Disusun oleh :
Kelompok 5
Anggota :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat.
Tidak lupa, penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari Diet Dan Gizi dengan dosen pengampu
Wiwin Efrizal, Sst Gizi,M.Si.Med tentang “Diet Kardiovaskuler”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................................... i
Kata pengantar.................................................................................................................. ii
Daftar isi ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Apa Yang Dimaksud Dengan Penyakit Jantung Koroner....................................... 3
B. Apa Saja Anatomi Dari Organ Jantung .................................................................. 3
C. Jelaskan Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner ................................................... 7
D. Apa Etiologi Dari Penyakit Jantung Koroner ......................................................... 7
E. Apa Saja Tanda Dan Gejala Dari Penyakit Jantung Koroner ................................. 8
F. Apa Saja Faktor Resiko Dari Penyakit Jantung Koroner........................................ 8
G. Bagaimana Cara Pencegahan Penyakit Jantung Koroner ....................................... 9
H. Bagaimana Cara Pengobatan Penyakit Jantung Koroner........................................ 9
I. Bagaimana Cara Diet Pada Penyakit Jantung Koroner........................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 16
B. Saran ....................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh
penyempitan dan penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke
otot jantung. Penyempitan dan penghambatan disebabkan oleh akumulasi
plak yang berada dibagian dinding arteri coronaria sehingga menyebabkan
terjadinya penurunan aliran darah ke jantung yang dapat berakibat terjadinya
gangguan oksigenasi otot jantung dengan berbagai derajat bentuk iskemia,
infark sampai nekrosis otot jantung dan juga kematian (Lilly, 2016).
Penyakit jantung koroner adalah suatu kondisi yang terjadi ketika plak
terbentuk di arteri koroner. Plak yang terbentuk akan mempersempit lumen
arteri koroner baik secara total maupun parsial sehingga menurunkan suplai
oksigen jantung (Homound, 2008). Jika jantung berusaha memenuhi
kebutuhannya dan tidak dapat memenuhi suplai oksigen ke sel sehingga tubuh
tidak dapat memproduksi energi yang banyak dan mengakibatkan respon
tubuh berupa intoleransi aktivitas (Zeni, 2018).
Menurut data WHO tahun 2016 penyakit jantung koroner
menyebabkan kematian di seluruh dunia dengan presentasi 12,9% dengan
total kematian yang diakibatkannya sebesar 56 juta jiwa dari 434 juta jiwa.
Di Indonesia, prevalensi penyakit jantung koroner menempati urutan kelima
dengan persentasi 12,9% (Kemenkes RI, 2017). Di Jawa Timur angka
kejadian penyakit jantung koroner adalah 0,5% (Riskesdas, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit jantung koroner?
2. Apa saja anatomi dari organ jantung?
3. Jelaskan patofisiologi penyakit jantung koroner?
4. Apa etiologi dari penyakit jantung koroner?
1
5. Apa saja tanda dan gejala dari penyakit jantung koroner?
6. Apa saja faktor resiko dari penyakit jantung koroner?
7. Bagaimana cara pencegahan penyakit jantung koroner?
8. Bagaimana cara pengobatan penyakit jantung koroner?
9. Bagaimana cara diet pada penyakit jantung koroner?
C. Tujuan
1. Memahami apa itu penyakit jantung koroner
2. Mengetahui anatomi dari organ jantung
3. Memahami patofisiologi dari penyakit jantung koroner
4. Mengetahui etiologi pengakit jantung koroner
5. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala penyakit jantung koroner
6. Mengetahui faktor resiko penyakit jantung koroner
7. Memahami cara pencegahan penyakit jantung koroner
8. Memahami cara pengobatan penyakit jantung koroner
9. Memahami dan mengetahui diet penyakit jantung koroner
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kondisi dimana
ketidakseimbangan antara suplai darah ke otot jantung berkurang sebagai akibat
tersumbatnya pembuluh darah arteri koronaria dengan penyebab tersering adalah
aterosklerosis (Wijaya dkk, 2013).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan gangguan fungsi jantung akibat otot
jantung kekurangan darah dari penyempitan pembuluh darah koroner. Pembuluh darah
koroner merupakan penyalur aliran darah (membawa 02 dan makanan yang dibutuhkan
miokard agar dapat berfungsi dengan baik). Secara klinis, ditandai dengan nyeri dada
terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa tertekan berat ketika sedang mendaki juga
pada kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada saat berjalan datar atau berjalan
jauh (RISKESDAS,2013).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh
penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot
jantung dan merupakan kelainan mikroardium yang disebabkan oleh insufisiensi aliran
darah koroner. Penyebab paling utama PJK adalah dislipidemia. Dislipidemia merupakan
faktor resiko yang utama penyakit jantung. Perubahan gaya hidup masyarakat erat
hubungannya dengan peningkatan kadar lipid (Irmalita, 2015).
