi kuning gading, ada caries, gigi berjumlah 32
tetapi terdapat gigi palsu 7 : 3112 2112
2212 2111
warna lidah merah muda, tak ada lesi, mukosa mulut lembab. Bentuk abdomen datar,
asites (-), tidak teraba pembesaran hepar dan lien. Bising usus 8 x/menit. Pada palpasi
abdomen tidak teraba distensi.
b) Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, septum nasi terletak ditengah, lesi (-), PCH (-), mukosa
rongga hidung kering, tidak ada nyeri pada palpasi sinus. Bentuk leher simetris, bentuk
thorak simetris, tidak ada retraksi otot interkostalis, ekspansi kedua paru sama, bunyi
paru resonan, frekuensi nafas cepat 20 x/menit, tidak ada clubing finger.
c) Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada oedema kelopak mata, tidak terdapat peningkatan JVP, bunyi jantung S1
dan S2 murni regular, terdengar agak melemah, apek kordis teraba di ICS ke 5
midklavikula kiri, CRT kembali kurang dari 3 detik,
d) Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid dan getah bening, pertumbuhan badan
sesuai dengan usia, tidak ada tremor pada anggota tubuh, tidak ada hiper atau
hipopigmentasi pada area tubuh tertentu.
e) Sistem Perkemihan
17
Tidak teraba pembengkakan pada ginjal kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan pada
kedua ginjal. Blas teraba penuh, tidak terpasang kateter.
f) Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas Atas :
Bentuk simetris, tidak terdapat oedema, tidak terdapat luka, tidak terpasang infus.
Reflek bisep +/+, reflek tricep +/+, ROM (+), kekuatan otot 5/5.
Ekstremitas Bawah :
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak terdapat odema, refleks patella +/+, ROM (+),
kekuatan otot 5/5.
g) Sistem Integumen
Distribusi rambut merata, warna hitam, tidak rontok, kulit kepala bersih, kuku tangan
dan kaki pendek dan cukup bersih, suhu tubuh 36,70 C.
h) Sistem Persyarafan
(a) Kesadaran
Kompos mentis dengan nilai GCS E4 M6 V5, orientasi terhadap tempat, orang dan
waktu sangat baik.
(b) Memori
Memori klien tidak terganggu, klien dapat mengingat tanggal, bulan dan tahun
kelahirannya.
v N. Olfaktorius
Fungsi penciuman klien baik, klien dapat membedakan bau kayu putih dan bau
18
alkohol dengan tepat.
v N. Optikus
Klien dapat membaca papan nama mahasiswa dengan benar dari jarak kurang
lebih 30 cm.
Klien dapat menggerakan bola matanya ke lateral, samping kiri kanan dan
oblique, refleks pupil terhadap cahaya +/+, tidak ada strabismus.
v N. Trigeminus
Klien dapat merasakan usapan kapas pada dahi, pipi dan mandibula sambil
matanya ditutup. Teraba kontraksi otot masseter pada saat klien mengunyah.
v N. Fasialis
Klien dapat mengangkat alis secara simetris, dapat tersenyum dengan bibir
simetris. Klien dapat merasakan rasa manis, asin dan asam pada saat makan.
v N. Akustikus
Uvula terletak ditengah, ovula bergetar saat klien mengatakan “ah…”, refleks
menelan baik.
v N. Assesorius
Klien dapat mengangkat kedua bahu secara simetris, dapat menoleh kearah kiri
dengan melawan tahanan tangan perawat.
v N. Hipoglosus
19
Klien dapat menjulurkan lidahnya secara simetris dan dapat menggerakannya ke
atas dan ke bawah, samping kiri dan kanan secara simetris.
e. Data Psikologis
1) Status emosi
Saat dikaji emosi klien tampak stabil, ekspresi wajah klien sesuai dengan apa yang
dibicarakannya. Klien mengatakan ingin cepat pulang, klien mengatakn tidak mau
terlalu lama dirawat karena klien tidak mau menambah beban keluarganya.
2) Konsep diri
a) Gambaran diri
Klien menerima keadaan kondisi fisiknya sekarang, klien mengatakan tidak ada
yang istimewa pada anggota tubuhnya dan klien menyenangi semua anggota
tubuhnya.
b) Harga diri
Klien mersa bangga pada istrinya walaupun istrinya sibuk bekerja sebagai perawat
tetapi setiap hari setelah selesai bekerja selalu menemaninya.
c) Ideal diri
Klien berharap cepat sembuh dan cepat pulang. Walaupun setelah pulang klien
hanya diam di rumah karena klien tidak bekerja.
d) Identitas diri
e) Peran diri
Semenjak klien sering sakit klien tidak bekerja lagi karena kondisi klien tidak
20
memungkinkan, tetapi anggota keluarganya sudah menerima keadaan dirinya
tetapi klien merasa tidak dapat berperan seutuhnya sebagai kepala keluarga yang
seharusnya memberikan nafkah pada keluarganya.
3) Gaya komunikasi
Klien berbicara jelas dan santai, klien mengurangi banyak bicara agar tidak terlalu
capek.
4) Pola koping
Bila ada masalah dalam keluarga, klien suka membicarakannya dengan istrinya
dengan harapan dapat terpecahkan masalahnya.
f. Data Sosial
1) Hubungan Sosial
Klien tinggal dalam satu kamar bersama dengan 5 klien lainnya, hubungan klien
dengan anggota keluarga sangat baik. Klien cukup kooperatif terhadap perawat,
mahasiswa dan dokter. Klien tidak menarik diri dari lingkungan. Klien tidak
mengikuti organisasi masyarakat di tempat tinggalnya.
2) Gaya hidup
Setiap harinya klien hanya tinggal di rumah karena klien tidak bekerja. Semenjak
mempunyai penyakit jantung klien mempunyai pantangan minum kopi dan juice
alpukat serta pantangan makan gorengan dan makanan berlemak karena klien
tidak mau memperberat penyakitnya.
g. Data Spiritual
1) Falsafah Hidup
Klien seorang muslim, menyadari bahwa setiap orang ada saatnya sakit dan
saatnya sehat, sakit yang dialaminya sekarang merupakan ujian dari Allah.
21
2) Konsep ketuhanan
Klien selalu berdoa dan berharap kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan,
ia pasrah dengan keadaannya sekarang
a. Data Penunjang
1) Laboratorium
Tanggal 8 Agustus 2020
2. Terapi
Plavix 1x1 tablet
Tromboaspilet 2x1 tablet
Cedocard 5
ISDB 3x10
2.Analisa data
22
1. DS : Atherosclerosis Gangguan rasa
nyaman nyeri
-klien mengatakan nyeri pada Supply O2 ke koroner
pinggang terasa panas dan menurun
dirasakan semakin berat
Thalamus
Cortex cerebri
Nyeri dipresepsikan
23
malam hari sering banyak Peningkatan isi kandung
minum. kemih
DO:
24
5tahun
25
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
No Diagnosa intervensi
keperawatan Tujuan rencana rasional
26
jika klien dengan berhasil yang dapat
istirahat pada diterima klien
pengalaman dan keluarga
DO:
nyeri 6. Gerakan
-klien dengan sebelumnya perlahan dapat
CAD angina 6. Lakukan setiap menurunkan
pektoris akut tindakan secara spasme otot
perlahan 7. Membantu
-nyeri tidak
7. Berikan menurunkan
menyebar ke
tindakan rasa nyeri
area dada
kenyamanan 8. Membantu
-lamanya nyeri contoh: nafas menentukan
kurang lebih 5 dalam, latihan pilihan
menit relaksasi. Ajak keefektifan
klien ngobrol intervensi
-skala nyeri 2
8. Kaji respon tingkat ansietas
dari dari skala
nyeri, catat dapat
0-5
lokasi, lama, mempengaruhi
-TD : 120/80 itensitas 0-5 dan persepsi/reaksi
mmhg, N : karakteristik(da terhadap nyeri
73x/menit, R : ngkal,tajam,kon 9. Dapat
20x/menit, stan) memblokir
S:36,7 9. Kolaborasi penghantaran