3
b. Lapisan Otot Jantung
1. Luar / Pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong pembungkus
jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang korpus sterni dan
rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal
dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai pelican untuk
menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu jantung.
2. Tengah / Miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria. Susunan
miokardium yaitu :
a. Otot Atria : Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan.
Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan
luar mencakup kedua atria.
b. Otot Ventrikuler : membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
c. Otot Atrioventrikuler : Dinding pemisah antara serambi dan bilik( atrium
dan ventrikel).
3. Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat yang terdiri
dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali aurikula dan bagian
depan sinus vena kava.
4
Jantung juga memiliki pembuluh darah besar yang memiliki peranan masing-masing,
di antaranya :
1. Vena Cava, untuk mengembalikan darah dari seluruh tubuh ke jantung
2. Arteri Pulmonalis, untuk membawa darah dengan kandungan oksigen yang
rendah ke dalam paru-paru
3. Vena Pulmonalis, untuk mengalirkan darah yang kaya akan oksigen dari paru-
paru ke jantung
4. Aorta, untuk mengedarkan darah yang kaya akan oksigen keseluruh tubuh
Selain itu, pada permukaan jantung, terdapat pembuluh darah koroner yang
menyediakan darah kaya oksigen ke seluruh bagian jantung. Pembuluh darah ini
terdiri dari dua cabang, yaitu pembuluh darah koroner kanan dan kiri.
d. Ruang Jantung
Jantung adalah organ muskular (berotot) pada rongga toraks yang memompa darah
melalui pembuluh darah pada tubuh. Organ ini terdiri dari 4 ruang, yaitu: 2 atrium dan
2 ventrikel. Jantung juga terbagi menjadi 2 bagian, jantung kanan dan kiri. Masing-
masing bagian memiliki 1 atrium dan 1 ventrikel.
Septum interventricularis adalah sekat antara ventrikel kanan dan kiri. Septum
interatrialis adalah sekat antara atrium kanan dan kiri. Ruang tersebut terdiri dari :
5
3. Atrium Kiri : menerima darah kaya oksigen (teroksigenasi) dari Paru melalui
Vena Pulmoner dan memompa darah melalui ventrikel kiri.
4. Ventrikel Kiri : menerima darah dari atrium kiri dan kemudian memompa darah
dari Aorta. Jantung kemudian memompa darah melalui sirkulasi sistemik (seluruh
tubuh) dan kembali ke atrium kanan.
e. Katup Jantung
Dalam anatomi jantung juga terdapat empat katup yang berfungsi menjaga darah terus
bergerak maju ke satu arah. Katup kemudian akan menutup dengan cepat agar darah
tidak berbalik ke arah yang berlawanan.
6
4. Bilik kiri kemudian memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh melalui.
Sumbatan trombus yang terdapat dalam pembuluh darah akan menyebabkan ketidak
seimbangan suplai oksigen dan kebutuhannya. Bentuk dari sindrom koroner
akut bergantung derajat obstruksi koroner. Sindrom koroner akut adalah sekumpulan
gejala klinis yang sesuai dengan iskemia miokard akut dan yang termasuk ke dalam
SKA adalah unstable angina non ST-segment elevation myocardial infarction dan ST-
segment elevation myocardial infarction (LS, 2011).
7
menyebabkan kematian mendadak. Pembuluh arteri ini akan menyempit dan bila
parah terjadi penghentian darah. Setelah itu terjadi proses penggumpalan dari
berbagai substansi dalam darah sehingga menghalangi aliran darah dan terjadi
atherosclerosis dan thrombosis (kharisma al’an sarwin.2016), selain faktor diatas ada
banyak faktor lain, seperti hipertensi, kadar lipid, rokok, dan kadar gula darah yang
abnormal (Naga, 2012).
8
1) Riwayat keluarga positif (kerabat derajat satu dengan penyakit kardiovaskular di
usia 55 tahun atau usia kurang untuk pria dan usia 65 tahun atau kurang untuk
wanita).
2) Usia (lebih dari 45 tahun untuk pria, lebih dari 55 tahun untuk wanita).
3) Jenis kelamin (pria mengalami penyakit kardiovaskular padausia lebih dini
dibandingkan wanita).
4) Ras (insidensi tinggi pada Afro-Amerika dibandingkan Kaukasia)
G. PENCEGAHAN PENYAKIT
Adapun Cara Pencegahan Penyakit Jantung Koroner:
a. Berhenti merokok sedini mungkin
b. Berolahraga secara teratur
c. Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang
d. Hindari stress yang berlebihan
e. Hindari pola hidup tidak sehat
f. Kurangi konsumsi alkohol
g. Menjaga tekanan darah
h. Kontrol gula darah
i. Menurunkan berat badan
9
4. Rombolitik terapi, prinsip pengelolaan penderita infark miokard akut adalah
melakukan perbaikan aliran darah koroner secepat mungkin
(Revaskularisasi/Reperfusi). Hal ini didasari oleh proses patogenesanya,
dimana terjadi penyumbatan atau trombosis dari arteri koroner. Revaskularisasi
dapat dilakukan (pada umumnya) dengan obat-obat trombolitik seperti
streptokinase, r-TPA (recombinant tissue plasminogen ativactor complex),
Urokinase, ASPAC ( anisolated plasminogen streptokinase activator), atau
Scu-PA (single-chain urokinase-type plasminogen activator). Pemberian
trombolitik terapi sangat bermanfaat jika diberikan pada jam pertama dari
serangan infark. Terapi ini masih bermanfaat jika diberikan 12 jam dari onset
serangan infark.
5. Betablocker diberikan untuk mengurangi kontraktilitas jantung sehingga akan
menurunkan kebutuhan oksigen miokard. Di samping itu beta blocker juga
mempunyai efek anti aritmia.
b. Nonfarmakologi
1. Merubah gaya hidup, memberhentikan kebiasaan merokok.
2. Olahraga dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan memperbaiki
kolateral koroner sehingga PJK dapat dikurangi, olahraga bermanfaat karena
:Memperbaiki fungsi paru dan pemberian O2 ke miokardMenurunkan berat
badan sehingga lemak lemak tubuh yang berlebih berkurang bersama-
sama dengan menurunnya LDL kolesterol Menurunkan tekanan darah
Meningkatkan kesegaran jasmani.
3. Diet merupakan langkah pertama dalam penanggulangan hiperkolesterolemia.
Tujuannya untuk menjaga pola makan gizi seimbang, makan makanan yang dapat
menurunkan kadar kolesterol dengan menerapkan diet rendah lemak
(Rahman, 2007).
4. Terapi diet pada PJK yang merupakan panduan dalam masalah kesehatan
kardiovaskuler yang telah diikuti secara luas adalah dari AHA dan NCEP. Terapi
diet ini secara khusus bertujuan untuk memperbaiki profil lemak darah pada
batas-batas normal. Terapi diet dasar atau tingkat 1 dapat menurunkan ≥ 10% dari
total kalori berasal dari asam lemak tidak jenuh majemuk (poly-unsaturated
faty acid). bila kadar total kolesterol darah turun 10% atau lebih dan memenuhi
batas yang ditargetkan, diet telah dianggap berhasil dan perlu dipertahankan.