pemberian obat rangsang nyeri
sesuai indikasi
analgetik,narkoti
k
27
b.d poliuria penjelasan selama 2 hari, 2. anjurkan klien untuk penuh
pada malam poliuria klien berkurang menyimpan pispot
2. memudahkan klien
hari ditandai dengan kriteria: dekat tempat tidur
dan mengurangi klien
dengan
-klien dapat membatasi 3.Berikan lingkungan untuk terus terjaga
DS: minum pada malam hari yang tenang bagi klien karena harus bolak-
dengan mengurangi balik ke kamar mandi
-klien -klien mengatakan tidak
jumlah pengunjung, klien agar lebih mudah
mengatakan kencing terus pada
ruangan yang tidak untun tidur
pada malam malam hari
terlalu terang dan
hari sering 3. memberikan rasa
-klien mengatakan ruangan yang sepi
banyak minum aman dan nyaman bagi
tidurnya nyenyak
4.lakukan hal-hal yang klien serta
-klien
menjadi kebiasaan klien meningkatkan relaksasi
mengatakan
sebelum tidur dan kesiapan untuk
ketika tidur
tidur
sering 5. ciptakan lingkungan
terbangun yang tenang menjelang 4. menurunkan stimulus
karena ingin tidur malam sensori dari lingkungan
kencing sekitar yang akan
menghambat tidur
DO:
nyenyak
-klien minum
5. mengurangi mual
1000-
dan muntah
2500cc/hari
--klien BAK
10-12x/hari
-tidur klien
pada malam
hari 5-6 jam
-klien sering
28
terbangun
tengah malam
karena ingin
kencing
29
menjalankan
seutuhnya
peran sebagi
kepala
keluarga
DO:
-klien
menderita
CAD sudah
5tahun
-klien sejak
sakit tidak
bekerja lagi
-istrinya
bekerja
sebagai
perawat
30
1 2 3 4 5
31
2 21.10 -mencipkan lingkungan yang tenang menjelang tidur Fany
malam dan memberikan lingkungan yang tenang
bagi klien dengan mengurangi jumlah pengunjung,
ruangan yang tidak terlalu terang dan ruangan yang
sepi
Hasil:
32
1 21.20 Mengkaji skala nyeri Fany
Hasil:
Hasil:
Hasil:
33
14-08- 1 07.15 -mengatur posisi klien dan merapihkan tempat tidur fany
2020 klien senyaman mungkin hasil:
34
1 08.40 -memberikan tindakan kenyamanan contoh , nafas Fany
dalam, latihan relaksasi, ajak ngobrol klien
35
1 10.00 -mengkaji respon perilaku klien terhadap nyeri dan Fany
pengalaman nyeri
Hasil:
-Plavix 1 tablet/oral
-tromboaspilet 1 tablet/oral
-cedocard/oral
-ISDN/oral
36
Hasil: orang yang menggantikan perannya selama
klien sakit adalah istrinya
37
BAB III PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Penyakit arteri koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri yang
menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat cukup
oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila
satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung
(kerusakan pada otot jantung).
Penyakit jantung koroner disebut juga sebagai penyakit pembunuh nomor satu didunia.
Organisasi kesehatan sedunia (WHO) dan organisasi federasi jantung sedunia (world heart
federation)jantung akan menjadi penyebab utama kematian negara-negara asia pada tahun
2010 saat ini sedikitnya 78% kematian global akibat penyakit jantung terjadi pada kalangan
masyarakat miskin dan menengah. Berdasarkan kondisi itu, dalam keadaan ekonomi terpuruk
maka upaya pencegahan merupakan hal terpenting untuk menurunkan penyakit
kardiovaskulerpada tahun 2010.
38
DAFTAR PUSTAKA
Adam sagan,2009.coronary heart disease risk faktors and kardiovaskuler risk in pshsical
workers and managers
Corwin elizabeth 2009, buku saku patofisiologi, sistem kardiovaskuler.edisi 1.jakarta ECG
39