Namun, apabila penurunan < 10%, diet dilanjutkan ke tingkat 2 selama 8-10
10
minggu, dan pada akhirdilakukan tes darah. Bila hasilnya belum juga
mencapai sasaran, mungkin sekali tubuh tidak cukup responsif terhadap diet
dan individu perlu berkonsultasi dengan dokter mengenai kemungkian
pemakaian obat (Sudoyo, et all 2011 ; Rahman, 2007) .
11
Diet ini sangat rendah energi dan semua zat gizi, sehingga sebaiknya hanya
diberikan selama 1-3 hari.
b) Diet Jantung II
Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet
diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung I, atau setelah fase akut dapat
diatasi. Jika di sertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung
II garam Rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium, dan tiamin.
c) Diet Jantung III
Diet jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet
diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung II atau kepada pasien jantung
dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan/atau edema,
diberikan sebagai diet jantung III garam Rendah. Diet ini rendah energi, protein,
kalsium, dan tiamin.
d) Diet Jantung IV
Diet jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet ini diberikan
sebagai perpindahan dari diet jantung III atau kepada pasien dengan keadaan
ringan. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung
IV garam Rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium, dan tiamin.
12
Makanan yang dianjurkan:
1. Sumber karbohidrat beras ditim atau disaring: roti, mi, macaroni, biskuit. tepung.
beras terigu/sagu aren/sagu ambon, kentang, gula pasir, gula merah, madu dan
sirup.
2. Sumber protein hewani: daging sapi, ayam dengan lemak rendah: ikan, telur, susu
rendah lemak dalam jumlah yang telah ditentukan.
3. Sumber protein nabati kacang-kacangan kering, seperti kacang kedelai dan hasil
olahannya, seperti tahu dan tempe.
4. Sayuran sayuran yang tidak mengandung gas, seperti bayam, kangkung. buncis.
kacang panjang, wortel, tomat, labu siam dan tauge.
5. Buah-buahan semua buah-buahan segar, seperti: pisang, papaya, jeruk. apel,
melon, semangka dan sawo.
6. Lemak minyak jagung, minyak kedelai, margarine. mentega dalam jumlah
terbatas dan tidak untuk menggoreng tetapi untuk menumis; kelapa atau santan
encer dalam jumlah terbatas.
13
hidratang kompleks seperti sayuran, buah, dan sereal atau biji yang utuh serta
makanan berserat lainnya (agar agar, kolang-kaling, selasih, rumput laut,
cincau).
e. Jika kadar homosistein dalam darah tinggi, diet yang dapt dilakukan untuk
menurunkannya adalh dengan meningkatkan konsumsi makanan nabatu yang
kaya akan asam folat dan vitamin B6 seperti sayuran hijau serta biji-bijian
atau kacang-kacangan yang utuh.
f. Makan makanan yang banyak mengandung nutrient antioksidan seperti
vitamin E, C dan beta karoten yang akan mengurangi kadar LDL teroksidasi.
LDL teroksidasi lebih sukar difagositosis oleh sel-sel fagosit seperti
makrofag daripada LDL biasa sehingga bentuk teroksidasi ini lebih bertahan
dalam serum.
g. Pertimbangkan suplementasi 500 mg vitamin C dan 200 IU vitamin E per
hari. h. Lakukan olahraga aerobic selama 30 menit per hari.
2. Nutrisi kuratif.
Terapi nutrisi harus ditujukan kepada hal-hal berikut ini.
a. Kurangi asupan kolesterol hingga <300mg/dl. Pada pasien diabetes
dengan dislipidemia, asupan kolesterolnya harus dikurangi hingga
dibawah 200 mg/hari.
b. Kurangi asupan total lemak hingga kurang lebih 20% dari total kalori
Kurangi asupan lemak jenuh hingga di bawah 5% dari total kalori.
c. Tingkatkan asupan serat khususnya serat larut hingga 2-35 gr/hari untuk
mengikat kolesterol yang dihasilkan oleh tubuh sendiri dala bentuk garam
empedu sehingga kolesterol ii tidak diserap kembali oleh usus.
d. Tingkatkan konsumsi ikan, khususnya ikan laut yang kaya akan asam
lemak omega-3, paling tidak 2-3kali seminggu.
e. Ganti konsumsi daging merah dengan daging putih seperti ayam kampung
dan ikan atau dengan protein nabati seperti tempe atau tahu (kedelai
mengandung soya-lecithin dan isoflavon yang dapat menurunkan kadar
LDFL kolesterol).
f. Terapi diet dan olahraga harus dicoba terlebih dahulu sebelum
menggunakan obat-obat penurun kolesterol.
g. Preskripsi diet.
h. Sering mengkonsumsi buah dan sayuran.
14
i. Sering memakan lalapan, buatlah minuman dari rumput laut, kolung
kaling, selasih, cincau.dll tanpa menggunakan sirup yang berlebihan.
j. Gunakan roti dari biji gandum yang utuh.
k. Makan makanan sereal berserat tinggi seperti havermout pda waktu
sarapan.
l. Ganti daging merah dengan daging putih seperti ayam kampung. Jangan
mengkonsumsi bagian kepala, ekor, dan kulit.
m. Jangan menggoreng makanan dengan banyak minyak atau dengan
jelantah. Gunakan minyak dalam jumlah sedikit sekali pakai. Kalu dapat,
pilih minyak tak jenuh tunggal seperti minyak zaitun dan minyak kacang
yang dikonsumsi sebagai dressing salad atau steak.
n. Gunakan susu skim, susu kedelai, atau yogurt non-fat daripada susu full
cream.
o. Gunakan bumbu kacang/mete yang disangrai jika ingin membuat gado-
gado.
p. Lebih baik gunakan bumbu seperti kunyit, bawang putih,dil untuk
memepes ikan daripada menggorengnya dengan mentega atau margarine.
q. Biasakan jalan kaki daripada naik kendaraan, menggunakan tangga
daripada lift/elevator dan biasa melakukan olahraga secara teratur seperti
berenang, bersepeda, berlari kecil, senam,dll.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kondisi dimana
ketidakseimbangan antara suplai darah ke otot jantung berkurang sebagai akibat
tersumbatnya pembuluh darah arteri koronaria dengan penyebab tersering adalah
aterosklerosis (Wijaya dkk, 2013).
Aterosklerosis pada arteri koroner jantung merupkan awal mula terjadinya
penyakit jantung koroner.Proses pembentukan aterosklerosis tersebut dimulai
dengan terjadinya endotel pembuluh darah yang disebabkan oleh hiprtensi,zat
nikotin pada pembuluh darah dan diabetes mellitus (LS, 2011).
Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh penumpukan lemak pada
dinding dalam pembuluh darah jantung,hal ini dimana lama kelamaan diikuti berbagai
proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah yang
semuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah.
Gambaran klinis penyakit jantung koroner yaitu beberapa hari atau minggu
sebelumnya tubuh terasa tidak bertenaga, dada tidak enak, waktu olahraga atau
bergerak jantung berdenyut keras, napas tersengal-sengal, kadang-kadang disertai mual
muntah (Irmalita,2015).
Menurut Brunner & Suddart, (2013) faktor resiko yang mencetus PJK dapat
dikelompokkan dalam dua kategori yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan tidak
dapat diubah.
B. SARAN
Dalam pebuatan makalah ini penulis menyadari bahwa dalam pebuatan makalah
masih terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik dalam penulisan
maupun dalam pengonsepan materi. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada
semua pmbaca mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan
makalah yang akan datang.
16
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Kemeterian Kesehatan RI; 2013
Naga, Sholeh S. 2012. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta: Diva
Irmalita. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia, Edisi Kelima.
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC
Griadhi, P.A. (2016). Sistem kardiovaskuler. Diktat Kuliah. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana.
Ramli, D. Karani. Y. (2018). Anatomi dan fisiologi kompleks mitral. Jurnal Kesehatan
Andalas, 7 (2): 103-112.
Kemenkes RL. 2018. Riset Profil Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Kurniadi, Helmanu. 2013. Stop! Gejala Penyakit Jantung Koroner. Yogyakarta: Familia Buku
Pintar Posbindu Ptm. 2016. Penyakit Tidak Menular Dan Faktor Risiko: Kemenkes Ri
17